“Pengembangan Morfin”
AFRIYANI
1821012027
Dosen Pengampu
Prof. Dr. Elidahanum Husni, M.Si, Apt
Friedrich Wilhelm Adam Serturner lahir di Neuhaus, Prusia pada 1783, orang tua beliau
berkebangsaan Australia
Pada awalnya Serturner menjadi seorang ahli farmasi yang magang pada seorang apoteker
istana yang bernama Cramer, Ia berinisiatif untuk meneliti sifat-sifat opium dan
mengidentifikasi serta mengisolasi zat spesifik yang membuat opium dapat memberikan efek
sebagai pereda nyeri
• Pada tahun 1803 Serturner mengisolasi zat alkali kristal dari opium dengan melarutkan
dalam asam kemudian menetralisasi dengan amoniak dan dihasilkan senyawa alkaloid
• zat ini diberi nama morfia, meniru nama Morpheus, dewa Yunani untuk mimpi, namun
setelah lama berkembang nama morfin lebih banyaak digunakan dari pada morfia.
●
Setelah berhasil mengisolasi morfin tersebut, ia melanjutkan
●
Dengan percobaan yang berulang kali dan akhirnya serturner menemukan dosis 30mg,
tapi ia melihat bahwa seperempat butir (30mg) dapat memberikan sensasi senang,
2 kepala terasa ringan, ada yang menyebabkan mengantuk , kelelahan yang berlebihan
dan menyebabkan kebingungan. Dia menyarankan bahwa 15mg obat sebagai dosis
maksimum.
Kemudian, Serturner ingin mengetahui dosis yang tepat bagi manusia, Serturner
3
●
Pada awalnya Cara memperoleh Opium adalah dengan pisau yang ditorehkan
sehingga mengeluarkan getah kental yang berwarna putih. Jika kering warna dari
getah opium berubah menjadi berwarna cokelat, getah inilah yang akan dipasarkan.
KEGUNAAN MORFIN
• Morfin merupakan jenis obat yang termasuk pada golongan analgetik opium dan
narkotika. Morfin dapat digunakan untuk mengatasi rasa sakit yang parah dan jangka
panjang atau kronis,
.
STRUKTUR MORFIN
Efek morfin terjadi pada susunan syaraf pusat dan organ yang terdapat otot polos. Efek morfin
pada system syaraf pusat mempunyai dua sifat yaitu depresi dan stimulasi. Digolongkan
depresi yaitu analgesia, sedasi, perubahan emosi, hipoventilasi alveolar. Stimulasi termasuk
stimulasi parasimpatis, miosis, mual muntah, hiperaktif reflek spinal, konvulsi dan sekresi
hormon anti diuretika (ADH).
(Latief dkk, 2001; Sarjono dkk, 1995; Wibowo S dan Gopur A., 1995; Omorgui, 1997).
DOSIS
Dosis dan Cara Pemakaian Morfin: Morfin harus diberikan dalam dosis terkecil dan frekuensi minimal untuk
mengurangi timbulnya toleran dan ketergantungan fisik.
• Dosis harus diturunkan pada pasien beresiko, gangguan hati, pasien yang menggunakan antidepresan saraf,
gangguan ginjal, pasien sangat muda atau sangat tua.
• Pada pasien dengan nyeri yang parah dan kronis, dosis harus disesuaikan dengan tingkat keparahan nyeri, respon dan
toleransi pasien.
• Dewasa: Dosis lazim SK/IM 10 mg setiap 4 jam jika perlu, (520 mg setiap 4 jam jika perlu tergantung kebutuhan dan
respon pasien) IV 2.515 mg dilarutkan dlm 4-5 mL air steril, disuntik perlahan selama 4-5 menit.
• Epidural: Dosis awal 5 mg berselang.
• Intratekal: Kira-kira 1/10 dosis epidural.
• Oral: Tablet/larutan 10-30 mg setiap 4 jam, jika perlu. Rektal:10-20 mg setiap 4 jam, jika perlu.
• Anak-anak: SK/IM 0.1-0.2 mg/kg setiap 4 jam jika perlu (dosis tunggal maksimum 15 mg); IV :0.05-0.1 mg/kg
disuntikkan perlahan
BENTUK SEDIAAN YANG SUDAH ADA
• Efek morfin pada system syaraf pusat mempunyai dua sifat yaitu depresi dan stimulasi.
Biasanya morfin digunakan sebagai analgesik kuat, namun morfin juga bisa digunakan
sebagai obat antidepresi.
• Menurut The American Cancer society morfin dapat digunakan sebagai obat pada kanker
anak
• Kemoterapi
• Morfin merupakan Analgesik kuat efek kencanduan
• Codein analgesik kuat Tetapi tidak memberikan efek kecanduan
TERIMAKASIH