Anda di halaman 1dari 22

ILMU KESEHATAN

MASYARAKAT
“Anak Pra Sekolah”
DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Lumastari Ajeng Wijayanti, S.Kp.,M.Kep.Sp.Mat
DISUSUN OLEH :

1. Nisa Amala Muntasya (P17321183015)


2. Reka Shafna Wahyuningtyas (P17321183016)
3. Diajeng Fenti Setiawan (P17321183017)
4. Yustina Dewi Anggraini (P17321183018)
5. Merita Meliyafara Pratiwi (P17321183019)
6. Rurik Rosa Apriliana (P17321183021)
7. Iva Satya Ratnasari (P17321183023)
8. Arina Himatul Ulya (P17321183025)
9. Faizatul Azimah (P17321183026)
10. Amelia Eka Wardani (P17321183027)
11. Mirza Aulia Cahyani (P17321183028)
Definisi
Anak Pra Sekolah
Anak prasekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun. Di Indonesia
pada umumnya mereka mengikuti program tempat penitipan anak (3 bulan - 5
tahun) dan kelompok bermain atau play group (3 tahun), sedangkan
pada usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program taman kanak-kanak.
Pada usia pra-sekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah dapat
memilih  makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan
lingkungannya atau bersekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa
perubahan dalam perilaku. Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar
memprotes sehingga mereka akan mengatakan “tidak” terhadap setiap ajakan.
Program Anak Pra-Sekolah

1. 2.
Program Program
Pendidikan Kesehatan
Anak Pra-Sekolah Anak Pra-Sekolah

5
Program Pendidikan
Anak Pra-Sekolah
Anak usia prasekolah anak bisa diarahkan ke arah yang positif atau ke arah
yang bisa membantu perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya
cipta yang diperlukan oleh anak tersebut.
Peraturan Pemerintah No. 27/1990 tentang Pendidikan Prasekolah, yaitu :
Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum
memasuki pendidikan dasar yang diselenggarakan di jalur pendidikan luar sekolah.
Bentuk satuan pendidikan prasekolah meliputi Taman Kanak-kanak, Kelompok
Bermain, Penitipan Anak, dan bentuk lain yang diterapkan oleh menteri.
Pendidikan prasekolah bertujuan untuk membantu meletakan dasar
ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya
cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan
selanjutnya.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, disiapkan susunan program


kegiatan belajar anak dalam memasuki Sekolah Dasar (SD), yang
meliputi kesiapan belajar anak dalam memasuku SD, yang meliputi
kesiapan fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Hal ini menempatkan
TK sebagai jembatan antara rumah/keluarga dan sekolah.
Program Kesehatan
Anak Pra-Sekolah
1. 2.
Pelayanan Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) Anak
Kesehatan Gigi Prasekolah
dan Mulut
3.
Cuci Tangan
Pakai Sabun
(CTPS)
4. 5.
Penanggulangan Kesehatan
Gangguam Lingkungan
Penglihatan dan
Kebutaan (PGPK) 10
1. Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut

 Pelayanan kesehatan gigi dasar


Pelayanan kesehatan gigi esensial yang terbanyak dibutuhkan oleh
masyarakat dengan mengutamakan upaya peningkatan dan
pencegahanpenyakit gigi.

 Pelayanan kesehatan gigi khusus


Upaya perlindungan khusus, tindakan, pengobatan dan pemulihan
masalah kesehatan gigi dan mulut serta pelayanan asuhansistemik
kesehatan gigi dan mulut.
Sasarannya adalah kelompok rentan untuk
mendapatkan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan
mulut yaitu

a. Anak sekolah dasar (upaya kesehatan gigi sekolah)


b. Kelompok ibu hamil dan menyusui
c. Anak pra sekolah
d. Kelompok masyarakat lain berpenghasilan rendah
e. Lansia
2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Anak
Prasekolah
Pemberian Makanan Tambahan merupakan salah
satu komponen penting Usaha Perbaikan Gizi Keluarga
(UPGK) dan program yang dirancang oleh pemerintah.
PMT sebagai sarana pemulihan gizi dalam arti kuratif,
rehabilitatif dan sebagai sarana untuk penyuluhan
merupakan salah satu bentuk kegiatan pemberian gizi
berupa makanan dari luar keluarga, dalam rangka
program UPGK.
Makanan Anak Usia
Prasekolah
Anak usia 3-5 tahun merupakan usia
dimana seorang anak akan mengalami
tumbuh kembang dan aktivitas yang
sangat pesat dibandingkan dengan ketika
ia masih bayi. Kebutuhan zat gizi akan Tujuan Pemberian Makanan
meningkat. Sementara pemberian
makanan juga akan lebih sering. Tambahan
Pemberian makanan tambahan bertujuan untuk
memperbaiki keadaan gizi pada anak golongan
rawan gizi yang menderita kurang gizi, dan diberikan
dengan kriteria anak balita yang tiga kali berturut-
turut tidak naik timbangannya serta yang berat
badannya pada KMS terletak dibawah garis merah.
Komposisi PMT
Menurut Departemen Kesehatan RI prasyarat
pemberian makanan tambahan pada anak usia pra sekolah
adalah nilai gizi harus berkisar 200–300 kalori dan protein 5–
8 gram, PMT berupa makanan selingan (porsi) kecil,
mempergunakan bahan makanan setempat dan diperkaya
protein nabati/hewani, mempergunakan resep daerah atau
dimodifikasi, serta dipersiapkan, dimasak, dan dikemas
dengan baik, aman memenuhi syarat kebersihan serta
kesehatan. Pemberian makanan tambahan (PMT) diberikan
dengan frekuensi minimal 3 kali seminggu selama 100–160
hari.
3. Cuci Tangan Pakai Sabun
CPTS merupakan salah satu program untuk anak prasekolah.
Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya
pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan sering kali
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan pathogen
berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung
atupun kontak tidak langsung

16
4. Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan
Kebutaan (PGPK)
 Program untuk menanggulangi gangguan penglihatan dan kebutaan
yang sebenarnya dapat dicegah/direhabilitasi.
 Dicanangkan di wilayah Asia Tenggara oleh Direktur Regional WHO
Daerah Asia Tenggara pada tanggal 30 September 1999.

17
Tujuan Umum
Meningkatkan derajat
kesehatan indera penglihatan
guna mewujudkan manusia
Indonesia yang berkualitas

Tujuan Khusus
× Meningkatnya upaya pelayanan kesehatan indera penglihatan
× Tersedianya sumber dana yang memadai dari pemerintah, swasta
dan masyarakat di bidang kesehatan indera penglihatan
× Tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan indera penglihatan
yang bermutu dan terjangkau sampai ke tingkat kabupaten/kota
× Tersedianya sistem informasi dan komunikasi timbal-balik terpadu
dalam upaya kesehatan indera penglihatan

18
Sasaran Program Penanggulangan Gangguan
Penglihatan dan Kebutaan (PGPK)

× Seluruh lapisan masyarakat mulai dari balita, usia prasekolah, usia sekolah,
usia produktif, dan lanjut usia
× Semua tenaga kesehatan yang berperan dalam penanggulangan gangguan
penglihatan dan kebutaan
× Organisasi profesi terkait seperti Perhimpunan Dokter Spesialis Mata
Indonesia (Perdami), Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia (Iropin) dan
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
× Lemaga swadaya masyarakat terkait seperti Koalisi Untuk Indonesia Sehat
(KUIS), Yayasan Dharmais, Lions Club, Rotary Club, Helen Keller
International (HKI), Christoffel Blinddenmission (CBM), dan Japan
International Cooperation Agency (JAICA)

19
× Organisasi kemasyarakatan seperti Gerakan Pramuka,
PKK, Kowani, Dharma Wanita, Dharma Pertiwi, Aisyiah
Muhammadiyah, Fatayat NU, Perdhaki, PGI, Walubi,
Parisada Hindu Dharma dan Saraswati
× Lembaga Peneliti dan pengembangan pelayanan
keseahtan indera penglihatan
× Swasta yang terkait meliputi pabrik obat dan alat
kesehatan, serta produsen/distributor lensa kacamata,
bingkai kacamata dan lensa kontak
× Lembaga pendidikan tenaga kesehatan indera penglihatan

20
5. Kesehatan Lingkungan
• Melaksanakan inspeksi sanitasi kesekolah dan
lingkungan sekitar rumah tentang air bersih,   kamar
mandi atau WC, tempat-tempat pengelolaan
makanan/minuman, dan pembuangan sampah.
• Pengawasan dan pemberian pada kelompok
masyarakat mengenai pemakai air, tempat pengelolaan
makanan/minuman.
• Pembinaan tempat-tempat umum, agar masyarakat
sadar bahwa kesehatan lingkungan itu penting  untuk
dirinya sendiri.
22

Anda mungkin juga menyukai