Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR RESIKO HIPERTENSI DITINJAU DARI STRES KERJA

DAN KELELAHAN PADA ANGGOTA POLISI

OLEH :

NAMA : HELDY PUTRA SYAH


NIM : G2U121016
 
PASCA SARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO
TAHUN
2021
 
TENTANG ARTIKEL
Judul : Faktor Resiko Hipertensi Ditinjau Dari Stres Kerja Dan Kelelahan
Pada Anggota Polisi Daerah Riau

Publish : Psychopolytan (Jurnal Psikologi)


ISSN Cetak: 2614-5227
ISSN Online: 2654-367236
VOL. 2 No. 1, Agustus 2018
Penulis : Retno Putri
Pencarian google scholer :
http://ojsbimtek.univrab.ac.id/index.php/psi/article/view/695
PENDAHULUAN
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah
satu masalah kesehatan besar di seluruh dunia karena
tingginya prevalensi dan berhubungan dengan
peningkatan risiko penyakitkardiovaskular. kerusakan
pada organ -organ tersebut tergantung pada tingginya
tekanan darah pasien serta berapa lama tekanan darah
tinggi tersebut tidak terkontrol dan tidak diobati (Muhadi,
2016). Berdasarkan pedoman terbaru yang dikeluarkan
oleh American Heart Association (AHA), maka hipertensi
ditetapkan apabila tekanan darah sistolik ≥ 130 mmHg
atau tekanan darah diastolik ≥ 80 mmHg (AHA,2017).
Data WHO tahun 2011 menunjukkan lebih dari 1
Milyar orang didunia menderita hipertensi, dimana 2/3
diantaranya berada di negara berkembang yang
berpenghasilan rendah sampai dengan sedang.
hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta
orang setiap tahunnya dan 1,5 juta kematian terjadi di
Asia Tenggara. Prevalensi hipertensi akan terus
meningkat tajam dan diperkirakan pada tahun 2025
sebanyak 29% orang dewasa diseluruh dunia terkena
hipertensi (Kementerian Kesehatan RI,2017).
Di Indonesia sendiri, prevalensi hipertensi cukup tinggi
dimana hipertensi merupakan penyebab kematian
nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis yakni 6,7%
dari populasi kematian pada semua umur
(Kementerian Kesehatan RI, 2010).
Prevalensi Hipertensi Usia >18 tahun
Di Provinsi Riau
30.00%

25.00%

20.00%

15.00%
Prevalensi Hipertensi
10.00% Usia 18 tahun Di Provinsi
Riau
5.00%

0.00%

(Riskesdas Riau, 2013)


Salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi adalah
stres, dimana stres yang terjadi dapat memberikan efek
yang negatif terhadap tubuh. Stres merupakan suatu
respon manusia yang bersifat non spesifik yang dialami
oleh penderita akibat tuntutan emosi, fisik ataupun
lingkungan yang melebihi daya dan kemampuan untuk
mengatasi secara efektif (Artiyaningrum, 2015).
METODE

Jenis penelitian ini merupakan penelitian


kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di
Pekanbaru dengan jumlah subjek sebanyak
60 orang Polisi yang diambil dengan
menggunakan teknik simple random
sampling. Metode analisis data yang
digunakan pada penelitian ini ialah teknik
analisa regresi berganda dengan bantuan
program SPSS 20.0 for windows
HASIL
Ada hubungan yang signifikan antara stress kerja dengan
kelelahan (burnout) dengan nilai Spearman sebesar
0.775 dan P<0.01 , artinya semakin tinggi tingkatan
stress kerja yang dirasakan oleh Polisi, maka semakin
tinggi pula kelelahan yang dialaminya. Ada hubungan
antara stres kerja, kelelahan, dan risiko hipertensi dengan
F = 77,587 dengan P <0,000 dan Rsquare = 0,283 yang
berarti bahwa stres kerja dan kelelahan memberikan
kontribusi 28,3% terhadap risiko hipertensi anggota
Polisi.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
terhadap 60 orang polisi di Kota Pekanbaru didapatkan
bahwa responden yang tidak mengalami hipertensi
sebanyak 17 responden (28,7%) dan responden yang
mengalami hipertensi sebanyak 43 responden (71,3%).
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa petugas
kepolisian di Kota Pekan baru banyak mengalami
hipertensi yakni sebanyak 43 responden (71,3%).
Hal ini kemungkinan disebabkan karena beberapa
faktor resiko dari terjadinya hipertensi yakni salah
satunya faktor yang tidak dapat diubah seperti
usia dan jenis kelamin, keturunan dan genetik)
dan faktor yang dapat di ubah obesitas,
kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok,
konsumsi garam yang berlebih, alkohol,
dyslipidemia, dan stres.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai