Anda di halaman 1dari 15

DOKUMENTASI

PELAYANAN KB
Dosen Pengampu : Noor Cholifah, S.SiT, M.Kes
Disusun Oleh Kelompok 5
◦ Nurul Aini (12020170020)
◦ Very Budi Setiyowati (12020170029)

◦ Agoesti Dwi Roshinta (12020170022)

◦ Siti Muyassaroh (12020170028)


◦ Farikha Puji Astuti (12020170024)
◦ Eko Wijiningsih (12020170026)
◦ Alik Rossana (12020170027)
A. Pencatatan dan Pelaporan
Pelayanan KB
◦ Pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi adalah suatu kegiatan
merekam dan menyajikan berbagai aspek yang berkaitan dengan
pelayanan oleh fasilitas pelayanan KB.
◦ Peserta KB adalah pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan
kontrasepsi.
◦ Peserta KB baru adalah PUS yang pertama kali mengguakan kontrasepsi
atau PUS yang kembali menggunakan kontrasepsi setelah mengalami
kehamilan yang berakhir dengan keguguran atau persalinan.
◦ Peserta KB lama adalah peserta KB yang masih menggunakan
kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan.
◦ Peserta KB ganti cara adalah peseta KB yang berganti pemakaian dari
satu metode kontrasepsi ke metode kontrasepsi lainnya.
Jenis dan Kegunaan Kartu,Register,
Formulir dalam Pelayanan KB
◦ Kartu Peserta KB (K/I/KB/04)
Kartu ini diberikan oleh klinik KB kepada peserta KB dan digunakan
sebagai tanda bukti diri sebagai  peserta KB. Kartu ini juga dapat
digunakan untuk mencari kembali kartu status peserta KB (K/IV/KB/04)
ditempat pelayanan.
◦ Kartu Status Peserta KB (K/IV/KB/04)
Adalah kartu yang digunakan untuk mencatat identitas diri, catatan medic
hasi skrining dalam pelayanan dan pemilihan penggunaan metode/alat
kontrasepsi yang tepat bagi peserta KB. Kartu ini dibuat untuk setiap
pengunjung baru di klinik KB, baik sebagai peserta KB baru maupun
sebagai peserta KB lama dan disimpan secara rapi di klinik KB.
◦ Register hasil pelayanan KB di klinik KB(R/I/KB/04)
Untuk mencatat tiap hari hasil pelayanan kontrasepsi yang diberikan
pada Pasangan Usia Subur (PUS). Register ini menjadi sumber data untuk
membuat laporan bulanan klinik KB pada setiap akhir bulan.
◦ Register alat kontrasepsi di klinik KB(R/II/KB/04)
Untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran (Mutasi), serta persediaan
semua jenis alat kontrasepsi di klinik KB. Register ini menjadi sumber
data untuk membuat laporan bulanan klinik KB tentang keadaan alat
kontrasepsi pada setiap akhir bulan.
◦ Buku Bantu Hasil Pelayanan Kontrasepsi pada Dokter/Bidan Praktek
Swasta (B/I/DBS/04)
Untuk mencatat hasil pelayanan peserta KB baru/ulangan pada setiap
hari pelayanan KB di tempat pelayanan dokter/BPS.
◦ Laporan Bulanan Klinik KB ( F/II/KB/04 )
Laporan Bulanan Petugas Penghubung tentang Hasil Pelayanan
Kontrasepsi, oleh Dokter/BPS ( F/I/PH/DBS/04 ). Formulir ini digunakan
oleh petugas penghubung DBS untuk mencatat dan melaporkan hasil
pelayanan kontrasepsi. Laporan ini dibuat dengan cara mengambil atau
mencatat data atau informasi dari buku bantu hasil pelayanan
kontrasepsi pada dokter/BPS setiap akhir bulan.
◦ Laporan Bulanan Klinik KB ( F/II/KB/04 )
Digunakan oleh klinik KB untuk melaporkan kegiatan dan hasil kegiatan
pelayanan kontrasepsi, baik pelayan peserta KB baru maupun pelayan
KB ulang. Laporan ini mencakup identitas klinik KB, termasuk jumlah
dokter dan bidan praktek swasta hasil pelayanan peserta KB baru,
kontrasepsi ulang dan persediaan alat kontrasepsi.
Penggunaan
Kartu Catatan Pasien
K/IV/KB/04 dibuat untuk setiap pengunjung baru klinik KB, yaitu peserta KB
baru dan peserta KB lama, pindahan dari klinik KB atau tempat pelayanan KB
lain. Sedangkan untuk pelayanan di dokter/bidan praktek swasta
menggunakan kartu pasien yang sudah ada di masing-masing DBS.
K/IV/KB/04 berfungsi untuk mencatat identitas, catatan medic hasil skrining
atau pemeriksaan dan kunjungan ulang peserta KB.
K/IV/KB/04 terdiri dari dua halaman, yaitu :
◦ Halaman Depan :
Bagian pertama : berisikan Nomor Kode Klinik KB, Nomor Seri Kartu Peserta
KB, Nama Peserta KB, Tgl/Bln/Thn lahir/Umur Istri, Nama Suami dan Istri,
Pendidikan Suami dan Istri, Alamat Peserta KB, Pekerjaan Suami dan Istri.
Bagian kedua : menunjukkan jumlah anak hidup, umur Anak terkecil, Status
Peserta KB(Baru, Pernah pakai alat kontrasepsi berhenti sesudah bersalin/
keguguran dengan ganti cara) dan cara KB terakhir 7 jenis ( IUD, MOW,
MOP, Kondom,  Implant, Suntikan dan Pil).
Bagian ketiga : berisi penapisan (skrining) untuk menentukan alat
kontrasepsi yang dapat digunakan calon peserta KB yang terdiri dari
Anamnesa dan pemeriksaan.
 Anamnesa tersebut mencakup Haid Terakhir Tanggal, Hamil/Diduga
Hamil, Jumlah GPA(Gravida, Partus, Abortus), Menyusui dan riwayat
penyakit sebelumnya ( sakit kuning, perdarahan pervaginam yang tidak
diketahui sebabnya, keputihan yang lama dan tumor)
 Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan fisik meliputi keadaan
umum, Berat badan dan Tekanan darah
Bagian  keempat : merupakan kesimpulan dari ketiga bagian diatas yang
meliputi pemberian alat kontrasepsi, tanggal pelayanan dan tanggal dipesan
kembali, serta tanda tangan dokter/bidan/perawat yang memberikan
pelayanan

o Halaman Belakang :
Berisi tentang kunjungan ulang untuk mencatat tanggal datang, haid terakhir,
berat badan, tekanan darah, akibat kontrasepsi ( komplikasi berat dan
kegagalan), pemeriksaan dan tindakan serta tanggal yang dipesan kembali.
Mekanisme Pelaporan
◦ Kartu Pendaftaran Klinik KB (K/0/KB/04)
Dibuat oleh klinik KB rangkap 2 (dua), 1 lembar untuk Pengelola Daerah Program
KB (PDPKB) Kabupaten/Kota yg dikirim selambat2nya tgl. 07 Februari setiap tahun
ke PDPKB Kabupaten/Kota dan arsip.
◦ Rekapitulasi Kartu Pendaftaran Klinik KB Tingkat Kabupaten/Kota
(Rek.Kab.K/0/KB/04)
Dibuat rangkap 3 (tiga) oleh PDPKB Kab./Kota dan di kirim selambat2nya pada tgl.
14 Februari setiap tahun, masing2 ke BKKBN Provinsi, BKKBN Pusat dan arsip.
◦ Rekapitulasi Kartu Pendaftaran Klinik KB Tingkat Provinsi (Rek.Prov.K/0/KB/04)
Dibuat rangkap 2 (dua) oleh BKKBN Provinsi dan kirim selambat2nya tgl. 21
Februari setiap tahun ke BKKBN pusat dan arsip.
◦ Laporan Bulanan Petugas Penghubung Hasil Pelayanan Kontrasepsi Oleh Dokter /
Bidan Praktik Swasta (F/1/PH/DBS/04)
Dibuat oleh PDPKB Dokter / Bidan praktik Swasta dalam rangkap 2 (dua), dikirim
selambat2nya tgl. 05 bulan berikutnya ke klinik KB induk di wilayah kerjanya dan
arsip.
◦ Laporan Bulanan Klinik KB (F/II/KB/04)
Dibuat oleh klinik KB dalam rangkap 4 (empat), dikirim selambat-lambatnya
pada tgl.07 bulan berikutnya, masing2 ke PDPKB Kab./Kota, mitra kerja TK.II,
kantor camat dan arsip.
◦ Rekapitulasi Laporan Bulanan Klinik KB Tingkat Kab./Kota (Rek.Kab.F/II/KB/04)
Dibuat rangkap 3 (tiga), setiap bulan oleh PDPKB kab./Kota, dikirim selambat-
lambatnya tgl.10 bulan berikutnya ke BKKBN Provinsi, BKKBN Pusat dan arsip.
◦ Rekapitulasi Laporan Bulanan Klinik KB Tingkat Provinsi (Rek.Prov.F/II/KB/04)
Dibuat rangkap 2 (dua) oleh BKKBN Prov. Dan dikirim selambat-lambatnya
tgl.15 bulan berikutnya ke BKKBN pusat dan arsip.
◦ PDPKB Kabupaten/Kota
Setiap bulan menyampaikan umpan balik kepada camat dan mitra kerja.
◦ BKKBN Provinsi (Bidang Informasi Keluarga & Analisis Program)
Setiap bulan menyampaikan umpan balik ke PDPKB kab./Kota dan Dinkes.
◦ BKKBN Pusat (Direktorat Pelaporan & Statistik)
Setiap bulan menyampaikan umpan balik kepada semua pimpinan di jajaran
BKKBN Pusat, ke BKKBN Provinsi, Kab./Kota dan mitra kerja tingkat pusat.
B. Pendokumentasian
Rujukan KB

◦ Pengertian Rujukan adalah :Penyerahan tanggung jawab secara timbal


balik  atas masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun secara
horizontal kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau dan
rasional. Tidak dibatasi oleh wilayah administrasi dengan tujuan untuk
penanggulangan masalah yang sedang dihadapi.

◦ Tujuan sistem rujukan disini adalah :


Untuk penanggulangan masalah yang sedang dihadapi
Untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelaksanaan pelayanan
metode kontrasepsi secara terpadu
Untuk menunjang upaya penurunan angka kejadian efek samping,
komplikasi dan kegagalan penggunaan kontrasepsi.
Rujukan Medik dapat berlangsung:

Internal antar petugas di satu puskesmas


Antara puskesmas  pembantu dan puskesmas
Antara masyarakat dan puskesmas
Antara satu puskesmas dan puskesmas lain
Antara puskesmas dan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya
Internal antara bagian/unit palayanan di dalam satu rumah sakit.*
Rujukan bukan berarti melepaskan tanggung jawab dengan menyerahkan
klien ke fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, akan tetapi karena kondisi
klien yang mengaharuskan pemberian pelayanan yang lebih kompeten dan
bermutu melalui upaya rujukan.
Untuk itu dalam melaksanakan rujukan harus pula diberikan :
◦ Konseling tentang kondisi klien yang menyebabkan memerlukan rujukan
◦ Konseling tentang kondisi yang diharapkan diperoleh di tempat rujukan
◦ Informasi tentang fasilitas pelayanan kesehatan tempat rujukan dituju
◦ Penghantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yang dituju mengenai
kondisi klien saat ini, riwayat sebelumnya serta upaya/tindakan yang telah
diberikan
◦ Bila perlu berikan upaya mempertahankan keadaan umum klien
◦ Bila perlu, karena kondisi klien, dalam perjalanan menuju tempat rujukan
harus didampingi perawat/bidan
◦ Menghubungi fasilitas pelayanan tempat rujukan dituju agar memungkin
segera menerima rujukan klien.
Fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima rujukan, setelah memberi
upaya  penangulangan dan kondisi klien telah memungkinkan, harus
segera mengembalikan klien ketempat fasilitas pelayanan asalnya dengan
terlebih dahulu memberikan :
Konseling tentang kondisi klien sebelum dan sesudah diberi upaya
penanggulangan.
Nasehat yang perlu diperhatikan klien mengenai kelanjutan penggunaan
kontrasepsi.
Penghantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yang merujuk mengenai
kondisi klien, berikut upaya penaggulangan yang telah diberikan serta
sasaran upaya pelayanan lanjutan yang harus dilaksanakan, terutama
tentang penggunaan kontrasepsi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai