Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PENGEMBANGAN OBAT

“Pengembangan Morfin”

AFRIYANI
1821012027
 
Dosen Pengampu
Prof. Dr. Elidahanum Husni, M.Si, Apt

Program Pasca Sarjana


Fakultas Farmasi
Universitas Andalas
Sejarah Penemuan morfin

Pada zaman dahulu opium mentah sebagai analgesik, tidur-inducer


(narkotik), dan untuk mengurangi batuk. Ini telah diformulasikan
dalam bentuk Laudanum, atau opium tincture, dulunya adalah
campuran analgesik dan narkotika standar. Opium secara
tradisional dihisap(dibakar) untuk kesenangan, tetapi kebiasaan
untuk mengembangkan obat disertai dengan kecanduan.
SEJARAH MORFIN
• Opium adalah nama lokal dari tanaman papaver somniferum. Sekitar tahun 4.000
SM banyak orang yang telah mengenal dan menggunakan tanaman opium untuk
pengobatan, Pada abad ke -19 SM manusia baru mengetahui bahwa zat yang
membuat opium berkhasiat itu adalah seorang apoteker asal Jerman yang bernama
Friedrich Wilhelm Adam Serturner

Friedrich Wilhelm Adam Serturner lahir di Neuhaus, Prusia pada 1783, orang tua beliau
berkebangsaan Australia
Pada awalnya Serturner menjadi seorang ahli farmasi yang magang pada seorang apoteker
istana yang bernama Cramer, Ia berinisiatif untuk meneliti sifat-sifat opium dan
mengidentifikasi serta mengisolasi zat spesifik yang membuat opium dapat memberikan efek
sebagai pereda nyeri

• Pada tahun 1803 Serturner  mengisolasi zat alkali kristal dari opium dengan melarutkan
dalam asam kemudian menetralisasi dengan amoniak dan dihasilkan senyawa alkaloid
• zat ini diberi nama morfia, meniru nama Morpheus, dewa Yunani untuk mimpi, namun
setelah lama berkembang nama morfin lebih banyaak digunakan dari pada morfia.

Setelah berhasil mengisolasi morfin tersebut, ia melanjutkan

1 penelitiannya untuk mengetahui efek dari morfin, ia mencoba


memberikan moerfin pada tikus dan anjing yang bertujuan untuk
melihat efek morfin pada hewan.


Dengan percobaan yang berulang kali dan akhirnya serturner menemukan dosis 30mg,
tapi ia melihat bahwa seperempat butir (30mg) dapat memberikan sensasi senang,

2 kepala terasa ringan, ada yang menyebabkan mengantuk , kelelahan yang berlebihan
dan menyebabkan kebingungan. Dia menyarankan bahwa 15mg obat sebagai dosis
maksimum.

Kemudian, Serturner ingin mengetahui dosis yang tepat bagi manusia, Serturner

3

menjadikan dirinya dan teman-temannya sebagai objek percobaan.Tetapi teman-


teman serturner menolak untuk melanjutkan terlibat dalam penelitian, meskipun
demikian serturner tetap terus mencoba morfin pada diri sendiri .
Cara memperoleh Opium

Pada awalnya Cara memperoleh Opium adalah dengan pisau yang ditorehkan
sehingga mengeluarkan getah kental yang berwarna putih. Jika kering warna dari
getah opium berubah menjadi berwarna cokelat, getah inilah yang akan dipasarkan.
KEGUNAAN MORFIN

• Morfin merupakan jenis obat yang termasuk pada golongan analgetik opium dan
narkotika. Morfin dapat digunakan untuk mengatasi rasa sakit yang parah dan jangka
panjang atau kronis,
.
STRUKTUR MORFIN

Pasa tahun 1914 morfin menjadi suatu zat


yang selalu dikontrol oleh UU di Amerika serikat
jika memilikinya tanpa resep dokter dan sekitar
pada tahun 1925 Sir Robinson menyimpulkan
rumus empiris dari morfin dan Marshall D. Gates ,
Jr. Melakukan sintesa obat tersebut dilaboratorium.
Morfin digunakan sebagai analgetik narkotika
sampai heroin disintesis, dan sampai
dihydromorphine disintesis pada tahun 1900-an
serta oxcycodone sekitar tahun 1916.
C17 H19NO3
PERBEDAAN MORFIN VS PAPAVERIN
• Papaverine (Gambar 6.45) adalah alkaloid benzylisoquinoline, dan secara struktural sangat
berbeda dari morfin, kodein, kelompok alkaloid thebaine (morphinans).
• Papaverine tidak memiliki efek analgesik atau hipnosis namun memiliki aktivitas
spasmolitik dan vasodilator.
• Memiliki khasiat sebagai ekspektoran, dan dalam pengobatan kejang gastrointestinal, tetapi
keampuhannya tidak terbukti. Kadang-kadang digunakan sebagai pengobatan yang efektif
untuk pria impotensi, diberikan dengan injeksi langsung untuk mencapai ereksi penis.
Meskipun dua molekul tirosin digunakan dalam jalur biosintesis, hanya phenylethylamine dari sistem
cincin tetrahidroisoquinoline terbentuk melalui DOPA, sisa karbon berasal dari tirosin melalui asam 4-
hydroxyphenylpyruvic dan 4-hydroxyphenylacetaldehyde (Gambar 6.45)
Produk dari reaksi seperti Mannich. Hal ini adalah trihidroksi alkaloid norcoclaurine, dibentuk secara
stereospecific sebagai (S) –enantiomer.
Pola substitusi tetrahidroksi terbentuk dengan hidroksilasi lebih lanjut dalam cincin benzil,meskipun O-
metilasi [memberi (S) -coclaurine] dan Langkah N-methylation mendahului ini.
Akhirnya,(S) -retikulin, perantara penting untuk alkaloid lainnya, dicapai oleh N-metilasi. Namun,
beberapa alkaloid, seperti opium alkaloid morfin, kodein, dan thebaine (lihat halaman 327) diuraikan dari
(R) -retikulin agak dari yang-pertama terbentuk (S).
Perubahan dalam konfigurasi diketahui dapat dicapai oleh proses oksidasi-reduksi dan ion 1,2-
dehydroreticulinium antara, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6.45. Papaverine, suatu alkaloid
benzylisoquinoline yang ditemukan dalam opium (lihat halaman 331), adalah terbentuk dari N-tidak-
retikulin oleh Omethylations berturut-turut dan oksidasi dalam cincin heterosiklik
Pembentukan Morfin

Kedua gugus metil pada dua gugus metoksi


Thebain didemetilasi dengan bantuan
enzim (I) Thebain 6-O-
Demethylase; (II) Codeinone Reductase;
dan (III) Codeine O-Demethylase sehingga
terbentulah MORFIN.
FARMAKOKINETIK
• Morfin tidak dapat menembus kulit utuh, tetapi dapat
menembus kulit yang luka. Morfin juga dapat
menembus mukosa.
• Morfin dapat diabsorsi usus, tetapi efek analgesik
setelah pemberian oral jauh lebih rendah daripada efek
analgesik yang timbul setelah pemberian parenteral
dengan dosis yang sama.
• Morfin dapat melewati sawar urin mempengaruhi janin.
Ekskresi morfin terutama melalui ginjal. Sebagian kecil
morfin bebas ditemukan dalam tinja dan keringat.
FARMAKODINAMIK 

Efek morfin terjadi pada susunan syaraf pusat dan organ yang terdapat otot polos. Efek morfin
pada system syaraf pusat mempunyai dua sifat yaitu depresi dan stimulasi. Digolongkan
depresi yaitu analgesia, sedasi, perubahan emosi, hipoventilasi alveolar. Stimulasi termasuk
stimulasi parasimpatis, miosis, mual muntah, hiperaktif reflek spinal, konvulsi dan sekresi
hormon anti diuretika (ADH).
(Latief dkk, 2001; Sarjono dkk, 1995; Wibowo S dan Gopur A., 1995; Omorgui, 1997).
DOSIS
 Dosis dan Cara Pemakaian Morfin: Morfin harus diberikan dalam dosis terkecil dan frekuensi minimal untuk
mengurangi timbulnya toleran dan ketergantungan fisik.
• Dosis harus diturunkan pada pasien beresiko, gangguan hati, pasien yang menggunakan antidepresan saraf,
gangguan ginjal, pasien sangat muda atau sangat tua.
• Pada pasien dengan nyeri yang parah dan kronis, dosis harus disesuaikan dengan tingkat keparahan nyeri, respon dan
toleransi pasien.
• Dewasa: Dosis lazim SK/IM 10 mg setiap 4 jam jika perlu, (520 mg setiap 4 jam jika perlu tergantung kebutuhan dan
respon pasien) IV 2.515 mg dilarutkan dlm 4-5 mL air steril, disuntik perlahan selama 4-5 menit.
• Epidural: Dosis awal 5 mg berselang.
• Intratekal: Kira-kira 1/10 dosis epidural.
• Oral: Tablet/larutan 10-30 mg setiap 4 jam, jika perlu. Rektal:10-20 mg setiap 4 jam, jika perlu.
• Anak-anak: SK/IM 0.1-0.2 mg/kg setiap 4 jam jika perlu (dosis tunggal maksimum 15 mg); IV :0.05-0.1 mg/kg
disuntikkan perlahan
BENTUK SEDIAAN YANG SUDAH ADA

1. Tablet lepas lambat


2. Injeksi
3. Suppositoria
EFEK SAMPING MORFIN

• Efek morfin pada system syaraf pusat mempunyai dua sifat yaitu depresi dan stimulasi.
Biasanya morfin digunakan sebagai analgesik kuat, namun morfin juga bisa digunakan
sebagai obat antidepresi.
• Menurut The American Cancer society morfin dapat digunakan sebagai obat pada kanker
anak

• Kemoterapi
• Morfin merupakan Analgesik kuat efek kencanduan
• Codein analgesik kuat Tetapi tidak memberikan efek kecanduan
TERIMAKASIH  

Anda mungkin juga menyukai