Anda di halaman 1dari 26

Metodologi Penelitian

KELOMPOK 1:
MONICA PAMELA CITRANAGARI
MAYANG SEKAR PEMBAYUN
KHAMISAN
LUTHFI SETIA MARDANI
OCTAVIANY
ULFA
PEMBAHASAN
KONSEP KEPERILAKUAN
ASUMSI PERILAKU MANUSIA
TEORI PROSPEK
TEORI BEHAVIORAL FINANCE
TEORI CULTURE HOFSTEDE
TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Konsep Keprilakuan
• Behavioural Finance: The study of behavioural-based securities market inefficiencies (Scott, 2015).
• Behavioral finance studies the application of psychology to finance, with a focus on individual-level
cognitive biases (Hirshleifer, 2015).
Pengertian Akuntansi Aspek Akuntansi Keprilakuan
Keprilakuan TEORI ORGANISASI DAN
KEPERILAKUAN
MANAJERIAL
PENGANGGARAN DAN
• PERENCANAAN
AKUNTANSIKEPERILAKUANBE
RKAITANDENGANPERILAKUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
ANUSIADANHUBUNGANNYAD
ENGANDESAIN, KONSTRUKSI,
DANPENGGUNAANSISTEMINFO
PENGENDALIA
RMASIAKUNTANSI SECARA N?
EFISIEN.
PELAPORAN KEUANGAN
Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan

Dari Pendekatan Normatif Ke Dari pendekatan Universal


Deskriptif Menjadi Kontijensi
Asumsi Atas Perilaku Manusia
• Teori Manajement Klasik, memakasimalkan pendapatan dan meminimalkan
biaya
• Teori Organisasi Modern, fungsi lebih banyak seperti aspek pendorong
ekonomi, psikologi, dan sosial
Behavioural Finance Theory
• Behavioural Finance: The study of behavioural-based securities market inefficiencies (Scott, 2015).
• Behavioral finance studies the application of psychology to finance, with a focus on individual-level
cognitive biases (Hirshleifer, 2015).
Scott mengungkapkan pertanyaan dari teori perilaku keuangan
tentang sejauh mana efisiensi pasar sekuritas dan rasionalisme
perilaku investor. Apakah overreact atau underreact?

Barberis, Shleifer, dan Barberis, Shleifer,


Vishny (BSV; 1998) dan Vishny (BSV;
1998)
menggunakan konsep perilaku
representativeness untuk
konservatisme untuk menjelaskan
underreact
menjelaskan overreact
Financial Behaviour terdiri dari
berbagai disiplin ilmu:
PSIKOLOGI KEUANGAN
SOSIOLOGI
disiplin ilmu yang menerangkan disiplin ilmu yang menerangkan
disiplin ilmu yang menerangkan
perilaku dipengaruhi oleh fisik, perilaku terkait dengan keputusan
perilaku yang berkaitan dengan
psikis, dan lingkungan eksternal. keuangan, seperti alokasi, perolehan,
hubungan sosial.
dan pengelolaan.
Dew dan Xiao, (2011) menuturkan 4 elemen
penilaian perilaku keuangan, yaitu:
KONSUMSI MANAJEMEN TABUNGAN DAN
KEUANGAN PRIBADI INVESTASI
pengeluaran dana oleh individu
dalam melakukan pembelian. berkaitan dengan keterampilan terkait dengan dana yang disimpan
individu untuk mengatur untuk masa depan.
keuangannya.

MANAJEMEN KREDIT

bagaimana individu dalam


mengelola kredit.
Teori
Pengambilan
Keputusan
Teori pengambilan keputusan adalah teknik
pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan
keputusan atau proses memilih tindakan sebagai cara
pemecahan masalah.
Teori keputusan penting karena dapat membantu
memberikan pemahaman mengapa informasi dapat
mempengaruhi tindakan yang diambil oleh pelaku
pembuat keputusan. Informasi dalam teori keputusan
dan konsep informativeness berperan sebagai bukti
potensial yang berpengaruh terhadap keputusan
individu
- Scott (1989)
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan memiliki beberapa definisi dari para ahli:

TERRY (1994) WANG DAN RUHE (2007) SIEGEL (1989)


Pengambilan keputusan berhubungan
Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan
dengan proses berpikir, mengelola, dan pemecahan masalah.
adalah pemilihan alternatif adalah proses yang memilih
Pengambilan keputusan didefinisikan sebagai proses memilih diantara berbagai alternatif tindakan
perilaku tertentu dari dua atau pilihan yang lebih disukai atau
sekarang yang akan berpengaruh di masa depan.
lebih alternatif yang ada. suatu tindakan dari antara
alternatif atas dasar kriteria
atau strategi yang diberikan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam pengambilan keputusan (Terry 1994)
KEPUTUSAN HARUS HAL-HAL YANG BERWUJUD PENGAMBILAN
DAPAT DIJADIKAN MAUPUN YANG TIDAK KEPUTUSAN YANG
BAHAN UNTUK BERWUJUD, YANG EFEKTIF
MENCAPAI TUJUAN EMOSIONAL MAUPUN yang rasional perlu MEMBUTUHKAN
ORGANISASI diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. WAKTU YANG CUKUP
LAMA

DIPERLUKAN JARANG SEKALI SETIAP KEPUTUSAN


PENGAMBILAN PILIHAN YANG MERUPAKAN TINDAKAN
KEPUTUSAN YANG MEMUASKAN, OLEH PERMULAAN DARI
PRAKTIS UNTUK KARENA ITU BUATLAH SERANGKAIAN KEGIATAN
MENDAPATKAN HASIL ALTENATIFALTERNATI MATArantai berikutnya

YANGlebih baik F
tandingan
Gaya-Gaya Pengambilan Keputusan
Harren (1978) mengklasifikasikan gaya pengambilan
keputusan dalam berkarir menjadi dua kategori:

RASIONAL INTUITIF
Ciri dari gaya ini adalah adanya kepastian atau Ciri dari gaya ini adalah lebih mengandalkan
mengejar hal-hal eksak dan masuk akal, perasaan, kesadaran emosional, kadang-kadang
kemampuan yang tinggi dalam perencanaan, impulsif, dan cepat mengambil keputusan.
kepercayaan diri yang tinggi, cenderung Pengambilan keputusan intuitif merupakan suatu
menyelesaikan tugas dengan kontrol tinggi, serta proses tak sadar yang diciptakan dari dalam
cenderung mengarahkan dirinya pada hal-hal yang pengalaman yang tersaring.
masuk akal dan menekan hal yang bersumber pada
aspek emosional.
Teori Hofstede cultural
dimension
mendefinisikan budaya organisasi sebagai sekumpulan pemikiran yang membedakan anggota
organisasi

satu dengan yang lain.

atau Hofstede (1980) mendefinisikan budaya atau kultur sebagai suatu


sistem nilai-nilai kolektif yang membedakan anggota satu kelompok
dengan kelompok yang lainnya.
Implementasi Teori Hofstede
di Indonesia

Teori
JARAK KEKUASAAN (POWER DISTANCE) -
PDI

Hofstede
INDIVIDUALISME (INDIVIDUALISM) - IDV

MASCULINITY – FEMININITY - MAS


cultural PENGHINDARAN KETIDAKPASTIAN
dimension (UNCERTAINTY AVOIDANCE) - UAI

ORIENTASI JANGKA PANJANG (LONG TERM


ORIENTATION) – LTI
TINGKAT KESENANGAN ATAU KEPUASAN
(INDULGENCE) - IDI
Jarak kekuasaan
(power distance) - PDI
TEORI

Menurut Hofstede, “power distance” adalah suatu tingkat kepercayaan atau penerimaan
dari suatu power yang tidak seimbang di antara orang. Budaya di mana beberapa orang
dianggap lebih superior dibandingkan dengan yang lain karena status sosial, gender, ras,
umur, pendidikan, kelahiran, pencapaian, latar belakang atau faktor lainnya merupakan
bentuk power distance yang tinggi. Pada negara yang memiliki power distance yang
tinggi, masyarakat menerima hubungan kekuasaan yang lebih autokratik dan patrenalistik.
Sementara itu budaya dengan power distance yang rendah cenderung untuk melihat
persamaan di antara orang dan lebih fokus kepada status yang dicapai daripada yang
disandang oleh seseorang.
Individualisme
(Individualism) - IDV

TEORI

Individalisme dan kolektivisme merupakan salah satu dari aspek yang ada pada 5
Hofstede’s Cultural Dimensions. Dimana dapat melakukan penilaian terhadap suatu
budaya agar dapat cepat beradaptasi pada suatu budaya baru. Dalam konsep
individualisme, dimana masyarakat sekitar lebih mengfokuskan dirinya untuk
bersosialisasi kedalam suatu kelompok. Berbeda dengan Individualisme, dalam suatu negara yang memiliki pemikiran kolektivisme, masyarakatnya tidak hanyak

memikirkan akan kelompoknya sendiri tetapi juga lebih dapat untuk bersosialisasi dengan kelompok lainnya. Dengan bersikap lebih sosialisasi, untuk mendapatkan sifat loyalty dari masyarakat yang berada diluar anggota.
Masculinity – Femininity
MAS
TEORI

Masculinity dan Feminity berkaitan dengan nilai perbedaan gender yang ada dalam
masyarakat. Masculinity/Femininity dapat dibedakan dengan melihat dari budaya pada
negara tersebut. Dimana masculinity sangat mementingkan keberhasilan sedangkan feminity
sangat mementingkan hubungan antar manusia.
Masculinity merupakan pola pikir masyarakat yang membedakan secara tegas peran gender
dimana kaum pria lebih bersifat asertif, kompetitif serta tegas. Feminity adalah pola pikir
masyarakat yang tidak tegas membedakan peran masing-masing gender, dimana baik pria
maupun wanita dituntut lebih kompetitif namun disaat yang sama juga dapat diharapkan
dapat kooperatif.
Penghindaran ketidakpastian
(Uncertainty Avoidance) - UAI
TEORI

Salah satu dimensi dari Hofstede adalah mengenai bagaimana budaya nasional berkaitan dengan ketidakpastian
dan ambiguitas, kemudian bagaimana mereka beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Pada negara-negara
yang mempunyai uncertainty avoidance yang besar, cenderung menjunjung tinggi konformitas dan keamanan, dan
memilih menghindari risiko dan mengandalkan peraturan formal dan juga ritual. Dimensi Penghindaran
Ketidakpastian harus dapat dilaksanakan berdasarkan fakta bahwa masa depan yang tidak dapat diketahui:
Haruskah kita mencoba untuk mengendalikan masa depan atau hanya membiarkan hal itu terjadi ? Ambiguitas
dapat membawakan kecemasan dan budaya dari setiap negara telah dapat mengatasi kecemasan ini dengan cara
yang berbeda. Sejauh mana para anggota budaya merasa terancam oleh situasi ambigu maka dengan perasaan
terancam tersebut, dapat menciptakan keyakinan dan lembaga yang mencoba untuk menghindarinya.
Orientasi jangka panjang
(long term orientation) – LTI
TEORI

Dimensi ini memiliki istilah lain sebagai Konghucu Dinamisme . Dimana


masyarakat yang memiliki orientasi jangka panjang atau long term orientation
lebih mementingkan masa depan mereka. Mereka mendorong nilai-nilai
pragmatis dan berorientasi pada penghargaan, ketekunan, tabungan dan
kapasitas adaptasi terhadap lingkungan mereka. Dengan mementingkan masa
depan, maka masyarakat akan lebih cepat untuk menerima perubahan untuk
mendapatkan masa depan yang lebih baik dibandingkan masa sekarang.
Tingkat kesenangan atau
kepuasan (indulgence) - IDI
TEORI

Indulgence vs restraint, terkait kepada gratifikasi dibandingkan kendali dari kebutuhan dasar manusia untuk

menikmati hidup. Kesenangan (indulgence) mengarah kepada lingkungan sosial yang mengijinkan gratifikasi sebagai nafsu manusiawi yang alamiah terkait dengan menikmati hidup. Restraint dapat juga diartikan dengan masyarakat yang tidak

dapat merasa bebas untuk menikmati hidup mereka, karena terikat dengan aturan-aturan seperti adat, agama dan aturan pekerjaan.
Prospect Theory

Teori prospek adalah teori yang menjelaskan bagaimana


seseorang mengambil keputusan dalam kondisi tidak pasti.
Substansi teori prospek adalah proses pembuatan keputusan
individual yang berlawanan dengan pembentukan harga yang
biasa terjadi di ilmu ekonomi.
"Seseorang akan mencari informasi
terlebih dahulu kemudian akan dibuat
beberapa “decision frame” atau konsep
keputusan".
Kahneman & Tversky (1979)

TEORI PROSPEK MENUNJUKKAN BAHWA ORANG YANG MEMILIKI KECENDERUNGAN


IRASIONAL UNTUK LEBIH ENGGAN MEMPERTARUHKAN KEUNTUNGAN (GAIN)
DARIPADA KERUGIAN (LOSS), APABILA SESEORANG DALAM POSISI UNTUNG MAKA
ORANG TERSEBUT CENDERUNG UNTUK MENGHINDARI RISIKO ATAU DISEBUT RISK
AVERSION, SEDANGKAN APABILA SESEORANG DALAM POSISI RUGI MAKA ORANG
TERSEBUT CENDERUNG UNTUK BERANI MENGHADAPI RISIKO ATAU DISEBUT RISK
SEEKING.

Anda mungkin juga menyukai