Lala Diana Herawati 1905025 Qurrota aini 1905025 1. Bagaimana implementasi kode etik profesi gizi dulu dengan saat ini Jawab: pertama kali kerja sampai sekarang, tidak ada perubahan. Karena dari dulu sampai sekarang kerja dipuskesmas, jadi tidak ada perubahan. 2. Apakah narasumber pernah mengalami dilemma etik moral? Jika ada, bagaimana mengatasinya? Jawab: pernah, karena sebagai ahli gizi kita harus memberikan pilihan yang tepat kepada pasien. Cara mengatasinya ya dibicarakan dengan lintas sektor atau sesama ahli gizi lain. 3. Bagaimana pendapat narasumber, tentang perlunya STR bagi lulusan ahli gizi? Jawab: perlu, pada saat membuat STR. Kita harus lulus uji kompetensi, harus daftar keanggotaan persagi. STR itu bukti, bahwa kita adalah ahli gizi yang berkompetensi, terdaftar, dan terdata sebagai ahli gizi di Indonesia. 4. Bagaimana pendapat narasumber mengenai statement bahwa “ prodi gizi wajib melakukan uji kompetensi”? Jawab: pada saat ukom, kita bisa mengukur kemampuan kita. Kalau belum Memumpuni jadi ahli gizi, padahal sudah kuliah 4 tahun, tetapi ilmunya tidak ada yang terserap. Berarti harus belajar lagi. karena kan kita berhubungan dengan pasien. kalau kita tidak berkompeten yang jadi korban kan masyarakar. 5. Mengapa sebagai profesi gizi diperlukan standar kompetensi sebagai lulusan ahli gizi? Jawab: kalau tidak ada standar, yang sebagai indicator kelulusannya itu apa? Harus ada standarnya karena sebagai acuan seperti bagaimana memecahkan kasus. 6. Adakah standar kompetensi ahli gizi yang harus terpenuhi di puskesmas tempat nara sumber bekerja? Jawab: pastinya ada, apalagi yang bekerja langsung dengan pasien. Seperti dipuskesmas ya menjadi konselor, harus bisa melakukan konseling, kemudia n jadi penyuluh, harus bisa berbicara didepan orang banyak. Kita juga harus mampu bikin asuhan gizi, Harus bisa melakukan promosi-promosi kesehatan, paling penting bisa melakukan pengukuran status gizi dan intervensi. 7. Kalau kualifikasi puskesmas tempat narasumber bekerja. Apakah ada ciri khasnya? Jawab: lebih ke STRnya aja sih. Karena kan kalau sudah mempunyai STR sudah memenuhi syarat menjadi ahli gizi. Kalau kualifikasi d3, dan s1 sudah bisa kerja ke puskesmas