LOKAL UMUM
• Tetes hidung, Sol. HCL • Hindari tubuh dari dingin :
Ephodrin 1% dalam • Mandi air hangat
glucosa 5% atau P.Z. (fungsi • Makan makanan yang hangat
: melebarkan cavum nasi • Pakaian yang hangat
dan decongestan ) • Sistemik :
• Analgesik & Antipiretik :
paracetamol, ibuprofen
• Antihistamin : citirizine ,
loratadine
RHINITIS ALERGIKA
ETIOLOGI :
Alergen :
• Inhalan : debu rumah, debu kapuk, jamur, bulu hewan, dll.
• Ingestan : buah, susu, telur, ikan laut, kacang-kacangan dll.
Gejala klinis : Terapi
• Serangan timbul bila terjadi kontak dengan • Hindari alergen
alergen penyebab • Medikamentosa :
• Didahului rasa gatal pada hidung, mata, - Antihistamin : Chlortrimeton,
atau kadang-kadang palatum mole Loratadine, Cetirizine
• Bersin bersin paroksismal, pilek encer, dan - Kortikosteroid : Dexamethasone,
buntu hidung Betametason
• Gangguan pembauan, mata sembab dan - Dekongestan lokal : Tetes hidung
berair, kadang-kadang disertai sakit Ephedrine
kepala ½-1 %, Oxymethazoline 0,025%-0,05%
• Tidak ada tanda tanda infeksi (panas -Dekogestan oral : Pseudoefedrin
badan)
Pemeriksaan : Pemeriksaan penunjang :
Rinoskopi anterior : konka oedema dan pucat, • Prick test
sekret seromusinus. Pada rinitis alergi • Eosinofil sekret hidung, positif bila >= 25%
persisten, rongga hidung sempit, konka udema • Eosinofil darah, positif bila >= 400/mm
hebat. • Bila diperlukan :
• IgE total serum (RIST dan PRIST).
Positif bila >200IU
• IgE spesifik (RAST)
• Endoskopi nasal : bila diperlukan
RHINITIS VASOMOTOR ETIOLOGI : belum diketahui.
Bersin-bersin + ++ +++
Rhinorea + ++ +++
OZAENA
Rhinitis Kronika Atropikan Foetida
Faktor Predisposisi :
“Radang menahun pada hidung dengan gejala berupa • Bakteri : Coccobasilus
fetor nasi, atrofi struktur bagian dalam hidung, ozaena Klebsiella ozaena
pembentukan krusta kehijauan.” • Herediter
• Malnutrisi / AvitaminosisA
Kriteria Diagnosis: • Gangguan hormonal
• Bau busuk dari hidung, buntu hidung
(wanita, umur)
• Krusta hidung kehijauan pada media,
• Defisiensi Fe
konka
anosmia/hiposmia, atrofi mukosa
TERAPI
KONSERFATIF PEMBEDAHAN
• Cuci Hidung • Menebalkan septum
• Antibiotik nasi
• Vitamin A (150.000 U – • Membesarkan konka
200.000 U) nasi
• Estrogen (estradiol in arachis oil 10.000
U/cc)
• Preparat FE
“Proses infeksi dari mukosa sinus maksilaris
SINUSITIS
MAKSILARIS AKUT kurang dari 4 minggu yang disebabkan oleh
mikroorganisme.”
Anamnesis Pemeriksaan penatalaksanaan
• Didahului oleh rhinitis Inspeksi : Pipi odem, hiperemis Terapi konservatif:
akut, sakit gigi, post RA: • Umum: istirahat, makan
ekstraksi gigi vestibulum nasi hiperemis lunak Analgetika,
• Pilek satu sisi/bilateral sekret (+) di meatus medius antibiotika Amoxycillin,
mukopurulen, mukosa kavum nasi udem, Cotrimoxazole atau
hemoragis + , bau (+) hiperemis Erythromycin
• Batuk2 karena krn → sempit • lokal : perbaiki
banyak lendir di • RP: post nasal drip drainase dengan tts
tenggorok • Palpasi fossa canina : sakit hidung sol effedrin 1%
• pipi kemeng / bila ditekan tidur miring
sakit MT heterolateral
• sefalgia di sisi retraksi (terjadi oklusio tuba • Terapi aktif(kl perlu)
sakit akibat udem irigasi percobaan : pus /
mukosa) mukopus → sekaligus
(sore maksimal → pagi
• Px penunjang: sbg terapi → lakukan
reda)
Transiluinasi: gelap di sisi yg sakit tiap minggu bila sakit
• sakit telinga sisi sakit Ft Waters: perselubungan / cairan + hebat smp pus (-)
+
TERAPI
Non-organik :
Organik :
Plastik, kapur tulis,
Kacang, biji-bijian,
karet, kancing, mur,
kapas, kertas,
baterei kancing,
lintah, serangga,
manik-manik dll
daun, dll.
Gejala :
• Pilek unilateral berbau busuk
• Disertai bercak darah pada ingusnya
• Benda asing organik ada gejala awal,
non organik = asimptomatis
Terapi :
• Ekstraksi korpus alienum
• Dengan anestesi (bila
lokal/umum
tidak kooperatif)
ADENOIDITIS AKUT
ETIOLOGI :
• Kelaiinan bawaan : atresia koane
• Radang : rhinitis akut, rhinitis alergi
• Kelainan anatomi : Deviasi septum nasi
• Adanya massa dalam rongga hidung : polip, Tumor
• Corpus alienum
AKIBAT YANG TERJADI PADA HIDUNG BUNTU
Terjadi hambatan • Terjadi gangguan Bila sesak maka akan Pembuntuan tuba
aliran air mata ke resonansi suara bernapas melalui mulut. eustachius.
hidung melalui kemudian timbul Air liur menguap dan Menimbulkan
duktus rinolalia klusa sehingga mukosa mulut akan gangguan drainase
nasolakrimalis oleh timbul gangguan kering. Terjadi proses dan ventilasi dari
karena terjadi pengucapan huruf NG, pembusukan sisa-sisa rongga telinga tengah
oedema sehingga NY, M,N. makanan oleh bakteri dan maka terjadi oklusi
terjadi epifora. • Terjadi gangguan mulut akan berbau tidak tuba dan timbul
ventilasi dan drainase sedap, dapat timbul infeksi kuman dan
sinus-sinus karang gigi karena terjadinya outitis
paranasal. pengendapan mineral media.
pada gigi bawah
“Tetes hidung yang
TETES HIDUNG
mengandung zat aktif yang
(GUTTAE NASALIS) bersifat vasokontriktor”
• Tujuan :
1. Menghilangkan sementarabuntu hidung (simptomatis)
2. Membuka ostium sinus paranasalis
3. Membuka tuba eusthacius
• Beberapa preparat yang digunakan dalam tetes hidung :
1. Efedrin
2. Oksimotazolin HCL
3. Xilomotazolin HCL
• Selain dalam tetes hidung, ada juga yang disediakan dalam bentuk semprot. Kadang-
kadang diberikan campuran antihistamin atau kortikosteroid.
IRIGASI SINUS MAKSILARIS
c. Pelaksanaan :
• Kasa steril
a. Alat :
Streil : trokar, pinset bayonet, spekulum • Anastesi lidokain efedrin 2% di
hidung, bak alat, sprooces. meatus inferior dan meatus medius
Tidak steril : semprit inj. Plastik 50-100cc, (10 menit), disemprotkan silokain
bengkok, skort plastik. 10% pada meatus inferior.
• Pungsi di meatus inferior, arah 30º
b. Obat : Lidokain efedrin 2 %, Lidokain
8%, Cylokain semprot 10% keatas pelan-pelan. Trokar disambung
dengan semprit.
IRIGASI SINUS MAKSILARIS
• Irigasi :
• Dengan air steril hangan + betadin
• Kepala pasien ditundukkan, nafas lewat mulut
• Saat di pompa (minta pasien tahan nafas)
• Pompa sapai dengan cairan jernih
• Terakhir pompa udara (Agar sisa air keluar)
• Lepas Trokar
• Tampon Steril / Sprooces kering (untuk menghentikan perdarahan)