Anda di halaman 1dari 74

PENGELOLAAN B3 & LIMBAH B3

BAGIAN I: PRINSIP SML

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 2


DEFINISI SML
 Pendekatan pengorganisasian untuk
pengelolaan lingkungan
 Target dan obyektif dari pengelolaan
dilaksanakan sebagai bagian dari
operasi/kegiatan sehari-hari
 SML dilaksanakan dalam struktur dan
kebijakan yang dilembagakan dan
merupakan bagian dalam sistim
perbaikan lingkungan yang berlanjut

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 3


KEBERHASILAN SML
 Efektif dalam pembiayaan
 Ekonomis/murah
 Selaras dengan peraturan
 Berlandaskan sistim dan kinerja
 Dapat dilaksanakan, praktis dan
terpakai
 Fokus pada perbaikan secara terus-
menerus (continuous improvement)
01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 4
PRINSIP UMUM
 SML membantu/mendukung lembaga/institusi
dalam menjalankan misinya – bukan sebaliknya
 SML adalah sebuah proses – bukan hasil akhir
 SML adalah orang dengan kegiatannya – bukan
aspirasi/ gagasan atau kata-kata yang tidak
terimplementasikan
 Perbaikan lingkungan tercermin pada
perubahan sikap dan perilaku pada lingkungan
 Berawal dari komitmen atasan dan yang
dilaksanakan pada seluruh jajaran
institusi/lembaga

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 5


KOMPONEN BESAR SML

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 6


SIKLUS PDCA

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 7


P: PLANNING (Perencanaan)

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 8


P: PLANNING (Perencanaan)
 Identifikasi sumber kegiatan penghasil
Limbah B3
 Identifikasikan peraturan dan perundangan
terkait
 Identifikasi aspek lingkungan dan
dampaknya
 Tetapkan dampak yang harus dikelola
sebagai prioritas
 Susun obyektif dan target pengelolaannya
 Buat program pengelolaan lingkungannya !

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 9


D: DO (Implementasi)

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 10


D: DO (Implementasi)
 Pengorganisasian dengan struktur yang
dilembagakan
 Training tentang keperdulian dan
kompetensi yang terkait
 Komunikasikan pada seluruh jajaran
manajemen
 Kontrol:
 Dokumentasi SML
 Dokumen kontrol
 Dokumen pengoperasian
 Dokumen Sistim Tanggap Darurat (STD)

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 11


C: Check (Kontrol & Awasi)

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 12


C: Check (Kontrol & Awasi)
 Pengukuran dan monitoring dari
kegiatan yang sedang berjalan
 Audit internal SML secara periodik
 Koreksi dan pencegahan pada
penyimpangan yang ada
 Rekam seluruh kejadian

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 13


A: ACTION (Kaji dan Kelola)

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 14


A: ACTION (Kaji dan Kelola)
 Perhitungkan:
 Hasil temuan audit
 Rekaman kemajuan dan obyektif perubahan pada
fasilitas yang ada
 Perubahan pada aktivitas, produk dan jasa yang ada
 Perubahan teknologi
 Concern pada fihak terkait
 Informasi lain yang relevan
 Kaji: kelayakan, kepantasan, dan kinerja SML
 Tetapkan dan putuskan hal terkait:kebijakan
lingkungan secara umum, kebijakan dan target SML
yang dibuat, elemen lain dari SML yang diperlukan

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 15


KETERKAITAN DALAM SML

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 16


BAGIAN II:
PENGELOLAAN LIMBAH B3

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 17


LATAR BELAKANG
PENGELOLAAN B3-LIMBAH B3
 meningkatnya penggunaan bahan berbahaya dan beracun
pada berbagai kegiatan, antara lain pada kegiatan
perindustrian, pertambangan, kesehatan dan juga
kegiatan rumah tangga
 adanya kebutuhan industri penghasil limbah B3 - terutama
sekitar Jakarta - terhadap kesediaan fasilitas pengolahan
dan penimbunan limbah B3 yang berwawasan lingkungan
 meningkatnya upaya pengendalan pencemaran udara dan
pengendalian pencemaran air yang akan menghasilkan
lumpur atau abu yang berbahaya dan beracun
 Indonesia merupakan salah satu negara tujuan tempat
pembuangan limbah

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 18


MENGAPA LIMBAH HARUS
DIOLAH/KELOLA ?

 Limbah harus dikelola dengan alasan lingkungan, bahwa


limbah dapat (berpotensi) mencemari lingkungan kehidupan
manusia.
 Limbah harus dikelola dengan proses dan pendekatan
untuk memperkecil dampak melalui upaya memperpanjang
nilai tambah sebagai produk/produk sampingan sebelum
nantinya limbah diolah
 Upaya yang dilakukan adalah melalui pendekatan reduce
dengan 3R (reuse, recycle dan recovery)
 Dengan bertambahnya nilai manfaat limbah maka
pemakaian sumberdaya dapat diefesiensikan
pemanfaatannya
 Pengolahan limbah sendiri harus menggunakan proses dan
pendekatan teknologi yang akrab lingkungan

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 19


APA ITU LIMBAH
 Limbah adalah sisa dari suatu
usaha/kegiatan (UU 23/1997 PLH)
 Limbah dihasilkan dari suatu proses
transformasi dari bahan menjadi
produk
 Dalam proses dan transformasi yang
terjadi terdapat perubahan
karakteristik dan sifat dari bahan yang
berpotensi merusak/mencemari
lingkungan
01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 20
PRINSIP PENGKAJIAN LIMBAH

Aliran
Bahan
Proses Produksi Produk
Baku &
Penolong

Pengelolaan limbah Pengelolaan limbah


Pada proses produksi Pasca produk

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 21


Persepsi atas nilai
Pengembangan Dan manfaat barang
Produk (sbg.kebutuhan) (pengaruh budaya)

Sales Transportation
Manufacturing Packaging Consumers Final Dispositions
& Distributions

Limbah

Dampak Pada Lingkungan


SIFAT DAN KARAKTERISTIK
LIMBAH
Kegiatan Jenis Sifat Potensi Media
Limbah Pencemar Tercemar
Domestik Padat, cair, Non B3 Pencemaran Air, tanah, pantai
(rumah ringan-sedang
tangga
Pertanian/ Padat, cair, Non B3 Pencemaran Air, tanah, pantai
perikanan ringan-sedang
Industri Padat, cair Non B3 dan Pencemaran Air, tanah, pantai
wisata Limbah B3 sedang-berat

Industri Padat, cair, Non B3 dan Pencemaran Air, tanah, pantai


rumah gas Limbah B3 sedang-berat
(kerajinan
dsb)

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 23


MATRIKS TEKNOLOGI
PENGELOLAAN LIMBAH
Input Proses Pengel. Pasca
Proses Produksi Limbah Produksi
 (Teknologi)  Jenis dan  Pengolahan  Recovery bahan
bahan yang karakteristik Limbah padat dari dari produk pasca
terkait dengan teknik unit-proses proses dan penggunaan
proses pendukung kegiatan (limbah)
 Pewadahan dan  Unit pendukung  Pengolahan  Pengolahan dan
Transportasi proses untuk limbah cair dari pemusnahan bahan
bahan baku air,udara,energy proses dan off-spec dan
system pendukung kegiatan kadaluawarsa
 Storage: stock  Flow process:  Pengendalian  Pengelolaan
system, layout system, layout pencemaran udara kemasan
dan flow dan flow dan kebisingan
 Pengelolaan
sludge dan limbah
B3

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 24


DEFINISI B3
 bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau merusakkan
lingkungan hidup dan/atau
membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta mahluk hidup lain.
01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 25
B3 – LIMBAH B3

Penggunaan/
Pemanfaatan

Limbah
B3 Penanganan
Bahan B3

Off spec
Sisa Bahan

26
DEFINISI B3 (PP74/2001)
 Sisa suatu usaha atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya
dan/atau beracun yang karena sifat
dan atau konsentrasinya dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau merusakkan
lingkungan hidup dan/atau
membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta mahluk hidup lain.

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 27


PENGELOLAAN B3
 Penghasil
 Pengangkut
 Pengedar
 Penyimpan
 Pengguna
 Pembuangan

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 28


KLASIFIKASI B3
 Mudah meledak  Berbahaya
 Pengoksidasi  Korosif
 Sangat mudah  Bersifat iritasi
menyala  Berbahaya bg
 Mudah menyala lingkungan
 Amat sangat  Karsinogenik
beracun  Teratogenik
 Beracun  Mutagenik

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 29


TINGKATAN RACUN B3
Urutan Kelompok LD 50 (mg/kg)

1 Amat sangat beracun <1


2 Sangat beracun 1 – 50
3 Beracun 51 – 500
4 Agak beracun 501 – 5000
5 Praktis tidak beracun 5001 – 15000
6 Relatif tidak berbahaya > 15000
01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 30
KLASIFIKASI B3
(PP 74/2001)
 B3 yang dapat dipergunakan (209
bahan: Ammoniak, Asam khlorida …)
 B3 yang dilarang dipergunakan: jenis
B3 yg dilarang digunakan, diproduksi,
diedarkan dan atau diimpor (10 bahan:
Aldrin, Endrin, DDT …)
 B3 yang terbatas dipergunakan: B3 yg
dibatasi penggunaan, impor, dean atau
produksinya (45 bahan: Mercury, CFC
…)

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 31


TATALAKSANA
PENGELOLAAN B3
 Registrasi oleh penghasil dan pengimpor
 Prosedur notifikasi bagi impor B3 yg
terbatas dipergunakan dan atau pertama
kali
 Produsen wajib membuat MSDS
 Pengangkutan menggunakan sarana yang
memenuhi syarat dari instansi yang
berwenang
 Penggunaan simbol dan label
 Tempat penyimpanan sesuai syarat teknis
dan mempunyai STD

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 32


NOTIFIKASI B3
 Notifikasi ekspor: pemberitahuan terlebih
dahulu dari otoritas negara penerima dan
negara transit apabila akan dilaksanakan
perpindahan lintas batas untuk B3 yg
terbatas dipergunakan
 Notifikasi impor: pemberitahuan terlebih
dahulu dari otoritas negara pengekspor dan
negara transit apabila akan dilaksanakan
perpindahan lintas batas untuk B3 yg
terbatas dipergunakan dan atau yg
pertama kali diimpor

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 33


PENGGUNAAN/
PEMANFAATAN B3
 Kaidah penggunaan bahan
berdasarkan prinsip K3
 Prosedur penggunaan peralatan kerja
 Kaidah penggunaan bahan
berdasarkan MSDS (merek dagang,
rumus kimia B3, jenis B3, klasifikasi
b3, teknik penyimpanan, tata cara
bila terjadi kecelakaan)

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 34


PENANGANAN B3
 Faktor-faktor dalam penyimpanan B3
(temperatur, kelembaban, interaksi
dengan wadah, interaksi antar bahan)
 Persyaratan teknis penyimpanan
 Sarana dan prasarana penyimpanan
(pencahayaan, sirkulasi udara -
exhaust fan, pendingin, termometer,
higrometer..)

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 35


PENANGANAN SISA
OFF-SPEC B3
 Prosedur pembuangan dan
pemusnahan bahan
 Sarana dan prasarana pembuangan

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 36


TEKNOLOGI PENGOLAHAN
1. Proses Kimia-Fisik
2. Metoda Thermal
3. Kombinasi kimia-fisik dan thermal
4. Stabilisasi dan Solidifikasi
5. Land disposal (setelah stabilisasi)

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 37


PROSES KIMIA-FISIK
1. Reaksi oksidasi-reduksi
2. Netralisasi
3. Stripping
4. Presipitasi
5. Evaporasi
6. Destilasi

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 38


METODA THERMAL
(Incenerasi)
 Proses pembakaran
 Gas dan uap beracun
 Sistim injeksi
 Pengendalian gas pencemar
 Pengelolaan bottom ash dan fly ash

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 39


LAND DISPOSAL
(pasca stabilisasi)
 Stabilisasi bahan B3
 Solidifikasi
 Encapsulasi
 Landfill system
 Leachate management

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 40


01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 41
IDENTIFIKASI LIMBAH B3

Berdasarkan Sumber (PP 18/1999):


 Lampiran I, tabel 1: sumber tidak spesifik
 Lampiran I, tabel 2: sumber spesifik
 Lampiran I, tabel 3:
 bahan kimia kadaluarsa
 tumpahan,
 bekas kemasan,
 buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 42


IDENTIFIKASI LIMBAH B3

Berdasarkan Sumber (PP 18/1999):


 Lampiran I, tabel 1: sumber tidak spesifik
 Pelarut terhalogenasi (kode limbah D1xxxa)
 Pelarut yang tidak terhalogenasi (kode limbah D1xxxb)
 Asam/Basa (kode limbah D1xxxc)
 Yang tidak spesifik lainnya (D1xxxd)
 Contoh PCB (poly chlorinated Biphenyls) di trafo lama PLN
 Lead scrap
 Limbah minyak diesel industri
 Pelumas bekas

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 43


IDENTIFIKASI LIMBAH B3

Berdasarkan Sumber (PP 18/1999):


 Lampiran I, tabel 2: sumber spesifik
 Jenis industri/kegiatan – sumber pencemaran dan
pencemar utama
 Kode limbah D2xx
 Berasal dari mulai penyimpanan bahan, proses sampai dengan
pemanfaatan bahan dan limbah
 Di lingkungan PLN:
 Khas di pembangkit berbahan bakar batubara (D223)
 Semua jenis industri yang
menghasilkan/menggunakan listrik (proses
replacement, refilling, reconditioning, atau
retrofitting dari transformer dan capasitor (D249)

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 44


IDENTIFIKASI LIMBAH B3

Berdasarkan Sumber (PP 18/1999):


 Lampiran I, tabel 3:
 bahan kimia kadaluarsa
 tumpahan,
 bekas kemasan,
 buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi
 Kode (D3xxx)
 Terdapat 178 bahan pencemar dari asetaldehida s/d
seng fosfit

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 45


KARAKTERISASI LIMBAH B3

Berdasarkan Karakteristik (PP 85/1999):


 Mudah meledak
 Mudah terbakar
 Bersifat reaktif
 Bersifat racun
 Infeksius
 Korosif

 Bersifat toksik/racun (BMTCLP-Lampiran II)


 Bersifat kronis (daftar zat pencemar-Lampiran
III)

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 46


KARAKTERISASI LIMBAH B3

 Bersifat toksik/racun (BMTCLP-Lampiran II)


 Kode limbah (D4xxx)
 Terdapat 53 jenis
 Dari Aldrin/dieldrin s/d Zinc
 Prosedur pengetesan TCLP, LD50 dan LC50
 Diperuntukkan dari kerangka penggunaan bahan
sampai dengan pemanfaatan limbah B3

 Bersifat kronis (daftar zat pencemar-Lampiran


III)
 Kode limbah (D4xxx)
 Terdapat 491 jenis
 Dari Acetonitrile s/d Ziram

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 47


DASAR PELAKSANAAN
PENGELOLAAN LIMBAH B3
 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun
1993, tentang Pengesahan Basel
Convention on The Control of
Transboundary Movement of Hazardous
Wastes and Their Disposal
 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
1999 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 85
tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun
01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 48
DASAR PELAKSANAAN
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Surat Keputusan Kepala Bapedal
 No. Kep-68/Bapedal/05/1994 tentang Permohonan Ijin Pengelolaan Limbah
B3
 No. Kep-01/Bapedal/09/1995 tentang tentang Tata Cara & Persyaratan
Teknis Penyimpana dan Pengumpulan Limbah B3
 No. Kep-02/Bapedal/09/1995 tentang tentang Dokumen Limbah B3
 No. Kep-03/Bapedal/09/1995 tentang tentang Persyaratan Teknis
Pengolahan Limbah B3
 No. Kep-04/Bapedal/09/1995 tentang tentang Tata Cara & Persyaratan
Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi bekas Pengolahan dan
Lokasi bekas Penimbunan Limbah B3
 No. Kep-05/Bapedal/09/1995 tentang Simbol dan Label Limbah B3
 No. Kep-255/Bapedal/08/1996 tentang Tata Cara & Persyaratan
Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas
 No. Kep-02/Bapedal/01/1998 tentang Tata Laksana Pengawasan
Pengelolaan Limbah B3
 No. Kep-03/Bapedal/01/1998 tentang Program Kemitraan dalam
Pengelolaan Limbah B3 (KENDALI)
 No. Kep-04/Bapedal/01/1998 tentang Penetapan Prioritas Daerah Tingkat I
Program KENDALI B3

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 49


PP 18/1999 jo. PP 85/1999
mengatur tentang..
 Kewajiban bagi setiap penghasil limbah B3 untuk
mengolah limbahnya. Jika tidak sanggup, maka tanggung
jawab pengolahan dapat dialihkan kepada badan usaha
pengolah limbah B3 yang telah mendapat ijin Bapedal.
Pengaturan ini juga termasuk kewajiban untuk melakukan
pengelolaan sebelum limbah diolah, speerti pengemasan,
penyimpanan, pengangkutan dll.
 Kewajiban-kewajiban bagi badan usaha /kegaiatan
pengelola limbah B3, seperti badan usaha yang
melakukan pengumpulan, pengolahan, penimbunan,
pemanfaatan dan usaha pengangkut limbah B3.
 Ketentuan mengenai pengawas dan pelaksanaan
pengawasan dalam kegiatan pengelolaan limbah B3.
 Ketentuan teknis administratif dalam kegiatan
pengelolaan limbah B3, termasuk sanksi-sanksi bagi
pelanggarannya.
 Ketentuan dalam penetapan limbah B3.

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 50


PELAKU PENGELOLAAN
LIMBAH B3
 penghasil
 pengumpul
 pengangkut
 pengawas
 pengolah (penimbun dan pemanfaat)

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 51


KETENTUAN PENGHASIL
LIMBAH B3
 wajib mengolah limbah B3 atau menyerahkannya
kepada Pengolah
 tempat penyimpanan sesuai dengan persyaratan
 melaporkan kegiatan
 dapat menjadi pengumpul, pengangkut, pemanfaat
atau pengolah bila memenuhi persyaratan
 label pada kemasan
 mengisi dokumen limbah B3
 membantu pengawas
 memiliki sistim tanggap darurat

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 52


KETENTUAN PENGANGKUT
LIMBAH B3
 ijin dari Departemen Perhubungan dengan
rekomendasi dari Bapedal
 alat angkut memenuhi ketentuan
 menyerahkan dokumen muatan dan
dokumen limbah
 menyerahkan dokumen kepada
penghasil/pengumpul
 membantu pengawas
 mempunyai sistm tanggap darurat

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 53


KETENTUAN PENGUMPUL
LIMBAH B3
 lokasi pengumpulan sesuai dengan
persyaratan
 membuat catatan tentang kegiatan dan
mel;aporka kepada Bapedal
 maksismum 90 hari penyimpanan sebelum
diolah/diserahkan ke pengolah
 ijin operasi dari bapedal
 membantu pengawas
 memiliki sistim tanggap darurat

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 54


KETENTUAN PENGOLAH/
PENIMBUN LIMBAH B3
 memiliki dokumen Amdal
 badan hukum
 ijin Bapedal
 memiliki laboratorium
 minimum luas lahan 1 Ha dan memenuhi
persyaratan
 permeablitas tanah minimum 10-7 cm/detik
 fasilitas pengolahan atau penimbunan sesuai
ketentuan
 teknis kegiatan dan pemantauan sesuai ketentuan
 memiliki sistim tanggap darurat

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 55


PEDOMAN TEKNIS
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Kep-01/Bapedal/09/1995 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan
Limbah B3.
 Pengemasan: prakemas, kemasan, prinsip
pengemasan, tata cara pengemasan
 Pewadahan dengan tangki dan penempatannya
 Persyaratan penyimpanan: palet, penumpukan, jarak
 bangunan penyimpanan: konstruksi, cuaca, limbah
mudah terbakar, limbah mudah meledak dsb.
 Pengumpulan: lahan, syarat bangunan, lay out,
fasilitas tambahan.

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 56


PEDOMAN TEKNIS
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Kep-02/Bapedal/09/1995 tentang
Dokumen Limbah B3.
 Chain of custody
 Jumlah lembar dokumen 7 atau 11
 Bagian diisi penghasil/pengumpul,
pengangkut, pengumpul/pemanfaat/
pengolah/penimbun.

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 57


PEDOMAN TEKNIS
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Kep-03/Bapedal/09/1995 tentang Persyaratan
Teknis Pengolah Limbah B3.
 Syarat lokasi
 Syarat fasilitas keamanan (security,
kebakaran, tumpahan, STD, pengujian,
peralatan, pelatihan)
 Penanganan limbah sebelum pengolahan
 Pengolahan: fisika-kimia (pretreatment),
pengolahan thermal, BMLC-PPLIB3

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 58


PEDOMAN TEKNIS
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Kep-04/Bapedal/09/1995 tentang Tata Cara Penimbunan Hasil
Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan dan
Lokasi Penimbunan Limbah B3.
 Lokasi: banjir, geologi lingkungan, hidrogeologi, hidrologi,
iklim, flora-fauna
 Rancang bangun landfill
 Persyaratan prakonstruksi, konstruksi dan pasca
konstruksi
 Fasilitas landfill
 Persyaratan sebelum penimbunan dan kualitas limbah
untuk penimbunan
 Pengelolaan lindi: kontrol air, pengumpul, pengolahan, dan
pembuangan
 Pemantauan kualitas air tanah/permukaan
 Persyaratan penutupan akhir

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 59


PEDOMAN TEKNIS
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Kep-05/Bapedal/09/1995 tentang Simbol dan
Label Limbah B3.
 Simbol: bentuk dasar, jenis (mudah
meledak, mudah terbakar, reaktif,
beracun, korosif, infeksius, campuran)
 Cara pemasangan pada: kemasan,
kendaraan pengangkut, tempat
penyimpanan
 Label: label identitas limbah, kemasan
kososng, penunjuk tutup kemasan.

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 60


PEDOMAN TEKNIS
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Kep-68/Bapedal/05/1994 tentang Tata
Cara Memperoleh Izin Penyimpanan,
Pengumpulan, Pengoperasian Alat
Pengolahan, Pengolahan dan
Penimbunan Akhir Limbah B3.
 Persyaratan administratif
 Dokumen penunjang
 Berita acara pemeriksaan

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 61


EVALUASI INTERNAL
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Menggunakan data pengelolaan yang sudah
berjalan, maka observasi dan kaji:
 Layout dari fasilitas
 Process flow diagram
 Deskripsi dari sumber limbah B3 yang diketahui
 Peraturan perundangan yang berlaku termasuk
perijinannya
 Perintah-perintah yang bersifat khusus dari pengadilan
dan/atau badan administrasi yang terkait
 Kebijakan perusahaan yang diterapkan
 Fasilitas yang digunakan dalam menunjang kebijakan dan
prosedur yang digunakannya
 SOP dan instruksi yang menunjang prosedur dalam
penanganan limbah B3
 Cara pengelolaan limbah B3 (on site maupun off site),
yang meliputi pengumpulan, transportasi, pengolahan,
pembuangan akhir.
01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 62
EVALUASI INTERNAL
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Dokumentasikan hasil temuan dan informasi yang
diperoleh untuk memudahkan pengkategorian
tanggungjawab dan langkah dalam pengelolaan
limbah B3:
 Penanggungjawab dalam pengkategorian/penetapan
limbah B3
 Labelling
 Penyimpanan
 Transportasi/pengangkutan
 Pengujian sample
 Pemelihara/penyimpan/pengolah manifest limbah
 Tindakan lain yang diperlukan

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 63


EVALUASI INTERNAL
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Pada saat dilaksanakan audit dan evaluasi,
ikuti process flow diagram untuk lebih
mengikuti alur kegiatan dan
kemanfaatannya untuk:
 Menetapkan titik pengahasil limbah B3 dengan
tidak melewati untuk memperhitungkannya
 Menginspeksi cara pengumpulan, penanganan
dan penimbunannya
 Menginspeksi fasilitas penannganan
 Menginspeksi tempat yang berpengaruh pada
luasan dari pengelolaan limbah b3
 Menginspeksi tempat pembuangan yang tidak
diketahui/disembunyikan
 Menginspeksi penggunaan bahan, alat dan
sistim dsb.

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 64


EVALUASI INTERNAL
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Pada Timbulan limbah:
 Catat pada titik teridentifikasi sebagai pengahasil dan
titik yang tidak teridentifikasi sebelumnya
 Kaji bilamana limbah tersebut telah diujikan atau
bahkan belum diujikan
 Tetapkan pada titik mana limbah tersebut telah
diujikan dan diukur serta diberi tanda/label, runut
siapa penanggung jawabnya
 Bilamana limbah diolah oleh fihal lain, runut siapa –
kapan dan dengan apa mereka
mengambil/mengelolaanya
 Catat dan kaji laporan mengenai mutu limbah yang
dilaporkan serta jenis dan frekuensi pelaporan yang
dilakukan
 Catat bilamana ada laporan lain seperti laporan
tahunan yang berkenaan dengan timbulan limbah ini.

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 65


EVALUASI INTERNAL
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Pada saat melihat dan mengkaji
fasilitas pengolahan yang
berhubungan dengan limbah:
 Kaji sejarah penggunaan peralatan, jenis dan
karakteristiknya
 Identifikasikan jenis dan fungsi masing-masing
unit peralatan pengolahan serta hasil kinerjanya
 Catat bilamana ada temuan tentang
penyimpangan alat/cara dalam mengolah limbah
misalnya adanya saluran siluman dan atau
proses lain

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 66


EVALUASI INTERNAL
PENGELOLAAN LIMBAH B3

Identifikasi, karakterisasi dan analisis dari


laporan bagian lingkungan yang diperoleh
untuk mengetahui lebih lanjut atas:
 Status administrasi pelaporan
 Status kinerja dari pengelolaan limbah
 Status dari ketaatan terhadap hukum dan
peraturan
 Perijinan dan rekomendasi yang dipunyai serta
penyimpangan dan/atau kebenanrannya; termasuk
masa berlakunya

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 67


EVALUASI INTERNAL
PENGELOLAAN LIMBAH B3

Terhadap fasilitas pengelolaan limbah


lakukan kajian yang rinci secara teknis
dengan melihat persyaratannya,
teknologi yang digunakannya,
keandalan dan kinerjanya,
pengoperasiannya termasuk SDMnya.

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 68


BAGIAN III:
LIMBAH B3 KEGIATAN PLN

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 69


LIMBAH B3 – KEGIATAN PLN
 Limbah PLTD
 Limbah Cair
 Minyak pelumas ex penggantian
 Bahan bakar bekas pencucian
 Limabh reject purifier
 Ceceran limbah dari mesin
 Limbah Padat
 Filter-filter/saringan bekas
 Battery ex pakai
 Isolasi asbes/keramik
 Meterial non metal ex pemeliharaan
 Limbah PLTU
 Limbah Cair
 Minyak pelumas ex penggantian
 Bahan bakar bekas pencucian
 Limbah reject purifier/separator
 Ceceran limbah dari mesin
 Limbah water treatment plant dan limbah lab
 Blowdown dan drain steam water cycle
 Limbah Padat
 Filter-filter saringan bekas
 Battery ex pakai
 Isolasi asbes/keramik
 Material non metal ex pemeliharaan
 Unburn carbon, fly ash, bottom ash, reject mill
01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 70
LIMBAH B3 – KEGIATAN PLN
 Limbah PLTG/U
 Limbah Cair
 Minyak pelumas ex penggantian
 Bahan bakar bekas pencucian
 Limabah reject purifier
 Ceceran limbah dari mesin
 Limbah water treatment plant dan limbah lab
 Blowdown dan drain steam water cycle
 Limbah Padat
 Filter-filter/saringan bekas
 Battery ex pakai
 Isolasi asbes/keramik
 Meterial non metal ex pemeliharaan
 Unburn carbon
 Limbah PLTP
 Limbah Cair
 Minyak pelumas ex penggantian
 Bahan bakar bekas pencucian
 Limbah reject purifier/separator
 Ceceran limbah dari mesin

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 71


LIMBAH B3 – KEGIATAN PLN
 Limbah PLTP
 Limbah Padat
 Filter-filter/saringan bekas
 Battery ex pakai
 Isolasi asbes/keramik
 Meterial non metal ex pemeliharaan
 Limbah ex water washing
 Limbah water treatment plant dan limbah lab

 Limbah PLTA
 Limbah Cair
 Minyak pelumas ex penggantian
 Limbah reject purifier/separator
 Limbah Padat
 Filter-filter saringan bekas
 Battery ex pakai
 Material non metal ex pemeliharaan

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 72


PERMASALAHAN DI PLN
 Pengusaha pengumpul limbah padat B3 belum ada, sehingga
sehingga limbah padat B3 bertumpuk di Pusat Pembangkit
 Tempat Penyimpanan Sementara limbah B3 semua Pusat
Pembangkit memiliki tempat ijin
 Belum semua Pusat Pembangkit bersertifikat ISO 14001 & SMK3
 Pembangkit yang berbahan bakar MFO lebih banyak menghasilkan
limbah dan lebih sulit penanganannya
 Belum ada pos anggaran khusus untuk pengelolaan limbah
 Tidak semua Pusat Pembangkit memiliki organisasi yang menangani
lingkungan dan keselamatan kerja (selama ini ditangani Sup
Operasi)
 Bukti penerimaan limbah/manifes oleh Pengelola diterimakan
kepada PLN cukup lama (+ 4 bulan)
 Belum ada legalisasi masalah kompensasi penggantian drum

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 73


Terima kasih

01/16/22 S. S. Moersidik: SML Limbah B3 74

Anda mungkin juga menyukai