Anda di halaman 1dari 27

KONSEP TEORI HEPATITIS

KELOMPOK 7
1.DIANA YULISTINA PUTRI
2. BAIQ NURINA LASMANA PUTRI
3. GHEO FANI PUTRA
A.KONSEP TEORI HEPATITIS
 Pengertian
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan
yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik
terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia.

Hepatitis virus akut meupakan penyakit infeksi yang


penyebarannya luas dalam tubuh walaupun efek yang menyolok
terjadi pada hati dgn memberikan gambaran klinis yang mirip
yang dapat berfariasi dari keadaan subklinis tanpa gejala hingga
keadaan infeksi akut yang fatal.
Anatomi Fisiologi
Lanjutan…
 Hati terletak di bawah diafragma kanan, dilindungi bagian
bawah tulang iga kanan. Hati normal kenyal dengan
permukaannya yang licin (Chandrasoma, 2006). Hati
merupakan kelenjar tubuh yang paling besar dengan berat
1000-1500 gram. Hati terdiri dari dua lobus utama, kanan dan
kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan
posterior, lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral
oleh ligamentum Falsiformis (Noer, 2002).
Fungsi dasar hati dibagi menjadi :

 a. Fungsi Pembentukan dan Ekskresi Empedu


 b. Fungsi Metabolik
 c. Fungsi Pertahanan Tubuh
 d. Fungsi Vaskuler Hati
Manifestasi Klinik
 Terdapat tiga stadium :
 1. Stadium pre ikterik Berlangsung selama 4 – 7 hari, pasien
mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, demam,
nyeri otot, dan nyeri perut kanan atas, urine lebih coklat.
 2. Stadium ikterik, yang berlangsung selama 3 – 6 minggu. Ikterus
mula-mula terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh
tubuh. Keluhan berkurang tetapi pasien masih lemah, anoreksia
dan muntah, tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda,
hati membesar dan nyeri tekan.
 3. Stadium pasca ikterik (rekonvalensensi) Ikterus mereda, warna
urine dan tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan pada
anakanak lebih cepat daripada orang dewasa, yaitu pada akhir
bulan kedua. Karena penyebab yang biasa berbeda.
Etiologi
Adapun penyebab dari hepatitis yaitu :
 1. Infeksi Virus, Bakteri (salmonella typhi), Obat-obatan, bahan
kimia, alkohol, dan racun (hepatoxic), Menyebabkan toksik
untuk hati sehingga sering disebut hepatitis toksik dan
hepatitis akut.
 2. Reaksi tranfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.
Patofisiologi
 Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan
kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik
karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya
inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan
terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis
dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang
menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan
oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien
yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.

 Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan


suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan
tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan
dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Klasifikasi
1. Hepatitis A/Hepatitis infeksius
Sering kali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala,
sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah,
demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan.
Penyakit ini ditularkan terutama melalui kontaminasi oral fekal akibat higyne
yang buruk atau makanan yang tercemar.Gejala hilang sama sekali setelah 6-12
minggu.

2. Hepatitis B/hepatitis serum


Virus hepatitis B adalah suatu virus DNA untai ganda yang disebut partikel dane.
Virus ini memiliki sejumlah antigen inti dan antigen permukaan yang telah
diketahui secara rinci dapat diidentifikasikan dari sampel darah hasil
pemeriksaan lab. hepatitis B memiliki masa tunas yang lama, antara 1 – 7 bulan
dengan awitan rata-rata 1-2 bulan. Sekitar 5-10% orang dewasa yang terjangkit
hepatitis B akan mengalami hepatitis kronis dan terus mengalami peradangan
hati selama lebih dari 6 bulan.
3. Hepatitis C
Hepatitis c diidentifikasi pada tahun 1989. cara penularan virus RNA
tersebut sama dengan hepatitis B dan terutama ditularkan melalui
transfusi darah dikalangan penduduk amerika serikat sebelum ada
penapisan. Virus ini dapat dijumpai dalam semen dan sekresi vagina
tetapi jarang sekali pasangan seksual cukup lama dari pembawa
hepatitis C terinfeksi dengan virus ini. Masa tunas hepatitis C
berkisar dari 15 sampai 150 hari, dengan rata-rata 50 hari.

4. Hepatitis D
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik,
yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan
virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik
dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat
muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.
agen hepatitis D ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis
Fulminan, kegagalan hati dan kematian.
5. Hepatitis E
Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan
melalui ingesti air yang tercemar. Gejala mirip hepatitis A,
demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut.
Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila
terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat
mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.
Komplikasi
Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah
perjalanan penyakit yang memanjang hingga 4 sampai 8 bulan.
Keadaan ini dikenal sebagai hepatitis kronis persisten. Sekitar 5 %
dari pasien hepatitis virus akan mengalami kekambuhan setelah
serangan awal yang dapat dihubungkan dengan alkohol atau
aktivitas fisik yang berlebihan setelah hepatitis virus akut
sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis agresif atau
kronik aktif dimana terjadi kerusakan hati seperti digerogoti
(picce meal). Akhirnya satu komplikasi lanjut dari hepatitis yang
cukup bermakna adalah perkembangan karsinoma
hepatoseluler
Penatalaksanaan
Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk penyakit hepatitis
virus ini, asalkan dirawat dengan baik,biasanya dapat
disembuhkan setelah 6 bulan penderita harus istirahat total 1-4
minggu, maka cukup protein tapi rendah lemak dan disertai
dengan mengkonsumsi suplem vitamin dan mineral. Pengobatan
hanya ditujukan untuk simptomatisnya saja, demam dapat
diturunkan dengan obat penuruan panas, tetapi gejala
ikterik,mual,muntah,rasa tidak enak pada perut kanan atas
berkurang sering dengan pejalanan penyakitnya.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
KEBUTUHAN NUTRISI PATOLOGIS SISTEM
PENCERNAAN : HEPATITIS

1.Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dalam proses keperawatan di
mana riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik yang lengkap di
lakukan. Pengkajian merupakan tahap pertama dan utama yang
sangat menentukan keberhasilan tahapan proses keperawatan
selanjutnya. Data – data umum yang sering di tanyakan pada
pasien Hepatitis adalah sebagai berikut:
A. Anamnesa
 1. Identitas Klien
Pada penyakit hepatitis biasanya sering di temukan pada laki-laki
usia produktif 40-50 tahun. Perempuan dewasa relative lebih
rendah potensi terkena hepatitis karena gen di organ hati tidak
merasa perlu berganti menjadi gen maskulin untuk menghadapi
kanker. Biasanya kalau perempuan saat sedang hamil rawan
terkena penyakit hepatitis.
2. Keluhan Utama
Klien biasa datang dengan keluhan: Demam,sakit kepala,nyeri
pada perut kanan
atas,mual,muntah,ikterik,lemah,letih,lesuh,dan anoreksia.
Lanjutan…
3. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah,
demam, nyeri perut kanan atas.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah
diderita sebelumnya. Kecelakaan yang pernah dialami termasuk
keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah sakit serta
perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya.
3) Riwayat kesehatan keluarga
berkaitan erat dengan penyakit keturunan dan, riwayat penyakit menular
khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.
B. Pemeriksaan fisik
1. B1 (Pernafasan)
2. B2 (Kardiovaskuler)
3. B3 (Persyarafan)
4. B4 (Perkemihan)
5. B5 (Pencernaan)
6. B6 (Muskuluskelektal & integument)
7. B7 (Pengindraan)
8. B8 (Endokrin)
9. Data psikososial
C. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
1)Pemeriksaan pigmen.
a.Bilirubin serum total (0,2-1,2 mg/dl)
b.Bilirubin urine (0,1-1,2 mg/dl atau 1,71-20,5 µmol/L)
2) Pemeriksaan protein
a.Protein total serum (61-82 g/L)
b.Albumin serum (37-52 g/L)
3) Pemeriksaan serum transferase dan transminase
a.AST dan SGOT (3-45 u/L)
4) Amonia serum (80-110 mg/100 ml)
2. Radiologi
1)Foto rontgen abdomen.
2)Pemindahan hati dengan preparat technetium,emas atau rose,begal yang berlabel
radiokatif.
3. Pemeriksaan tambahan
1) Laporaskopi
2) Biopsi hati
2.Diagnosa Keperawatan
 Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang
mengambarkan respon aktual atau potensial klien terhadap
masalah kesehatan dimana perawat mempunyai lisensi dan
kemampuan untuk mengatasinya. (SDKI)

1. Defisit Nutrisi b/d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient


2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d gejala penyakit
3. Hypertermi b/d proses penyakit
4. Keletihan b/d kondisi fisiologis
5. Pola nafas tidak efektif b/d hambatan upaya napas
3.Intervensi Keperawatan
No Dx Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
hasil

1 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi


kunjungan selama 3x24 jam
diharapkan pasien dapat : Observasi
1.status nutrisi membaik 1.identifikasi status nutrisi Observasi
Dengan kriteria hasil : 2.identifikasi alergi dan 1.mengetahui status nutrisi
1. berat badan membaik intoleransi makanan pasien
2.indeks masa tubuh (IMT) 2.mengetahui alergi dan
membaik intoleransi makanan pada
pasien

2 Gangguan Setelah dilakukan Manajemen nyeri Manajemen nyeri


rasa nyaman kunjungan selama 3x24 jam
(nyeri) diharapkan pasien dapat : Observasi Observasi
1.status kenyamanan 1.identifikasi lokasi, karakteristik, 1.mengetahui lokasi,
meningkat durasi, frekuensi, kualitas, karakteristik, durasi,
dengan kriteria hasil : intensitas nyeri frekuensi, kualitas, intensitas
1.kesejahteraan fisik nyeri
meningkat 2.identifikasi skala nyeri 2.mengetahui skala nyeri
2.kesejahteraan psikologis
meningkat
No Dx Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
hasil
3 Hipertermi Setelah dilakukan kunjungan Manajemen hipertermi
selama 3x24 jam diharapkan
pasien dapat : Observasi Observasi
1. Termoregulasi membaik 1.Identifikasi penyebab 1.Mengetahui penyebab
Dengan kriteria hasil : hipertermia hipertermia pada pasien.
1.suhu tubuh membaik (mis. Dehidrasi, terpapar
2.suhu kulit membaik lingkungan panas, 2. Mengetahui tingkat suhu
penggunaan inkubator) tubuh pasien
2.Monitor suhu tubuh

4 Keletihan Setelah dilakukan kunjungan Edukasi aktivitas/istirahat


selama 3x24 jam diharapkan
pasien dapat : Observasi Observasi
1.tingkat keletihan membaik 1.identifikasi kesiapan dan 1.mengetahui kesiapan dan
Dengan kriteria hasil : kemampuan menerima kemampuan menerima
1.selera makan membaik informasi informasi
2.pola napas membaik

5 Pola napas tidak Setelah dilakukan kunjungan Manajemen jalan napas Observasi
efektif selama 3x24 jam diharapkan 1.mengetahui pola napas
pasien dapat : Observasi
1.pola napas membaik 1.monitor pola napas 2.mengetahui bunyi napas
Dengan kriteria hasil : (frekuensi, kedalaman, usaha tambahan
1.frekuensi napas membaik napas)
2.kedalaman napas membaik 2.monitor bunyi napas
tambahan (mis. Gurgling,
mengi, wheezing, ronkhi
kering)
4.Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap melaksanakan rencana tindakan
keperawatan atau strategi-strategi keperawatan. Implementasi keperawatan
dilaksanakan sesuai dengan intervensi keperwatan yang telah ditetapkan.

1.Diagnosa 1:
a)Mengajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan Memberikan snack atau
makanan yang mengundang selera pasien
b)Mengawasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan
tawarkan pagi paling sering
c)Mempertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
d)Menganjurkan makan pada posisi duduk tegak

2.Diagnosa 2:
a)Menunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri
b)Memberikan informasi dari penyebab nyeri
c)Membahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi
d)Berkolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk
intensitas nyeri
Lanjutan…
3.Diagnosa 3 :
a)Memonitor tanda vital : suhu badan
b)Mengajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk
mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
c)Memberikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur
d)Menganjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat

4.Diagnosa 4 :
a)Menjelaskan sebab-sebab keletihan individu
b)Menyarankan klien untuk tirah baring
c)Membantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-kemampuan dan minat-
minat
d)Menganalisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak energi, waktu
kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan

5.Diagnosa 5 :
a)Mengawasi frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasan
b)Mengauskultasi bunyi nafas tambahan
c)Memberikan posisi semi fowler
d)Memberikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
5.Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan suatu proses dimana kita melihat tujuan
tercapai atau tidak. Hasil yang diharapkan meliputi:

1. Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan


dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda
mal nutrisi.
2. Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri
(tidak meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)
3. Tidak terjadi peningkatan suhu
4. Tidak terjadi keletihan
5. Pola nafas adekuat
C. KONSEP PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK PADA
GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI PATOLOGIS
SISTEM PENCERNAAN : HEPATITIS

Prosedur Pemeriksaan Fisik


a. Antropometri
b. Berat badan (BB)
c. Tinggi badan (TB)
d. IMT(IndeksMasaTubuh)
e. Lingkar lengan atas (LILA)
f. Pengukuran lingkar perut
KESIMPULAN

Infeksi virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai


nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan
kumpulan perubahan, biokimia serta seluler yang khas. Sampai
saat ini sudah terindentifikasi lima tipe hepatitis yang pasti :
hepatitis A, B, C, D, E. Hepatitis A dan E mempunyai cara
penularan yang serupa ( jalur fekal oral) sedangkan B, C, dan D
memiliki banyak karakteristik yang sama. Insidens hepatitis virus
yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan
masyarakat, penyakit tersebut penting karena mudah ditularkan,
memiliki morbiditas yang tinggi dan menyebabkan penderitanya
absen dari sekolah atau bekerja untuk waktu yang lama.
ARIGATOU GOZAIMASU

Anda mungkin juga menyukai