Anda di halaman 1dari 16

B EDAH SOA L

Uji Kompetensi Keperawatan


D r. C a t u r B u d i S u s i l o , S . P d , . S . K p . , M . K e s
KASUS 1
Seorang laki-laki, 40 tahun, datang ke klinik RS untuk mendapatkan Vaksin covid 19 dosis
pertama. Hasil pengkajian: TD 200/ 90mmHg, frekuensi nadi 100x/ menit, frekuensi nafas
24x/ menit, suhu 36.5 C. Saat ini perawat berada di meja 2 yang bertugas sebagai screening
pasien.

Pertanyaan Soal

Manakah intervensi yang paling tepat bagi perawat dalam menghadapi pasien tersebut?

Pilihan Jawaban

A. Mengecek Kembali tekanan darah pasien

B. Mempersilahkan pasien untuk istirahat 30 menit lagi

C. Tidak merekomendasikan pasien untuk divaksinasi

D. Merujuk ke dokter konsultan perihal tekanan darahnya

E. Menganjurkan pasien untuk periksa ke puskesmas untuk menurunkan tekanan darahnya.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


PEMBAHASAN KASUS 1
Pilihan yang tepat pada kasus di atas adalah menganjurkan pasien untuk periksa
ke puskesmas dulu karena batas maksimal tekanan darah yang dibolehkan
adalah 180 mmhg. Pilihan mengecek Kembali tidak diperlukan karena tekanan
darah klien adalah 200 mmhg, tidak mungkin terjadi kesalahan pemeriksaan
karena disparitas hasilnya 20 mg dari batas maksimal.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


KASUS 2
Seorang perempuan, 55 tahun, datang ke Poliklinik bedah untuk memeriksakan kesehatannya
karena ada benjolan pada payudara kirinya. Dari pemeriksaan dokter klien menderita fibroma
stadium awal. Dokter menyarankan untuk segera operasi, karena dikhawatirkan akan lebih
membesar lagi. Klien merasa cemas dan takut kalau harus di operasi.

Pertanyaan Soal

Manakah tindakan perawat berikut yang dapat menenangkan kecemasan pasien?

Pilihan Jawaban

A. Menunda operasi saja karena masih stadium dini

B. Menganjukan pasien untuk second opinion pada dokter lain

C. Mengajarkan teknik relaksasi kepada pasien

D. Menganjurkan klien untuk mencari terapi alternatif

E. Memberikan alternatif pilihan untuk kesembuhan klien.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


PEMBAHASAN KASUS 2
Karena penyakit klien dalam kondisi stadium awal, kemungkinan tindakan operasi
tidak harus dilakukan segera, alternatif tindakan non konservatif operasi masih
bisa dilakukan misalnya dengan tindakan medical (pengobatan) atau herbal
medik yag dapat dilakukan di RS yang mempunyai fasilitas untuk itu.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


KASUS 3
Seorang laki-laki, 40 tahun, karena nyeri kesakitan pada bagian perut kanan bawah, klien masih
di IGD, hasil pemeriksaan dokter klien mengalami appendicitis acut dan dokter meminta pasien
segera akan dioperasi. Klien pasrah terhadap tindakan dokter. Tanpa dilakukan informed consent
klien diminta menandatangani persetujuan operasi. Klien tidak didampingi keluarganya.

Pertanyaan Soal

Manakah pelanggaran etik yang dilakukan perawat terhadap pasien tersebut?

Pilihan Jawaban

A. Tidak dilakukan informed consent

B. Advokasi perawat terhadap klien

C. Meminta pasien menandatangani kesediaan operasi

D. Menghargai keputusan dokter untuk operasi

E. Kolaborasi pemberian analgetik sebelum operasi.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


PEMBAHASAN KASUS 3
Informed consent adalah kewenangan dokter meskipun perawat harus mendampinginya,
meminta pasien menandatangani operasi tanpa penjelasan adalah pelanggaran, sedangkan
pemberian analgetik pada pasien dengan App acut adalah tidak dianjurkan. Salah satu
alternatif terbaik perawat adalah advokasi terhadap klien agar klien betul betul siap untuk
operasi segera meskipun tidak ada keluarga yang mendampingi.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


KASUS 4
Seorang laki-laki, 55 tahun, datang ke klinik untuk vaksinasi covid 19 yang pertama kali. Ia
didampingi istrinya yang sdh lebih dulu divaksin dan sdh 2 kali. Dari hasil pemeriksaan meja
1 : TD 185/ 95 mmHg, suhu: 36,8 C. klien tidak ada Riwayat batuk dalam 1 minggu terakhir .
Klien tidak minum obat hipertensi karena merasa tidak sakit.

Pertanyaan Soal

Manakah tindakan yang perlu dilakukan perawat di meja 2 sebagai screening pasien?

Pilihan Jawaban

A. Menginjinkan lanjut vaksinasi

B. Periksa ulang tekanan darahnya secara manual

C. Meminta klien untuk periksa ke puskesmas

D. Menunda vaksin setelah tensinya normal

E. Istirahat setengah jam, kemudian nanti dicek tekanan darahnya

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


PEMBAHASAN KASUS 4
Standar maksimal tekanan darah yang diperkenankan klien untuk vaksinasi
adalah 180 mmhg. Karena hasil tekanan darahnya 185, masih ada kemungkinan
kesalahan pengukuran dan ketepatan karena menggunakan tensi digital. Perawat
yang bertugas di meja screening sebagai penentu boleh tidaknya vaksin perlu cek
ulang tekanan darahnya……kalau memang 185, mungkin alternatifnya bisa
istirahat sejenak kurang lebih 15 menit agar relak……kalau memang tetap sama
maka perawat perlu memberi edukasi untuk tidak merekomendasikan vaksin dan
harus meminta untuk periksa tekanan darahnya di puskesmas agar turun pada
tingkat yang diijinkan. (kurang dari 180 mmhg).

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


KASUS 5
Seorang perempuan, 30 tahun, di ruang poli penyakit kandungan, klien baru saja menerima
hasil pemeriksaan papsmearnya katagori 2b. Respon klien datar, tak ada raut kesedihan
dalam wajahnya. Klien belum tahu resiko yang terjadi apabila tidak dilakukan histerektomi,
dan resiko yang terjadi apabila tidak dilakukan tindakan konservatif operasi.

Pertanyaan Soal

Manakah aspek legal etik yang diterapkan oleh perawat kepada pasien tersebut?

Pilihan Jawaban

A. Confidentiality

B. Veracity

C. Beneficience

D. Autonomy

E. Fidelity

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


PEMBAHASAN KASUS 5
Aspek etika yang hars disampaikan perawat adalah Veracity (kejujuran) , perawat
harus menyampaikan kejujuran tentang kondisi pasien sebenarnya dan efek yang
didapat setelah setelah menjalani operasi : misal tidak bisa mempunyai anak lagi.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


PRINSIP-PRINSIP ETIK
(Anwar Kurniadi, 2018)

1. Otonomi

Hak individu untuk kemandirian dan kebebasan untuk memberikan pendapat/keputusan

2. Berbuat Baik (Beneficience)

Berbuat sesuatu demi kebaikan pasien

3. Keadilan (Justice)

Prinsip keadilan diperlukan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang. Nilai ini
direfleksikan di dalam prkatek profesional kompilasi perawat bekerja untuk terapi yang sesuai
dengan hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


PRINSIP-PRINSIP ETIK
(Anwar Kurniadi, 2018)

5. Kejujuran (Veracity)

Kejujuran juga menjadi etika keperawatan yaitu dengan memberikan informasi secara
objektif, akurat dan komprehensif terhadap pasien mereka. Tugas seorang perawat pun
juga dituntut agar pasien bisa memahami apa yang disampaikan oleh perawat.

6. Menepati Janji (Fidelity)

Prinsip kesetiaan yang dibutuhkan individu untuk komitmen dan komitmen terhadap orang
lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien.
Etika keperawatan yang lain adalah menepati janji pasien. Wujud menepati janji yang
dimaksud adalah upaya perawat untuk menghargai setiap komitmen untuk orang lain.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


PRINSIP-PRINSIP ETIK
(Anwar Kurniadi, 2018)

7. Kerahasiaan

Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasinya.
Dalam dunia medis, etika keperawatan yang paling penting adalah menjaga rekam medis
pasien, yang sangat menjunjung kerahasiaan. Karena kerahasiaan pasien adalah privasi
mereka. Hanya dokter dan perawat dan orang penting lainnya yang yang perlu diketahui.

8. Akuntabilitas

Etika keperawatan juga memiliki peran dan tanggungjawab dalam setiap tindakan agar
tetap professional. misalnya, harus berhati-hati agar tidak salah memberikan dosis obat
kepada pasien

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


K R I T E R I A ATA U S YA R AT VA K S I N C O V I D 1 9
B E R D A S A R K A N K E S E H ATA N F I S I K
(Kemenkes, 2019)

1. Seseorang yang sedang demam atau memiliki suhu tubuh ≥37,5oC akan mengalami
penundaan pemberian vaksin hingga orang tersebut sembuh. Hal ini dikarenakan demam
merupakan salah satu gejala penyakit Covid-19. Maka dari itu, disarankan bagi peserta
vaksin untuk periksa lebih dulu apakah demam yang diderita merupakan gejala infeksi
Covid-19 atau bukan.

2. Seseorang dengan penyakit tekanan darah tinggi dengan hasil pengukuran sebesar
>180/110 tidak dapat diberikan dosis vaksin. Hal ini dikarenakan tidak diperbolehkannya
pengidap hipertensi menerima vaksin Covid-19 karena prinsip kehati-hatian. Mengingat
vaksin Covid-19 adalah vaksin baru yang data studinya belum cukup banyak.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


K R I T E R I A ATA U S YA R AT VA K S I N C O V I D 1 9
B E R D A S A R K A N K E S E H ATA N F I S I K
(Kemenkes, 2019)

3. Penderita HIV dengan angka CD4 <200 atau tidak diketahui juga tidak dapat
menerima dosis vaksin.

4. Penderita penyakit paru (seperti asma, PPOK, dan TBC) akan mengalami
penundaan pemberian vaksin. Perlu rekomendasi dari dokter spesialis paru-paru.

5. Penyakit lainnya yang tidak disebutkan di atas, perlu melakukan konsultasi dengan
dokter jika terdeteksi menderita penyakit setelah melakukan proses skrining.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama

Anda mungkin juga menyukai