Anda di halaman 1dari 33

Pembahasan Latihan Soal

11 Juni 2020
No. 1
Butir butir Pancasila sila ke 5
Bunyi Pancasila sila ke 5 “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.
Butir Butir Pancasila sila ke 4
No. 2

Bunyi Sila ke empat Pancasila “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan”
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6. Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
No. 3

Butir butir Pancasila Sila Ke 3


Bunyi Sila ke 3 Pancasila “Persatuan Indonesia”
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
No. 4

Butir butir Pancasila Sila Ke 2


Sila ke 2 Pancasila berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
No. 5

• Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia


yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang Undang Dasar Negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawatan/Perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

• Alinea IV: memuat tugas negara/tujuan nasional, penyusunan UUD 1945, bentuk
susunan negara yang berkedaulatan rakyat dan dasar negara Pancasila.
• Pokok Pikiran Keempat: negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha
Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini
menegaskan pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mengandung
pengertian taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan pokok pikiran
kemanusiaan yang adil dan beradab yang mengandung pengertian
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia atau nilai kemanusiaan
yang luhur (sila kesatu dan kedua, Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab).

• Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945


(TAP MPRS NO. XX/MPRS/1966)
No. 6

SEBELUM AMANDEMEN SESUDAH AMANDEMEN

BAB IX
KEKUASAAN KEHAKIMAN
Pasal 24
BAB IX (1) Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka
KEKUASAAN KEHAKIMAN untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
Pasal 24 keadilan.
(1) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah (2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan
Agung dan lain-lain badan kehakiman menurut undang undang. badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan
(2) Susunan dan kekuasaan badan-badan kehakiman itu diatur umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
dengan undang-undang. lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi.
(3) Badan – badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan
kehakiman diatur dalam undang – undang.

Pasal 24A sampai 24C baru muncul setelah terjadi amandemen ke-3 UUD 1945 pada tanggal 10 November 2001
Komisi I • Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Komisi I DPR RI mempunyai ruang lingkup tugas di • Kepemiluan
bidang:
• Pertanahan dan Reforma Agraria
• Pertahanan
• Luar Negeri Komisi III
• Komunikasi dan Informatika Komisi III DPR RI mempunyai ruang lingkup tugas
• Intelijen di bidang:
Komisi II •Hukum
Komisi II DPR RI mempunyai ruang lingkup tugas di •HAM
bidang:
•Keamanan
• Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 7
Komisi IV Komisi VI
Komisi IV DPR RI mempunyai ruang lingkup tugas di Komisi VI DPR RI mempunyai ruang lingkup tugas di
bidang: bidang:
• Pertanian • Perindustrian
• Kehutanan • Perdagangan
• Maritim/Kelautan dan Perikanan • Koperasi UKM
• Pangan • BUMN
Komisi V • Investasi
Komisi V DPR RI mempunyai ruang lingkup tugas di • Standarisasi Nasional
bidang:
Komisi VII
• Infrastruktur
Komisi VII DPR RI mempunyai ruang lingkup tugas di
• Transportasi bidang:
• Daerah Tertinggal dan Transmigrasi • Energi
• Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika • Riset dan Teknologi
• Pencarian dan Pertolongan • Lingkungan Hidup
Komisi VIII Komisi X
Komisi VIII DPR RI mempunyai ruang Komisi X DPR RI mempunyai ruang
lingkup tugas di bidang: lingkup tugas di bidang:
• Agama • Pendidikan
• Sosial • Olahraga
• Pemberdayaan Perempuan & • Sejarah
Perlindungan Anak Komisi XI
• Bencana Komisi XI DPR RI mempunyai ruang
• Haji lingkup tugas di bidang:
Komisi IX • Keuangan
Komisi IX DPR RI mempunyai ruang • Perbankan
lingkup tugas di bidang:
• Kesehatan
• Ketenagakerjaan
• Kependudukan
No. 8
Pasal 22 UUD 1945
(1) Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai
pengganti undang-undang.
(2) Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam persidangan yang
berikut.
(3) Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah itu harus dicabut.
Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011, maka jenis dan hierarki Peraturan Perundang-
undangan sesuai urutan dari yang tertinggi adalah:
• Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ( UUD 1945)
• Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat ( Tap MPR)
• Undang-undang (UU) atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
( Perppu)
• Peraturan Pemerintah ( PP)
• Peraturan Presiden ( Perpres)
• Peraturan Daerah ( Perda) Provinsi
• Peraturan Kabupaten atau Kota
No. 9
BAB V
KEMENTERIAN NEGARA
Pasal 17
(1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.
(2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.*)
(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.*)
(4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-undang.***)

UNDANG UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2008 tentang Kementrian Negara


No. 10
BAB VI UUD 1945
PEMERINTAH DAERAH
Pasal 18
(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.** )
(2) Pemerintah daerah provinsi, daerah Kabupaten, dan Kota mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.**)
(3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.** )
(4) Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi,
kabupaten dan kota dipilih secara demokratis.**)
(5) Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh
undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintahan Pusat.**)
(6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.** )
(7)Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang.** )
Asas Otonomi adalah prinsip dasar penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan
Otonomi Daerah.

ASAS OTONOMI
DAERAH
1.  Asas Dekonsentrasi
• Pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah atau kepala wilayah
atau kepala instansi vertikal tingkat atasnya kepada pejabat-pejabat di daerah. 
2. Asas Desentralisasi
• Penyerahan urusan pemerintahan dari pemerintah atau daerah tingkat atasnya kepada
daerah yang menjadi urusan rumah tangganya.
3. Asas Tugas Perbantuan
• Asas tugas untuk turut serta dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang
ditugaskan kepada pemerintah daerah oleh pemerintah atau pemerintah daerah
tingkat atasnya dengan kewajiban mempertanggungjawabkan kepada yang
menugaskan.
Beberapa Undang-Undang
Tentang Pemerintahan Daerah
• UU No.1 tahun 1945 ttg Komite Nasional Daerah

• UU No.22 thn 1948 yaitu UU Pokok tentang Pemerintahan Daerah

• UU No.5 thn 1974 ttg Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah

• UU No.22 thn 1999 ttg Pemerintahan Daerah

• UU No.25 thn 1999 ttg Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah

• UU No.32 thn 2004 ttg Pemerintahan Daerah

• UU No.33 thn 2004 ttg Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

• UU No. 23 thn 2014 ttg Pemerintahan Daerah

• UU No. 9 thn 2015 ttg Pemerintahan Daerah


No. 11
BAB III UUD 1945
Pasal 7B

(1) Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh DPR kepada
MPR hanya dengan terlebih dahulu
mengajukan permintaan kepada MK untuk memeriksa, mengadili dan memutus pendapat DPR
bahwa Presidendan/atau Wakil
Presiden telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau pendapat bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi
syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pengusulan Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden

DPR MPR
Presiden dan/atau
Wakil Presiden terus
menjabat
Pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau DPR menyelenggarakan
wajib menyelenggarakan sidang untuk
Wakil Presiden telah melakukan sidang paripurna untuk
memutuskan usul DPR paling lambat
pelanggaran hukum ataupun telah tidak meneruskan usul
30 hari sejak usul diterima
lagi memenuhi syarat pemberhentian kepada usul DPR tidak
[Pasal 7B (6)***]
[Pasal 7B (2)***] MPR diterima
[Pasal 7B (5)***]

Pengajuan permintaan DPR kepada MK Keputusan diambil dalam sidang


hanya dapat dilakukan dengan dukungan paripurna, dihadiri sekurang-
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah kurangnya 3/4 jumlah anggota,
disetujui sekurang-kurangnya 2/3 usul DPR
anggota yang hadir dalam sidang diterima
paripurna yang dihadiri oleh sekurang- jumlah yang hadir, setelah Presiden
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota dan/atau wakil presiden diberi
[Pasal 7B (3)***] kesempatan menyampaikan
penjelasan Presiden dan/atau Wakil
[Pasal 7B (7)***] Presiden diberhentikan

MK terbukti

wajib memeriksa, mengadili, dan


memutus paling lama 90 hari setelah tidak terbukti
permintaan diterima
[Pasal 7B (4)***]
No. 12

BAB VIII UUD 1945


HAL KEUANGAN
Pasal 23
(1) Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung
jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.*** )
(2) Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama
Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah. ***)
(3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang diusulkan
oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu.***)
No. 13
BAB XIII
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pasal 31
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan****)
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.****)
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang diatur dengan undang-undang.****)
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja
negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional.****)
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa
untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.****)
No. 14
KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR XXV/MPRS/1966 TAHUN 1966
TENTANG
PEMBUBARAN PARTAI KOMUNIS INDONESIA, PERNYATAAN SEBAGAI ORGANISASI
TERLARANG DISELURUH WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAGI PARTAI
KOMUNIS INDONESIA DAN LARANGAN SETIAP KEGIATAN UNTUK MENYEBARKAN ATAU
MENGEMBANGKAN FAHAM ATAU AJARAN KOMUNIS/MARXISME-LENINISME

Catatan :
Sedang di bahas oleh DPR Draft Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila dan
masuk ke dalam Prolegnas 2020-2024
No. 15
BAB XIV
PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL****)
Pasal 33
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.****)
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.****)
Nilai Konstitusi
• Nilai normatif berarti konstitusi sebagai hukum tertinggi sebuah
bangsa benar-benar dipatuhi oleh penguasa maupun masyarakat
secara murni dan konsekuen.
• Nilai nominal berarti konstitusi berlaku secara hukum, namun dalam
implementasinya belum bisa dijalankan secara maksimal
• Nilai semantik mengartikan konstitusi tetap berlaku, namun hanya
formalitas semata dan digunakan dalam menjalankan kekuasaan
politik. Dalam praktiknya, terdapat penyelewengan, sehingga
konstitusi tidak dijalankan sama sekali
No. 16

• Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia


yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang Undang Dasar Negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawatan/Perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

• Alinea IV: memuat tugas negara/tujuan nasional, penyusunan UUD 1945, bentuk
susunan negara yang berkedaulatan rakyat dan dasar negara Pancasila.
• Pokok Pikiran Keempat: negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha
Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini
menegaskan pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mengandung
pengertian taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan pokok pikiran
kemanusiaan yang adil dan beradab yang mengandung pengertian
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia atau nilai kemanusiaan
yang luhur (sila kesatu dan kedua, Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab).

• Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945


(TAP MPRS NO. XX/MPRS/1966)
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN
No. 17 Komisi Yudisial

Anggota Komisi Yudisial


harus mempunyai Anggota Komisi Yudisial
pengetahuan dan
diangkat dan
pengalaman di bidang
hukum serta memiliki
integritas dan
KY diberhentikan oleh
Presiden dengan
Pasal 24B *** persetujuan DPR
kepribadian yang tidak
tercela [Pasal 24B (3)***]
[Pasal 24B (2)***]

Wewenang
1. mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)***];
2. mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim [Pasal 24B (1)***].
No. 18
Presiden sebagai Kepala Negara
• UUD 1945 Pasal 29 Ayat 2: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu
• UUD 1945 Pasal 31 Ayat 4: Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen
dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional
• UUD 1945 Pasal 32 Ayat 1: Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
• UUD 1945 Pasal 32 Ayat 2: Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
• UUD 1945 Pasal 34 Ayat 1: Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
Presiden sebagai Kepala Pemerintahan
• UUD 1945 Pasal 4 ayat 1: Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-
Undang Dasar.
• UUD 1945 Pasal 5 ayat 2: Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang
sebagaimana mestinya.
• UUD 1945 Pasal 17 ayat 2: Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
No. 19 FUNGSI DPR
(UUD 20A:1)
1. LEGISLASI
Fungsi Legislasi dilaksanakan untuk membentuk undang-undang bersama presiden.
2. ANGGARAN
Fungsi anggaran dilaksanakan untuk membahas dan memberikan persetujuan atau tidak
memberikan persetujuan terhadap rancangan undang-undang tentang APBN yang diajukan
oleh Presiden.
3. PENGAWASAN
Fungsi pengawasan dilaksanakan melalui pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan
APBN.
HAK DPR
(UUD 20A:2)
1. HAK INTERPELASI
Hak DPR untuk meminta keterangan kepada Pemerintah mengenai kebijakan Pemerintah yang penting dan
strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. HAK ANGKET
Hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu UU dan/atau kebijakan Pemerintah yang
berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
3. HAK MENYATAKAN PENDAPAT
Hak DPR untuk menyatakan pendapat atas kebijakan Pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi
di tanah air atau di dunia internasional, tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket, dugaan bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden melakukan pelanggaran hukum 
HAK ANGGOTA DPR
(UUD 20A:3)
1. HAK IMUNITAS
2. MENGAJUKAN USUL RANCANGAN UNDANG-UNDANG
3. MENGAJUKAN PERTANYAAN
4. MENYAMPAIKAN USUL DAN PENDAPAT
5. MEMILIH DAN DIPILIH
6. MEMBELA DIRI
7. PROTOKOLER
8. KEUANGAN DAN ADMINISTRATIF
No. 20

SEBELUM AMANDEMEN SESUDAH AMANDEMEN

Pasal 7
Pasal 7
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama masa lima tahun
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa
dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya
lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali.
untuk satu kali masa jabatan.
PEMILIHAN UMUM
Pasal 22E
(1) Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.*** )
(2) Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
Presiden dan wakil presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.*** )
(3) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik.*** )
(4) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah adalah perseorangan.*** )
(5) Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.***)
(6) Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur dengan undang-undang.*** )

Undang-undang No 7 Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai