Orientasi Diskusi
Pengambilan
Implementasi
keputusan
Orientasi
Identifikasi masalah Planning Process
Sharing the same mental model yaitu Sebuah kelompok dapat dinilai sukses atau
skema kognitif yang mengorganisasi tidak dari proses perencanaan ini
informasi dan diterima oleh semua (Hirokawa ,1980).
nggota kelompok (Klimoski &
Mohammed, 1994). Proses perencanaan memang
Anggota kelompok yang mengadopsi membutuhkan waktu yang cukup lama,
mental model yang sama, pada akhirnya namun kelompok yang menyadari bahwa
akan mengambil keputusan yang waktu mereka terbatas akan menggunakan
mewakili seluruh anggota kelompok, waktu tersebut sebaik mungkin daripada
bukan berdasarkan keinginan pribadi kelompok yang berasumsi bawa waktu
(Tindale et al.2001) mereka tidak terbatas (Sanna et. Al, 2005).
Diskusi
Pertukaran Informasi Transactive memory (TM)
Proses ini meningkatkan kapasitas suatu
Ketika anggota kelompok saling kelompok untuk menyimpan dan mengakses
bertukar informasi, mereka akan informasi dengan cara membagi data-data
saling memberikan petunjuk pada setiap anggota kelompok.
yang dapat saling membantu
antar anggota untuk mengingat Pemrosesan Informasi
informasi dengan baik. Proses
ini dikenal dengan cross-cueing. Suatu kelompok memproses infromasi lebih banyak daripada
individu melalui diskusi. Antar anggota kelompok akan
menganalisis ide yang disampaikan anggota lain kemudian
mengoreksi kesalahan mereka dengan cara berdialog, berbagi
sudut pandang dan makna penting dari informasi tersebut.
Diskusi
Collective memories : wadah informasi bersama yang
dimiliki oleh dua orang atau lebih anggota kelompok.
pengambilan keputusan berdasarkan Keputusan yang diambil berdasarkan Bisa dilakukan secara terbuka maupun
pertimbangan dari pihak luar. Salah rata-rata saran yang diberikan oleh tertutup. Selain dengan suara terbanyak,
satu contohnya adalah dengan individu dalam kelompok. Semua cara lain yang juga sering digunakan
mendatangkan pakar atau membentuk opini dari para anggota ditampung adalah dengan memenuhi suara
sub-komite di luar kelompok. dan dipertimbangkan. sebanyak 2/3 dari suara keseluruhan
sebelum keputusan dinyatakan final.
Keuntungan Keuntungan
menghemat waktu menghilangkan error atau opini- Keuntungan
Kerugian opini yang sifatnya ekstrim. cukup efektif
keputusan yang diambil tanpa Kerugian Kelemahan
kesepakatan para anggota dan hanya apabila perata-ratan ini diambil ketika voting telah ditutup, para anggota
berdasarkan mandat dari para pihak tanpa adanya diskusi terlebih yang suaranya sedikit (minority) akan
otoritas dapat membuat anggota dahulu dapat menyebabkan merasa kalah, sehingga mereka tidak
menjadi ignoran. keputusan yang sewenang- puas dan tidak mendukung keputusan
wenang dan gagal memuaskan final (Castore & Murnighan, 1978)
para nggota kelompok
Diskusi
Konsensus
Suatu kelompok akan berdiskusi Random decision
hingga tercapai kesepakatan bulat Mengambil keputusan
tanpa adanya voting.
secara acak. Suatu
Keuntungan kelompok menggunakan
partisipasi penuh dari seluruh
anggota kelompok
cara random, misalnya
Kerugian dengan memutar koin,
membutuhkan waktu yang cukup dadu dan lain-lain.
lama
Implementasi
Setelah keputusan ditentukan, terdapat dua hal yang perlu dilakukan.
• implementasi. Setelah keputusan diambil, segala rencana yang telah disusun harus dikerjakan atau dilaksanakan
• evaluasi. kualitas dari keputusan tersebut dievaluasi kembali.
Implementasi dipengaruhi oleh
• procedural justice. Merupakan evaluasi yang dilakukan anggota grup untuk menimbang keadilan dalam proses
pengambilan keputusan tersebut. anggota mau mendukung keputusan kelompok apabila:
1. adanya sense of control atas proses pengambilan keputusan
2. keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan
3. evaluasi dari hasil keputusan
Seseorang cenderung menilai suatu pengambilan keputusan bersifat adil apabila implementasinya: konsisten, tanpa
kepentingan pribadi, berdasarkan informasi yang akurat, dengan peluang untuk mengkoreksi keputusan, mewakili
kepentingan seluruh pihak yang terkait, mengikuti standar moral dan etik.
• Voice effect, seorang anggota grup akan lebih terikat atau terlibat dengan implementasi keputusan yang diambil
kelompok, apabila ia memiliki suara dalam proses pengambilan keputusan tersebut. yaitu, ketika ia dapat mengutarakan
pikirannya dan didengar atau diperhatikan oleh anggota lainnya.
Tipe-tipe proses pengambilan keputusan
Vroom menggagas normative model of decision making. Yaitu bahwa setiap tipe situasi
yang berbeda memerlukan tipe proses pengambilan keputusan yang berbeda pula.
1. Decide. Pemimpin menentukkan keputusan.
2. Consult (individual). Pemimpin melakukan konsultasi dengan anggota secara
individual. Pemimpin tetap pengambil keputusan
3. Consult (group). Pemimpin melakukan konsultasi dengan bertemu anggotanya
sebagai grup. Pemimpin tetap pengambil keputusan
4. Facilitate. Pemimpin aktif dalam proses, namun tidak berusaha mengarahkan
anggotanya untuk memilih keputusan tertentu.
5. Delegate. Pemimpin menyerahkan pengambilan keputusan kepada grup sepenuhnya,
tanpa bantuan langsung dari pemimpin.
Grup sebagai pembuat keputusan yang tidak
sempurna
Karakteristik struktural yang spesifik, atau kesalahan, mendorong terjadinya groupthink. Faktor-
faktor ini juga termasuk :
• Isolasi kelompok (group insulation)
Merujuk pada keinginan kelompok untuk tidak terpengaruh oleh pihak di luar kelompok.
Padahal ada kemungkinan bahwa pihak di luar kelompok dapat membantu dalam pengambilan
keputusan.
• Kurangnya kepemimpinan imparsial (lack of impartial leadership)
Anggota kelompok dipimpin oleh orang yang memiliki minat pribadi terhadap hasil akhir.
Pemimpin berpendapat bahwa opini lain akan merugikan rencananya, dan kepemimpinan
alternatif ditekan.
Cont’d
• Kurangnya prosedur pengambilan keputusan (lack of decision making
procedures)
Beberapa kelompok memiliki prosedur untuk mengambil keputusan;
kegagalan untuk memiliki norma yang telah disepakati untuk mengevaluasi
suatu masalah dapat menimbulkan groupthink. Jika ada masalah di suatu
kelompok, mereka masih harus mencari penyebabnya dan sejauh apa
masalah teresebut.
• Homogenitas latar belakang (Homogenity of members’ backgrounds)
Tanpa keragaman latar belakang sosial, pengalaman dan ideologi akan
mempersulit sebuah kelompok untuk mendebat masalah yang penting.
Penyebab Groupthink
3. Provocative Situational Contex