Anda di halaman 1dari 17

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DAN PENDARAHAN
ANTEPARTUM
DOSEN PENGAMPU : IBU FARHATI, SST. M. Keb
Kelompok 4

Khalysta Permata H.S


P17324120033 M uflicha M awaddati
Nabila Syifa Afia
P17324120036 P17324120037
Natasha Regina Putri
Novita Vidiyanti P17324120039

P17324120042
Hiperemesis Gravidarum
Hipermesis gravidarum adalah mual dan muntah hebat
lebih dari 1 0 kali sehari dalam masa kehamilan yang
dapat menyebabkan kekurangan cairan,penurunan berat
badan, atau gangguan elektrolit, sehingga mengganggu
aktivitas sehari hari dan membahayakan janin dalam
kandungan. Jadi hipermesis gravidarum merupakan
keluhan mual muntah yang berlebihan yang di alami oleh
ibu hamilmenyebabkan
dapat . Keluhan ini ibu dehidrasi, ketidakseimbangan
kadar elektrolit dalam tubuh, kekurangan nutrisi, sert a
penurunan berat badan lebih dari 5 % berat badan
sehingga mengganggu aktivitas sehari hari. awal
,
Penyebab hipermesis
gravidarum
Hiperemesis gravidarum di sebabkan oleh kombinasi
faktor hormonal, mekanis, psikologis yang tidak
stabil, dan sosial dengan faktor resiko spesifik
meliputi umur lebih dari 2 5 tahun, obesitas ,
kehamilan mola atau kehamilan kembar.
Tanda dan gejala hipermesis
gravidarum
1. Sakit kepala dan pusing
2. Berat badan menurun
3. dehidrasi
4. konstipasi
5. Sangat sensitif terhadap bau
6. Produksi a i r l i u r berlebihan
7. Inkontinesia u r i n
8. Jantung berdebar
9. s u l i t menelan makanan atau
minuman
F a k t o r predisposisi

hiperemesis g r a v i d a r u m

1. Umur

2. P a r i t a s

3. P e k e r j a a n
Manifestasi Klinis hiperemesis
gravidarum
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu:
Tingkat I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan
tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium.
Tingkat II
Penderita tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah mengering dan nampak kotor,
nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan turun dan mata
menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi.
Tingkat III
Keadaan umum lebih buruk, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi
kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun.
Diagnosis hiperemesis
gravidarum
Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan
dan USG dapat lakukan terutama untuk laborat urium
kesehatan
di pasien dan menentukanmemast penyebab
ikan
hiperemesis gravidarum
janin pada pasien. Diagonosis
hyperemesis gravidarum dapat di tegakan melalui :
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan penunjang
Penatalaksaan hipermesis gravidarum
Penatalaksaan mual dan muntah pada kehamilan
tergantung pada beratnya gejala. penatalaksaan
hipermesis gravidarum ialah :
1.Terapi obat
2. Hipermesis gravidarum tingkat II dan III

Sedangkan menurut runiari (2010), penatalaksaan hipermesis


gravidarum ialah :
1.terapi cairan
2.isolasi
3.terapi psikologis
4.obat obatan
5.diet dan terapi nutrisi
6.terapi di rumah sakit
Pendarahan Anterpartum
Pendaraha anterpartum adalah perdarahan
n kematian ibu di tentukan
perdarahan dari saluran genital
penyebab sebagai
kehamilan
setelah dan persalinan. Pendarahan
2 0 minggu
anterpartum
sebelum terjadi pada kehamilan trimester
ketiga.
Penyebab pendarahan anterpartum
1. P lasenta previa
Menurut( Fauziyah,2016). Penyebab utama plasenta previa yaitu dengan
bertambahnya usia kehamilan,segmen bawah uterus akan lebih melebar dan
serviks mulai membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus
dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh
plasent a yang melekat di dinding r ahim sehingga plasent a ber ada
dibawah yang menut upi sebagian at au selur uh jalan lahir , semakin
rendah letak plasenta maka semakin dini terjadinya pendarahan.

2 . Solusio Plasenta
Menurut mochtar(2011) yaitu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal
terlepas dari pelekatnya sebelum janin lahir. Biasanya di hitung sejak kehamilan
2 8 minggu. Kemungkinan penyebabnya termasuk trauma atau cedera pada
perut .
Tanda dan gej ala pendarahan ant erpartum
1.Plasenta previa
gejala previa,yaitu keluar darah merah segar dari kemaluan dan
tidak di sertai rasa nyeri,tanpa sebab dan umumnya terjadi
pada trimester III, karena segmen bawah uterus lebih banyak
mengalami perubahan.

2. Solusio plasenta
- Pendarahan keluar dari vagina sebesar 78%
-Perut teraba keras dan nyeri saat di lakukan penekanan,
dan adanya nyeri punggung
- Detak jantung janin dan pergerakan janin berkurang atau
sulit
untuk di nilai atau yang di sebut fetal non-reassuring
-Rahim berkontraksi lebih dari 5 x
-Rahim berkontraksi sangat sering (hipertonus)
Faktor Predisposisi Pendarahan Anterpartum
1. Plasenta Previa
yaitu endometrium yang cacat endometrium yang hipoplastis pada
kawin dan hamil muda, endometrium bekas persalinan berulang ulang
dengan jarak yang pendek (<2 tahun) bekas operasi,kuretage, manual
plasenta dan korpus luteum bereaksi lambat,hipoplasia endometrium
bila kawin dan hamil pada umur muda.
2. Solusio Plasenta
- Tekanan darah tinggi
- Trauma atau cedera
- Kebiasaan merokok
- Konsumsi alkohol dan minuman keras
- Menggunakan kokain
- Mengalami chorioamnionitis (infeksi pada kantung dan cairan ketuban)
- Pernah menderita solusio plasenta
-Ketuban Pecah Dini
- Ketuban pecah terlambat
- Memiliki penyakit kencing manis
- Usia di atas 4 0 saat hamil
- Sedang mengandung lebih dari satu bayi
Manifestasi Klinis Pendarahan Anterpartum

A. Plasenta Previa
Gejala klinis plasenta previa salah satunya berupa adanya perdarahan dan
pemeriksaan obstetri menggunakan USG. Perdarahan terjadi karena terlepasnya
plasenta dari desidua basalis akibat kontraksi uterus yang terus-menerus dan
karena proses pendataran serviks yang biasanya terjadi pada akhir trisemester II
ke atas.

B. Solusio Plasenta
Menurut (Prawiroharjo, 2009), manifestasi klinis solusio plasenta dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Solusio plasenta ringan
2. Solusio plasenta sedang
3. Solusio plasenta berat
Diagnosis pendarahan
anterpartum
1.Plasenta Previa
Plasenta previa dapat di diagnosis dengan melihat gejala klinis dan
pemeriksaan obsetetri menggunakan USG. Dan adapula pemeriksaan
spekulum yang dapat di lakukan untuk menilai keadaan vagina dan
serviks. Vaginal toucher harus di hindari pada semua ibu yang
mengalami pendarahan anterpartum sampai terdiagnosis bukan
sebagai plasenta previa.
2. Solusio Plasenta
-Diagnosis solusio plasenta kadang sukar di tegakkan
- Penderita biasanya datang dengan gejala klinis
- Syok yang terjadi kadang tidak sesuai dengan banyak pendarahan
- Pemeriksaan laboraturium
- Pemeriksaan penunjang ultrasonografi
- Hematom retroplasenter
-Pemeriksaan histologik
Penatalaksaan pendarahan anterpartum
1.Plasenta Previa
Semua pasien dengan pendarahan pervaginam pada kehamilan trimester
ketiga, dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam
keadaan syok pendarahan yang banyak, harus segera di perbaiki keadaan
umumnya dengan pemberian infus atau tranfusi darah. Selanjutnya
penanganan plasenta previa bergantung pada :
1. Penanangan ekspektif
2. Penanganan aktif
3. anak berharga dan fetal distres
4. plasenta previa lateralis
5. partus per vaginam
2. Solusio Plasenta
Tujuan utama penatalaksaan ibu dengan solusio plasenta, pada prinsipnya
adalah :
1. Mencegah kematian ibu
2. Menghentikan sumber pendarahan
3. Jika janin masih hidup, mempertahankan dan mengusakan janin lahir
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai