Anda di halaman 1dari 11

PRODUKSI BENIH

MENTIMUN

Oleh:

MUH. ARIFUDDIN
A. DWIE MOCHAMMAD ABDUH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
Latar belakang
• Sayuran merupakan komoditas penting yang dibudidayakan oleh petani di
berbagai daerah di Indonesia. Komoditas sayuran merupakan cash crop
yang dapat secara nyata mendatangkan keuntungan bagi petani di
Indonesia. Dengan demikian, keberhasilan dalam usaha tani sayuran dapat
memberikan sumbangan yang besar bagi kesejahteraan petani. Konsumsi
sayuran di Indonesia diprediksikan akan mengalami peningkatan sejalan
dengan membaiknya kondisi perekonomian dan meningkatnya taraf
pendidikan masyarakat. Peluang meningkatnya permintaan tersebut perlu
diantisipasi dengan peningkatan kuantitas dan kualitas produk sayuran
yang dihasilkan petani di Indonesia. Penyediaan beberapa produk sayuran
tertentu untuk keperluan ekspor juga mulai terbuka.
Rumusan Masalah
• Bagaimana karakteristik tanaman mentimun?
• Bagaimana proses produksi benih mentimun?
• Bagaimana proses pengelolaan benih menimun?
• Bagaimana standar sertifikasi benih mentimun?
Klasifikasi
Menurut Kuswanto (2003) klasifikasi mentimun sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus: Cucumis
Spesies : C. Sativus
Produksi Benih Mentimun
• Syarat Tumbuh
• Iklim • Tanah
• Ketinggian tempat : 1 m - 1.000 m • Tekstur : lempung
di atas permukaan laut • Drainase : baik
• Curah hujan tahunan : 800 mm - • Kedalaman air tanah : 50 cm - 200
1.000 mm/tahun cm dari permukaan tanah
• Bulan basah (di atas 100 • Kedalaman perakaran : di atas 15
mm/bulan) : 5 bulan - 7 bulan cm dari permukaan tanah
• Bulan kering (di bawah 60 • Kemasaman (pH) : 5,5 - 6,8
mm/bulan) : 4 bulan - 6 bulan
• Kesuburan : tinggi
• Suhu udara : 170 C - 230 C
• Kelembapan : sedang
• Penyinaran : sedang - tinggi
• Persiapan Lahan
Tanah diolah dengan dibajak atau dicangkul untuk membuat guludan dengan tinggi antara 40-
50 cm, lebar 60 cm, jarak antar guludan 40 cm.
• Penanaman
Pembuatan lubang tanam dua baris atau double rows 60 x 30 cm, masukkan biji mentimun
dalam lubang dengan jumlah biji 3 biji perlubang sedangkan lubang pupuk dapat ditugal 5 cm
disamping lubang tanam. Benih ditanam sedalam 1 cm, 3 benih perlubang tanam. Benih ditutup
dengan abu jerami pada musim kemarau dan pada musim hujan dengan abu ditambah pupuk
kandang.
• Isolasi
Tanaman timun termasuk tanaman yang menyerbuk silang (cross pollinated) dengan
perantara serangga, isolasi jarak yang digunakan minimal 1000 m. Sedangkan isolasi waktu
pada perbenihan mentimun minimal 30 hari.
• Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman meliputi Penjarangan dan Penyulaman, Pemupukan, Pengairan,
Pemasangan lanjaran atau pengajiran, Pembumbunan, Pewiwilan dan Pengikatan,
Penyiangan serta pengendalian OPT.
• Roguing
Rouging dilakukan beberapa kali pada fase pertumbuhan yang berbeda secara terus menerus
sampai sebelum panen. Rouging sebaiknya dilakukan sepagi mungkin sebelum matahari terlalu
panas agar pengenalan terhadap ciri-ciri kritis yang ada dapat lebih mudah dilakukan. Waktu terbaik
dalam melakukan rouging adalah pada fase pertanaman berbunga penuh karena pada fase ini sifat-
sifat tanaman hamper ditampilkan sepenuhnya dan perbedaan-perbedaan warna pada bunga akan
tampak nyata. Namun, untuk tanaman menyerbuk silang sebaiknya rouging dilakukan pada fase
lebih awal yaitu sebelum pembungaan penuh atau pada saat pembungaan tetapi sebelum serbuk
sari matang
• Polinasi/Penyerbukan Buatan
Polinasi/persilangan merupakan teknik yang digunakan untuk menghasilkan benih hibrida F1
dengan cara menyilangkan dua tanaman induk yang memiliki keunggulan secara genetik. Polinasi
pada tanaman ketimun dilakukan pada saat tanaman berumur 30 hst. Polinasi pada tanaman
ketimun dilakukan pada waktu pagi sekitar pada jam 06.30 pagi-10.00 siang hari
• Panen
Tanaman ketimun yang diproduksi untuk benih dapat dipanen pada umur 40-45 hari
setelah dilakukan polinasi atau sekitar 60-70 hst. Sebelum dilakukan pemanenan perlu
dilakukan seleksi pada buah, buah yang tidak bertanda (tangkai tidak ada benang siet)
harus dibuang. Ciri-ciri buah ketimun yang siap dipanen yaitu buah sudah masak fisiologis
(berwarna putih kekuningan merata), jika buah dipijat sudah terasa agak lunak
Prosesing Benih
Biji mentimun diselimuti gelatin yang mengandung zat inhibitor,
sehingga biji mengalami dormansi. Prosesing benih timun dilakukan
dengan cara mengekstraksi buah, sehingga gelatin terpisah dari biji, dan
dicuci bersih.
Ekstraksi buah dapat dilakukan dengan:
• Fermentasi
• Mekanis
• Kimiawi
• Pengeringan Benih
Biji mentimun dikeringkan di bawah sinar matahari selama 3 hari. Setelah kadar air biji telah
mencapai sekitar 8.0 - 10,0 %
• Pengemasan Benih
Benih atau biji timun dapat dikemas dalam kemasan kertas, namun akan lebih baik lagi jika
menggunakan kemasan alumunium foil, karena sifatnya yang kedap udara. Jika memungkinkan
udara yang ada dalam kemasan alumunium foil dikeluarkan dengan menggunakan alat
penghisap (vacuum), sehingga kadar air benih awal dapat dipertahankan
• Penyimpanan benih
Benih yang dikemas dalam kemasan kertas harus disimpan dalam stoples kaca yang telah
diberi bahan desikan, seperti : silica gel; arang; abu gosok, sehingga udara didalam stoples
diharapkan tetap kering dan dapat mempertahankan kadar air benih awal. Untuk benih yang
dikemas dalam kemasan alumunium foil sebaiknya juga disimpan dalam wadah stoples yang
tertutup. Selanjutnya stoples disimpan di tempat yang kering dan sejuk. Jika memungkinkan
dapat disimpan dalam gudang benih yang suhu dan kelembabannya dapat diatur (t = 18o C; RH =
30%)
Standar Sertifikasi Benih Mentimun
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai