Anda di halaman 1dari 14

Dibawakan dalam Rangka Tugas Kepaniteraan

Klinik Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas


Kedokteran Universitas Hasanuddin 2021

GANGGUAN KEPRIBADIAN
ANTISOSIAL
Residen Pembimbing:

Oleh: dr. Lutfi Jauhari


Muhammad Alif Fatur Konsulen Pembimbing:
Dr. dr. Sonny T. Lisal, Sp. KJ
PENDAHULUA
N

Gangguan kepribadian sudah menjadi suatu masalah sosial, masalah medis, dan
ilmiah. Tidak ada kelompok secara demografis kebal terhadap gangguan
kepribadian. Orang dengan gangguan kepribadian antisosial memiliki tingkat
kematian yang tinggi karena kecelakaan, bunuh diri, dan pembunuhan.
DEFINISI

Gangguan kepribadian antisosial adalah ketidakmampuan untuk memenuhi norma sosial


yang asalnya mengatur banyak aspek perilaku remaja dan dewasa seseorang.

DSM-V mendefinisikan gangguan kepribadian antisosial (ASPD) sebagai pola meresap


mengabaikan dan melanggar hak orang lain
EPIDEMIOLOG
I

Prevalensi gangguan kepribadian antisosial 2-3% populasi di Amerika

Perbandingan laki dan perempuan bervariasi dari 4:1 hingga 7,8:1

Populasi gangguan kepribadian antisosial di penjara kira-kira 75%


ETIOLOGI

Biologi
Antisosial merupakan gangguan moral brain. Area yang mengalami disfungsi adalah amigdala, bagian sistem
limbik yang berperan dalam emotional learning, aversive conditioning, respon terhadap rasa takut dan emosi
lain

Genetik dan Pola Asuh


Peneliti behavioral genetics yakin faktor keturunan CU traits sangat kuat. Mereka menemukan gen kekerasan
dan perilaku antisosial menempati lokasi spesifik di otak.
GAMBARAN
KLINIS
Gejala-gejala gangguan kepribadian antisosial sudah mulai kelihatan pada masa anak (sebelum
umur 12-15 tahun). Seorang dewasa dengan gangguan ini biasanya pada masa anak sudah
menunjukkan perilaku mencuri, tidak dapat dikoreksi, bolos sekolah, agresi fisik, impulsive,
sembrono, dan tidak bertanggung jawab, tidak ada rasa salah, berdusta patologis (bukan dusta
untuk menutupi atau mengecilkan kesalahan), hubungan seks yang dini dan aktivitas
homoseksual. Dari semua orang dewasa dengan gangguan ini yang diteliti, tidak satupun yang
tidak menunjukkan gejala antisosial pada masa anak.
DIAGNOSIS

Kriteria Diagnostik DSM-5-TM untuk Gangguan Kepribadian Antisosial 2


A.Terdapat pola pervasif tidak menghargai dan melanggar hak orang lain yang terjadi sejak usia
15 tahun, seperti yang ditunjukkan oleh 3 (atau lebih) hal berikut .
1) Gagal mengikuti norma sosial yang ditunjukkan dengan perilaku patuh hukum, seperti
yang ditunjukkan dengan melakukan tindakan berulang yang dapat menjadi dasar
penangkapan.
2) Penipuan seperti yang ditunjukkan dengan berbohong berulang menggunakan nama
palsu atau melawan orang lain untuk keuntungan atau kesenangan pribadi.
3) Impulsivitas atau kegagalan untuk memiliki rencana ke depan.
4) Iritabilitas dan agresivitas, seperti yang ditunjukkan dengan perkelahian atau
penyerangan fisik berulang.
DIAGNOSIS

5) Mengabaikan keselamatan diri atau orang lain dengan ceroboh.


6) Terus menerus tidak bertanggung jawab, seperti yang ditunjukkan dengan kegagalan
berulang utnuk mempertahankan perilaku kerja atau menghargai kewajiban keuangan.
7) Tidak ada rasa menyesal, seperti yang ditunjukkan dengan bersikap acuh terhadap atau
merasionalisasi perilaku menyakiti, salah memperlakukan atau mencuri dari orang lain.
B. Orang tersebut setidaknya berusia 18 tahun.
C. Terdapat bukti gangguan tingkah laku sebelum onset usia 15 tahun.
D.Adanya perilaku antisocial tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan skizofrenia
atau episode manic.
DIAGNOSIS

Pedoman Diagnostik PPDGJ-III untuk Gangguan Kepribadian Antisosial


Gangguan kepribadian ini biasanya menjadi perhatian disebabkan adanya perbedaan yang besar antara perilaku
dan norma sosial yang berlaku, dan ditandai oleh :
(a).Bersikap tidak peduli dengan perasaan orang lain
(b).Sikap yang amat tidak bertangguang jawab dan berlangsung terus menerus (persistent), serta tidak peduli
terhadap norma, peraturan dan kewajiban sosial.
(c).Tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsung lama, meskipun tidak ada kesulitan untuk
mengembangkannya.
(d).Toleransi terhadap frustasi sngat rendah dan ambang yang rendah untuk melampiaskan agresi, termasuk
tindakan kekerasan.
(e).Tidak mampu mengalami rasa salah dan menarik manfaat dari pengalaman, khususnya dari hukuman.
(f).Sangat cenderung menyalahkan orang lain, atau menawarkan rasionalisasi yang masuk akal, untuk perilaku
yang membuat pasien konflik dengan masyarakat.
*Untuk diagnosis paling sedikit 3 dari di atas.
DIAGNOSIS BANDING
1. Adult Antisocial Behaviour, dimana pasien tidak memenuhi kriteria diagnosis gangguan
kepribadian antisosial.
2. Gangguan Penggunaan Zat, pasien mungkin menunjukkan perilaku antisosial sebagai
konsekuensi dari ketergantungan dan penyalahgunaan zat; dapat juga disertai dengan
masalah.
3. Retardasi Mental, pasien mungkin menunjukkan perilaku antisosial sebagai konsekuensi dari
gangguan intelek dan penilaian ; dapat juga disertai dengan masalah.
4. Psikosis, pasien mungkin terlibat dengan perilaku antisosial sebagai konsekuensi dari delusi
psikotik; dapat pula disertai dengan masalah.
DIAGNOSIS BANDING

5. Gangguan Kepribadian Ambang, pasien sering mencoba bunuh diri dan menunjukkan
kebencian pada diri sendiri dan ambivalensi yang intens.
6. Gangguan Kepribadian Narsistik, pasien taat kepada hukum
7. Perubahan Perilaku Dikarenakan Kondisi Medis Umum, pasien memiliki perilaku yang
berbeda sebelum sakit atau menunjukkan adanya gangguan organik.
8. ADHD, kesulitan kognitif dan diskontrol impuls dijumpai.
PENATALAKSANAAN

- Psikoterapi

- Farmakoterapi
- Carbamazepine
- Valproate
- Methylphenidate
PROGNOSIS

Prognosisnya beragam. Beberapa laporan menunjukkan bahwa gejala berkurang seiring


bertambah tuanya usia pasien. Banyak pasien memiliki gangguan somatisasi dan keluhan
fisik multipel. Identifikasi prekursor masa kecil untuk gangguan kejiwaan dewasa
menawarkan kemungkinan intervensi dini dan pencegahan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai