SYINTAMI RAHIM
P07224321215
ASPEK SOSIAL BUDAYA
ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA SETAIP
PERKAWINAN
.
Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang
amat perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya
komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu
juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin.
Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante natal
care) adalah penting untuk mengetahui dampak
kesehatan bayi dan si ibu sendiri. Pacta berbagai
kalangan masyarakat di Indonesia, masih banyak ibu-ibu
yang menganggap kehamilan
sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati.
Mereka merasa tidak perlu memeriksakan
dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter.
Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang
menyadari pentingnya pemeriksaan
kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya
faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin
dialami oleh mereka. Resiko ini baru
diketahui pada saat persalinan yang sering
kali karena kasusnya sudah terlambat dapat
membawa akibat fatal yaitu kematian
ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA MASA
PERSALINAN KALA I,II,III,IV
Ada suatu kepercayaan yang mengatakan
minum rendaman air rumput Fatimah akan
merangsang mulas. Memang, rumput Fatimah
bisa membuat mulas pada ibu hamil, tapi apa
kandungannya belum diteliti secara medis.
Jadi, harus dikonsultasikan dulu ke dokter
sebelum meminumnya. Soalnya, rumput ini
hanya boleh diminum bila pembukaannya sudah
mencapai 3-5 cm, letak kepala bayi sudah
masuk panggul, mulut rahim sudah lembek atau
tipis, dan posisi ubun-ubun kecilnya normal.
Minum madu dan telur dapat menambah tenaga
untuk persalinan. Madu tidak boleh sembarangan
dikonsumsi ibu hamil. Jika BB-nya cukup, sebaiknya
jangan minum madu karena bisa mengakibatkan
overweight. Bukankah madu termasuk karbonhidrat
yang paling tinggi kalorinya. Jadi, madu boleh
diminum hanya jika BB-nya kurang. Begitu BB naik
dari batas yang ditentukan, sebaiknya segera
hentikan. Akan halnya telur tak masalah, karena
mengandung protein yang juga menambah kalori.
Makan duren, tape, dan nanas bisa membahayakan
persalinan. Ini benar karena bisa mengakibatkan
perndarahan atau keguguran
ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS
Masa nifas (puerperium) secara tradisional di
definisikan sebagai periode 6 minggu segera
setelah lahirnya bayi dan mencerminkan periode
saat fisiologi ibu, terutama sistem reproduksi,
kembali mendekati keadaan sebelum hamil. Hal
ini mungkin berakar dari tradisi “chuching” , yaitu
upacara keagamaan ketika wanita diterima yaitu
pada periode 40hari saat mana mereka dianggap
tidak bersih. Seiring dengan meningkatkan
dominasi bidang medis, akhir masa nifas ditandai
oleh pemeriksaan pasca postpartem wanita yang
bersangkutan dengan dokter.
Budaya Nifas di Indonesia
Bagi ibu nifas, terdapat pantangan atau mitos
yang sulit diubah walaupun tidak rasional. Ibu
nifas dilarang makan ikan, telur, dan daging
supaya jahitan lukanya cepat sembuh. Hal
tersebut tidak benar, justru sebaliknya, ibu
nifas sangat memerlukan asupan protein yang
lebih tinggi untuk membantu penyembuhan
luka. Bila asupan protein tidak cukup,
penyembuhan luka akan lambat dan berpotensi
terinfeksi.
ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERKAITAN
DENGAN BAYI DAN BALITA
Empati
Tolong-menolong
Kepedulian Sosial Kerja Sama
Kesadaran Diri
Menghargai orang lain
Indikator
Kepekaan Sosial Dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kepekaan Sosial
Perspective taking
Fantasy
Emphatic concern
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepekaan
Sosial
Anomie
Bystander
Atribusi
Model
Sifat dan Suasana hati (mood)
TERIMAKASIH