2
0
1
Pendahuluan
3
Latar Belakang
Tuberkulos
is Jumlah kasus TB pada anak
berkisar 1 juta dalam 10.4 juta
• Disebabkan oleh Mycobacterium insiden kasus (WHO,2015).
tuberculosis
• Masih menjadi penyebab utama Epidemiolog
kematian di dunia. i WHO juga melaporkan sekitar
210.000 kematian dari TB anak
di 2015, dimana 24% kasus
Faktor tersebut memiliki koinfeksi
Risiko dengan HIV.
5
Identifikasi Pasien
● Nama : An. MVL
● Tanggal Lahir (Usia) : 20 Februari 2021 (8 bulan)
● Jenis kelamin : Perempuan
● Agama : Islam
● Nama Ayah : Tn. M
● Nama Ibu : Ny. W
● Alamat : 30 Ilir
● Suku Bangsa : Sumatera Selatan
● No. Med Rec : 0001224XXX
● MRS : 8 Oktober 2021
6
Anamnesis
Informasi diperoleh secara alloanamnesis dari Ibu
Kandung pasien pada tanggal 13 Oktober 2021
7
Riwayat Perjalanan Penyakit
4 bulan SMRS 2 bulan SMRS
8
Riwayat Perjalanan Penyakit
1 minggu SMRS pasien mengeluh sesak semakin memberat. Sesak dirasakan terus-
menerus. Keluhan batuk masih ada. Batuk berdahak berwarna putih yang sulit dikeluarkan
dengan frekuensi >10x sehari, lebih sering pada malam hari. Demam ada, hilang timbul,
suhu tidak diukur. Demam dirasakan lebih sering pada malam hari. Badan lemas ada, pasien
tidak kuat menangis seperti biasa. Ibu pasien juga merasa badan pasien menjadi lebih kecil.
Pasien sering diasuh tetangga yang memiliki riwayat batuk lama. BAK dan BAB tidak ada
keluhan. Pasien berobat ke klinik dan dilakukan nebulisasi. Keluhan sesak sempat membaik
lalu muncul kembali. Pasien berobat ke RSUD lalu dirujuk ke RSMH Palembang guna
tatalaksana lebih lanjut.
9
Riwayat Kehamilan
• GPA : G4P3A0
• HPHT : 15 Mei 2020
• Periksa hamil : ANC 3 kali selama
hamil di bidan
• Riwayat minum alkohol :-
• Riwayat merokok :-
• Riwayat makan obat-obatan tertentu :-
• Penyakit atau komplikasi kehamilan :-
10
Riwayat Persalinan
12
Riwayat Sosial Ekonomi
• Ayah bekerja sebagai buruh lepas dan ibu pasien sebagai ibu rumah tangga.
• Pasien merupakan anak keempat.
• Rumah padat penduduk dengan jarak antar rumah berdekatan.
• Terdapat tetangga pasien yang memiliki riwayat batuk lama yang sering mengurus
pasien.
• Rumah pasien ditinggali 12 anggota keluarga.
• Rumah memiliki banyak ventilasi dan WC sendiri.
• Pasien berobat menggunakan BPJS.
• Pengasuhan dilakukan oleh ibu dan ayah.
Kesan: Sosial ekonomi menengah ke bawah.
13
Riwayat Imunisasi
IMUNISASI DASAR
BCG 1 bulan
Campak -
14
Riwayat Penyakit yang Pernah
Riwayat Keluarga Diderita
15
Riwayat Kebiasaan Keluarga Riwayat Perkembangan
Ayah merokok ± ½-1 bungkus per hari, • Mengangkat kepala : Usia 3 bulan
riwayat minum alkohol disangkal. • Berbalik : Usia 4 bulan
• Tengkurap : Usia 5 bulan
• Merangkak : Usia 7 bulan
Kesan: Perkembangan normal
16
Pemeriksaan Fisik Umum
● Keadaan umum : Tampak sakit sedang ● BB : 3600 gram
● Kesadaran : Compos Mentis ● PB : 62 cm
● Tekanan Darah : 85/65 mmHg ● IMT : 9,36 kg/m2
● Nadi :130x/menit, reguler, ● BBL : 2800 gram
isi & tegangan cukup ● PBL : 49 cm
● Pernapasan : 48 x/menit ● BB/U : < -3 SD (Severely Underweight)
● Suhu : 36,5oC ● PB/U : -3 SD < Z < -2 SD (Stunted)
● SpO2 : 99% ● BB/PB: < -3 SD (Gizi buruk)
● Status Gizi: Gizi buruk perawakan pendek
17
Status Antropometri
Interpretasi: Stunted 19
Status Antropometri
21
Pemeriksaan Fisik Spesifik
Thorax
Paru-paru
● Inspeksi : Statis dan dinamis kanan tertinggal, retraksi
supraklavikula dan epigastrium (+),
iga gambang (+)
● Palpasi : Tidak dilakukan
● Perkusi : Redup sepanjang lapang paru kanan dari ICS II
● Auskultasi : Vesikuler (+/+) kanan menurun, rhonki basah halus (+/-),
wheezing (-/-)
22
Pemeriksaan Fisik Spesifik
Thorax
Jantung
● Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
● Palpasi : Iktus cordis tidak teraba, thrill (-)
● Perkusi : Tidak dilakukan
● Auskultasi : Bunyi jantung I-II (reguler), murmur (-),
gallop (-)
23
Pemeriksaan Fisik Spesifik
● Lipat paha : Benjolan (-)
● Ekstremitas : Akral hangat, palmar pucat (+), sianosis (-),
CRT <3 detik
● Bokong : Baggy pants (+)
● Genitalia & Anus : Dalam batas normal
● Kelenjar Getah Bening (KGB)
Tidak terdapat pembesaran KGB pada posterior auricular, preauricular, mandibular,
cervical anterior dan posterior, supraclavicula, infraclavicula, axilla, dan inguinal.
24
Pemeriksaan Penunjang
25
Pemeriksaan Penunjang
26
Pemeriksaan Penunjang
27
Gambaran Darah Tepi
Kesan
Anemia mikrositik hipokrom dengan left shift dan trombositopenia
(curiga anemia penyakit kronik dengan infeksi)
28
Pemeriksaan Rontgen Thorax
Thorax AP
● Jantung sulit dinilai.
● Trakhea di tengah, mediastinum superior
tidak melebar.
● Sinus dan diafragma kanan berselubung
● Pulmo : hilus kiri tidak melebar, corakan
bronkovaskular kiri tidak meningkat .
Tampak konsolidasi di lapang paru kanan.
Tampak rongga lusen berdinding tipis di
lapang atas dan bawah kanan. Tampak
perselubungan opak di hemithorax kanan.
● Skeletal dan soft tissue baik.
KESAN:
Pneumonia kanan, disertai dengan pneumatocele kanan.
Bronchopneumonia kiri.
Efusi pleura kanan.
29
Pemeriksaan Gene Xpert
Test result:
MTB high detected
30
Diagnosis Banding
Daftar Masalah
• Efusi pleura e.c TB paru + Gizi buruk + Anemia
penyakit kronik
• Batuk • Efusi pleura e.c pneumonia + Gizi buruk +
• Sesak napas Anemia penyakit kronik
• Demam
• Gambaran pneumonia dan efusi pleura
Diagnosis Kerja
• Anemia mikrositik hipokrom
• Gizi buruk • Efusi pleura e.c TB paru + Gizi buruk + Anemia
penyakit kronik
31
Penatalaksanaan
Non farmakologis Farmakologis
32
Rencana
Evaluasi Pemeriksaan
33
Prognosis
34
Follow Up
S=
● Tangis kencang
● Sesak napas masih ada namun berkurang
O=
● BB : 3600 gram
● Keadaan umum :Tampak sakit sedang
● PB : 62 cm
● Kesadaran : Compos Mentis
● IMT : 9,36 kg/m2
● Tekanan Darah : 85/65 mmHg
● BBL : 2800 gram
● Nadi :120x/menit, reguler,
● PBL : 49 cm
isi & tegangan cukup
● BB/U : < -3 SD (Severely Underweight)
● Pernapasan : 30 x/menit
● PB/U : -3 SD < Z < -2 SD (Stunted)
● Suhu : 37oC
● BB/PB: < -3 SD (Gizi buruk)
● SpO2 : 98%
● Status Gizi: Gizi buruk perawakan pendek
35
• Kepala : Normosefali, mata cekung (-/-), konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik
(-/-), napas cuping hidung (-)
• Thoraks : Simetris, retraksi (+) supraklavikula dan epigastrium
• Cor : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
• Pulmo : Vesikular (+) normal, ronkhi basah halus (+), wheezing (-)
• Abdomen : Datar, lemas, BU (+) normal
• Ekstremitas : Akral hangat, palmar pucat (+), sianosis (-), edema (-), CRT < 3 detik
36
A = Efusi pleura e.c TB paru + Gizi buruk + Anemia penyakit kronik
P=
Terapi nutrisi dan sirkulasi
• IVFD D5 ¼ NS 5 cc/jam
• Susu infantrim 8x30 cc melalui NGT
Terapi medikamentosa
• Rifampisin 1x50 mg p.o
• Isoniazid 1x50 mg p.o
• Pirazinamid 1x100 mg p.o
• Etambutol 1x60 mg p.o
• Ceftriaxone 1x300 mg IV
37
0
3
Tinjauan Pustaka
38
TUBERCULOSIS
Definisi
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi bakteri berbentuk
batang, Mycobacterium tuberculosis, dapat menyerang paru namun juga dapat menginfeksi
organ lain, seperti:
● Sistem respirasi • Sistem saraf
● Sistem gastrointestinal • Musculoskeletal
● Sistem limforetikular • Reproduksi
● Kulit • Hati
39
TUBERCULOSIS
Epidemiologi
● Menurut WHO, di tahun 2015, jumlah kasus TB pada anak berkisar 1 juta dalam 10.4
juta insiden kasus.
● Angka kematian estimasi akibat TB anak juga kurang akurat, dimana WHO
melaporkan sekitar 210.000 kematian dari TB anak di 2015, dimana 24% kasus
tersebut memiliki koinfeksi dengan HIV.
● Kematian pada TB paling tinggi pada kelompok usia 0-4 tahun, dibanding kelompok
usia lain.
40
Aspek Dewasa Anak
Epidemiologi Merupakan beban penyakit global yang masif, Beban penyakit yang masih kurang
namun terkuantifikasi dengan jelas, disertai dikuantifikasi, serta kesadaran mengenai TB
kesadaran yang cukup tinggi pada anak masih kurang
Pengendalian TB Menjadi fokus utama program pengendalian Tidak menjadi prioritas pengendalian TB
TB
Patogenesis Biasanya menyerang paru, dengan ciri dan Biasanya terjadi intratorakal, berupa penyakit
karakteristik khas kelenjar limfa. Keterlibatan ekstrapulmonal
sering ditemui.
Kontrol infeksi Multibasiler, risiko penularan tinggi Pausibasiler, risiko penularan rendah, kecuali
keterlibatan paru luas atau kavitas
Resistensi obat Sulit dibedakan, terutama kasus kambuh Biasanya resistensi primer, yang
mengindikasikan transmisi baru
41
Aspek Dewasa Anak
Riwayat paparan Penting, namun sering diabaikan Merupakan bagian penting dalam diagnosis
Risiko progresi Memiliki risiko rendah terhadap penyakit Risiko lebih tinggi untuk mengalami
yang mengikuti infeksi TB, kecuali penyakit setelah paparan TB, terutama pada
imunokompromais bayi dan imunokompromais
Pencitraan Rontgen dada tidak rutin dilakukan, kecuali Rontgen dada sangat membantu diagnosis
sputum negatif
Tatalaksana Dengan 4 obat di fase intensif Dengan 3-4 obat, tergantung load organisme
dan keparahan penyakit
Prognosis Luaran baik dengan tatalaksana cepat dan Luaran baik dapat dicapai, namun buruk jika
tepat terjadi meningitis tuberkulosis dan
terdiagnosis lambat
42
Tuberculosis
Etiologi
• M. tuberculosis, bakteri basil berukuran1-5 µm, tidak membentuk spora, tahan asam,
pleomorfik, gram positif, aerob obligat.
• Sel bakteri memiliki dinding sel yang tebal akan zat lemak/lipid, yang berfungsi
terhadap bakterisidal antibodi dan komplemen.
• Dinding yang tebal dari asam mikolik, dan zat lainnya, memiliki peran terhadap
kemampuan bakteri, sehingga resisten terhadap berbagai antibiotik, mampu bertahan
dibawah kondisi ekstrim, seperti asam atau alkalin, dan situasi rendah oksigen dan
intraseluler.
43
Tuberculosis
Klasifikasi
Berdasarkan definisi kasus;
44
Tuberculosis
Klasifikasi
Berdasarkan lokasi anatomis;
TB paru TB ekstraparu
45
Tuberculosis
Klasifikasi
Berdasarkan riwayat pengobatan OAT sebelumnya;
46
Tuberculosis
Klasifikasi
Berdasarkan riwayat berdasarkan hasil uji kepekatan obat;
Mono resisten (TB MR), yaitu Poli resisten (TB PR), resisten terhadap lebih
resisten terhadap salah satu jenis dari satu jenis OAT lini pertama selain Isoniazid
OAT lini pertama saja. dan Rifampisin secara bersamaan
alveolus
pecah
lesi
fokus primer Ghon menyebar menuju kelenjar limfe
regional limfangitis & limfadenitis kompleks primer
Penyebaran limfohematogen
48
Tuberculosis
Algoritma Penegakan Diagnosis
49
Tuberculosis
Algoritma Penegakan Diagnosis
50
Skoring
51
Tuberculosis
Tatalaksana
Dosis Harian Dosis Maksimal
Nama Obat Efek Samping
(mg/kgBB/hari) (mg/hari)
52
Tuberculosis
Tatalaksana
Prednison
Kategori Diagnostik Fase Intensif Fase Lanjutan (2-4 mg/kg/hari; max 60 mg/hari dalam
4 mgg)
TB Paru BTA (-)
2HRZ 4HR -
TB Kelenjar
Efusi Pleura TB 2HRZ 4HR 2 mgg - tapp off
TB Paru BTA (+) 2HRZE 4HR -
TB Paru Berat:
- TB Milier
- TB Paru dengan 2HRZE 7-10 HR
kerusakan luas
- TB + destroyed lung
53
Tuberculosis
Tatalaksana
54
Tuberculosis
Prognosis
Prognosis TB paru anak secara umum baik, namun karena peningkatan risiko
TB ektrapulmonal seperti meningitis TB dan TB milier yang berat, maka
prognosis menjadi buruk dan meningkatkan mortalitas dan morbiditasnya,
terutama pada bayi dan anak kurang dari 2 tahun.
55
PNEUMONIA
Definisi
Pneumonia adalah peradangan/inflamasi yang mengenai parenkim paru yang disebabkan
oleh berbagai macam etiologi dimana kuman atau zat (agen) teraspirasi akan menimbulkan
ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi (ventilation perfusion mismatch) di sistem
pernafasan, yang tercermin melalui gejala klinis, radiologis, maupun laboratoris.
56
PNEUMONIA
Etiologi
Virus
Bakteri
• Respiratory syncytial virus
• Streptococcus pneumoniae, (RSV)
• Haemophilus influenzae Tipe • Adenoviruses
B(HiB) • Rhinovirus
• Mycoplasma pneumonia, • Influenza virus
• Para influenza virus.
57
PNEUMONIA
Etiologi
Umur Kuman penyebab
Lahir – 3 minggu - Group B Streptococcus
- Kuman gram negatif (misalnya E. Coli)
3 minggu – 3 bulan - Virus (RSV, parainfluenza virus, influenza A dan B,
adenovirus)
- Chlamydia trachomatis
- Streptococcus pneumoniae
4 bulan – 4 tahun - Streptococcus pneumoniae, virus, haemophilus influenzae,
Group A streptococcus (Streptococcus pyogenes),
Streptococcus aureus, Mycoplasma pneumoniae
58
PNEUMONIA
Patogenesis
Mekanisme terjadinya pneumonia dapat berupa mikroorganisme penyebab terhisap ke paru
bagian perifer melalui saluran respiratori
terjadi degenerasi sel dan fibrin menipis, lalu kuman & debris
59
PNEUMONIA
Manifestasi Klinis
Kondisi ini dapat mengakibatkan anak menjadi gelisah sehingga anak tidak mau makan
atau minum
60
PNEUMONIA
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
61
PNEUMONIA
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
• Darah perifer lengkap : Leukositosis (hitung jenis bergeser ke kiri), LED ↑, CRP
↑ (infeksi bakterial).
• Analisa gas darah
- Hipoksemia.
- Kadar PaCO2 bisa ↓, normal atau ↑ tergantung kelainannya
- Asidosis respiratorik/metabolik
- Gagal nafas.
• Foto Thoraks AP/Lateral
62
PNEUMONIA
Tatalaksana
Medikamentosa
• Ampicilin (B-lactam) dan gentamisin (aminoglikosida) sebagai terapi lini
pertama.
• Bila tidak ada perbaikan dalam 2 hari, gentamisin diganti dengan golongan
sefalosporin, lama pemberian 5-7 hari.
• Pada beberapa institusi penggunaan sefalosporin generasi 3 seperti cefotaxime
dan ceftazidime dapat dijadikan pengganti kombinasi aminoglikosida.
63
PNEUMONIA
Tatalaksana
Cairan
64
PNEUMONIA
Tatalaksana
Suportif
65
PNEUMONIA
Edukasi
66
PNEUMONIA
Komplikasi
67
PNEUMONIA
Prognosis
68
GIZI BURUK
Definisi
• Gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut umur
(BB/U) yang merupakan padanan istilah severely underweight.
• Kondisi kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan indeks berat badan menurut
tinggi badan (BB/TB) <-3 SD dan atau ditemukan tanda-tanda klinis marasmus,
kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor.
69
GIZI BURUK
Faktor Risiko
• Faktor Host
• Faktor Agen
• Sosial Ekonomi
70
GIZI BURUK
Klasifikasi
71
GIZI BURUK
Patofisiologi
72
GIZI BURUK
Diagnosis
73
GIZI BURUK
Tatalaksana
74
GIZI BURUK
Tatalaksana
75
GIZI BURUK
Kriteria sembuh
Bila BB/TB atau BB/PB >-2 SD dan tidak ada gejala klinis dan memenuhi kriteria
pulang sebagai berikut:
76
Analisis Kasus
77
An. ASP / P / 6 bulan
8079
- Ibu merasa badan pasien lebih kecil
- Penurunan berat badan
- Iga gambang (+)
8080
TATALAKSANA NON-FARMAKOLOGIS
• Oksigenasi nasal kanul 3 lpm
• IVFD D5 ¼ NS 5 cc/jam
• Transfusi PRC 2x30 cc
• Albumin 25% 20 ml
• Asam folat 1 mg/hari
• Susu SGM 2 8x45cc + 2x60cc melalui NGT
TATALAKSANA FARMAKOLOGIS
• OAT 2HRZE + 4 HR : rifampisin 1x50 mg, isoniazid 1x50 mg,
pirazinamid 1x100 mg, etambutol 1x60 mg
• Ceftriaxone 1x300 mg IV
8181
PROGNOSIS
Prognosis pada pasien untuk quo ad vitam, functionam dan sanationam
adalah dubia ad bonam karena dengan pemberian terapi dan follow-up
yang adekuat pasien dapat mengalami perbaikan secara fungsional dan
sembuh tanpa komplikasi.
8182
Terima Kasih
83