KELOMPOK 1:
MONICA PAMELA CITRANAGARI
MAYANG SEKAR PEMBAYUN
KHAMISAN
LUTHFI SETIA MARDANI
OCTAVIANY
ULFA
PEMBAHASAN
KONSEP KEPERILAKUAN
ASUMSI PERILAKU MANUSIA
TEORI PROSPEK
TEORI BEHAVIORAL FINANCE
TEORI CULTURE HOFSTEDE
TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Konsep Keprilakuan
• Behavioural Finance: The study of behavioural-based securities market inefficiencies (Scott, 2015).
• Behavioral finance studies the application of psychology to finance, with a focus on individual-level
cognitive biases (Hirshleifer, 2015).
Pengertian Akuntansi Aspek Akuntansi Keprilakuan
Keprilakuan TEORI ORGANISASI DAN
KEPERILAKUAN
MANAJERIAL
PENGANGGARAN DAN
• PERENCANAAN
AKUNTANSIKEPERILAKUANBE
RKAITANDENGANPERILAKUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
ANUSIADANHUBUNGANNYAD
ENGANDESAIN, KONSTRUKSI,
DANPENGGUNAANSISTEMINFO
PENGENDALIA
RMASIAKUNTANSI SECARA N?
EFISIEN.
PELAPORAN KEUANGAN
Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan
MANAJEMEN KREDIT
YANGlebih baik F
tandingan
Gaya-Gaya Pengambilan Keputusan
Harren (1978) mengklasifikasikan gaya pengambilan
keputusan dalam berkarir menjadi dua kategori:
RASIONAL INTUITIF
Ciri dari gaya ini adalah adanya kepastian atau Ciri dari gaya ini adalah lebih mengandalkan
mengejar hal-hal eksak dan masuk akal, perasaan, kesadaran emosional, kadang-kadang
kemampuan yang tinggi dalam perencanaan, impulsif, dan cepat mengambil keputusan.
kepercayaan diri yang tinggi, cenderung Pengambilan keputusan intuitif merupakan suatu
menyelesaikan tugas dengan kontrol tinggi, serta proses tak sadar yang diciptakan dari dalam
cenderung mengarahkan dirinya pada hal-hal yang pengalaman yang tersaring.
masuk akal dan menekan hal yang bersumber pada
aspek emosional.
Teori Hofstede cultural
dimension
mendefinisikan budaya organisasi sebagai sekumpulan pemikiran yang membedakan anggota
organisasi
Teori
JARAK KEKUASAAN (POWER DISTANCE) -
PDI
Hofstede
INDIVIDUALISME (INDIVIDUALISM) - IDV
Menurut Hofstede, “power distance” adalah suatu tingkat kepercayaan atau penerimaan
dari suatu power yang tidak seimbang di antara orang. Budaya di mana beberapa orang
dianggap lebih superior dibandingkan dengan yang lain karena status sosial, gender, ras,
umur, pendidikan, kelahiran, pencapaian, latar belakang atau faktor lainnya merupakan
bentuk power distance yang tinggi. Pada negara yang memiliki power distance yang
tinggi, masyarakat menerima hubungan kekuasaan yang lebih autokratik dan patrenalistik.
Sementara itu budaya dengan power distance yang rendah cenderung untuk melihat
persamaan di antara orang dan lebih fokus kepada status yang dicapai daripada yang
disandang oleh seseorang.
Individualisme
(Individualism) - IDV
TEORI
Individalisme dan kolektivisme merupakan salah satu dari aspek yang ada pada 5
Hofstede’s Cultural Dimensions. Dimana dapat melakukan penilaian terhadap suatu
budaya agar dapat cepat beradaptasi pada suatu budaya baru. Dalam konsep
individualisme, dimana masyarakat sekitar lebih mengfokuskan dirinya untuk
bersosialisasi kedalam suatu kelompok. Berbeda dengan Individualisme, dalam suatu negara yang memiliki pemikiran kolektivisme, masyarakatnya tidak hanyak
memikirkan akan kelompoknya sendiri tetapi juga lebih dapat untuk bersosialisasi dengan kelompok lainnya. Dengan bersikap lebih sosialisasi, untuk mendapatkan sifat loyalty dari masyarakat yang berada diluar anggota.
Masculinity – Femininity
MAS
TEORI
Masculinity dan Feminity berkaitan dengan nilai perbedaan gender yang ada dalam
masyarakat. Masculinity/Femininity dapat dibedakan dengan melihat dari budaya pada
negara tersebut. Dimana masculinity sangat mementingkan keberhasilan sedangkan feminity
sangat mementingkan hubungan antar manusia.
Masculinity merupakan pola pikir masyarakat yang membedakan secara tegas peran gender
dimana kaum pria lebih bersifat asertif, kompetitif serta tegas. Feminity adalah pola pikir
masyarakat yang tidak tegas membedakan peran masing-masing gender, dimana baik pria
maupun wanita dituntut lebih kompetitif namun disaat yang sama juga dapat diharapkan
dapat kooperatif.
Penghindaran ketidakpastian
(Uncertainty Avoidance) - UAI
TEORI
Salah satu dimensi dari Hofstede adalah mengenai bagaimana budaya nasional berkaitan dengan ketidakpastian
dan ambiguitas, kemudian bagaimana mereka beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Pada negara-negara
yang mempunyai uncertainty avoidance yang besar, cenderung menjunjung tinggi konformitas dan keamanan, dan
memilih menghindari risiko dan mengandalkan peraturan formal dan juga ritual. Dimensi Penghindaran
Ketidakpastian harus dapat dilaksanakan berdasarkan fakta bahwa masa depan yang tidak dapat diketahui:
Haruskah kita mencoba untuk mengendalikan masa depan atau hanya membiarkan hal itu terjadi ? Ambiguitas
dapat membawakan kecemasan dan budaya dari setiap negara telah dapat mengatasi kecemasan ini dengan cara
yang berbeda. Sejauh mana para anggota budaya merasa terancam oleh situasi ambigu maka dengan perasaan
terancam tersebut, dapat menciptakan keyakinan dan lembaga yang mencoba untuk menghindarinya.
Orientasi jangka panjang
(long term orientation) – LTI
TEORI
Indulgence vs restraint, terkait kepada gratifikasi dibandingkan kendali dari kebutuhan dasar manusia untuk
menikmati hidup. Kesenangan (indulgence) mengarah kepada lingkungan sosial yang mengijinkan gratifikasi sebagai nafsu manusiawi yang alamiah terkait dengan menikmati hidup. Restraint dapat juga diartikan dengan masyarakat yang tidak
dapat merasa bebas untuk menikmati hidup mereka, karena terikat dengan aturan-aturan seperti adat, agama dan aturan pekerjaan.
Prospect Theory