Anda di halaman 1dari 50

EMBRIOGENESIS

&
ORGANOGENESIS

Nama : TITIN TRIA UTAMI


Npm : 2108260275
SGD : 25
PROSES MEIOSIS DAN MITOSIS

MEIOSIS
Meiosis adalah salah
satu jenis pembelahan
sel yang terjadi pada
organisme yang
bereproduksi secara
seksual untuk
memproduksi sel gamet
seperti sperma maupun
sel telur. 
TUJUAN MEIOSIS

 Konversi sel – sel benih menjadi gamet pria dangamet wanita.


 Dalam persiapan untuk pembuahan, sel benih pria maupun
wanita mengalami sejumlah perubahan yang melibatkan
kromosom maupun sitoplasma dengan tujuan :
○ mengurangi jumlah kromosom dari jumlah diploid 46
(pada sel somatik) menjadi jumlah haploid 23 (pada
gamet).
○ Mengubah bentuk sel-sel benih sebagai persiapan untuk
pembuahan.
( sperma)
KROMOSOM
SELAMA
PEMBELAHAN
MEIOSIS PERTAMA
 Sel-sel benih primitif wanita maupun pria (oosit primer dan
spermatosit primer) melipatgandakan DNA-nya sesaat sebelum
pembelahan meiosis pertama dimulai sehingga sel benih
mengandung dua kali lipat dari jumlah DNA yang normal, dan
tiap-tiap dari 46 kromosomnya merupakan suatu bentuk
rangkap dua.
TAHAPAN MEIOSIS
Meiosis I Meiosis II
01 Rekombinasi materi 02 Prosesnya : Mitosis biasa
genetic > pembelahan (mitotikmeiosis)
reduksi. ekuatorial.

Meiosis I Meiosis II
o Profase 1 : 5 substadia  Profase II
(leptoten,zigoten,phakit  Metafase II
en,diploten,diakinesis).  Anafase II
o Metafase I  Telofase II
o Anafase I
o Telofase I
MEIOSIS I

Meiosis I memisahkan kromosom homolog,


yang sebelumnya menyatu sebagai tetrad
(2n, 4k), sehingga menghasilkan dua sel
haploid (n) dengan setiap sel memiliki
pasangan kromatid (1n, 2k). Karena ploidi
berkurang dari diploid ke haploid, meiosis I
disebut juga pembelahan terreduksi.
PROFASE MEIOSIS I

● Terjadi duplikasi kromososm 4 kromatid


disebut bivalen.
● Kromosom manusia 23 pasang.  22 psg
autosom dan 1 psg gonosom.
● Pada fase ini rekombinasi DNA sudah mulai
terjadi, dgn replikasi yang terbentuk di daerah
chasma.
○ dimulailah takdir individu.(genetik
autosom dan gonosom)
○ Bagai mana proses penyusunan ulang ini
terjadi hanya Allah yang tahu.
PROFASE I

Leptotene : kondensasi pasangan homolog dan rekombinasi gen.


zygotene : kompleks sinaptonemal mulai terbentuk pada regio tertentu dari
pasangan homolog
Pachytene : proses penyusunan dan pasangan homolog bersinap
diplotene : penyusunan sinaptonemal selesai  schiasma ( crossing over terjadi
METAFASE I

Proses setelah profase 1 disebut dengan


metafase 1. Pada metafase 1, kromosom
homolog mulai tersusun rapi di bagian
ekuator. Di dalam metafase 1, kromosom
tersusun di atas lempeng metafase. Selain
itu, serat spindle menempel pada dua
sentromer di masing-masing kromosom
homolog.  Kita terlahir karena takdir, mulai
dari peta genetik yang terbentuk di chiasma
pada profase 1, dan pemisahan pasangan
gen pada metafase 1, sampai meiosis 2.
ANAFASE I

Pada anafase 1, kromosom homolog akan


bergerak menuju kutub yang berlawanan
akibat tarikan dari benang gelendong. Selain
itu, juga akan terjadi reduksi kromosom.
Proses selanjutnya setelah anafase
1 adalah telofase 1. Pada telofase 1,
membran inti mulai terbentuk kembali dan
terjadi yang disebut dengan sitokinesis.
TELOFASE I

Pada tahap telofase I, membran inti mulai


terbentuk kembali atau disebut juga dengan
proses sitokinesis. Sitokinesis sendiri
adalah kondisi saat sitoplasma dari satu
eukariotik sel membelah menjadi dua sel
anak
MEIOSIS II

Meiosis

Meiosis II merupakan tahap kedua dari pembelahan meiosis. Pada


tahap ini terjadi pembelahan kromatid bersaudara. Secara fisik,
proses ini sama dengan mitosis, walaupun hasil genetisnya
sangatlah berbeda. Hasil meiosis II adalah empat sel haploid (n, k)
dari dua sel haploid yang masih memiliki kromatid bersaudara (n,
2k) yang dihasilkan dari meiosis I. Empat tahapan dari meiosis II
adalah profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II.
PROFASE II

Pada profase II, nukleolus dan


membran inti mulai menghilang
dan kromatid mulai menebal.
Sentrosom mulai bergerak ke
arah kutub berlawanan dan
mulai mengatur benang spindle
untuk mempersiapkan
pembelahan pada meiosis II
METAFASE II
Pada metafase II, sentromer yang
memiliki dua kinetokor akan
menempel pada benang
spindel yang terhubung pada
sentromer di kutub yang
berlainan. Bidang metafase
yang baru akan terbentuk dan
dirotasi 90 derajat
dibandingkan meiosis
pertama.
ANAFASE II

Pembelahan dilanjutkan dengan


anafase II, yaitu kohensin
sentromer tidak lagi dilindungi
oleh Shugoshin, sehingga
kromatid bersaudara sekarang
dapat berpisah. Kromatid
bersaudara sekarang sudah dapat
disebut dengan kromosom karena
mereka berpisah ke kutub yang
berlainan
TELOFASE II

Proses ini berakhir dengan telofase


II. Proses ini mirip dengan telofase
I, yaitu kromosom mulai
berkondensasi kembali dan benang
spindel mulai terurai. Membran inti
 mulai terbentuk kembali dan sel
mencubit sehingga membentuk
dua sel baru. Sehingga proses ini
berakir dengan total empat sel
anakan yang haploid.
MITOSIS

PROFASE METAFASE

ANAFASE TELOFASE
TUJUAN MITOSIS

untuk pertumbuhan dan regenerasi yang


menghasilkan dua sel anak yang identik dengan sel
induk semula. Mitosis hanya terjadi sekali dan
hanya berlangsung selama somatisasi
PROFASE
Pada tahap profase, terjadi perubahan pada nukleus
dan sitoplasma. Di dalam nukleus, benang-benang
kromatin menebal dan memendek membentuk
kromosom. Kromosom tersebut dapat diamati di
bawah mikroskop cahaya. Tiap lengan kromosom,
berduplikasi membentuk dua kromatid (kromatid
kembar) yang terikat pada sentromer. Selama
profase, nukleolus dan membran nukleus
menghilang. Mendekati akhir profase, terbentuklah
spindel (gelendong pembelahan yang terdiri atas
mikrotubula dan protein). Dengan berakhirnya
profase, kromosom-kromosom yang dobel dan
memanjang itu menempatkan diri di bidang ekuator
dari sel.
Kromosom sudah mengganda, kemudian memadat
Membran inti mulai rusak menjadi bagian bagian
kecil (fragmen)
METAFASE
● Fase ini adalah fase paling mudah untuk menghitung banyaknya kromosom dan
mempelajari morfologinya, karena kromosom-kromosom tersebar di bidang
tengah dari sel. Hal ini terjadi karena pada fase ini sentromer dari kromosom-
kromosom dobel longitudinal terletak di bidang ekuator dari sel. Pada metafase,
kromosom menyusun diri secara acak pada satu bidang ekuator atau tengah-
tengah sel. Pada awal fase ini, membran nukleus dan nukleolus lenyap.
Sentromer,suatu daerah vital bagi pergerakan kromosom, melekat pada serabut
gelendong yang bertanggung jawab terhadap arah pembelahan kromosom
selama pembelahan. Metafase dicirikan oleh barisan kromosom yang amat rapi
sepanjang bidang equatorial. Pada tahapan ini sedikit terlihat adanya gambaran
benang-benang spindelnya. Pada tahap ini kromosom atau kromatid mudah
diamati atau dipelajari. Mudahnya, setiap kromosom yang terdiri dari sepasang
kromatida menuju ketengah sel dan berkumpul pada bidang pembelahan (bidang
ekuator), dan menggantung pada serat gelendong melalui sentromer atau
kinetokor.
- Kromosom berjajar pada bidang pembelahan
GAMBAR METAFASE
ANAFASE
kromosom ditarik oleh benang-
benang spindel menuju kutub
yang berlawanan. Jumlah
kromosom yang menuju ke kutub
yang satu akan sama dengan
jumlah kromosom yang menuju
Tahap anafase ditandai dengan
pemisahan kromatid dari bagian
sentromer yang kemudian
membentuk kromosom baru.
Masing-masing menuju ke kutub
lainnya
TELOFASE
Datangnya kromosom anakan yang tunggal di kutub spindel merupakan tanda
dimulainya telofase. Terbentuklah membran nukleus baru, spindel menghilang dan
nukleolus dibentuk oleh nucleolar organizer dari sebuah kromosom. Dengan
terbentuknya dua buah nuklei baru, maka di tengah sel terjadi dinding baru.
Berlangsunglah sitokenesis (pembelahan sel).
 Membran inti mulai kembali bergabung
 Terbentuk dua sel anakan yang bersifat diploid
PERBEDAAN
MITOSIS &
MEIOSIS
Mitosis
Mitosis merupakan pembelahan sel yang meliputi pembelahan dan pembagian nukleus beserta
kromosom-kromosom di dalamnya. Proses pembelahan nukleus dinamakan karyokinesis. Setelah
karyokinesis akan segera diikuti oleh pembelahan sel, sehingga sebuah sel akan menjadi dua
anakan sel yang sama. Proses membelahnya sel dinamakan sitokinesis. Adanya karyokinesis dan
sitokinesis yang berlangsung secara berkesinambungan menyebabkan informasi genetik di dalam
semua sel somatis suatu individu tetap.
Meiosis
Meiosis merupakan pembelahan sel yang spesifik karena berlangsung di waktu pembentukan
gamet-gamet saja. Pada pembelahan ini kromosom diparoh dari keadaan diploid (2n) menjadi
haploid (n). Pada proses fertilisasi terjadilah persatuan gamet-gamet haploid, sehingga terciptalah
zigot yang diploid. Keterangan genetik memisah secara teratur ke dalam gamet-gamet. Dalam
keturunan akan tercampur keterangan genetik yang berasal dari masing-masing induk.
PROFASE PADA
MITOSIS
Pada tahap profase, terjadi perubahan pada nukleus
dan sitoplasma. Di dalam nukleus, benang-benang
kromatin menebal dan memendek membentuk
kromosom. Kromosom tersebut dapat diamati di
bawah mikroskop cahaya. Tiap lengan kromosom,
berduplikasi membentuk dua kromatid (kromatid
kembar) yang terikat pada sentromer. Selama
profase, nukleolus dan membran nukleus
menghilang. Mendekati akhir profase, terbentuklah
spindel (gelendong pembelahan yang terdiri atas
mikrotubula dan protein). Dengan berakhirnya
profase, kromosom-kromosom yang dobel dan
memanjang itu menempatkan diri di bidang ekuator
dari sel.
Kromosom sudah mengganda, kemudian memadat
Membran inti mulai rusak menjadi bagian bagian
kecil (fragmen)
METAFASE PADA MITOSIS
● Fase ini adalah fase paling mudah untuk menghitung banyaknya kromosom dan
mempelajari morfologinya, karena kromosom-kromosom tersebar di bidang tengah dari sel.
Hal ini terjadi karena pada fase ini sentromer dari kromosom-kromosom dobel longitudinal
terletak di bidang ekuator dari sel. Pada metafase, kromosom menyusun diri secara acak
pada satu bidang ekuator atau tengah-tengah sel. Pada awal fase ini, membran nukleus dan
nukleolus lenyap. Sentromer,suatu daerah vital bagi pergerakan kromosom, melekat pada
serabut gelendong yang bertanggung jawab terhadap arah pembelahan kromosom selama
pembelahan. Metafase dicirikan oleh barisan kromosom yang amat rapi sepanjang bidang
equatorial. Pada tahapan ini sedikit terlihat adanya gambaran benang-benang spindelnya.
Pada tahap ini kromosom atau kromatid mudah diamati atau dipelajari. Mudahnya, setiap
kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju ketengah sel dan berkumpul pada
bidang pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung pada serat gelendong melalui
sentromer atau kinetokor.
- Kromosom berjajar pada bidang pembelahan
GAMBAR METAFASE
ANAFASE PADA MITOSIS
kromosom ditarik oleh benang-
benang spindel menuju kutub
yang berlawanan. Jumlah
kromosom yang menuju ke kutub
yang satu akan sama dengan
jumlah kromosom yang menuju
Tahap anafase ditandai dengan
pemisahan kromatid dari bagian
sentromer yang kemudian
membentuk kromosom baru.
Masing-masing menuju ke kutub
lainnya
TELOFASE PADA MITOSIS
Datangnya kromosom anakan yang tunggal di kutub spindel merupakan tanda
dimulainya telofase. Terbentuklah membran nukleus baru, spindel menghilang dan
nukleolus dibentuk oleh nucleolar organizer dari sebuah kromosom. Dengan
terbentuknya dua buah nuklei baru, maka di tengah sel terjadi dinding baru.
Berlangsunglah sitokenesis (pembelahan sel).
 Membran inti mulai kembali bergabung
 Terbentuk dua sel anakan yang bersifat diploid
PROFASE PADA MEIOSIS

1. Profase I
Perbedaan penting antara mitosis dan meiosis terutama pada profase.
Profase 1 dibedakan menjadi beberapa stadia yaitu:
a. Leptonema Kromatin dari inti sel induk nampak seperti benang-
benang panjang yang halus dan melingkar-lingkar.
b. Zygonema Benang-benang kromatin berubah bentuknya dan
menjadi batang-batang kromosom. Masing-masing kromosom
mencari pasangannya sendiri yang sama dan sebangun atau yang
serupa (kromosom homolog). Proses berpasangan ini disebut
sinapsis.
PROFASE PADA MEIOSIS

c. Pachynema Benang-benang kromosom menjadi lebih tebal dan


jelas. Tiap benang tampak dobel. Masing-masing kromosom dari
sepasang kromosom homolog terdiri dari dua kromatid. Pada
profase mitosis, kromosom-kromosom terpisah dan tidak saling
berhubungan. Dalam profase I meiosis, kromosom-kromosom
homolog berpasangan sebagai bivalen, dan inilah yang dijumpai
sebagai haploid. Pachynema merupakan stadia yang sangat
penting yaitu pindah silang (crossing over). Proses ini akan nampak
jelas pada fase berikutnya.
PROFASE PADA MEIOSIS
d. Diplonema Fase ini ditandai dengan mulai memisahnya kromatid-
kromatid yang semula berpasangan membentuk bivalen.
Memisahnya kromatid-kromatid paling kuat terjadi pada bagian
sentromer. Akan tetapi bagian-bagian tertentu dari kromosom
homolog tetap berdekatan dan bagian ini disebut kiasma, karena
pada tiap kiasma kromatid kromatid-kromatid yang yang
menjauhkan diri itun tampak bersilang. Di tempat persilangan
(kiasma) itu kromatid-kromatid tak serupa (nonsister chromatids)
putus. Ujung-ujung dari kromatid yang putus tadi bersambungan
secara resiprok. Proses penukaran segmen-segmen kromatid tak
serupa dari pasangan kromosom homolog beserta gen-gen yang
berangkai secara resiprok dinamakan pindah silang.
PROFASE PADA MEIOSIS

e. Diakinesis Kromosom-kromosom menjadi lebih pendek. Stadium ini


diakhiri dengan menghilangnya membran inti, nukleolus, dan
terbentuknya spindel.
2.METAFASE

Pasangan-pasangan kromosom 3.ANAFASE


homolog berada di bidang ekuator
Kromosom homolog yang mengadakan
sinapsis mulai bergerak untuk berpisah.
Tiap kromosom masih tersusun atas dua
kromatid yang masih berhubungan pada
daerah sentromer.

4.TELOFASE
Kromosom-kromosom tiba di kutub
spindel. Membran inti dan nukleolus
terbentuk lagi.
PERBEDAAN MITOSIS & MEIOSIS
DIFERENSIASI SEL & FAKTORYANG
MEMPENGARUHINYA

Diferensiasi sel adalah proses ketika sel kurang khusus menjadi jenis sel


 yang lebih khusus. Diferensiasi terjadi beberapa kali selama
perkembangan organisme multiselular ketika organisme berubah dari zigot
 sederhana menjadi suatu sistem jaringan dan jenis sel yang rumit.
Diferensiasi adalah proses yang lazim pada makhluk dewasa: sel punca
dewasa terpisah dan menciptakan sel anak yang terdiferensiasi
sepenuhnya selama perbaikan jaringan dan perputaran sel normal.
TAHAP DIFERENSIASI
ZIGOT GASTRUL
Zigot merupakan suatu ovum yang A
fertilisasi dibuahi oleh spermatozon. Di tingkat gastrula, embrio akan
Bagian atas ovum Amphioxus, mengandung 3 lapis benih yang
disebut kutub animal yang berada di terdiri dari sel-sel yang tersusun di
daerah ooplas (sitoplasma ovum) daerah tertentu tubuh, yaitu
yang nantinya dapat menjadi bakal ektoderm, mesoderm dan
ektoderm. 
endoderm.
ORGANOGENESI
BLASTULA S
Di tingkat organogenesis,
Setelah berdiferensiasi, pupolasi sel akan TUBULASI diferensiasi lebih dirinci lagi, di sini
menjadi epidermis, saraf, notokord (sumbu
penyokong primer), mesoderm.Diferensiasi akan
Di tingkat tubulasi, ketiga lapis benih, akan terbentuk seluruh macam
yang berupa bumbung sehingga
terjadi pada kelompok sel. Blastomer (sel merupakan bumbung epidermis yang
jaringan dan alat tubuh secara
blastula) sebelah bakal jadi endoderm, sebelah terlingkup seluruh permukaan tubuh. lengkap, sehingga di saat kelahiran
atas bakal jadi ektoderm, dan bagian tengah
yang menjadi mesoderm.
anak sudah dalam bentuk yang
tetap.
FAKTORYANG MEMPENGARUHI
TERJADINYA DIFERENSIASI

Diferensiasi embrionik sel dipengaruhi beberapa faktor, antara lain


kontrol gen, hormon sistemik, letaknya, pertumbuhan pertumbuhan
lokal, dan matriks protein. Pengaturan tahap diferensiasi tergantung
pada faktor-faktor tersebut. Selain itu, growth factors juga
mempengaruhi proses diferensiasi sel. Pengaturan tahap diferensiasi
tergantung pada faktor-faktor tersebut. Selain itu, growth factors juga
mempengaruhi proses diferensiasi sel.
FAKTORYANG MEMPENGARUHI
TERJADINYA DIFERENSIASI
KONTROL
GEN
HORMON SISTEMATIK

LETAKNYA

PERTUMBUHAN – PERTUMBUHAN LOKAL

MATRIKS PROTEIN
KONTROL GEN
Seperti pada kebanyakan sel yang
berdiferensiasi, perbedaan yang terdapat
diantara sel-sel lain bukan disebabkan
oleh peningkatan atau pembuangan gen.
Perbedaan sel tersebut disebabkan sel
mengekspresikan gen yang berbeda. Gen
diaktifkan dan dimatikan untuk mengatur
sintesis produk gen. Fakta mengatakan
bahwa banyak tahap “keputusan” penting
diferensiasi dalam embriogenesis di
bawah kontrol transkripsional
(pengontrolan pembentukan mRNA).
ASAM RETINOAT

Salah satu yang berperan dalam diferensiasi sel antara lain adalah asam
retinoat yang berasal dari vitamin A. Asam retinoat berfungsi untuk
mendorong pertumbuhan dan diferensiasi normal jaringan epitel.
GROWTH
FACTOR
Growth factor yang mempengaruhi proses diferensiasi sel adalah BMP-4 (Bone
Morphogenic Protein). BMP-4 memiliki peran penting dalam pembentukan
tulang.Pada amfibi, BMP-4 aktif pada sel yang berada pada ventral gastrula.
Pada saat pertumbuhan embrio, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tersebut, antara lain:
• Faktor genetic
• Faktor nutrisi
• Faktor lingkungan
Pada saat proses diferensiasi sel telah tercapai, kondisi sel harus dijaga. Hal
tersebut dilakukan melalui kombinasi berbagai faktor, yaitu:
• Cell memory yang terdapat dalam genome.
• Interaksi dengan sel-sel terdekat, melalui faktor parakrin.
• Sekresi berbagai faktor (faktor autokrin), termasuk faktor tumbuh.
PROSES POLIFERASI & FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA

Proliferasi adalah fase sel saat mengalami pengulangan siklus sel


tanpa hambatan.
Dimana pada keadaan normal terjadi pembelahan DNA induk dan
membagi dirinya menjadi dua sel anak
PROSES POLIFERASI

proses Proliferasi sel terjadi akibat dua proses yakni


proses pertumbuhan sel dan yang kedua adalah
proses pembelahan sel. Berikut ini adalah
penjelasan lengkapnya.
Pada proses pertumbuhan sel, sel akan mensintesis
DNA serta protein baru yang dibutuhkan selama
masa pembelahan sel yang mana sel induk akan
mulai melakukan pembelahan untuk kemudian
menghasilkan sel sel baru yang disebut dengan
sel anak.
Sel sel baru yang baru saja diproduksi tersebut bisa mengisi kelompok sel
tertentu. Selain itu sel sel baru ini juga bisa mengganti sel sel yang
sudah rusak atau sudah mati di dalam jaringan tubuh.
Tak hanya itu saja Proliferasi sel juga diimbangi dengan kematian dari sel
apoptosis dan juga diferensiasi sel.
Sebagian besar sel dewasa yang terdapat pada hewan akan memasuki
siklus sel untuk dapat berkembang biak dengan baik, dan beberapa dari
sel sel tersebut termasuk ke dalam sel otot polos, sel epotel organ
dalam, fibroblast hingga sel endotel. Proses yang dilakukan oleh
Proliferasi ini sendiri tentu saja memiliki sebuah tujuan, dan tujuan
utamanya adalah untuk menggantikan sel sel yang sudah rusak atau
bahkan sel sel yang sudah mati, sementara itu di sisi lain, sel sel induk
dewasa merupakan sel yang sudah tidak bisa didiferensiasi. Artinya hal
ini akan membuat proses Proliferasi sel nya memungkinkan untuk sel
tersebut kembali mengisi populasi sel induk serta untuk menggantikan
sel sel yang telah mati dan juga sudah rusak.
FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI
Faktor
transkripsi
Faktor sekelompok protein di dalam inti sel yang
pertumbuhan berperan serta dalam proses transkripsi kode
genetik menjadi mRNA. Faktor transkripsi
zat alami yang mampu merangsang merupakan mata rantai terakhir pada lintasan
proliferasi sel, penyembuhan luka, transduksi sinyal yang mengkonversi sinyal
dan kadang-kadang diferensiasi sel. ekstraselular menjadi modulasi ekspresi
Biasanya itu adalah protein yang genetik. 
dikeluarkan atau hormon steroid.

Faktor mekanis
Faktor hormona sistem pertahanan yang berperan dalam
mengenal, menghancurkan serta menetralkan
pembawa pesan kimiawi antar sel benda-benda asing atau sel abnormal yang
berpotensi merugikan bagi tubuh. Mekanisme
 atau antarkelompok sel. Semua 
pertahanan tubuh manusia meliputi
organisme multiselular, termasuk  pertahanan tubuh bawaan (pertahanan non
tumbuhan  spesifik) dan pertahanan adaptif 
REFRENSI
• Langman. Medical Embriology ed 9. Gametogenesis: Conversion of Germ Cells Into Male and
Female Gametes .
• Ros MH and Pawlina W. Histology a text and atlas with corelated cell and molecular biology.5ed.
Lippincott William & wilkim. 2016
• Portocarrero G, Collins G, Livingston Arinzeh T. Challenges in Cartilage Tissue Engineering. J
Tissue Sci Eng. 2013; 4:1-2.
• Rey R, Josso N, Racine C. Sexual Differentiation. 2020 May 27. In: FeingoldKR, Anawalt B, Boyce
A, Chrousos G, de Herder WW, Dhatariya K, Dungan K,Hershman JM, Hofland J, Kalra S, Kaltsas G,
Koch C, Kopp P, Korbonits M, KovacsCS, Kuohung W, Laferrère B, Levy M, McGee EA, McLachlan R,
Morley JE, New M,Purnell J, Sahay R, Singer F, Sperling MA, Stratakis CA, Trence DL, Wilson
DP,editors. Endotext [Internet]. South Dartmouth (MA): MDText.com, Inc.; 2000–.PMID: 25905232.
 

Anda mungkin juga menyukai