Anda di halaman 1dari 45

SKRINING

Herta Masthalina
Tujuan topik skrining

Mendefinisikan istilah skrining


Menjelaskan tujuan, penggunaan, dan sifat-sifat uji
skrining
Menghitung berbagai ukuran yang digunakan dalam
menilai suatu uji skrining
Definisi skrining

Menurut US Commiission on Chronic Illness (1951)


 Identifikasidugaan penyakit yang tidak diketahui
atau kelainan dengan penerapan tes (uji),
pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat
diterapkan secara cepat.
Uji Skrining
Memisahkan secara jelas orang yang sehat
mungkin mempunyai penyakit dari pada orang-
orang yang sehat yang mungkin tidak mempunyai
penyakit

Tidak ditujukan untuk menjadi diagnostik. Orang


dengan tes positif atau temuan dicurigai harus
dirujuk ke dokter mereka untuk diagnosis dan
perlakuan pengobatan
Uji Skrining

Hanya merupakan pemeriksaan awal, responden


yang positif memerlukan pemeriksaan diagnostik
kedua

Inisiatifnya lebih baik dimulai oleh peneliti atau


orang atau lembaga penyedia pelayanan dari
pada keluhan-keluhan pasien

Umumnya peduli dengan penyakit kronik dan


bertujuan mendeteksi penyakit yang belum
dalam pengobatan medik
Definisi:
Skrining adalah deteksi dini dari:
- suatu penyakit,
- prekursor dari suatu penyakit,
- kerentanan terhadap suatu penyakit
pada individu yang tidak/belum menunjukkan
tanda atau gejala dari penyakit tersebut.
DIAGNOSA DINI

MENGETAHUI PENYAKIT SEDINI-


DININYA SEBELUM GEJALA KLINIK
TAMPAK
Test Skrining dapat dilakukan dengan:
Pertanyaan/Kuesioner:
 misal: MAST (Michigan Alcohol Screening
Test) utk mengidentifikasi risiko alkoholism
Pemeriksaan Fisik:
 misal: pemeriksaan tekanan darah
Pemeriksaan Laboratorium:
 misal: pemeriksaan gula darah, HPV
X-ray, termasuk diagnostic imaging:
 misal: mammografi
Diagnosa vs Skrining

Test Skrining seringkali dapat dipergunakan sebagai


test diagnosa
Diagnosa: menyangkut konfirmasi mengenai ada
atau tidaknya suatu penyakit pada individu yang
dicurigai atau ‘at risk’ menderita suatu penyakit
Contoh: pemeriksaan gula darah, skrining utk org
sehat, tetapi diagnostik utk penderita DM
Tujuan Skrining

Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan


gejala tidak khas terhadap orang- orang yang tampak
sehat, tetapi mungkin menderita penyakit, yaitu
orang yang mempunyai resiko tinggi terkena
penyakit (Population at risk).
Dengan ditemukan penderita tanpa gejala dapat
dilakukan pengobatan secara tuntas sehingga tidak
membahayakan dirinya atau lingkungan dan tidak
menjadi sumber penularan penyakit.
JENIS PENYAKIT YANG TEPAT
UNTUK SKRINING

MERUPAKAN PENYAKIT YG SERIUS

PENGOBATAN SBLM GEJALA MUNCUL


HARUS LEBIH UNTUNG
DIBANDINGKAN DENGAN SETELAH
GEJALA MUNCUL .

PREVALENS PENYAKIT PRE KLINIK


HARUS TINGGI PADA POPULASI YANG
DISKRINING
Hipertensi contoh penyakit yang baik
diskrining
serius , mortalitas tinggi ; terdokumentasi
pengobatan dini , menurunkan mortalitas &
morbiditas
prevalensi tinggi di populasi, 20 %
SYARAT SYARAT SKRINING

1. Penyakit hrs merupakan masalah


kes.Masyarakat yg penting
2. Harus ada cara pengobatan yagn efektif
3. Tersedia fasilitas pengobatan dan
diagnosa
4. Diketahui stadium preklinik,
simptomatik dini & masa laten
5. Test hrs cocok,hanya mengakibatkan
sedidkit ketidak nyamnan, dpt diterima
oleh masyarakat
SYARAT SYARAT SKRINING

6. Telah dimengerti riwayat alamiah penyakit


7. Harus ada policy yang jelas
8. Biaya harus seimbang, biaya skrining hrs
sesuai dengan hilangnya konsekuensi
kesehatan
9. Penemuan harus terus menerus
Tahapan Skrining

Tahap 1 : melalukan pemeriksaan terhadap kelompok


penduduk yang dianggap mempunyai resiko tinggi
menderita penyakit.
Apabila hasil negatif, dianggap orang tersebut tidak
menderita penyakit.
Apabila hasil positif dilakukan pemeriksaan tahap 2
Tahap 2 : pemeriksaan diagnostik
Hasilnya positif maka dianggap sakit dan mendapat
pengobatan.
Hasilnya negatif maka dianggap tidak sakit (dilakukan
pemeriksaan ulang secara periodik).
ASPEK EPIDEMIOLOGI SKRINING
TEST

VALIDITAS

RELIABILITAS
VALIDITAS

KEMAMPUAN DARI SUATU


PEMERIKSAAN/TEST UNTUK
MENENTUKAN INDIVIDU MANA YANG
MEMPUNYAI PENYAKIT/BERISIKO (TIDAK
NORMAL) DAN
INDIVIDU MANA YANG TIDAK MEMPUNYAI
PENYAKIT (NORMAL/SEHAT).
Validitas Dari SuatuTes Skrining/Tes Diagnostik

 Validitas suatu tes skrining atau tes diagnostik

adalah kemampuan dari suatu tes diagnostik


untuk membedakan antara orang yang sakit dan
orang yang tidak sakit
 Validitas mempunyai 2 komponen yaitu :

Sensitifitas

Spesifisitas

INDIKATOR UTK MENILAI VALIDITAS

1.SENSITIVITAS

2.SPESIFISITAS
Validity21

Compare test results to a gold standard diagnosis


Classify each observation:

TP = true positives
TN = true negatives
FP = false positives
FN = false negatives
Cross-tabulate results

Chapter 4 Gerstman
Sensitivity and Specificity
22
Test D+ D− Total
T+ TP FP TP+FP
T− FN TN FN+TN
Total TP+FN FP+TN N

Sensitivity (SEN) ≡ proportion of cases that test


positive = TP / (TP + FN)
Specificity (SPEC) ≡ proportion of noncases that
test negative = TN / (TN + FP)

Chapter 4 Gerstman
SENSITIVITAS

KEMAMPUAN DARI SUATU


SKRINING TEST UNTUK
MENGIDENTIFIKASI SECARA
BENAR ORANG-ORANG YANG
MEMPUNYAI PENYAKIT/
BERISIKO .
SPESIFISITAS

KEMAMPUAN DARI SUATU


SKRINING TEST UNTUK
MENGIDENTIFIKASI SECARA
BENAR ORANG-ORANG YANG
SEHAT ATAU YANG TIDAK
MEMPUNYAI PENYAKIT/
BERISIKO .
Sensitifitas dari tes adalah TP / (TP + FN)  yaitu

proporsi dari orang yang sakit yang hasil tesnya positif

Spesifisitas dari tes adalah TN/(TN +FP)  yaitu proporsi



dari orang yang sehat yang hasil tesnya negatif

TP atau True Positive adalah orang yang sakit dan hasil



tesnya dinyatakan positif oleh tes diagnostik

FP atau False Positive adalah orang yang sehat/ tidak



sakit tapi hasil tesnya dinyatakan positif oleh tes
diagnostik
TN atau True Negative adalah orang yang sehat/tidak
sakit dan hasil tesnya dinyatakan negatif oleh tes
diagnostik

FN atau False Negatif adalah orang sakit tapi hasil


tesnya dinyatakan negatif oleh tes diagnostik
TRUE POSITIF

POSITIF BERDASARKAN
SKRINING TEST DAN POSITIF
ATAU SAKIT BERDASARKAN
“GOLD STANDARD”
TRUE NEGATIF

NEGATIF BERDASARKAN SKRINING TEST


DAN NEGATIF / SEHAT/TIDAK SAKIT
BERDASARKAN “GOLD STANDARD”
FALSE POSITIF

POSITIF BERDASARKAN
SKRINING TEST TETAPI
NEGATIF ATAU TIDAK
SAKIT/SEHAT BERDASARKAN
“GOLD STANDARD”
FALSE NEGATIF

NEGATIF BERDASARKAN SKRINING TEST


TETAPI POSITIF ATAU SAKIT
BERDASARKAN “GOLD STANDARD”
Sensitifitas

 Definisi :

Sensitifitas suatu tes diagnostik adalah : besarnya


probabilitas bahwa seseorang yang sakit akan
memberikan hasil tes positif pada tes diagnostik
tersebut
Sensitifitas adalah True Positive Rate (TPR) dari
suatu Tes diagnostik

 Notasi : P( T+|D+ ).
 Kalkulasi : Sensitifitas P (T+ |D+ ) = TPR

Individu yang sakit dengan hasil tes +


Sensitifitas =-------------------------------------------------------
Semua individu sakit
Contoh : Dari 600 orang karsinoma payudara
yang ditentukan dengan biopsi (gold standard),
570 diantaranya dinyatakan positif oleh suatu
tes diagnostik X

Sensitifitas tes X = P (T+ |D+ ) = 570/600 =



0.95 atau 95%
Spesifisitas

 Definisi : Sepisifisitas suatu tes diagnostik adalah

besarnya probabilitas bahwa individu yang tidak


sakit/sehat akan memberikan hasil tes yang negatif
pada tes tersebut
 Notasi : Spesifisitas = P (T- |D-)
 Kalkulasi : Spesifisitas = P(T-|D-) = TNR (True Negative

Rate)

Individu yang sehat dengan hasil tes negatif


Spesifisitas = -------------------------------------------------------------
Semua individu sehat
Contoh : dari 1000 individu tanpa karsinoma payudara
yang ditentukan oleh biopsi (gold standard), 850
diantaranya dinyatakan negatif oleh tes X

Spesifisitas tes X adalah P (T-|D-) = 850/1000 =


0.85 atau 85%
Contoh Soal

Tentukan Sensitifitas dan spesifitas alat diagnostik dengan


hasil sebagai berikut :
Predictive value

Predictive Value
Nilai Prediktif adalah besarnya kemungkinan sakit
terhadap suatu hasil tes
Nilai prediktif positive adalah porsentase dari
mereka dengan hasil tes positive yang benar benar
sakit
Nilai prediktif negative adalah porsentase dari
mereka dengan hasil tes negative yang benar benar
tidak sakit
Rumus
38
Test D+ D− Total
T+ TP FP TP+FP
T− FN TN FN+TN
Total TP+FN FP+TN N

PPV: TP / (TP + FP)


NPV: TN / (TN + FN)

Chapter 4 Gerstman
RELIABILITAS

KEMAMPUAN TEST ATAU PENGUKURAN


UNTUK MENGHASILKAN NILAI YANG
SAMA PADA INDIVIDU DAN
KONDISI YANG SAMA
Random
Subject
(biological)
variation Systematic

Repeatibility Within observer


(tends to be
Observer random)
Evaluation of (measurement) Between observer
quality of variation (tends to be
measurement systematic)
Sensitivity (ability
to identify true
positives)
Validity

Specificity (ability
to exclude true
negatives)
OBSERVER BIAS

1. INTER OBSERVER BIAS

2. INTRA OBSERVER BIAS


Penilaian Reliabilitas

(Observed Agreement) - (Agreement Expected by chance)


Kappa =
1 - (Agreement Expected by chance)

Interpretasi nilai Kappa (Altman, 1991):

0.8 - 1 : sangat baik (very good)


0.6 - <0.8 : baik (good)
0.4 - <0.6 : moderate
0.2 - <0.4 : cukup (fair)
<0.2 : buruk (poor)

(terdapat beberapa pembagian/interpretasi nilai Kappa yang tidak terlalu


berbeda satu sama lain oleh beberapa peneliti lain)
Contoh:

Klasifikasi subtipe histologi dari 75 spesimen patologi kanker paru (dlm bentuk "slide") yang
dibaca oleh 2 orang ahli patologi (A dan B) adalah sbb:

Observed:

Grading oleh A Total o/ B


Grading Grade II Grade III Observed Agreement
oleh B Grade II 41 3 44 (58.6%) = (41+27)/75
Grade III 4 27 31 (41.4%) = 0.907
Total o/ A 45 (60%) 30 (40%) 75 (100%)

Expected by chance:

Grading oleh A Total o/ B


Grade II Grade III Agreement Expected
Grading Grade II (44x45)/75 (44x30)/75 44 (58.6%) by chance
oleh B =0.264 =0.176 = (26.4+12.4)/75
Grade III (31x45)/75 (31x30)/75 31 (41.4%) = 0.517
=0.186 =0.124
Total o/ A 45 (60%) 30 (40%) 75 (100%)
Contoh (lanjutan) …

0.907 - 0.517 0.39


Kappa = ------------------------------ = ------------ = 0.81
1 - 0.517 0.483

Artinya: pemeriksaan/pembacaan sediaan patologi kanker paru yang dilakukan


oleh ahli patologi A dan B sangat mirip (tidak bervariasi), atau mempunyai
agreement yang sangat baik (Kappa = 0.81).
TUGAS

1. Hasil pemeriksaan screening terhadap 5000 orang PSK


dengan pemeriksaan HIV cara dipstik didapatkaan hasil
sebagai berikut: 100 orang hasil test positif, diantaranya
dikonfirmasi dengan Western Blot positif 20, untuk yang
dipstik negatif positif 1. Hitung sensitivitas dan spesificitas
alat tersebut 
2. Pemeriksaan Hb terhadap 1000 MHS D3 Kebidanan
Stikes Sehat dengan cara Sahli didapatkan hasil yang
anemia 400 MHS, konfirmasi dengan alat HB meter
ternyata yang anemia 300 MHS, yang tidak anemia
dengan cara Sahli didapatkan 30 MHS anemia. Hitung
sensitifitas dan spesifisitasnya

Anda mungkin juga menyukai