Anda di halaman 1dari 12

Harta Warisan Anak yang Masih

di dalam Kandungan

Moelki Fahmi Ardliansyah, S.H.I., M.H.


• Dalam Hukum Islam, bayi yang dalam kandungan ibunya, jika
muwarits meninggal, maka termasuk ahli waris yang berhak
menerima bagian warisan sama seperti ahli waris lainnya.
• Namun, karena masih dalam kandungan keadaanya belum
dapat dipastikan. Apkah akan lahir dalam keadaan hidup
atau mati. Demikian pula jenis kelaminya, laki-laki atau
perempuan.
• Mayoritas ulama berpendapat, bayi dalam kandungan yang
dapat menerima hak warisnya apabila lahir dalam keadaan
hidup. Salah satu indikasinya ketika lahir adalah berteriak
atau menangis. Sebagaimana riwayat Abu Hurairah yang
menyatakan bahwa Rosulullah Saw, bersabda :

‫ث‬َ ‫إِ َذااِسْتهَ َّل ْال َم ْولُ ْو ُد ُو ِّر‬


“ Apabila bayi yang dilahirkan itu berteriak, maka ia diberi bagian
warisan ”
• Dari hadis tersebut menujukan bahwa bayi berhak
menerima hak warisnya apabila sudah lahir dan
hidup.
• Hal ini dapat menimbulkan persoalan, apabila ahli
waris yang lain menghendaki harta peninggalan
segera dibagi, kalau menunggu lahir terlalu
lama. Lagi pula apabila segera dibagi belum
diketahui lahir normal atau khuntsa musykil. Oleh
karenanya perlu beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan.
Hal yang perlu dipertimbangkan :
Apabila ahli waris ingin segara dibagi tanpa
menunggu kelahiran bayi, maka perlu di
pertimbangkan beberapa hal :
a. Mengetahui batas minimal (6 bulan) dan maksimal
usia bayi (1 – 4 tahun )
b. Memberi bagian yang paling menguntungkan dari
perkiraan kelamin atau akan lahir kembar/tunggal
• Para ulama sepakat bahwa batas minimal usia bayi di dalam
kandungan adalah 6 bulan dihitung dari saat akad nikah
dilangsungkan.
• Hal ini didasarkan pada (QS. al-Ahqaf:15) & (QS. Luqman:14). Ulama
sepakat, ayat pertama menunjukkan tenggang waktu mengandung
dan menyapih adalah 30 bulan. Yang kedua menunjukkan bahwa
menyapihnya setelah bayi disusui secara sempurna membutuhkan
waktu 24 bulan. Artinya bayi membutuhkan waktu sekurang-
kurangnya 30-24 = 6 bulan.
• Oleh sebab itu, apabila bayi lahir kurang dari 6 bulan dari akad
nikah, tidak bisa dihubungkan kekerabatannya kepada bapaknya,
hanya bisa dinasabkan kepada ibunya.
• Ada yg berpendapat minimal usia bayi dalam kandungan 9 bulan
kamariyah 270 hari. (ibn alhumam dan sebagian ulama hambali,
kitab undang2 mesir)
• Hukum adat di Indonesia terutama daerah yang tidak banyak
dipengaruhi hukum islam tidak mempermasalahkan usia kandungan.
Yang terpenting sepanjang anak lahir dalam ikatan perkawinan yang
sah maka status anaknya sah.
• Para ulama berbeda pendapat dalam hal batas maksimal
usia bayi dalam kandungan. Batasan ini dihitung
dari putusnya perkawinan sampai dengan
kelahiran anak. Usaha untuk mengetahui batas
maksimal usia bayi dalam kadungan dimaksudkan untuk
menentukan Nasabnya kepada siapa akan
dihubungkan kekerabatannya.
• Ada yang menyatakan batasan maksimal 1 tahun
kamariyah, ada yang berpendapat 1 tahun syamsiah, ada
yang mengatakan dua tahun, tiga tahun, bahkan lima
tahun.
• Dalam kaitannya dengan keadaan sekarang, adanya
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan tanpa
mengesampingkan hasil ijtihad para ulama, dapat
dimanfaatkan untuk menentukan status hukum bayi
dalam kandungan tersebut.
• Selanjutnya untuk menentukan berapa bagian
warisan yang diperoleh bayi di dalam kandungan,
karena masih belum jelasnya kelaminnya. Caranya
adalah memberi bagian yang lebih
menguntungkan dari perkiraan-perkiraan jenis
kelamin bayi, dan bila mungkin perkiraan bayi akan
lahir tunggal atau kembar.
• Pemberian bagian yang lebih menguntungkan dari 2
perkiraan, dimaksudkan agar apabila bayi yang
lahir meleset dari perkiraan semula, maka bagian
warisan yang disediakan tetap mencukupi.
Sebaliknya, apabila ada kelebihan dari seharusnya
yang diterima dapat dibagikan kepada ahli waris
lain sesuai dengan hukum yang berlaku.
Seorang meninggal dunia, ahli waris terdiri
dari : Ibu, Bapak, dan Istri yang sedang hamil.
Harta warisannya 96 juta. Bagian masing-
masing ahli waris termasuk bayi dalam
kandungan adalah ?
Perkiraan Perempuan Tunggal
No Ahli Waris Bagian Am = 24 96 juta : 24 =
@ 4 Juta
1 Ibu 1/6 4 4 x 4 jt = 16 Juta

2 Bapak 1/6 + A 5 5 x 4 jt = 20 Juta

3 Istri 1/8 3 3 x 4 jt = 12 Juta

4 Anak Perempuan 1/2 12 12 x 4 jt = 48 Juta

24 96 juta
Perkiraan Laki-laki Tunggal
No Ahli Waris Bagian Am = 24 96 juta : 24 =
@ 4 Juta
1 Ibu 1/6 4 4 x 4 jt = 16 Juta

2 Bapak 1/6 4 4 x 4 jt = 16 Juta

3 Istri 1/8 3 3 x 4 jt = 12 Juta

4 Anak Laki-laki A 13 13 x 4 jt = 52 Juta

24 96 juta
Dari dua perkiraan tersebut dapat diketahui
bahwa bagian yang lebih menguntungkan untuk
bayi dalam kandunga adalah perkiraan laki-laki,
yaitu sebesar 52 juta inilah bagian yang
disediakan untuk bayi. Apabila ternyata bayi
lahir perempuan maka berarti ada sisa 4 juta
yang akan menjadi hak bapak.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai