PADA IBU R USIA 30 TAHUN GIIIP2002 DENGAN KEK DAN ANEMIA RINGAN
Disusun Oleh :
Cindy Elfira
NIM. P07224317010
NIM : P07224317010
Angkatan : 2017
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Cindy Elfira
NIM. P07224317010
iii
RIWAYAT HIDUP
Identitas Diri
Nama : Cindy Elfira
Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Redeb, 11 Maret 1999
Alamat : Jl. Pramuka 5A No. 143, Kelurahan Sempaja Selatan,
Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda,
Kalimantan Timur
Status Keluarga : Belum Menikah
Alamat Institusi : Jl. Wolter Monginsidi No.38
Riwayat Pendidikan :
1. SDN 009 Tanjung Redeb, lulus tahun 2011
2. SMP Negeri 9 Berau, lulus tahun 2014
3. SMAN 1 Berau, lulus tahun 2017
4. Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat
limpahan rahmatnya yang mana telah memberikan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Continuity of
Care (COC) pada Ibu R usia 30 Tahun GIIIP2002 di Klinik Aminah Amin Rianta 1
Samarinda”.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan baik
dari segi penulisan, isi dan juga penggunaan bahasa yang baik dalam penulisan
laporan ini. Penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik dalam
bantuan moril maupun materil, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Syamsiah S. Tr. Keb selaku pembimbing institusi
2. Hj. Siti Aminah, SST selaku pembimbing lahan praktik
3. Kepada orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan baik itu moril
maupun materil serta selalu mendoakan penulis dalam menjalankan
pendidikan
4. Rekan mahasiswi kebidanan Poltekkes Samarinda atas motivasi serta saran
dan kritik sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
Akhir kata dengan rendah hati dan hanya kepada Allah SWT penulis berserah
diri, semoga laporan Asuhan Kebidanan Continuity of Care ini dapat bermanfaat
bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT memberi
berkahnya bagi kita semua.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
RIWAYAT HIDUP iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 4
D. Manfaat 4
vi
5. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
Normal 161
6. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Neonatus
Normal 172
7. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga
Berencana 184
A. Kesimpulan 273
B. Saran 273
LAMPIRAN
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kesejahteraan suatu bangsa di pengaruhi oleh kesejahteraan ibu dan
anak, kesejahteraan ibu dan anak di pengaruhi oleh proses kehamilan,
persalinan, nifas, neonatus dan juga pada saat pemakaian alat kontrasepsi.
Proses tersebut akan menentukan kualitas sumber daya manusia yang akan
datang. Pelayanan kesehatan maternal neonatal merupakan salah satu unsur
penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Kontinuitas perawatan ibu dan
anak berakar dari kemitraan klien dan bidan dalam jangka panjang dimana
bidan mengetahui riwayat klien dari pengalaman dan hasil penelusuran
informasi sehingga dapat mengambil suatu tindakan (Estiningtyas, 2013).
Menurut World Health Organization (WHO) Angka Kematian ibu (AKI)
sebesar 527.000 dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 10.000.000 jiwa
pada tahun 2016. Pada tahun 2014 jumlah AKI di Indonesia merupakan yang
tertinggi di ASEAN (Association Southeast Asian Nations) yaitu sebesar 214
per 100.000 kelahiran hidup, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan
Negara ASEAN lainnya, seperti di Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup,
Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran
hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup dan Malaysia 39 per 100.000
kelahiran hidup (WHO, 2014).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan salah satu indikator yang langsung berhubungan dengan
keberhasilan fasilitas pelayanan kesehatan. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) masih menjadi masalah besar di Negara Indonesia. Jumlah AKI di
Indonesia dari bulan januari sampai september tahun 2016 sebesar 401 per
100.000 jiwa pertahun. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan target AKI di
Indonesia pada tahun 2015, sebesar 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup.
Tingginya AKI (angka kematian ibu) di Indonesia disebabkan oleh berbagai
penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung yang utama adalah
1
2
Intranatal Care, Postnatal Care sehingga seorang ibu mampu serta sadar
menjaga kesehatan dirinya dan keluarga (Kepmenkes RI, 2010).
COC adalah suatu proses dimana pasien dan tenaga kesehatan yang
kooperatif terlibat dalam management pelayanan kesehatan secara terus
menerus menuju pelayanan yang berkualitas tinggi, biaya perawatan medis
yang efekfif (adnani, 2011). Layanan kebidanan harus disediakan mulai
prakonsepsi, awal kehamilan, selama semua trimester, kelahiran dan
melahirkan sampai enam minggu pertama postpartum (Pratami, 2014).
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif atau secara berkelanjutan
Continuity of Care (COC) pada Ibu R agar dapat menurunkan Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan asuhan kebidanan kehamilan pada Ibu R di Klinik
Aminah Amin Rianta 1
2. Bagaimana pelaksanaan asuhan kebidanan persalinan pada Ibu R di Klinik
Aminah Amin Rianta 1
3. Bagaimana pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ibu R di
Klinik Aminah Amin Rianta 1
4. Bagaimana pelaksanaan asuhan kebidanan pada masa nifas Ibu R di Klinik
Aminah Amin Rianta 1
5. Bagaimana pelaksanaan asuhan kebidanan kehamilan pada neonatus Ibu R
di Klinik Aminah Amin Rianta 1
6. Bagaimana pelaksanaan asuhan kebidanan pelayanan kontrasepsi pada Ibu
R di Klinik Aminah Amin Rianta 1
7. Bagaimana pembahasan kesenjangan antara teori dan praktek pada Ibu R di
Klinik Aminah Amin Rianta 1
4
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan Continuity of Care (COC) pada Ny.R
mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, BBL dan KB dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
b. Tujuan Khusus
Dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif atau Continuity of
Care (COC) penulis mampu :
a) Melakukan asuhan kebidanan kehamilan pada Ibu R melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut Varney
b) Melakukan asuhan kebidanan pada persalinan melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut Varney
c) Melakukan asuhan kebidanan pada BBL melalui pendekatan manajemen
kebidanan menurut Varney
d) Melakukan asuhan kebidanan pada masa nifas melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut Varney
e) Melakukan asuhan kebidanan pada neonatus melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut Varney
f) Melakukan asuhan kebidanan pada pelayanan kontrasepsi melalui
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney
g) Membuat pembahasan kesenjangan antara teori dan praktik dalam asuhan
kebidanan
4. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penulis berharap dapat memberikan ilmu pengetahuan terutama ilmu
yang dapat bermanfaat dalam perkembangan ilmu kebidanan pada
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan pelayanan
kontrasepsi, serta dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan ilmu
kebidanan sesuai dengan pendekatan manajemen kebidanan dan evidence
based dalam praktik asuhan kebidanan.
5
2. Manfaat Praktik
a) Bagi Penulis
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman dalam mengaplikasikan langsung ilmu yang dipelajari
selama kuliah.
b) Bagi Klien dan Keluarga
Diharapkan dapat menambah wawasan klien dan keluarga mengenai
kehamilan, persalinan hingga pelayanan kontrasepsi dan pengalaman
mengenai pelaksanaan asuhan kebidanan secara komprehensif yang
diberikan dan dapat menerapkan didalam keluarga.
c) Bagi Profesi
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan secara komprehensif
sesuai dengan pendekatan manajemen kebidanan.
d) Bagi Lahan Praktik
Dapat memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif sehingga
terciptanya peningkatan mutu pelayanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
2) Kardiovaskules/Hemodinamik
Denyut nadi meningkat ± 15 x/menit dan menetap hingga aterm
(Bobak, 2010). Volume darah ibu meningkat dengan kecepatan yang
lebih pelan dibanding pada trimester II untuk mencapai kondisi plat
(UNPAD, 2010).
3) Ginjal
Filtrasi glomerulus meningkat hingga usia aterm sedangkan aliran
plasma ginjal menurun pada trimester ini (UNPAD, 2010). Ginjal
mengalami peningkatan ukuran dan pelebaran kaliks dan pelvis ginjal
serta ureter yang meningkatkan resiko infeksi (Varney, 2010).
4) Paru- Paru
Perubahan pulmonal dipengaruhi oleh hormonal dan mekanis.
Perubahan mekanis meilputi elevasi posisi istirahat ± 4 cm,
peningkatan 2 cm pada diameter transversal saat sudut subkostal dan
iga bagian bawah melebar, serta lingkar toraks membesar ± 6 cm.
Perubahan ini disebabkan oleh tekanan ke atas akibat pembesaran
uterus (Varney, 2010). Meskipus fungsi paru tidak berubah selama
kehamilan namun penyakit pernafasan dapat diperburuk (UNPAD,
2010).
5) Pencernaan
Estrogen menyebabkan peningkatan aliran darah ke mulut sehingga
gusi menjadi rapuh dan dapat menimbulkan gingivitis. Saliva menjadi
lebih asam (Varney, 2010). Tonus sfingter esophagus bagian bawah
melemah menyebabkan relaksasi otot polos dibawah pengaruh
progesteron. Pergeseran diafragma dan penekanan akibat pembesaran
uterus yang diperburuk oleh hilangnya tonus sfingter ani
menyebabkan refluks dan nyeri ulu hati. Kerja progesteron pada otot
polos menyebabkan hipotonus yang disertai motilitas dan waktu
pengosongan yang memanjang. Efek progesteron menjadi lebih jelas
seiring kemajuan persalinan. Pada usus halus berefek memperpanjang
absorbsi nutrisi, mineral, dan obat. Pada usus besar menyebabkan
8
b) Protein
Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan bagian
tubuh. Kekurangan protein dalam makanan ibu hamil
mengakibatkan bayi akan lahir lebih kecil dari normal. Sumber zat
protein yang berkualitas tinggi adalah susu. Sumber lain meliputi
sumber protein hewani (misalnya daging, ikan, unggas, telur dan
kacang) dan sumber protein nabati (misalnya kacang-kacangan
seperti kedelai, kacang tanah, kacang tolo dan tahu tempe).
c) Mineral
Semua mineral dapat terpenuhi dengan makan-makanan sehari-
hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya zat besi
yang tidak bisa terpenuhi dengan makanan sehari-hari. Untuk
memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30 mg sebagai
ferosus, forofumarat atau feroglukonat perhari dan pada kehamilan
kembar atau pada wanita yang sedikit anemia dibutuhkan 60-100
mg/hari. Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi dengan minum
susu. Satu liter susu sapi mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium.
d) Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanan sayur dan
buah-buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian
asam folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi.
2) Kebutuhan Personal Higiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan
sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk
mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama
lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia). Kebersihan
gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah
terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu kekurangan kalsium.
3) Kebutuhan Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan
eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kecil. Tindakan
14
f. Persiapan Persalinan
Menurut Depkes RI (2011), persiapan persalinan meliputi antara
lain:
1) Tanyakan kepada bidan atau dokter tanggal perkiraan persalinan.
2) Siapkan tabungan untuk biaya persalinan.
15
b) Tujuan Khusus
1. Mengenali dan menangani penyakit-penyakit yang mungkin
dijumpai dalam kehamilan, persalinan, dan nifas.
2. Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin
diderita sedini mungkin.
3. Menurunkan angka kematian morbiditas dan mortalitas ibu dan
anak.
4. Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan
keluarga berencana, kehamilan, nifas dan laktasi.
3) Pelayanan Antenal Care
Pelayanan antenatal care (ANC) terpadu adalah pelayanan
antenatal berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil secara
komprehensif dan terpadu, mencakup upaya promotif, preventif,
sekaligus kuratif dan rehabilitatif, yang meliputi pelayanan Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA), gizi, pengendalian penyakit menular (imunisasi,
Human Immunodeficiency Virus (HIV) / Acquired Immunodeficiency
Syndrom (AIDS), tuberkulosis (TB), malaria, penyakit menular
seksual) dengan tujuan untuk memenuhi hak setiap ibu hamil
memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga mampu
menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat dan
melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas.
Menurut Badan Litbang Depkes RI (2016), menyatakan bahwa
dalam penerapan praktis asuhan kebidanan pada ibu menggunakan
standar minimal pelayanan antenatal menjadi 14T yang terdiri :
a) Timbang Berat Badan Dan Pengukuran Tinggi Badan
Menurut Kusmiyati (2010), pertambahan berat badan yang
normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan masa tubuh (BMI: Body
Mass Index) dimana metode ini untuk menentukan pertambahan
berat badan yang optimal selama masa kehamilan, karena
merupakan hal yang penting mengetahui BMI wanita hamil. Total
pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg.
17
-
Td 1 Pada kunjungan -
antenatal pertama
6 bulan setelah
Td2 5 tahun
Td 3 95
1 tahun setelah
Td3
10 tahun
Td 4 99
1 tahun setelah
25 tahun/seumur
Td 5 Td4 99
hidup
b. Etiologi
Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil dilatar belakangi oleh
kehamilan dengan satu atau lebih keadaan “4 Terlalu” menurut
Prawirohardjo (2014), yaitu :
1) Terlalu muda (usia <20 tahun)
2) Terlalu tua (usia >45 tahun)
3) Terlalu sering (jarak antara kelahira <2 tahun)
4) Terlalu banyak (jumlah anak >3 orang)
Selain itu menurut Rahmaniar (2013) ada pula faktor lainnya yang
dapat menyebabkan KEK, antara lain:
1) Faktor Sosial Ekonomi
a) Pendapatan Keluarga
Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makanan.
Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan
kuantitas hidangan. Semakin banyak mempunyai uang berarti
semakin baik makanan yang diperoleh, dengan kata lain semakin
tinggi penghasilan, semakin besar pula persentase dari penghasil
27
c. Patofisiologi
Kurang energi pada ibu hamil akan terjadi jika kebutuhan tubuh
akan energi tidak tercukupi oleh diet. Ibu hamil membutuhkan energi
yang lebih besar dari kebutuhan energi individu normal. Hal ini
dikarenakan pada saat hamil ibu, ibu tidak hanya memenuhi kebutuhan
energi untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk janin yang dikandungnya.
29
Oleh sebab itu jika pemenuhan kebutuhan energi pada ibu hamil kurang
dari normal, maka hal itu tidak hanya akan membahayakan ibu, tetapi
juga janin yang ada di dalam kandungan ibu.
Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh
sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan
karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi
kekurangan. Sehingga jika keadaan ini berlanjut terus menerus, maka
tubuh akan menggunakan cadangan lemak dan protein amino yang
digunakan untuk diubah menjadi karbohidrat. Jika keadaan ini terus
berlanjut maka tubuh akan mengalami kekurangan zat gizi terutama
energi yang akan berakibat buruk pada ibu hamil (Manuaba, 2010).
d. Manifestasi Klinik
Ibu dengan KEK adalah ibu dengan salah satu tanda atau beberapa
tanda dan gejala menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
Edisi 2, (2012) berikut:
1) Lingkar lengan atas sebelah kiri <23,5 cm
2) Berat badan ibu sebelum hamil <42 kg
3) Tinggi badan ibu <145 cm
4) Berat badan ibu pada kehamilan trimester III <45 kg
5) Indeks masa tubuh (IMT) sebelum hamil <18,5
6) Ibu menderita anemia (HB <11 gr%)
7) Kurang cekatan dalam bekerja
8) Sering terlihat lemah, letih, lesu dan lunglai
9) Jika hamil cenderung akan melahirkan anak secara premature atau jika
lahir secara normal bayi yang dilahirkan biasanya berat badan lahirnya
rendah atau <2.500 gram.
e. Komplikasi
Menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Edisi 2,
(2012) KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi.
30
Secara garis besar, BBLR dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
maternal dan faktor janin. Faktor maternal yang mempengaruhi kejadian
BBLR adalah usia ibu saat hamil (35 tahun dan jarak persalinan dengan
kehamilan terlalu pendek), keadaan ibu (riwayat BBLR sebelumnya),
bekerja terlalu berat, sosial ekonomi, status gizi (KEK), perokok,
pengguna obat terlarang, alkohol dan ibu dengan masalah kesehatan
(anemia berat, pre eklamsia, infeksi selama kehamilan) sedangkan dari
faktor bayi (cacat bawaan dan infeksi selama dalam kandungan). Usia,
paritas, jarak kehamilan, pendidikan, penambahan berat badan, anemia
dan pre eklamsia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap BBLR
(Sulistyorini, dkk, 2015:1).
KEK selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu
maupun janin. KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan
komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu
tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi. Pengaruh
KEK terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit
dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah
persalinan, serta persalinan dengan operasi. KEK ibu hamil dapat
mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan
keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,
anemia pada bayi, asfiksia intra partum, lahir dengan berat lahir rendah
(BBLR) (Proverawati, dkk, 2010:50).
f. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ibu hamil dengan KEK menurut Kemenkes RI
(2012), yaitu dengan cara penyelenggaraan Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) dimana PMT yang dimaksudkan adalah berupa
makanan tambahan bukan sebagai pengganti makanan utama sehari hari.
Makanan tambahan pemulihan ibu hamil dengan KEK adalah
makanan bergizi yang diperuntukan bagi ibu hamil sebagai makanan
tambahan untuk pemulihan gizi, mkanan tambahan ibu hamil diutamakan
31
b. Jenis Persalinan
1) Klasifikasi Persalinan menurut bentuk persalinan sebagai berikut:
a) Persalinan Spontan
Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir.
b) Persalinan Bantuan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi
dengan forceps atau dilakukan operasi sectio caesar
2) Klasifikasi Persalinan Menurut Berat Janin dan Umur Kehamilan
a) Abortus
Pengeluaran hasil konsepsi pada umur kehamilan kurang dari 22
minggu dengan berat janin kurang dari 500 gram.
b) Persalinan Immatur
Hasil konsepsi dikeluarkan pada umur kehamilan 22-27 minggu
dengan berat janin 500-999 gram.
c) Persalinan Prematur
Persalinan dengan umur kehamilan 28-36 minggu dengan berat
janin antara 1000-2500 gram.
41
d) Persalinan Aterm
Persalinan antara umur kehamilan 37-42 minggu dengan berat janin
diatas 2500 gram.
e) Persalinan Serotinus
Persalinan lebih dari 42 minggu atau persalinan yang terjadi 2
minggu atau lebih dari waktu partus yang ditaksir.
2) Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara
berangsur disebabkan karena kecemasan dan aktifitas otot skeletal.
Peningkatan ini ditandai dengan adanya peningkatan suhu tubuh,
denyut nadi, kardiak output, pernafasan dan cairan yang hilang.
3) Suhu Tubuh
Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka suhu tubuh sedikit
meningkat selama persalinan, terutama selama dan segera setelah
persalinan. Peningkatan ini jangan melebihi 0,50C sampai dengan 10C.
4) Detak Jantung
Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung
secara dramatis naik selama kontraksi. Antara kontraksi, detak jantung
sedikit meningkat dibandingkan sebelum persalinan.
5) Pernafasan
Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka sedikit terjadi
peningkatan tidak normal dan bisa menyebabkan alkalosis.
6) Perubahan pada Ginjal
Poliuria sering terjadi selama persalinan, mungkin disebabkan oleh
peningkatan kardiak output, peningkatan filtrasi glomerullus dan
aliran plasma ginjal. Proteinuria yang sedikit di anggap biasa dalam
persalinan.
7) Perubahan Gastro Intestinal
Motilitas lambung dan absorpsi makanan padat secara substansial
berkurang banyak sekali selama pesalinan. Selain itu, pengeluaran
getah lambung berkurang, menyebabkan aktifitas pencernaan hampir
berhenti, dan pengosongan lambung menjadi sangat lamban. Cairan
tidak berpengaruh dan meninggalkan perut dalam tempo yang biasa.
Mual dan muntah biasa terjadi sampai ibu mencapai akhir kala.
8) Perubahan Hematologi
Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gram/100 ml selama persalinan
dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari
46
i. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin yang
mengakomodasikan diri terhadap panggul ibu. Hal ini sangat penting
untuk kelahiran melalui vagina oleh karena janin itu harus menyesuaikan
diri dengan ruangan yang tersedia di dalam panggul. Diameter-diameter
yang besar dari janin harus menyesuaikan dengan diameter yang paling
besar dari panggul ibu agar janin bisa masuk melalui panggul untuk
dilahirkan.
1) Diameter Kepala Janin
a) Diameter biparietal yang merupakan diameter melintang terbesar
dari kepala janin, dipakai di dalam definisi penguncian
(enggagment).
b) Diameter suboksipitobregmantika ialah jarak antara batas leher
dengan oksiput ke anterior fontanel; ini adalah diameter yang
berpengaruh membentuk presentasi kepala.
c) Diameter oksipitomental yang merupakan diameter terbesar dari
kepala janin; ini adalah diameter yang berpengaruh membentuk
presentasi dahi.
2) Gerakan Utama Anak dalam Kelahiran
a) Masuknya kepala dalan PAP
Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul pada
primigravida sudah terjadi pada bulan terakhir kehamilan tetapi
pada multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan.
Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya dengan
sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Apabila
sutura sagitalis berada di tengah-tengah jalan lahir, tepat diantara
symphysis dan promotorium, maka dikatakan kepala dalam
keadaan synclitismus. Pada synclitismus os parietale depan dan
47
j. Tahapan Persalinan
1) Kala I (Kala Pembukaan)
Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan
lahirnya placenta secara lengkap ibu belum inpartu jika kontraksi
uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks. Tanda dan gejala
inpartu meliputi:
a) Penipisan dan pembukaan serviks
b) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks
c) Cairan lendir bercampur darah (show) melalui vagina
Kala I persalinan dimulai sejak kontraksi. Kala I persalinan dibagi
menjadi 2 fase yaitu:
50
a) Fase Laten
1. Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan secara bertahap.
2. Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
3. Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam
4. Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih antara 20-30 detik.
b) Fase Aktif
Fase aktif dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu:
1. Fase akselarasi (fase percepatan): Dari pembukaan 3-4 cm yang
dicapai dalam 2 jam.
2. Fase Dilatasi maksimal: Dari pembukaan 4-9 cm yang dicapai
dalam 2 jam.
3. Fase deselerasi: Dari pembukaan 9-10 cm selama 2 jam.
Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam
sedangkan pada multigravida berlangsung kira-kira 8 jam.
2) Kala II
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap
(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut
sebagian kala pengeluaran bayi. Gejala dan tanda kala II persalinan
yaitu:
a) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi.
b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau
vaginanya.
c) Perineum menonjol.
d) Vulva, vagina dan spingter ani membuka.
e) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang
hasilnya adalah:
a) Pembukaan serviks telah lengkap.
b) Terlihatnya bagian kepala bayi.
51
k. Partograf
Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan
membantu petugas kesehatan dalam mengambil keputusan saat
pelaksanaan. Partograf dimulai pada pembukaan 4 cm (fase aktif).
Partograf dimulai atau dibuat untuk setiap ibu bersalin, tanpa
menghiraukan apakah persalinan tersebut normal atau dengan
komplikasi.
Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:
1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan
demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya
partus lama.
3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi
bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa
yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik
dan asuhan atau tindakan yang diberikan.
53
c) Penimbunan CO2 : Setelah anak lahir kadar CO2 dalam darah anak
naik dan ini merupakan rangsangan pernafasan
d) Kekurangan O2
e) Pernafasan intrautrin: Anak sudah mengadakan pergerakan
pernafasan dalam rahim, malahan sudah menangis dalam rahim.
Pernafasan di luar hanya merupakan lanjutan dari gerakan
pernafasan di dalam rahim
f) Pemeriksaan bayi: Kebanyakan anak akan mulai bernafas dalam
beberapa detik setelah lahir dan menangis dalam setengah menit.
2) Perubahan Metabolisme Karbohidrat/ Glukosa
Fungsi otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan
tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang
bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri.
Pada setiap bayi baru lahir glukosa darah akan turun dalam waktu
cepat (1-2 jam). Koreksi penurunan gula darah dapat terjadi dengan 3
cara:
a) Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong
untuk menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir).
b) Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenolisis).
c) Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak
(glukoneogenesis).
3) Perubahan Suhu Tubuh
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga
akan mengalami stres dengan adanya perubahan-perubahan
lingkungan.
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui:
a) Evaporasi, cairan menguap pada kulit yang basah.
b) Konduksi, kehilangan panas oleh karena kulit bayi berhubungan
langsung dengan benda/alat yang suhunya lebih dingin.
c) Konveksi, terjadi bila bayi telanjang di ruang yang relatif dingin
(25oC atau kurang)
56
6) Air Kencing
Bila kandung kencing belum kosong pada waktu lahir, air kencing
akan keluar dalam waktu 24 jam yang harus dicatat adalah kencing
pertama, frekuensi kencing berikutnya, serta warnanya bila tidak
kencing/menetes/perubahan warna kencing yang berlebihan.
7) Perubahan Berat Badan
Dalam hari-hari pertama berat badan akan turun oleh karena
pengeluaran (meconium, urine, keringat) dan masuknya cairan belum
mencukupi. Turunnya berat badan tidak lebih dari 10%. Berat badan
akan naik lagi pada hari ke 4 sampai hari ke 10. Cairan yang diberikan
pada hari 1 sebanyak 60 ml/kg BB setiap hari ditambah sehingga pada
hari ke 14 dicapai 200 ml/kg BB sehari.
8) Sistem Skeletal
Tulang-tulang neonatus lunak karena tulang tersebut sebagian besar
terdiri dari kartilago yang hanya mengandung sejumlah kecil kalsium.
9) Sistem Neuromuskular
Pada saat lahir otot bayi lambat dan lentur, otot-otot tersebut
memiliki tonus kemampuan untuk berkontraksi ketika dirangsang,
tetapi bayi kurang mempunyai kemampuan untuk mengontrolnya.
Sistem persarafan bayi cukup berkembang untuk bertahan hidup tetapi
belum terintegrasi secara sempurna (Prawirohardjo, 2012).
a) Hipotermia
b) Infeksi
c) Cacat bawaan dan trauma lahir
d. Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina selama masa nifas. Akibat involusi uterus, lapisan luar desidua
yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang
mati akan keluar bersama dengan sisa cairan. Percampuran antara darah
dan desidua inilah yang dinamakan lochea. Lochea mengalami perubahan
karena proses involusi. Pengeluaran lochea dibagi menjadi:
1) Lochea Rubra (cruenta), muncul pada hari 1-2 pasca persalinan,
berwarna merah mengandung darah dan sisa-sisa selaput ketuban,
jaringan dari desidua, verniks caseosa, lanugo, meconium
2) Lochea Sanguinolenta, muncul pada hari ke 3-7 pasca persalinan,
berwarna merah kuning dan berisi darah lender
3) Lochea Serosa, muncul pada hari ke 7-14 pasca persalinan, berwarna
kecoklatan mengandung lebih banyak serum, lebih sedikit darah, juga
terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta
65
ani selama persalinan Jika kandung kemih ibu post partum penuh dan
mengalami kesulitan untuk BAK, maka dapat dilakukan kateterisasi.
4) Defekasi
BAB harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Jika mengalami
kesulitan dapat diberikan obat laksans per oral atau per rektal. Jika
masih belum bisa dilakukan klisma.
5) Perawatan Payudara
Perawatan payudara hendaknya telah dimulai sejak wanita hamil
supaya putting susu lemas, tidak keras dan tidak kering sebagai
persiapan menyusui bayinya. Dianjurkan kepada ibu untuk menyusui
bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.
Bila bayi meninggal laktasi harus segera dihentikan dengan cara:
1) Pembalutan mammae sampai tertekan
2) Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral
dan perlodel
f. Laktasi
Menurut Wiknjosastro (2010) sejak kehamilan muda, sudah
terdapat persiapan pada kelenjar mamae untuk menghadapi masa laktasi
ini perubahan yang terdapat pada kedua mamae antara lain sebagai
berikut:
Proliferasi jaringan, terutama kelenjar dan alveolus mamae dari
lemak. Pada duktus laktiverus terdapat cairan yangkadang-kadang di
keluarkan berwarna kuning (kolostrum). Hepervaskulerisasi terdapat
pada permukaan maupun pada bagian mamae. Setelah partus, pengaruh
oksitosin mengakibatkan miopitelium kelenjar susu berkontraksi,
sehingga keluar air susu.
Menurut Marmi (2011), laktasi mempunyai dua pengertian, yaitu:
produksi dan pengeluaran Air Susu Ibu (ASI). Setelah persalinan kadar
estrogen dan progesteron menurun dengan lepasnya plasenta, sedangkan
prolaktin tetap tinggi sehingga tidak ada lagi hambatan terhadap prolaktin
67
dan estrogen. Oleh karena itu, air susu ibu segera keluar. Biasanya,
pengeluaran air susu dimulai pada hari kedua atau ketiga setelah
kelahiran. Setelah persalinan, segera susu-kan bayi karena akan memacu
lepasnya prolaktin dari hipofise sehingga pengeluaran air susu bertambah
lancar. Ada beberapa refleks yang berpengaruh terhadap kelancaran
laktasi, yaitu refleks prolaktin, refleks aliran (let down reflex), reflex
menangkap (rooting reflex), reflex mengisap (sucking reflex), reflex
menelan (swallowing reflex) sebagai berikut:
1) Refleks Prolactin
Sewaktu bayi menyusu, ujung syaraf peraba yang terdapat pada
putting susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent
dibawa ke hipotalamus di dasar otak, lalu dilanjutkan ke bagian depan
kelenjar hipofise yang memacu pengeluaran hormon prolaktin ke
dalam darah. Melalui sirkulasi, prolaktin memacu sel kelenjar
memproduksi air susu. Jadi, semakin sering bayi menyusu, semakin
banyak prolaktin yang dilepas oleh hipofise, sehingga semakin banyak
air susu yang diproduksi oleh sel kelenjar.
2) Refleks Aliran
Rangsangan yang ditimbulkan bayi saat menyusu diantar sampai
bagian belakang kelenjar hipofise yang akan melepaskan hormon
oksitosin masuk ke dalam darah. Oksitosin akan memacu otot-otot
polos yang mengelilingi alveoli dan duktuli berkontraksi sehingga
memeras air susu dari alveoli, duktuli, dan sinus menuju putting susu.
Keluarnya air susu karena kontraksi otot polos tersebut disebut refleks
aliran. Dengan seringnya menyusui, penciutan rahim akan semakin
cepat dan makin baik.
3) Refleks Menangkap (Rooting reflex)
Jika disentuh pipinya, bayi akan menoleh ke arah sentuhan. Jika
bibirnya dirangsang atau disentuh, bayi akan membuka mulut dan
berusaha mencari puting untuk menyusu. Keadaan tersebut dikenal
dengan istilah refleks menangkap.
68
b) Kebersihan Rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan
rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya
menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan
lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan
wanita yang lain. Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih
setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang
cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan
pengering rambut.
c) Kebersihan Kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat
hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk
menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan
ibu. oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah
melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak
dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit
tetap kering.
d) Kebersihan Vulva dan Perineum
Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara
membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan
ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus.
Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar. Cairan sabun
atau sejenisnya sebaiknya dipakai setelah buang air kecil atau
buang air besar. Membersihkan dimulai dari simpisis sampai anal
sehingga tidak terjadi infeksi. Ibu diberitahu caranya mengganti
pembalut yaitu bagian dalam jangan sampai terkontaminasi oleh
tangan. Pembalut yang sudah kotor harus diganti paling sedikit 4
kali sehari. Ibu diberitahu tentang jumlah, warna, dan bau lokia
sehingga apabila ada kelainan dapat diketahui secara dini. Sarankan
ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kemaluannya. Apabila ibu
70
10) Merasa sedih karena tidak dapat mengasuh sendiri bayinya atau diri
sendiri.
11) Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah.
a) Akseptor KB Baru
Akseptor KB baru adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang
pertama kali menggunakan kontrasepsi setelah mengalami
kehamilan yang berakhir dengan keguguran atau kelahiran.
b) Akseptor KB Lama
Akseptor KB lama adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang
melakukan kunjungan ulang termasuk pasangan usia subur yang
menggunakan alat kontrasepsi kemudian pindah atau ganti ke cara
atau alat yang lain atau mereka yang pindah klinik baik
menggunakan cara yang sama atau cara (alat) yang berbeda.
c) Akseptor KB Aktif
Peserta KB aktif adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang pada
saat ini masih menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi.
d) Akseptor KB Aktif Kembali
Perserta KB aktif kembali adalah Pasangan Usia Subur (PUS)
yang telah berhenti menggunakan selam tiga blan atau lebih yang
tidak diselingi oleh suatu kehamilan dan kembali menggunakan alat
kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti cara
setelah berhenti atau istirahat paling kurang tiga bulan berturut-
turut dan bukan karena hamil.
2) Tujuan Khusus
a) Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat
kontrasepsi.
b) Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
c) Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara
penjarangan kelahiran.
d. Cara Kerja
Pada dasarnya prinsip kerja kontrasepsi adalah meniadakan pertemuan
antara sel telur (ovum) dengan sel mani (sperma) dengan cara:
1) Menekan keluarnya sel telur (ovum).
2) Menghalangi masuknya sperma ke dalam alat kelamin wanita sampai
mencapai ovum.
3) Mencegah nidasi.
b) Pantang Berkala
Pantang berkala adalah tidak melakukan hubungan seksual saat
istri sedang dalam masa subur. Sistem ini berdasrkan pada siklus
haid atau menstruasi wanita. Masa subur tidak selalu terjadi tepat
14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16
hari sebelum menstruasi berikutnya(Proverawati, Islaely, dan
Aspuah, 2010).
c) Metode Amenore Laktasi (MAL)
Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi
sementara yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara
eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan
makanan dan minuman lainnya (Proverawati, 2010).
d) Metode Lendir Servik
Metode lendir servik adalah metode kontrasepsi dengan melihat
lendir dalam vagina untuk mengetahui masa subur pada seorang
wanita, dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan
sebelum melakukan aktifitas lainya (Proverawati, Islaely, dan
Aspuah, 2010).
2) Kontrasepsi Sederhana Dengan Alat
a) Kondom
Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah
kehamilan yang sudah populer di masyarakat. Kondom adalah
suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak
berpori, dipakai untuk menutupi penis yang berdiri (tegang)
sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom sudah
dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat
mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.
3) Kontrasepsi Efektif Terpilih
a) KB Pil
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah
diperkenalkan sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang
79
2) KB Suntikan 3 Bulan
a) Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya
mengandung progestin, yaitu:
1. Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera),
mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan
dengan cara disuntik intramuskular (didaerah bokong).
2. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang
mengandung 200 mg Noretinderon Enantat, diberikan
setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuscular (Buku
Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2011).
c) AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)
Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah
kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah
kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-
tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya
sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan
enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai.
Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan
mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya
menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun dan ada juga
yang diganti setiap tahun.
d) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum
wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat
efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi
ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi,
kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Efektifitasnya sangat
tinggi untuk mencegah dalam waktu yang lama. Adapun
keuntungan dari AKDR, yaitu meningkatkan kenyamanan
81
b. Cara Kerja
Cara kerja dari MAL adalah menunda atau menekan terjadinya
ovulasi. Pada masa laktasi/menyusui, hormon yang berperan adalah
prolaktin dan oksitosin. Semakin sering menyusui, maka kadar
prolaktin meningkat dan hormon gonadotropin melepas hormon
penghambat (inhibitor). Hormon penghambat dapat mengurangi kadar
esterogen, sehingga ovulasi tidak terjadi.
83
c. Efektivitas
Efektifitas MAL sangat tinggi sekitar 98% apabila digunakan
secara benar dan memenuhi persyaratan yaitu digunakan selama 6
bulan pertama setelah melahirkan, belum mendapat haid pasca
melahirkan dan menyusui secara eksklusif (tanpa memberikan
makanan tambahan). Efektifitas dari metode ini juga sangat
tergantung pada frekuensi dan intensitas menyusui.
d. Keuntungan
1) Efektivitas tinggi (keberhasilan 98 % pada 6 bulan pasca
persalinan)
2) Segera efektif
3) Tidak mengganggu senggama
4) Tidak ada efek samping secara sistemik
5) Tidak perlu pengawasan medis
6) Tidak perlu obat atau alat
7) Tanpa biaya
e. Keterbatasan
Pada dasarnya, penggunaan MAL menjadi terbatas dan kurang
efektif karena beberapa hal berikut:
1) Banyaknya persiapan sejak perawatan kehamilan agar ibu dapat
segera menyusui bayi pada 30 menit pasca persalinan
2) Pengaruh kondisi social
3) Efektifitas tinggi hingga menstruasi datang kembali atau 6 bulan.
4) Tidak mampu melindungi dari IMS, termasuk virus hepatitis
B/HVB, dan HIV/AIDS (Prasetyono, 2012).
I. PENGKAJIAN
Pada langkah pengkajian, dilakukan dengan mengumpulkan semua
informasi yang lengkap dan akurat dari semua sumber yang berkaitan
dengan keadaan klien.
Tanggal Pengkajian :
Waktu Pengkajian :
Tempat Pengkajian :
Nama Pengkaji :
Data Subyektif
1. Identitas
Nama :
Umur : usia <20 tahun dan >35 tahun
memiliki resiko mengalami KEK
(Fraser & Cooper, 2009).
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
No. Register :
b. Keluhan Utama
Menurut Varney, 2010. Ibu hamil pada trimester III mengalami
beberapa keluhan utama, yaitu :
1) Konstipasi: konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltis
yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi
peningkatan jumlah progesteron. Pergeseran dan tekanan pada usus
akibat pembesaran uterus atau bagian persentasi juga menurunkan
motilitas pada saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan
konstipasi. Salah satu efek samping yang umum muncul pada
penggunaan zat besi adalah konstipasi.
2) Peningkatan frekuensi berkemih: Kondisi uterus yang membesar
akibat perkembangan janin, menyebabkan penekanan pada
kandung kemih.
3) Dispareunia: Nyeri hubungan seksual dapat berasal dari sejumlah
penyebab kehamilan. Perubahan fisiologis dapat menjadi penyebab,
seperti kongesti vagina/panggul akibat gangguan sirkulasi yang
dikarenakan tekanan uterus yang membesar atau tekanan bagian
persentasi. Masalah-masalah fisik kemungkinan disebabkan
abdomen yang membesar atau dijumpai pada tahap akhir
kehamilan saat bagaian presentasi mengalami penurunan ke dalam
pelvis sejati. Faktor-faktor psikologis dapat menyebabkan
dispareunia karena pemahaman yang salah dan kekhawatiran akan
menyakiti jabang bayi meskipun kekhawatiran tidak beralasan
kecuali terdapat perdarahan vagina atau pecah ketuban.
dapat berupa kelainan septum uterus, trauma bedah pada serviks pada
konisasi, atau laserasi obstetric (Prawirohardjo, 2014).
b) Penyakit Kardiovaskuler: Penyakit jantung. Seorang wanita dapat
menderita penyakit jantung kelas I diawal kehamilannya dan
berkembang menjadi kelas II bahkan kelas III. Kelainan jantung yang
dapat ditemui selama kehamilan adalah prolaps katup mitral (mitral
valve prolapsed, MVP). Wanita dengan MVP yang tidak mengalami
penebalan katup mitral tidak diberi antibiotic profilaksis jika ia
melahirkan secara pervaginam atau melalui seksio sesaria (Varney,
2010).
c) Penyakit darah: Sickle cell anemia anemia penyakit sel sabit
merupakan salah satu penyakit pada kehamilan yang dapat
menyebabkan bayi lahir dengan BBLR dan memicu kematian janin
(Prawirohardjo, 2014).
d) Penyakit paru-paru: TBC (Tuberkulosis) merupakan salah satu
penyakit pada saluran pernapasan ibu yang menderita TBC berisiko
prematuritas, IUGR, BBLR, serta kematian perinatal (Prawirohardjo,
2014).
e) Penyakit saluran pencernaaan: Ulkus peptikum ialah suatu keadaan
adanya borok pada esophagus, lambung atau duodenum. Penyakit
ulkus peptikum yang biasanya terjadi pada kehamilan adalah penyakit
ulkus peptikum kronik yang mengalami eksaserbasi. Keadaan ini
disebabkan oleh adanya peningkatan sekresi asam lambung dan pepsin
dan dijumpai adanya bakteri Helikobakter pilori.
f) Penyakit hati (Hepatitis): hepatitis merupakan suatu infeksi aktif
atau diidentifikasi sebagai infeksi kronis setelah dilakukan
pemeriksaan laboratorium selama masa hamil. Penularan hepatitis ibu-
bayi dapat terjadi pada saat pelahiran melalui kontak dengan darah ibu
yang terinfeksi atau selama kontak dekat ibu-bayi baru lahir dalam
periode pasca melahirkan. Penularan dapat terjadi tanpa memikirkan
rute pelahiran. Wanita yang HbsAg positif dan antigen hepatitis B
88
5. Riwayat Menstruasi
a) Menarche
Perdarahan (menstruasi) yang terjadi untuk pertama kali disebut
menarche, pada umur 12-13 tahun (Manuaba, 2010).
Haid pertama kali yang dialami seorang perempuan disebut
menarche, yang pada umumnya terjadi pada usia sekitar 14 tahun
(Prawirohardjo, 2014).
b) Siklus Haid
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami
dengan menstruasi berikutnya, tidak kurang dari 24 tapi tidak melebihi
35 hari. Pada usia 25 tahun > 40% perempuan mempunyai panjang
siklus berkisar 25-28 hari, usia 25-35 tahun > 60% siklusnya 28 hari.
Kurang dari 1% perempuan mempunyai siklus haid teratur dengan
panjang siklus < 21 hari atau > 35 hari. Hanya sekitar 20% perempuan
mempunyai siklus haid yang tidak teratur (Prawirohardjo, 2014).
c) Volume Darah Haid
Volume darah normal adalah tidak melebihi 80 ml dan ganti
pembalut 2-6 kali per hari (Prawirohardjo, 2014).
d) Lama haid
Lama haid 3-7 hari (Prawirohardjo, 2014).
e) Ciri/ Sifat Darah Haid
Ciri darah haid normal adalah tanpa bekuan darah.Bila perdarahan
disertai gumpalan darah menunjukkan terjadi perdarahan banyak
merupakan keadaan abnormal pada menstruasi (Manuaba, 2010).
6. Riwayat Obstetri
Dekker (2010) dalam Fraser & Cooper (2009) menyatakan salah satu
faktor risiko hipertensi akibat kehamilan terjadi pada multigravida yang
memiliki pasangan baru.
Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai risiko lebih
besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan
suami yang sebelumnya (Angsar, 2009).
Atonia uteri sering dijumpai pada multipara dan grandemultipara
(Mochtar, 2009).
Hallak (2005) dalam Fraser & Cooper (2009) menyatakan hipertensi
akibat kehamilan terjadi dua kali lebih sering pada primigravida
dibandingkan pada multipara.
Frekuensi kejadian Hiperemesis Gravidarum adalah 2 per 1000
kehamilan dan Insiden Hiperemesis Gravidarum adalah 0,1-1 % dengan
50 % risiko kekambuhan pada kehamilan berikutnya (Marry, 2010).
Kejadian hiperemesis gravidarum lebih sering dialami oleh
primigravida dari pada multigravida, hal ini berhubungan dengan
tingkat kesetresan dan umur si ibu saat mengalami kehamilan pertama,
Ibu primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen
dan khorionik gonadotropin. Peningkatan hormon ini membuat kadar
asam lambung meningkat, hingga muncullah keluhan rasa
mual (Wiknjosastro, 2010).
Faktor yang dapat menimbulkan hiperemesis gravidarum adalah:
primigravida, overdistensi rahim (hidramnion, hamil gemeli, esterogen
dan HCG tinggi, mola hidatidosa); kemungkinan vili korealis masuk
dalam darah; faktor alergi; faktor psikologis (rumah tangga retak, hamil
yang tidak diinginkan, takut hamil) (Manuaba, 2010).
92
8. Riwayat Ginekologi
a) Vaginitis: Dapat mengekibatkan perdarahan vagina, serviks atau
uterus yang berkaitan dengan inflamasi (Varney, 2010).
b) Endometritis: Endometriotritis dapat menyebabkan rasa tidak enak
pada panggul, nyeritekan uterus, radang monosit dan sel-sel plasma di
dalam stroma endometrium dan nekrosis stroma (Varney, 2010).
c) Mioma uteri: mengurangi kemungkinan perempuan menjadi hamil,
abortus, kelainan latak janin, manghalangi lahirnya bayi, inersia uteri
dan Atonia uteri dan mempersulit lepasnya plasenta (Prawirohardjo,
2014).
d) Kista Ovarium: Menyebabkan nyeri tekan goyang adneksai atau
nyeri panggul dan dapat mengalami pertumbuhan hingga ukuran
tertentu yang mengakibatkan torsi ovarium (Varney, 2010).
e) Endometriosis: Dapat menyebabkan nyeri panggul atau nyeri
abdomen bawah& perdarahan ireguler (Varney, 2010).
94
9. Riwayat Kontrasepsi
Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang
pernah digunakan, lama pemakaian dan jarak antara pemakaian
terakhir dengan kehamilan.
Pola Keterangan
Nutrisi 1. Protein : ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein
sebanyak 68% (Sulistyawati, 2009).
2. Zat besi : anemia sebagian disebabkan oleh defisiensi zat besi, oleh
karena itu perlu ditekankan kepada ibu hamil untuk mengonsumsi zat
besi selama hamil dan setelah melahirkan. Kebutuhan zat besi selama
hamilmeningkat sebesar 300% (1.040 mg selama hamil) dan
peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari makanan ibu selama
hamil melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi
(Sulistyawati, 2009).
3. Asam Folat: asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang
kebutuhannya meningkat dua kali lipat selam hamil. Asam folat sangat
berperan dalam metabolisme normal makanan menjadi energy,
pematangan sel darah merah, sintesis DNA dan pertumbuhan sel. Jika
kekurangan asam folat maka ibu dapat menderita anemia
megaloblastik. Jika kondisi ini terus berlanjut dan tidak segera
ditangani maka pada ibu hamil akan terjadi BBLR, ablasio plasenta,
dan kelainan bentuk tulang belakang janin (spina bifida) (Sulistyawati,
2009).
4. Kalsium : kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastic
sebanyak 5%. Oleh karena itu, asupan yang optimal perlu
dipertimbangkan (Sulistyawati, 2009).
Eliminasi Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah
konstipasi dan sering buang air kemih. Sering buang air kecil merupakan
95
keluhan yang umum yang dirasakan oleh ibu hamil, terutama pada trimester I
dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi karena pada awal
kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak kantong kemih sehingga
kapasitasnya berkurang. Sedangkan pada trimester III terjadi pembesaran janin
yang juga menyebabkan desakan pada kantong kemih. Tindakan mengurangi
asupan cairan untuk mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena
akan menyebabkan dehidrasi (Sulistyawati, 2009).
Istirahat Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat pada
perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami
kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil.
Pada trimester akhir kehamilan sering diiringi dengan bertambahnya ukuran
janin, sehingga terkadang ibu kesulitan untuk menentukan posisi yang paling
baik dan nyaman untuk tidur. Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah
miring ke kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal dengan
bantal, dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada
perut bawah sebelah kiri (Sulistyawati, 2009).
Aktivitas Seorang wanita hamil disarankan untuk menghentikan aktivitasnya atau
pekerjaan yang membutuhkan aktivitas fisik berat apabila mereka merasakan
gangguan dalam kehamilan (Sulistyawati, 2009).
Personal Hygiene Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan perubahan sistem
metabolism mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat. Keringat yang
menempel di kulit meningkatankan kelembapan kulit, jika tidak dibersihkan
dengan mandi maka ibi hamil akan sangat mudah untuk terkena penyakit kulit.
Selain dengan mandi, mengganti celana dalam secara rutin minimal dua kali
sehari sangat dianjurkan, karena saat hamil terjadi pengeluaran sekret vagina
yang berlebihan.
Seksualitas Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat
penyakit seperti berikut :
1. Sering abortus dan kelahiran premature.
2. Perdarahan pervaginam.
3. Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu
terakhir kehamilan.
4. Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan
96
b) Sosial
1) Riwayat pernikahan: pernikahan ke berapa, lama menikah, status
pernikahan sah/tidak akan memberi dampak bagi ibu terhadap.
kesiapan dirinya dalam menghadapi kehamilan dan persalinan.
2) Bagaimana penerimaan keluarga terhadap kehamilannya.
3) Dimanakah ia akan menjalani persalinan apakah di dokter atau
bidan.
c) Kultural
Adakah adat istiadat yang dilakukan pada masa kehamilan yang dapat
member dampak negatif atau merugikan bagi ibu maupun janin.
d) Spiritual
Adakah ritual keagamaan yang dilakukan pada masa kehamilan yang
dapat memberikan dampak negatif atau merugikan bagi ibu maupun
janin.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran :
Compos Mentis adalah keadaan sadar sepenuhnya dengan
memberikan respon yang cukup terhadap stimulus yang diberikan.
b) Tanda vital :
Tekanan Darah : 100/70-120/70 mmhg
Nadi : 80-100 kali permenit
Suhu Tubuh : 360C-37,50C
Pernapasan : 16-20 kali permenit (Varney, 2010)
c) Antropometri :
Tinggi Badan : Lebih dari 150 cm (karena tinggi <150cm
kemungkinan panggul sempit) (Varney,
2010).
BB sebelum hamil : Ada kenaikan dari sebelum hamil dan
waktu hamil
98
(Prawirohardjo, 2010)
Ukuran LiLA : < 23,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Kepala : Kulit kepala dalam keadaan bersih, rambut tidak
mengalami kerontokan dan kulit kepala tidak
berketombe.
Wajah : Tidak pucat dan tidak mengalami edema karena jika
mengalami pucat merupakan gejala anemia dan
edema merupakan salah satu gejala preeklamsia dan
eklampsia. Kloasma gravidarum sebaiknya tidak ada
karena jika terdapat kloasma gravidarum dapat
menurunkan citra diri ibu hamil.
Mata : Bentuk mata simetris, konjungtiva pucat, sklera
berwarna putih atau tidak berwarna kuning (ikterus).
Palpebra tidak mengalami edema.
99
3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan kontraksi uterus/his : Tidak dilakukan
Pemeriksaan dalam/vaginal tussae : Tidak dilakukan
Pemeriksaan panggul : Tidak dilakukan
103
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pada trimester III pemeriksaan laboratorium yang umum dilakukan
oleh ibu hamil adalah :
1) Pemeriksaan urine
Tujuannya untuk mendeteksi adanya HCG dalam urin.Kepekaran
tes ini sangat bervariasi antara 500–1.000 mU/ml urin. Adanya
glukosa dalam urin ibu hamil harus dianggap sebagai gejala
penyakit diabetes kecuali kalau kita dapat membuktikan bahwa hal-
hal lain yang menyebabkannya (Micron Medical Multimedia).
2) Pemeriksaan darah
Memeriksa kadar hemoglobin darah pada ibu hamil kadarnya
berkisar 12 - 15 gr/dL (dr. Chandra, 2007), hematokrit dan hitung
leukosit. Bila perlu, dilakukan pemeriksaan golongan darah dan
faktor Rhesus untuk menentukan jenis golongan darah dan Rhesus
supaya dapat mencarikan darah yang cocok bila terjadi komplikasi
pada kehamilan dan persalinan yang memerlukan transfusi darah
(Micron Medical Multimedia).
3) Pemeriksaan feses
Feses diperiksa atas telur-telur cacing (Micron Medical
Multimedia).
4) Pemeriksaan protein
Supariasa (2012) yang seharusnya dilakukan pemeriksaan kadar
serum protein albumin untuk menilai kadar protein dalam darah
yang dapat memperkuat diagnosa KEK
b. Pemeriksaan USG
Pada kehamilan trimester III kehamilan USG sebaiknya
dilakukan pada kehamilan minggu ke-34 untuk mengevaluasi ukuran
fetus dan menilai pertumbuhan fetus, pergerakan dan pernapasan,
detak jantung janin, jumlah air ketuban di sekeliling bayi, serta posisi
bayi dan plasenta (dr. Suririnah, 2010).
104
VI. IMPELEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya.
108
VII. EVALUASI
Mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan hingga terjadi
perubahan perilaku dari pola konsumsi selama hamil, mengulangi kembali
proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah
dilaksanakan tetapi belum efektif. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
109
I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian :
Waktu Pengkajian :
Tempat Pengkajian :
Nama Pengkaji :
Data Subyektif
1. Identitas
Nama :
Umur :ibu yang hamil< 20 tahun dan > usia 35 tahun
memiliki resiko untuk mengalami anemia
(Cunningham, 2005)
Agama :
Suku/Bangsa :
Pendidikan :tingkat pendidikan yang rendah meningkatkan risiko
hasil akhir kehamilan yang buruk (Wheeler, 2003)
Pekerjaan :memberikan gambaran mengenai tuntutan
pekerjaannya. Seperti wanita yang harus bekerja berat
dapat meningkatkan anemia (Wheeler, 2003)
Alamat :
No.Register :
o. Riwayat operasi/pembedahan :
5. Riwayat Menstruasi
Adanya riwayat perdarahan yang banyak saat menstruasi dapat
mengakibatkan anemia.
Siklus : 28 ± 7 hari
Lama : 3 – 8 hari
HPHT : merupakan dasar untuk menentukan usia kehamilan dan taksiran
kelahiran (Varney, 2006)
6. Riwayat Obstetrik
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No.
Suami Anak UK Pny Jns Pnlg Tmpt Pny JK BB/PB H M Abnrml Lkts Peny
a. Kehamilan :
UK : adanya kelahiran premature dapat merupakan indikasi
anemia pada kehamilan sebelumnya.
Penyakit : penyakit yang diderita saat kehamilan yang lalu dapat
terjadi pada kehamilan saat ini. Misalnya : Anemia.
113
b. Persalinan :
Penyakit : terjadinya komplikasi seperti perdarahan saat persalinan
terdahulu dapat berulang pada persalinan saat ini yang
harus dideteksi sedini mungkin.
c. Anak :
Usia : jarak kelahiran yang ≤12 bulan dapat mengakibatkan
premature. Dan jarak kelahiran yang ≤ 1 th
meningkatkan resiko anemia ( Wheeler,2003)
Abnormalitas : adanya abnormalitas pada anak terdahulu dapat
mengindikasikan kelainan genetic (Wheeler, 2003)
8. Riwayat Ginekologi
Adanya riwayat terkena HPV, penyakit radang panggul, infertilitas,
gonorea, klamidia, sifilis, dan kelainan vagina berpotensi mempengaruhi
hasil akhir kehamilan (Wheeler, 2003)
9. Riwayat Kontrasepsi
BAK sering
Eliminasi BAB mengalami konstipasi
Data Obyektif
- Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik/ sedang
Kesadaran : Composmentis/apatis/somnolen/sopor/koma/delirium
Ekspresi wajah : ceria/senang
b. Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah : Tekanan sistolik menurun 8-10 poin,sementara
tekanan diastolik menurun lebih dari 12 poin
( Varney, 2006)
Nadi : Denyut nadi meningkat ± 15x/ menit (Varney, 2006)
Pernafasan : 16-20x/menit
Nafas pendek saat istirahat maupun
beraktivitas
Suhu : 36,5-37,50C
c. Antropometri
Tinggi badan : > 145 cm
Berat badan sebelum hamil :
Berat badan saat ini :
Penambahan berat badan 6 kg (Stoppard, 2009)
LILA : ≥23,5 cm
- Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe mulai dari inspeksi,
palpasi, auskultasi, dan perkusi.
116
a. Inspeksi
Postur tubuh : bahu menurun, postur tubuh lunglai, berjalan
lambat
Kepala : Bersih, tidak nampak lesi, tekstur rambut kering dan
mudah putus, distribusi rambut menipis
Wajah : tidak nampak pucat, tidak/ada chloasma gravidarum
Mata : simetris, lengkap, sclera warna putih, konjungtiva pucat, tidak
ada gangguan pada mata, penglihatan jelas
Hidung : Bersih dan tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : simetris, bersih, mukosa bibir lembab,tidak nampak stomatitis,
tidak nampak karies dan karang gigi, tidak nampak peradangan
pada tosil dan uvula, lidah bersih, berwarna merah dan tremor
Telinga : simetris, nampak bersih
Leher : tidak/ nampak chloasma gravidarum
Dada : bentuk normal, simetris, tidak nampak retraksi dinding dada
Payudara : simetris, ada hyperpigmentasi pada areola, putting susu
menonjol, tidak ada dimpling, tidak nampak pengeluaran
colostrum
Abdomen : tidak/ ada linea nigra, tidak/ ada striae albicans, tampak
membesar, tidak ada luka bekas operasi SC
Genetalia : bersih, tidak nampak varices, tidak ada oedem, tidak ada
pembesaran kelenjar bartholin
Anus : tidak nampak hemoroid
Ekstremitas : ektstremitas atas nampak simetris, cavilary refill
kembali > 2 detik, refleks bisep dan trisep (+)
: ekstremitas bawah nampak simetris, cavilary refill
kembali > 2 detik, refleks babinski (-), homan sign (-
), refleks patella (+)
b. Palpasi
Kepala : tidak teraba massa
117
c. Auskultasi
Suara nafas : tidak ada bunyi nafas tambahan
Bunyi jantung : BJ I terdengar jelas dan terdengar mur mur (Varney,
2006)
Abdomen : Bising usus 5 – 35 x/menit
DJJ : 120 – 140x/menit
118
d. Perkusi
Dada : sonor
- Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium : Hb 8 – 11 gr% (Cunningham,2005)
HT menurun
Pemeriksaan USG :
Pemeriksaan diagnostik lainnya :
V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai
kelanjutan manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah
diidentifikasi.
1. Jelaskan mengenai keadaan pasien
R: penjelasan mengenai pemeriksaan fisik merupakan hak pasien
2. Berikan KIE mengenai bahaya anemia pada kehamilan
R: mengetahui keadaannya sehingga dapat membuat ibu lebih waspada
dan kooperatif terhadap petugas kesehatan
3. Berikan KIE mengenai cara menanggulangi anemia pada kehamilan
R : perbaikan gizi sedini mungkin akan mengurangi bahaya anemia
pada kehamilan lanjut serta persalinan
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisiensi dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksaaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang kebersihan dan kefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
120
Kala I Persalinan
I. PENGKAJIAN
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan
semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien.
Tanggal/Waktu Pengkajian :
Tanggal/Waktu MRS :
Nama Pengkaji :
Tempat :
Data Subyektif
1. Identitas
Nama :
Umur : <16 Tahun dan >35 tahun
Usia dibawah 16 tahun atau diatas 35 tahun
mempredisposisi wanita terhadap sejumlah
komplikasi persalinan (Varney, 2010).
Agama :
Suku :
Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerja Seks komersial lebih rentan terkena
HIV (Daili, 2009).
Alamat :
No. Register :
keluhan
b. Keluhan Utama
Pinggang terasa sakit menjalar ke depan, nyeri semakin hebat bila
untuk aktivitas jalan, mengeluarkan lendir darah, pengeluaran
cairan yang sebagian besar ketuban pecah (Manuaba, 2010).
5. Riwayat Menstruasi
HPHT : Merupakan dasar untuk menentukan usia kehamilan
dan perkiraan taksiran partus (Varney, 2010).
Riwayat menstruasi : siklus, lama, jumlah
Wanita seringkali keliru mengartikan bercak darah akibat implantasi
sebagai periode menstruasi, meski menstruasi ini sangat berbeda dari
menstruasi yang biasa ia alami (Varney, 2010).
124
6. Riwayat Obstetri
No Abno
Suam An Pnl J Lakt Pen
UK Peny Jns Tmpt Peny BB/PB H M rmali
i k g K asi y
tas
a. Dekker (2010) dalam Fraser & Cooper (2009) menyatakan salah satu
faktor risiko hipertensi akibat kehamilan terjadi pada multigravida
yang memiliki pasangan baru
b. Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai risiko lebih
besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan
suami yang sebelumnya (Angsar, 2009).
c. Atonia Uteri sering dijumpai pada multipara dan grandemultipara
(Mochtar, 2009).
d. Hallak (2009) dalam Fraser & Cooper (2009) menyatakan hipertensi
akibat kehamilan terjadi dua kali lebih sering pada kehamilan pertama
(primigravida) dibandingkan pada multipara.
e. Riwayat pernah melahirkan premature satu kali mempunyai resiko 4
kali lipat, sedangkan yang pernah melahirkan dua kali prematur
mempunyai resiko 6 kali lipat (Sastrawinata, 2011).
f. Plasenta previa rentan terjadi pada endometrium yang cacat akibat
bekas persalinan berulang, bekas operasi, kuretase dan manual
plasenta (Fraser & Cooper, 2009).
g. Riwayat bedah sesar akan mempengaruhi ibu untuk persalinan
berikutnya (Varney, 2010).
h. Menurut Sulistiowati (2010), terdapat hubungan yang signifikan
antara riwayat persalinan buruk sebelumnya dengan perdarahan pada
persalinan.
i. Pada multigravida bila perslainan yang lalu dijumpai keadaan
kehamilan dengan komplikasi atau penyakit, pernah mengalami
keguguran, persalinan prematurus, IUFD, persalinan dengan tindakan
125
8. Riwayat Kontrasepsi
Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang pernah
digunakan lama pemakaian dan jarak antara pemakaian terakhir dengan
kehamilan
Eliminasi Pada kala I, sering buang air kecil akibat rasa tertekan di
area pelvis dan pada kala II , adanya desakan mengejan
seperti dorongan ingin buang air besar (varney, 2010).
Personal Hygiene Ibu hamil selalu mandi dan menggunakan baju yang
bersih selama persalinan (Mochtar, 2011).
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : Composmentis
b. Ekspresi Wajah : Meringis
c. Tanda Vital :
Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg, <140/90 mmHg
(Salmah, 2009) Peningkatan sistolik 10-20
mmhg dan distolik rata-rata 10 mmHg
masih dianggap normal (Varney, 2010).
Nadi : 60-100 x/menit, peningkatan nadi dapat
terjadi pada saat kontraksi uterus (Varney,
2010).
128
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi:
Kepala : Kulit kepala bersih, dstribusi rambut merata
Wajah : Tidak pucat dan oedema, ada/tidak ada chloasma
gravidarum
Mata : Simetris, kelopak mata tidak oedema, sklera
berwarna putih, konjungtiva berwarna merah
muda dan tidak ada kelainan pada mata
Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung,
polip ataupun peradangan
129
diatas spinaischiadica
Auskultasi
Abdomen :
DJJ : Terdengar jelas, teratur, frekuensi 120-
160x/menit, interval teratur tidak lebh dari 2
punctum maximal (Mochtar, 2011).
Daerah/letak DJJ : Kuadran kiri/kanan bawah
abdomen ibu
131
3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan HIS
HIS Kala I : His belum begitu kuat datangnya 10-15 menit tidak begitu
mengganggu ibu interval menjadi lebih pendek kontraksi
kuat dan lama (Varney, 2010) His dianggap adekuat jika
terjadi >3x dalam 10 menit dan berlangsung selama >40
detik.
Pemeriksaan Dalam
Tanggal: Jam: Oleh:
a. Vulva Vagina : Tidak ada massa abnormal
b. Portio : Effacement 0-100%
c. Pembukaan :
Fase laten : 0-3 cm
Fase aktif, akselerasi : 4-6 cm
Fase aktif, dilatasi maksimal : 7-9 cm
Fase aktif, deselearasi : 9-10
d. Ketuban :
U : Selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
Meconium
D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
K : Selaput ketuban sudah pecah tetapi air ketuban sudah tidak
mengalir lagi
e. Presentasi : Belakang Kepala
f. Denominator : UUK (Oksiput)
g. Posisi : UUK kiri depan (LOA)/UUK kanan depan (ROA)
h. Hodge : Hodge I-III
132
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Kadar Hb normal : >11 gr%
Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2 gr% selama
persalinan(Varney, 2010).
Sel darah putih : Meningkat secara progresif pada kala I
persalinan, ±5000-15.000 pada saat pembukaan
lengkap
Waktu koagulasi darah berkurang dan terdapat peningkatan fibrinogen
plasma (Varney, 2010)
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun.
Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
137
Kala II Persalinan
I. PENGKAJIAN
Data Subyektif
- Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
- Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada retum/vaginanya
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 110/70-120/80 mmHg, <140/90 mmHg
(Salmah, 2010) tekanan darah dapat meningkat
lagi 15-25mmHg selama kala II
(Varney, 2010).
Nadi : 60-100 x/menit, frekuensi meningkat disertai takikardi
ketika mencapai puncak saat persalinan (Varney, 2010).
Suhu tubuh : 36,5-37,5°, peningkatan suhu tertinggi
yang masih dianggap normal adalah 1-2°C
(Varney, 2010).
Pernafasan : 16-24x/menit, peningkatan frekuensi
pernafasan mencerminkan peningkatan
metabolisme yang terjadi saat proses
persalinan (Varney, 2010).
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
Genetalia : Adanya tanda gejala kala II
a) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
b) Perineum tampak menonjol
c) Vulva dan sfingter ani membuka (JNPK-KR, 2010).
138
Auskultasi :
DJJ : Terdengar jelas, teratur, frekuensi 120- 160x/menit
(Mochtar, 2011).
3. Pemeriksaan Khusus
Observasi His : His dianggap adekuat jika terjadi ≥3x dalam 10
menit dan berlangsung selama ≥40 detik
Pemeriksaan Dalam
Tanggal : Jam : Oleh :
a) Vulva vagina : tidak ada massa abnormal
b) Portio : effacement 100%
c) Pembukaan : 10 cm
d) Ketuban :
U : Selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur meconium
D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur darah
K : Selaput ketuban sudah pecah tetapi air ketuban sudah
tidak mengalir lagi
e) Presentasi : belakang kepala
f) Denomitor : UUK (oksiput)
g) Posisi : UUK kiri depan (LOA)/UUK kanan depan (ROA)
h) Hodge : Hodge III-IV
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
VII.EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
142
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 110/70-120-80mmHg,<140/90mmHg
Nadi : 60-100x/menit
Suhu tubuh : 36,5-37,5°c
Pernafasan : 16-24x/menit (Varney, 2010)
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Genetalia : Adanya tanda pelepasan plasenta
Tampak tali pusat memanjang,ada semburan
darah secara mendadak dan singkat
(JNPK-KR, 2010).
Palpasi
Abdomen : Teraba tinggi fundus berada diatas pusat
(JNPK-KR, 2010).
3. Data Bayi
Bayi telah lahir,
Tanggal : Jam: Jenis kelamin :
Hasil penilaian sepintas :
a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?
b. Apakah bayi bergerak aktif ? (Varney, 2010).
143
c. Lakukan IMD!
Rasional : Inisiasi menyusui dini merupakan langkah awal
bentuk bounding attachment. Selain itu,sekitar
22% angka kematian bayi setalah lahir pada 1
bulan pertama dapat ditekan dengan IMD.
3) Lakukan manajemen aktif kala III :
a. Berikan injeksi oksitosin 10 unit secara IM dalam 1 menit kelahiran
bayi!
Rasional : Oksitosin menyebabkan uterus berkontraksi
dengan kuat dan efektif sehingga dapat membantu
mempercepat peepasan plasenta an mengurangi
kehilangan darah (JNPK-KR, 2010).
b. Lakukan PTT!
Rasional : Peregangan tali pusat terkendali (PTT) merupakan
cara mengevaluasi apakah plasenta sudah terlepas
sempurna dari perlekatannya.
c. Lakukan masase fundus uteri segera setelah plasenta lahir!
Rasional : Masase fundus uteri segera setelah palsenta lahir
dilakukan untuk merangsang kontraksi uterus
sehingga dapat mencegah terjadinya perdarahan.
d. Lahirkan plasenta!
Rasional : Pada kala tiga pelepasan dan pengeluaran uri
cukup penting,karena kelalaian dapat
menyebabkan resiko perdarahan yang membawa
kematian (Mochtar, 2011).
e. Cek kelengkapan plasenta dan selaput ketuban!
Rasional : Menghindari terjadinya perdarahan akibat
tertinggalnya sisa plasenta (Varney, 2010).
145
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisian dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
VII.EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidana yang telah dilakukan. Evaluasi didkoumentasikan dalam bentuk
SOAP.
146
Kala IV Persalinan
I. PENGKAJIAN
Data Subyektif
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
Tekanan darah : 110/70-120-80 mmHg, <140/90mmHg
Nadi : 60-100x/menit
Suhu tubuh : 36,5-37,5°c, suhu ibu berlanjut sedikit
meningkat, tetapi biasanya <38°c
(Varney, 2010).
Pernapasan : 16-24x/menit
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi :
Abdomen : Tampak mengecil
Genetalia : Ada/tidak laserasi, tidak ada memar ataupun
hematoma (Varney, 2010).
Palpasi
Abdomen : Teraba uterus di tengah-tengah abdomen, teraba
membulat dan keras (Varney, 2010).
7) Lengkapi partograf
Rasional : Pengisian partograf merupakan salah satu bentuk
pendokumentasian terhadap proses persalinan yang
telah dilakukan (JNPK-KR, 2010).
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
149
I. PENGKAJIAN
Data Subyektif
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Nama orang tua BBL
(Prawirohardjo, 2010 & Ambarwati, 2009).
Umur /Tanggal Lahir : 0–28 hari
Bayi Baru Lahir adalah masa yang dimulai
ketika bayi keluar dari perut ibu hingga
bulan pertama kehidupan (Varney, 2010).
Jenis Kelamin :
Tanggal MRS :
Diagnosis Medis : NCB SMK
Setelah memiliki bagan hubungan berat lahir dan usia gestasi,
bidan menggolongkan BBL ke dalam 3 kategori, namun yang
dikatakan normal hanya:
Sesuai Masa Kehamilan (SMK)
Dengan mengkombinasikan kategori usia gestasi dengan kategori
berat/usia gestasi, bidan kemudian dapat menggolongkan BBL ke
salah satu dari Sembilan kategori. Hanya saja 1 yang masuk dalam
kriteria normal
Cukup bulan, sesuai masa kehamilan (Varrney, 2010).
b. Identitas Orang Tua
Nama Ayah :
Nama Ibu :
Usia ayah/Ibu : Usia >20 dan <35 tahun
Faktor ibu yang memperbesar resiko
kematian perinatal adalah pada ibu dengan
150
b) Riwayat Intranatal
(1) Jenis persalinan : spontan/SC
(2) Komplikasi persalinan :
Ibu :
(a) persalinan lama : disebabkan oleh kelainan
tenaga, kelainan janin, atau kelainan jalan lahir
(Prawirohardjo, 2010).
(b) Ketuban pecah dini
Bayi :
(a) Malpresentasi adalah bagian terendah janin yang
berada di bawah segmen rahim bukan belakang
kepala
(b) Prolapsus tali pusat: diklasifikasikan menjadi tali
pusat terkemuka, tali pusat menumbung dan occult
prolapsed
(c) Persalinan preterm
(3) Keadaan ketuban : Utuh/pecah
(4) Lama ketuban pecah :pecah ketuban secara
spontan paling sering terjadi sewaktu-waktu pada
persalinan kala aktif (Prawirohardjo, 2010).
(5) Kondisi ketuban :
jernih/keruh/mekonium/darah
Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu
menunjukkan adanya gawat janin. Tanda-tanda gawat
janin jika DJJ <100 atau >180x/menit. Tapi jika terdapat
mekonium kental, segera rujuk ibu ketempat yang
memiliki kemampuan penatalaksanaan gawatdaruratan
obstetri dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2010).
152
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
Nadi : 100-160 x/menit (Varney, 2010)
Pernafasan : 40-60 x/menit (Varney, 2010)
Suhu : 35,5-36,5 oC (Varney, 2010)
Antropometri :
Panjang Badan : 48-52 cm
Berat badan : 2500-4000 gram
Lila : 10–11 cm (Varney, 2010)
Lingkar kepala :
Circum ferensia Suboccipito Bregmatica : 32 cm
Circum ferensia Fronto Oksipito : 34 cm
Circum ferensia Mento Oksipito Bregmatica: 35cm
Lingkar dada : 30–38 cm
Lingkar perut : 28–30 cm (Varney, 2010)
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Tampak bulat, tidak tampak caput succedaneum, tidak
tampak cephalhematoma, tidak tampak molding
Normosefalik jika dibandingkan dengan ukuran tubuh
(lingkar kepala untuk BBL cukup bulan rata-rata adalah 32-
38 cm) (Varney, 2010).
Distribusi rambut : di puncak kepala dengan lembaran-
lembaran tunggal (Varney, 2010).
155
3. Pemeriksaan Neurologis/Refleks
a. Refleks Morro : Positif, terkejut saat ada suara (Asuhan
Persalinan Normal, 2010).
b. Refleks Rooting : Positif, membuka mulut jika ada yang
menyentuh bibir (Asuhan Persalinan
Normal, 2010).
c. Refleks Sucking : Positif, dapat menghisap puting susu
d. Refleks Swallowing : Positif, dapat menelan (JNPK-KR, 2010).
e. Refleks Babinsky : Positif, jari kaki menekuk ke bawah
f. Refleks Grasp : Positif, dapat menggenggam dengan baik
(Sitiava, 2012).
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laborartorium :
Pemeriksaan USG :
Pemeriksaan Diagnostik Lainnya :
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
161
I. PENGKAJIAN
DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama :
Umur : < 20 tahun dan > 35 tahun (Ambarwati, 2009).
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
2. Keluhan Utama
Pasien merasa mules (Ambarwati, 2009)
5. Riwayat Menstruasi
Mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya
(Sulistyawati, 2010)
Riwayat siklus : 23 – 32 hari (Sulistyawati, 2010).
Lama haid :
Jumlah menstruasi :
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstrusi yang di keluarkan
(Sulistyawati, 2010).
6. Riwayat Obstetri:
No Abno
Suam An Pnl J Lakt Pen
UK Peny Jns Tmpt Peny BB/PB H M rmali
i k g K asi y
tas
1.
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. Berapa kali ibu
hamil, apakah pernah abortus, cara persalinan yang lalu, penolong
persalinan, keadaan nifas yang lalu.
8. Riwayat Kontrasepsi
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi
jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi
serta rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa
(Ambarwati, dkk. 2009).
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis (Sulistyawati, 2010).
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 110/70 mmHg – 120/80 mmHg(Ambarwati
dkk, 2009).
Suhu badan : 24 jam postpartum suhu badan akan naik
sekitar (37,5-380C) sebagai akibat kerja keras
waktu melahirkan dan kelelahan. (Ambarwati
dkk, 2009).
Nadi : 60-80 x/mnt atau tidak lebih dari 100x/mnt.
Denyut nadi normal orang dewasa adalah 60-
80 x/menit. Sehabis melahirkan biasanya
denyut nadi akan lebih cepat. Denyut nadi di
atas 100x/menit pada masa nifas adalah
mengindikasikan adanya suatu infeksi,
(Ambarwati dkk, 2009).
Pernafasan : 20-30 x/menit. Pernafasan harus berada dalam
rentang yang normal, yaitu sekitar 20-30
x/menit (Ambarwati dkk, 2009).
166
Antropometri :
Tinggi Badan : Tinggi badan merupakan salah satu ukuran
pertumbuhan seseorang. Tinggi badan dapat
diukur dengan stasiometer atau tongkat
pengukur (Tambunan dkk, 2011).
BB sebelum hamil :
BB sekarang : Massa tubuh di ukur dengan pengukuran
massa atau timbangan. Indeks massa tubuh
digunakan untuk menghitung hubungan
antara tinggi dan berat badan, serta menilai
tingkat kegemukan (Tambunan dkk, 2011).
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Tampak bersih, tidak tampak ketombe,rambut tampak
kuat, distribusi rambut tampak merata dan tekstur
rambut tampak lembut (Priharjo, 2009).
Wajah : Tidak tampak kloasma gravidarum, tidak tampak odem,
dan tidak tampak pucat (Tambunan, dkk, 2011)
Mata : Kelopak mata tidak tampak odem, konjungtiva tidak
tampak pucat, dan sklera tidak tampak kuning.
Hidung : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran, tidak
tampak polip, tidak tampak peradangan (Tambunan
dkk, 2011)
Mulut : Tampak simetris, bibir tampak lembab, tidak tampak
caries dentis, tidak tampak stomatitis,geraham tampak
lengkap, lidah tampak bersih, tidak tampak
pembesaran tonsil (Tambunan dkk, 2011 & Uliyah dkk,
2010).
Telinga : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran/secret
(Tambunan dkk, 2011 & Uliyah dkk, 2010).
167
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan USG
c. Pemeriksaan Diagnostik lainnya
169
V. INTERVENSI
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien
Rasional : penjelasan mengenai pemeriksaan fisik postpartum
merupakan hak klien (Varney, 2010).
2. KIE mengenai nutrisi ibu nifas
Rasional : Makanan harus bermutu dan bergizi, cukup kalori.
Makanlah makanan yang mengandung protein,
banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan
(Manuaba, 2010).
3. KIE tentang mobilisasi
Rasional : Karena lelah sehabis bersalin ibu harus beristirahat,
lalu miring ke kanan dan ke kiri, duduk, jalan-jalan.
170
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien sesuai dengan rencana asuhan yang
telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
bentuk SOAP.
172
I. PENGKAJIAN
Data Subyektif
1. Identitas
Keluhan utama yang sering dijumpai pada neonatus diantaranya
sariawan/jamur pada mulut (Oral Trush), muntah, gumoh, ruam popok,
kuning atau ikterus (Ambarwati, 2012).
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
Tanda vital :
Nadi : nadi apikal 120-160 dpm (115 dpm pada 4-6 jam,
meningkat sampai 120 dpm pada 12-24 jam setelah
kelahiran); dapat berfluktuasi dari 70-100 dpm (tidur)
174
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada neonatus di jam pertama
kelahiran (Doenges, 2011) antara lain: pemeriksaan pH tali pusat
didapatkan hasil tingkat pH 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status
praasidosis di mana tingkat rendah menunjukkan asfiksia bermakna,
hemoglobin/hematokrit (Hb/Ht) berkisar antara 15-20 g untuk Hb dan
43%-61% untuk Ht, tes Coombs langsung pada darah tali pusat yang
menentukan adanya kompleks antigen-antibodi pada membran sel darah
merah, menunjukkan kondisi hemolitik. Selanjutnya pada neonatus usia 2
jam sampai 3 hari (Doenges, 2011) antara lain: pemeriksaan jumlah sel
darah putihdidapatkan hasil 18.000/mm3, neutrofil meningkat sampai
23.000-24.000/mm3 hari pertama setelah lahir (menurun bila ada
sepsis), pemeriksaan hemoglobin (Hb) berkisar antara15-20 g/dl (kadar
lebih rendahberhubungan dengan anemia atauhemolysis berlebihan),
pemeriksaan hematokrit (Ht) berkisar antara 43%-61% (peningkat
sampai 65% atau lebih menandakan polisitemia; penurunan kadar
menunjukkan anemia atau hemoragi prenatal/perinatal), pemeriksaan
Essai Inhibisi Guthrie adalah tes untuk adanya metabolit fenilalanin,
menandakan fenilketonuria (PKU), pemeriksaan bilirubin total
didapatkan hasil 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 sampai
2 hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari dan pemeriksaan detroksik
dimana tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran
179
V. Intervensi
Kunjungan Neonatus I (6 Jam-48 Jam)
1) Jelaskan hasil pemeriksaan pada pendamping pasien
Rasional : Informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi
petugas dan klien untuk tindakan selanjutnya
(Varney, 2010).
180
VI. Implementasi
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
VII. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan.Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
184
I. PENGKAJIAN
Data Subyektif
1. Identitas
Nama :
Umur : usia PUS (20-55 tahun) mempengaruhi bagaimana
mengambil keputusan dalam kesehatannya( Prawirohardjo,
2010 )
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
2. Keluhan Utama
Keluhan utama antara lain haid lebih banyak (AKDR), timbul
bercak/flek-flek (AKDR, PIL, Suntik 1 Bulan, AKBK), keram (AKDR),
nyeri haid (AKDR), Sakit kepala ringan (PIL, Suntik 3 bulan, Suntik 1
Bulan), berat badan naik/turun (PIL, Suntik 3 bulan, Suntik 1 Bulan),
mual (PIL, Suntik 3 bulan, Suntik 1 Bulan) dan payudara nyeri (PILdan
Suntik 3 bulan)
3. Riwayat Kesehatan Klien
a. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Penyakit/ kelainan reproduksi antara lain:
1) Riwayat kehamilan ektopik dapat menggunakan kontrasepsi PIL
kombinasi, suntikan kombinasi, implant.
2) Kelainan payudara jinak, penyakit radang panggul, endometriosis
atau tumor ovarium jinak dapat menggunakan kontrasepsi PIL
kombinasi.
3) Untuk keganansan pada payudara tidak diperbolehkan
menggunakan suntikan kombinasi, suntikan progestin, implant
185
Pola Keterangan
Nutrisi Tetap sama dengan memperhatikan menu makan bergizi
seimbang (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi,
2011).
Eliminasi Tidak ada perubahan dalam system BAB dan BAK.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2011)
Istirahat Kebiasaan istrahat yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan istrahat pada umumnya. (Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi 2011)
187
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran :
Tanda Vital :
Tekanan Darah : jika didapatkan hasil > 180/110 mmHg, diastolik
> 90 mmHg atau sistolik > 160 mmHg maka ibu
tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi pil
kombinasi, metode kontrasepsi non hormonal
merupakan pilihan yang lebih baik (buku
panduan praktis pelayanan KB hal : MK-31),
untuk tekanan darah tinggi selama < 180/110
mmHg ibu boleh menggunakan pil dan suntikan
progestin, untuk tekanan darah tinggi boleh
menggunakan metode kontrasepsi AKDR,
Nadi : jika didapatkan hasil> 100 x/menit dengannyeri
dada hebat, batuk, napas pendek merupakan
keadaan yang perlu mendapatkan perhatian
dimana memungkinkan masalah yang mungkin
terjadi seperti serangan jantung atau bekuan darah
di dalam paru.
188
Pemeriksaan Antropometri
Berat badan sekarang : jika ibu gemuk ataupun kurus boleh
mengunakan metode kontrasepsi AKDR,
jika berat badan mencapai 70 kg perlu
dilakukan tindakan evaluasi lebih lanjut
untuk menentukan penggunaan alat
kontrasepsi Implant sedangkan pada pasien
yang menggunakan KB suntik biasa nya
mengeluh kenaikan berat badan rata-rata
naik 1-2 kg tiap tahun tetapi kadang bisa
lebih.
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : tidak lesi, bersih, tidak benjolan, distribusi rambut merata
Wajah : tidak pucat, simetris
Mata : tidak oedema pada kelopak mata, sklera berwarna putih/kuning,
conjuntiva berwarna merah muda/ pucat karena jika sklera
berwarna kuning menandakan kemungkinan indikasi adanya/
penyakit hati pemilihan alat kontrasepsi non-hormonal lebih
diutamakan sedangkan pada ibu yang mengalami anemia karena
haid berlebihan boleh menggunakan metode kb pil
Hidung : hasil simetris, tidak pengeluaran/ secret, tidak benjolan, untuk
mulut didapatkan hasil simetris, lembab, bersih, tidak
stomatitis, lidah bersih
Telinga : simetris, tidak secret/serumen
Leher : tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid, getah bening, dan vena
jugularis
Dada : nyeri dada dan paha perlu dilakukan tindakan evaluasi lebih lanjut
untuk menentukan penggunaan alat kontrasepsi implant
Payudara : penderita tumor jinak atau kanker payudara boleh
menggunakan metode AKDR
189
V. INTERVENSI
1. Beritahukan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu.
Rasional : Informasi yang jelas dapat mempermudah
komunikasi petugas dan klien untuk tindakan
selanjutnya
2. Beritahukan kepada ibu tindakan pelayanan kontrasepsi yang akan
dilakukan
Rasional : Agar pasien lebih siap dan kooperatif dalam setiap
pelaksanaan tindakan
192
VI. IMPEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
VII.EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
BAB III
TINJAUAN KASUS
S:
1. Identitas Klien
Nama Ibu : Ny. R Nama Suami : Tn. N
Umur : 30 tahun Umur : 30 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Sentosa Kenangan 1
194
195
5. Riwayat Menstruasi
Ibu pertama kali haid usia 16 tahun, siklus haid 30 hari, lama haid 7 hari,
dan ganti pembalut 4-5 x dalam sehari, ibu tidak memiliki keluhan selama
haid. HPHT ibu tanggal 08 April 2020 sehingga tafsiran persalinan yaitu
tanggal 15 Januari 2021.
196
6. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No.
Suami Anak Uk Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Abn Lak Peny
1. Tn.N 1 Aterm - spt Bdn BPM - P 2550/ 5 - - 2 th -
47 thn 2
9 bln
bln
2. Tn. N 1 Aterm - spt Bdn Klinik - P 2900/ 1 - - 1 th -
52 thn 2
10 bln
bln
3. Tn. N Hamil
Ini
7. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit ginekologi/
penyakit kandungan seperti kista, mioma, condiloma, radang panggul,
infeksi/ penyakit menular seksual dan lainnya yang dapat mempengaruhi/
memperberat kehamilan ibu dan berpotensi menurun.
8. Riwayat Kontrasepsi
Ibu tidak pernah menjadi akseptor KB
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu dalam keadaan baik, dengan kesadaran compos mentis.
Dalam pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 90/70
mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,8 oC, pernapasan 16 x/menit. Serta dalam
pengukuran antropometri didapatkan hasil BB sebelum hamil 44 kg, BB
saat ini 53 kg, tinggi badan 152 cm, LiLA 23 cm, selama hamil ibu
mengalami kenaikan berat badan sebanyak 9 kg.
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, rambut hitam, distribusi rambut merata, bersih, tidak
ada lesi, tidak ada massa
Wajah : simetris, pucat, tidak ada chloasma gravidarum, tidak
oedem
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada oedem
palpebra
Hidung : simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip, tadak ada
pernafasan cuping hidung
Mulut : simetris, bibir pucat dan tidak pecah- pecah, lidah merah
muda, bersih, tidak ada caries dentis, tidak ada pembesaran
tonsil dan ovula
Telinga : simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan, pendengaran baik
Leher : simetris, tidak ada hyperpigmentasi, tidak ada bendungan vena
jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
Dada : simetris, tidak ada alat bantu pernafasan, tidak ada retraksi
dinding dada, suara nafas vesikuler, BJ I loop, BJ II doop, tidak
ada suara nafas tambahan
Payudara : simetris, bersih, areola kehitaman, puting susu menonjol, tidak
ada massa
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
199
3. Pemeriksaan Khusus
Tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : belum dilakukan
Protein urine : belum dilakukan
Glukosa urine : belum dilakukan
HIV/ AIDS : belum dilakukan
200
b. Pemeriksaan USG :
Tanggal : 05 Desember 2020
Tempat : dr. Gusti Hesty Nuraini, Sp. OG
Hasil :
- GA : 35 w 3 d
- EDD : 06 Januari 2021
- EFW : 2498 gram
c. Pemeriksaan Rapid Test :
Tanggal : 11 Desember 2020
Hasil : Non Reaktif
A:
P:
10.52 WITA Memberitahu ibu bahwa dari hasil pemeriksaan LiLA ibu Mhs
mengalami KEK (Kekurangan Energi Kronis) yaitu keadaan
dimana seorang ibu hamil mengalami kekurangan energi
dan protein yang terjadi karena konsumsi bahan pangan
pokok yang tidak memenuhi disertai susunan hidangan yang
tidak seimbang dan pengabsorbsian metabolisme zat gizi
yang terganggu
; ibu mengetahui penjelasan yang diberikan
10.54 WITA Memberikan KIE kepada ibu tentang nutrisi ibu hamil mulai Mhs
dari pengertian, manfaat, macam- macam dan contoh menu
makanan perhari (SAP dan leaflet terlampir)
; ibu mengerti penjelasan yang diberikan
11.01 WITA Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang Mhs
berserat seperti sayur dan buah serta minum air putih yang
cukup yaitu minimal 8 gelas per hari
; ibu mengerti penjelasan yang diberikan
11.02 WITA Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan Mhs
laboratorium mulai dari pemeriksaan darah dan pemeriksaan
urine
; ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan akan
melakukannya
11.03 WITA Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu tidur Mhs
malam 8 jam dan tidur siang 1 jam
; ibu mengerti penjelasan yang diberikan
11.04 WITA Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan aktivitas yang Mhs
berlebihan
; ibu mengerti penjelasan yang diberikan
11.04 WITA Menganjurkan ibu untuk tetap rutin mengkonsumsi vitamin Mhs
yang diberikan dokter/ bidan
; ibu mengerti dan bersedia untuk melakukannya
202
CATATAN PERKEMBANGAN
KUNJUNGAN II
S:
1. Alasan Datang Periksa/ Keluhan Utama
a. Alasan Datang Periksa
Ibu ingin memeriksakan kehamilannya
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu dalam keadaan baik, dengan kesadaran compos mentis.
Dalam pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 90/70
mmHg, nadi 78 x/menit, suhu 36,5 oC, pernapasan 18 x/menit. Serta dalam
pengukuran antropometri didapatkan hasil BB 53 kg.
2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : simetris, pucat, tidak ada chloasma gravidarum, tidak
oedem
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada oedem
palpebra
Mulut : simetris, bibir pucat dan tidak pecah- pecah, lidah merah
muda, bersih, tidak ada caries dentis, tidak ada pembesaran
tonsil dan ovula
Payudara : simetris, bersih, areola kehitaman, puting susu menonjol, tidak
ada massa
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra
TFU : 27 cm
Leopold I : teraba bagian lunak, kurang bulat dan kurang
melenting (bokong)
Leopold II : teraba bagian panjang dan keras seperti papan di
kanan ibu (punggung) dan di kiri ibu teraba bagian
kecil- kecil janin (ekstremitas)
Leopold III : pada SBR teraba bagian keras, bulat dan melenting
(kepala), sudah tidak dapat digoyangkan
Leopold IV : sebagian kecil bagian terendah janin
sudah masuk PAP (konvergen)
Djj : 140 x/ i, punctum maksimum terletak pada kuadran kanan
bawah
205
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 16 Desember 2020
Oleh : Petugas laboratorium Klinik Aminah Amin Rianta 1
Hasil :
No. Jenis Pemeriksaan Batas Normal Hasil Pemeriksaan
1. Hemoglobin (Hb) ≥ 11 gr/ dl 10,3 gr/ dl
2. HbsAg Non Reaktif Non Reaktif
3. HIV/ AIDS Non Reaktif Non Reaktif
A:
anemia ringan
Masalah potensial : Kenaikan berat badan yang tidak sesuai dan pusing
darah
206
P:
13.44 WITA Memberikan KIE kepada ibu tentang cara meminum Mhs
tablet tambah darah yang benar, yaitu diminum 1
tablet pada saat malam hari sebelum tidur untuk
mengurangi rasa mual, dan 1 tablet pada saat pagi
hari, diminum bersamaan dengan jus jeruk/ lemon
untuk membantu proses penyerapan dan jangan
diminum bersamaan dengan teh, kopi ataupun susu
karena akan memperlambat proses penyerapannya
; ibu mengerti penjelasan yang diberikan
13.46 WITA Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan Mhs
yang berserat seperti sayur dan buah serta minum air
putih yang cukup yaitu minimal 8 gelas per hari
; ibu mengerti penjelasan yang diberikan
13.47 WITA Memberikan KIE tentang persiapan persalinan, Mhs
seperti persiapan perlengkapan ibu dan bayi,
penolong persalinan, tempat persalinan, biaya
persalinan, calon pendonor darah, transportasi, dll
(SAP dan leaflet terlampir)
; ibu telah menyiapkannya
13.49 WITA Menjadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan Mhs
ulang 1 minggu kedepan yaitu pada tanggal 24
Desember 2021 atau jika ibu ada keluhan
; ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan akan
melakukan kunjungan ulang
208
Kala I
S:
a. Alasan Datang
b. Keluhan Utama
Ibu mulai merasakan perut kencang- kencang dan keluar lendir darah
sejak pukul 14.00 WITA tetapi ibu tidak langsung pergi ke Klinik. Ibu
merasa perut kencang- kencang semakin sering, sehingga pada pukul
14.50 WITA ibu pergi ke Klinik ditemani oleh suaminya. Sesampainya
di Klinik ibu langsung dilakukan pemeriksaan dalam dan bidan
mengatakan ibu sudah pembukaan 2 cm. Kemudian bidan menganjurkan
ibu untuk dirawat inap agar dapat dipantau kemajuan persalinannya dan
ibu setuju untuk dirawat inap.
209
keyakinannya
210
O:
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
oedem
TFU : 27 cm
(ekstremitas)
digoyangkan lagi
= 2.480 gram
3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Dalam :
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
A:
P:
Kala II
S:
O:
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
Genetalia : Adanya tanda gejala kala II, adanya dorongan kuat untuk
3. Pemeriksaan Khusus
x/menit
A:
normal
P:
Melakukan amniotomi
22.06 WITA Bidan
; ketuban berwarna jernih
22.14 WITA Menjepit tali pusat dengan klem, mendorong isi Bidan
218
O:
2. Penilaian Selintas
Pergerakan bayi aktif, bayi menangis kuat dan warna kulit kemerahan.
P:
Kala III
S:
O:
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
A:
P:
Kala IV
O:
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
dibawah pusat
A:
P:
O:
Bayi lahir pada tanggal 28 Desember 2020 pukul 22.15 WITA. Jenis
kelamin laki- laki dan ketuban jernih.
3. Pemeriksaan Umum
4. Pemeriksaan Fisik
putih
benjolan/ massa
teraba massa
II teratur
Ekstremitas
lipatan ketiak
lipatan paha
5. Status Neurologis
disentuh
kaki digesek
232
A:
P:
S:
1) Keluhan Utama
Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu dalam keadaan baik dengan kesadaran compos
mentis. Dalam pengukuran tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan
darah 100/70 mmHg, nadi 76 x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu
36,7oC. Serta dalam pengukuran antropometri didapatkan hasil berat
badan saat ini yaitu 50 kg.
235
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, warna rambut hitam, distribusi rambut merata,
rambut bersih, tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada
benjolan
Wajah : simetris, tidak tampak pucat, tidak ada chloasma
gravidarum, tidak ada oedem
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
pengeluaran kotoran, tidak ada perdarahan, tidak teraba
oedem palpebra
Hidung : simetris, bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak
ada pengeluaran sekret, tidak ada polip
Mulut : simetris, bibir lembab, bibir tidak pucat, bersih, tidak ada
stomatitis, tidak ada caries dentis, lidah tremor, tidak ada
pembengkakan pada tonsil dan ovula
Telinga : simetris, tidak terdapat pengeluaran cairan atau serumen
Leher : tidak terdapat hiperpigmentasi pada leher, tidak ada
bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe dan tiroid
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada, tidak ada
alat bantu pernafasan, suara nafas vesikuler, tidak
terdengar suara nafas tambahan, BJ I loop, BJ II doop
Payudara : simetris, bersih, puting susu menonjol, terdapat
hiperpigmentasi pada areolla, tidak teraba benjolan, tidak
ada retraksi/dimpling, tidak teraba pembesaran kelenjar
limfe, terdapat pengeluaran kolostrum
Abdomen : masih terdapat linea nigra, tidak terdapat bekas luka
operasi, diastasis rektus abdominis ukurannya 2/3, TFU
pertengahan symphisis pusat, konsistensi keras, kontraksi
baik, kandung kemih kosong
236
A:
Diagnosis : P3003 post partum fisiologis 13 jam
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
P:
Tanggal/Jam Penatalaksanaan Paraf
Memakai APD lengkap sesuai
29 Des 2020
protokol covid Mhs
11.30 WITA
; APD telah terpasang
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada
11.50 WITA ibu, bahwa keadaan ibu dalam batas Mhs
normal
237
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL
KUNJUNGAN II (HARI KE-7)
S:
1. Alasan Datang Periksa
Ini merupakan jadwal kunjungan ulang ibu
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu dalam keadaan baik dengan kesadaran compos
mentis. Dalam pengukuran tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan
darah 100/70 mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu
36,6oC. Serta dalam pengukuran antropometri didapatkan hasil berat
badan saat ini yaitu 50 kg.
2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : simetris, tidak tampak pucat, tidak ada chloasma
gravidarum, tidak ada oedem
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
pengeluaran kotoran, tidak ada perdarahan, tidak teraba
oedem palpebra
Payudara : simetris, bersih, puting susu menonjol, terdapat
hiperpigmentasi pada areolla, tidak teraba benjolan, tidak
ada retraksi/dimpling, tidak teraba pembesaran kelenjar
limfe, pengeluaran ASI lancar
Abdomen : masih terdapat linea nigra, tidak terdapat bekas luka
operasi, diastasis rektus abdominis ukurannya 1/3, TFU
tidak teraba, kandung kemih kosong
Genitalia : vulva tidak oedem, tidak ada varises, tampak pengeluaran
lochea serosa, konsistensi cair banyaknya ± 3 cc,
terdapat luka jahitan, tidak ada tanda REEDA
Anus : terdapat hemoroid
241
A:
Diagnosis : P3003 post partum fisiologis hari ke-7
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
P:
Tanggal/Jam Penatalaksanaan Paraf
Memakai APD lengkap sesuai
04 Jan 2021
protokol covid Mhs
16.40 WITA
; APD telah terpasang
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada
04-01-2021 ibu, bahwa keadaan ibu dalam batas
normal Mhs
17.00 WITA
; ibu mengetahui keadaan dirinya
Memberikan penyuluhan kesehatan
mengenai nutrisi ibu nifas (SAP dan
Leaflet terlampir)
17.01 WITA Mhs
; ibu mengerti penjelasan yang
diberikan dan ibu tidak memiliki
pantangan makanan
Memberitahu ibu jadwal kunjungan
ulang untuk memeriksakan masa
nifasnya pada tanggal 11 Januari 2021
17.12 WITA atau apabila ibu terdapat keluhan. Mhs
; ibu akan melakukan kunjungan
sesuai jadwal yang ditentukan atau
apabila terdapat keluhan.
242
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL
KUNJUNGAN III (HARI KE-26)
S:
1. Alasan Datang Periksa
Ini merupakan jadwal kunjungan ulang ibu
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan saat ini ibu sedang batuk
sehari
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti
Aktivitas memasak, mencuci, membersihkan rumah dan juga
mengurus anaknya
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu dalam keadaan baik dengan kesadaran compos
mentis. Dalam pengukuran tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan
darah 100/70 mmHg, nadi 88 x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu
36,9oC. Serta dalam pengukuran antropometri didapatkan hasil berat
badan saat ini yaitu 50 kg.
2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : simetris, tidak tampak pucat, tidak ada chloasma
gravidarum, tidak ada oedem
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
pengeluaran kotoran, tidak ada perdarahan, tidak teraba
oedem palpebra
Payudara : simetris, bersih, puting susu menonjol, terdapat
hiperpigmentasi pada areolla, tidak teraba benjolan, tidak
ada retraksi/dimpling, tidak teraba pembesaran kelenjar
limfe, pengeluaran ASI lancar
Abdomen : masih terdapat linea nigra, tidak terdapat bekas luka
operasi, diastasis rektus abdominis ukurannya 1/2, TFU
tidak teraba, kandung kemih kosong
Genitalia : vulva tidak oedem, tidak ada varises, tampak pengeluaran
lochea alba, konsistensi cair banyaknya ± 2 cc, luka
jahitan sudah menyatu
Anus : terdapat hemoroid
244
A:
Diagnosis : P3003 post partum fisiologis hari ke-26
Masalah : Batuk
Kebutuhan : Konsultasi dengan dokter
P:
Tanggal/Jam Penatalaksanaan Paraf
Memakai APD lengkap sesuai
23 Jan 2021
protokol covid Mhs
09.15 WITA
; APD telah terpasang
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada
ibu, bahwa keadaan ibu dalam batas
09.35 WITA normal Mhs
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL
KUNJUNGAN IV (HARI KE-40)
S:
1. Alasan Datang Periksa
Ini merupakan jadwal kunjungan ulang ibu
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan saat ini ibu tidak ada keluhan
sehari
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti
Aktivitas memasak, mencuci, membersihkan rumah dan juga
mengurus anaknya
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu dalam keadaan baik dengan kesadaran compos
mentis. Dalam pengukuran tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan
darah 100/70 mmHg, nadi 78 x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu
36,5oC. Serta dalam pengukuran antropometri didapatkan hasil berat
badan saat ini yaitu 52 kg.
2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : simetris, tidak tampak pucat, tidak ada chloasma
gravidarum, tidak ada oedem
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
pengeluaran kotoran, tidak ada perdarahan, tidak teraba
oedem palpebra
Payudara : simetris, bersih, puting susu menonjol, terdapat
hiperpigmentasi pada areolla, tidak teraba benjolan, tidak
ada retraksi/dimpling, tidak teraba pembesaran kelenjar
limfe, pengeluaran ASI lancar
Abdomen : masih terdapat linea nigra, tidak terdapat bekas luka
operasi, diastasis rektus abdominis ukurannya 0/1, TFU
tidak teraba, kandung kemih kosong
Genitalia : vulva tidak oedem, tidak ada varises, tampak pengeluaran
lochea alba banyaknya ± 1 cc
Anus : terdapat hemoroid
248
A:
Diagnosis : P3003 post partum fisiologis hari ke-40
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
P:
Tanggal/Jam Penatalaksanaan Paraf
Memakai APD lengkap sesuai
06 Feb 2021
protokol covid Mhs
13.00 WITA
; APD telah terpasang
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada
ibu, bahwa keadaan ibu dalam batas
13.10 WITA normal Mhs
S:
1. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Bayi minum ASI dan disusui oleh ibunya setiap bayi
Nutrisi
haus
BAB 1 kali, berwarna hijau kehitaman dengan
Eliminasi konsistensi lunak
BAK sebanyak 3 kali dengan warna jernih
Aktivitas Bayi sering tidur dan bergerak aktif
Bayi sudah mandi tadi pagi, ganti baju 2x atau setiap
Personal
kali basah dan rutin diganti popoknya setiap kali BAK
Hygiene
atau BAB
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum bayi dalam keadaan baik. Dalam pengukuran tanda-tanda
vital didapatkan hasil nadi 134 x/menit, pernapasan 42 x/menit, suhu
36,6oC, serta dalam pengukuran antropometri didapatkan hasil berat
badan 2500 gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar
dada 29 cm, lingkar perut 28 cm, LiLA 10 cm.
250
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : ubun-ubun besar masih terbuka dan ubun-ubun kecil
masih menutup
Mata : simetris, bersih, tidak ada kotoran atau perdarahan, sklera
tidak ikterus
Mulut : simetris, tidak sianosis, lidah bersih
Leher : pergerakan leher aktif
Dada : tidak terdapat retraksi dinding dada, bunyi jantung normal,
tidak terdengar suara nafas tambahan
Abdomen : tidak teraba massa atau benjolan, tali pusat terdapat 2
arteri 1 vena, tidak ada perdarahan tali pusat, bising usus
3x/menit
Anus : terdapat lubang anus
A:
Diagnosis : NCB-SMK usia 13 jam
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
P:
Tanggal/Jam Penatalaksanaan Paraf
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada Mhs
ibu bahwa bayi dalam keadaan
29 Des 2020
normal
12.05 WITA
; ibu mengerti dengan penjelasan
yang diberikan
Menjaga kehangatan bayi dengan Mhs
12.06 WITA memakaikan topi dan membedong
; bayi terjaga kehangatannya
12.10 WITA Menganjurkan pada ibu untuk tetap Mhs
251
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
KUNJUNGAN II (HARI KE-7)
S:
1. Alasan Datang Periksa
Ini merupakan kunjungan ulang bayi
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum dalam keadaan baik. Dalam pengukuran tanda-tanda
vital didapatkan hasil nadi 138 x/menit, pernapasan 48 x/menit, suhu
253
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : ubun-ubun besar sudah menutupi ubun-ubun kecil
Mata : simetris, bersih, tidak ada perdarahan, sklera tidak ikterus
Mulut : tidak sianosis
Leher : pergerakan leher aktif
Dada : tidak terdapat retraksi dinding dada, bunyi jantung normal,
tidak terdengar suara nafas tambahan
Abdomen : perut tidak kembung, tidak teraba massa atau benjolan,
tali pusat sudah lepas
A:
Diagnosis : NCB-SMK, usia 7 hari
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
P:
Tanggal/Jam Penatalaksanaan Paraf
Menjelaskan kepada ibu mengenai Mhs
hasil pemeriksaan pada bayinya,
04 Januari 2021
keadaan bayi dalam batas normal
17.13 WITA
; ibu mengerti dengan penjelasan
yang diberikan
Memberikan ibu penyuluhan Mhs
kesehatan mengenai tanda bahaya
pada bayi
17.14 WITA
; ibu mengerti dengan penjelasan
yang diberikan (SAP dan leaflet
terlampir)
254
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
KUNJUNGAN III (HARI KE-26)
S:
1. Alasan Datang Periksa
Ini merupakan kunjungan ulang bayi.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya.
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum bayi dalam keadaan baik. Dalam pengukuran tanda-tanda vital
didapatkan hasil nadi 126 x/menit, pernapasan 50 x/menit, suhu 36,8oC. Serta
256
2. Pemeriksaan Fisik
Kulit : bersih, tidak ada kemerahan, tidak ada ruam
Kepala : ubun-ubun besar menutupi ubun-ubun kecil
Mata : bersih, tidak ada perdarahan, sklera tidak ikterik
Mulut : tidak sianosis
Leher : pergerakan leher aktif
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada, suara nafas
vesikuler, bunyi jantung normal, tidak terdengan suara nafas
tambahan
Abdomen : tidak teraba massa atau benjolan, tali pusat sudah lepas, tidak
kembung, bising usus 2x/menit
A:
Diagnosis : NCB-SMK, usia 26 hari
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
P:
Tanggal/Jam Penatalaksanaan Paraf
Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan Mhs
pada bayinya, keadaan bayi normal dan
23 Januari 2021
tidak ada kelainan.
09.52 WITA
; ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
Memastikan tidak ada biang keringat dan Mhs
09.53 WITA ruam popok pada bayi
; tidak ada biang keringat dan ruam popok,
257
S:
1. Alasan Datang/ Keluhan Utama
a. Alasan Datang
Ini merupakan jadwal kunjungan ulang ibu dan ibu ingin
menggunakan KB yang cocok.
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan
3. Riwayat Kontrasepsi
Sebelumnya ibu tidak pernah menjadi akseptor KB
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu dalam keadaan baik dengan kesadaran compos
mentis. Dalam pengukuran tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan
darah 100/70 mmHg, nadi 78 x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu
36,5oC. Serta dalam pengukuran antropometri didapatkan hasil berat
badan saat ini yaitu 52 kg.
260
2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : simetris, tidak tampak pucat, tidak ada chloasma
gravidarum, tidak ada oedem
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
pengeluaran kotoran, tidak ada perdarahan, tidak teraba
oedem palpebral
Payudara : simetris, bersih, puting susu menonjol, terdapat
hiperpigmentasi pada areolla, tidak teraba benjolan, tidak
ada retraksi/dimpling, tidak teraba pembesaran kelenjar
limfe, pengeluaran ASI lancar
Abdomen : masih terdapat linea nigra, tidak terdapat bekas luka
operasi, diastasis rektus abdominis ukurannya 0/1, TFU
tidak teraba, kandung kemih kosong
Genitalia : vulva tidak oedem, tidak ada varises, tampak pengeluaran
lochea alba banyaknya ± 1 cc
Anus : terdapat hemoroid
A:
Diagnosis : P3003 calon akseptor kontrasepsi MAL
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
P:
Tanggal/Jam Penatalaksanaan Paraf
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada
06 Februari 2021 ibu, bahwa keadaan ibu dalam batas
Mhs
normal
13.13 WITA
; ibu mengetahui keadaan dirinya
suntik 3 bulan
; ibu mengerti penjelasan yang
diberikan dan memutuskan untuk
menggunakan KB suntik 3 bulan tetapi
menunda hingga menstruasi atau
bayinya berusia 6 bulan
Memberikan penyuluhan kesehatan Mhs
mengenai Keluarga Berencana (KB)
MAL sebagai kontrasepsi alternatif
hingga menunggu ibu menstruasi atau
13.20 WITA bayi berusia 6 bulan
; ibu bersedia untuk diberikan
penyuluhan kesehatan mengenai KB
MAL
Menjelaskan kepada ibu tentang MAL, Mhs
yaitu KB yang mengandalkan
13.21 WITA pemberian ASI kepada bayi
; ibu memahami penjelasan yang
diberikan.
Menjelaskan kepada ibu syarat Mhs
penggunaan KB MAL ialah menyusui
secara aktif yaitu menyusui secara
13.22 WITA penuh dan ≥ 8x sehari, belum haid,
serta usia bayi kurang dari 6 bulan
; ibu mengetahui syarat penggunaan KB
MAL
Menjelaskan kepada ibu kekurangan Mhs
kontrasepsi MAL ialah tidak mampu
13.24 WITA melindungi dari IMS termasuk hepatitis
B dan HIV/AIDS
; ibu memahami penjelasan yang
disampaikan
Menjelaskan pada ibu keuntungan KB Mhs
MAL ialah efektifitas tinggi, tidak
13.25 WITA mengganggu senggama, dan tidak perlu
alat atau obat
; ibu memahami keuntungan KB MAL
Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu Mhs
dapat segera memulai KB suntik 3
bulan jika ibu sudah mengalami
13.27 WITA menstruasi atau bayi berusia 6 bulan
; ibu mengerti penjelasan yang
diberikan dan bersedia untuk
melakukannya
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada studi kasus continuity of care ini membahas tentang kesenjangan antara
teori dan hasil dari asuhan kebidanan komprehensif yang telah penulis lakukan
mulai dari ante natal care, intranatal care, bayi baru lahir, post natal care, neonatus
dan pelayanan kontrasepsi pada Ibu R usia 30 tahun GIIIP2002 HPHT 08 April
2020, TP 15 Januari 2021. Kontrak pertama dimulai pada tanggal 14 Desember
2020 yaitu pada masa kehamilan 35 minggu 5 hari dengan pembahasan sebagai
berikut:
262
263
didapatkan hasil tekanan darah 90/70 mmHg, nadi 78 x/i, pernafasan 18 x/i,
suhu 36,5°C dan pada pemeriksaan antropometri didapatkan hasil berat badan
ibu 53 kg dan LiLA maish 23 cm. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium
yang dilakukan pada tanggal 16 Desember 2020 didapatkan hasil Hb 10,3
gr/dl, HbsAg non reaktif dan HIV/ AIDS non reaktif. Batas normal
hemoglobin (Hb) pada wanita hamil adalah ≥ 11 gr/dl (WHO, 2012). Pada Ibu
R didapatkan hasil pemeriksaan Hb yaitu 10,3 gr/dl sehingga terjadi
kesenjangan antara kasus dan teori. Menurut Astria (2019) penyebab anemia
pada kehamilan yaitu kurang asupan makanan sumber pembentukan sel darah
merah, kehamilan dan persalinan yang terlalu sering , kebutuhan Fe yang
meningkat dan gangguan penyerapan Fe. Upaya untuk mengatasi anemia pada
ibu hamil dapat dilakukan dengan meningkatkan konsumsi zat besi dari
sumber alami (hati, daging, ikan, buah, sayur), suplementasi zat besi dan asam
folat secara rutin selama jangka waktu tertentu, pendidikan dan upaya yang
ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi melalui makanan dan
pengawasan penyakit infeksi (Astria, 2019). Penatalaksanaan yang telah
dilakukan pada Ibu R yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang anemia
mulai dari pengertian, ciri-ciri, penyebab, bahaya anemia dan nutrisi bagi ibu
hamil yang mengalami anemia. Selain itu, juga menganjurkan ibu untuk
mengkonsumsi tablet Fe.
Penulis tetap melakukan pengawasan selama kehamilan, proses
kehamilan dapat berjalan dengan baik walaupun Ibu R mengalami beberapa
masalah dalam kehamilannya.
265
(JNPK-KR, 2010). Penulis melakukan manajemen aktif kala III yang terdiri
dari langkah memeriksa uterus untuk memastikan tidak adanya bayi kedua dan
pemberian suntik oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir,
melakukan PTT, massage fundus uteri selama 15 detik, mengecek apakah ada
laserasi dan memeriksa kelengkapan plasenta, segera setelah lahir bayi
dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selama 1 jam.
Kala III pada Ibu R berlangsung dengan baik dan normal tanpa adanya
penyulit. Lama kala III berlangsung sekitar 10 menit dan melakukan tindakan
IMD segera setelah bayi lahir. Hal ini sesuai dengan teori tidak ada
kesenjangan bahwa plasenta lepas dalam 5-15 menit setelah bayi lahir dan
keluar spontan (WHO, 2013).
Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
setelah persalinan tersebut (JNPKKR, 2010). Setelah plasenta lahir dilakukan
pengecekan laserasi terdapat laserasi derajat 1 dan telah dilakukan penjahitan.
Perdarahan dikatakan normal jika jumlahnya tidak lebih dari 500 ml
(Ujiningtyas, 2009). Hasil pemantauan kala IV Ibu R dalam batas normal dan
jumlah perdarahan yaitu ± 150 ml sehingga didapatkan tidak ada kesenjangan
antara teori dan kenyataan.
Setelah persalinan penulis mengajarkan ibu untuk mobilisasi dini dan
menganjurkan suami untuk memenuhi asupan nutrisi ibu. Mobilisasi sedini
mungkin dapat mempercepat proses pengembalian alat-alat reproduksi dan
nutrisi ibu nifas diperlukan untuk mempercepat penyembuhan dan
mempengaruhi susunan air susu. Selama proses persalinan berjalan normal
walau selama kehamilan Ibu R mengalami KEK dan anemia ringan sebab telah
mendapatkan penanganan yang baik. Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan
antara teori dengan kenyataan.
267
sesuai dengan yang penulis lakukan dan tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan kenyataan.
Pemeriksaan 7 hari setelah persalinan, didapatkan hasil pemeriksaan TD
100/70 mmHg, nadi 80 x/i, suhu 36,6oC, pernafasan 20 x/i, konjungtiva merah
muda, terdapat pengeluaran ASI. Menurut (Sulistyowati, 2009) Setelah
persalinan terjadi penurunan kadar estrogen dan progesterone akibat lepasnya
plasenta sehingga aktivitas prolactin yang sedang meningkat dapat
mempengaruhi kelenjar mammae dan menghasilkan ASI. Menurut penulis, dari
hasil pemeriksaan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan karena
ASI keluar pada saat setelah persalinan. Pada pemeriksaan abdomen
didapatkan kontraksi uterus baik, TFU tidak teraba, DRA 1/3, kandung kemih
kosong, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau, menilai adanya
tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal. Dilakukan pemeriksaan
pengeluaran lochea pada Ibu R dan didapatkan hasil lochea berwarna merah
kecoklatan. Hal ini sesuai dengan teori menurut Sulistyowati (2010) lochea
serosa berwarna merah kecoklatan karena mengandung sisa darah bercampur
lendir. Penulis juga memberikan penyuluhan tentang nutrisi ibu nifas.
Pada kunjungan III pada hari ke-26 postpartum. Dilakukan pemeriksaan
seperti yang dilakukan pada pemeriksaan kunjungan I dan II, dari hasil
pengkajian ibu mengatakan saat ini sedang batuk. Pada pemeriksaan umum
didapatkan keadaan umum ibu baik. Pada pemeriksaan tanda- tanda vital dan
antropometri didapatkan hasil tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 88 x/i,
pernafasan 20 x/i, suhu 36,9 oC dan berat badan ibu saat ini 50 kg. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan hasil pengeluaran ASI ibu lancar dan TFU sudah
tidak teraba, DRA 1/2 serta tidak menunjukkan adanya tanda-tanda REEDA
atau perdarahan abnormal pada genetalia. Penulis juga memberikan
penyuluhan tentang imunisasi dasar lengkap dan keluarga berencana.
Pada kunjungan IV pada hari ke-40 postpartum. Dilakukan pemeriksaan
seperti yang dilakukan pada pemeriksaan kunjungan I, II dan III, dari hasil
pengkajian ibu tidak memiliki keluhan. Pada pemeriksaan umum didapatkan
keadaan umum ibu baik. Pada pemeriksaan tanda- tanda vital dan antropometri
270
didapatkan hasil tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 78 x/i, pernafasan 20 x/i,
suhu 36,5 oC dan berat badan ibu saat ini 52 kg. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TFU sudah tidak teraba dan DRA 0/1. Penulis juga memberikan
penyuluhan tentang KB suntik progestin karena ibu tertarik untuk
menggunakan jenis KB tersebut.
Dari kunjungan I sampai dengan kunjungan IV setelah persalinan Ibu R
dapat menerima perannya sebagai ibu, hal ini terlihat dari keseharian Ibu R
yang mengurus kebutuhan bayinya dengan penuh kasih sayang.
Menurut (Sulistyowati, 2009) bahwa periode letting go adalah periode
dimana ibu mulai mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan ia
harus beradaptasi dengan segala kebutuhan bayi.
Menurut penulis, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan
pada adaptasi psikologis yang ibu alami.
271
A. Kesimpulan
1. Asuhan Kebidanan sudah dilaksanakan dan Penulis mampu melakukan
Asuhan Kebidanan Kehamilan melalui pendekatan manajemen kebidanan
menurut Varney.
2. Asuhan Kebidanan sudah dilaksanakan dan Penulis mampu melakukan
Asuhan Kebidanan Persalinan melalui pendekatan manajemen kebidanan
menurut Varney.
3. Asuhan Kebidanan sudah dilaksanakan dan Penulis mampu melakukan
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir melalui pendekatan manajemen
kebidanan menurut Varney.
4. Asuhan Kebidanan sudah dilaksanakan dan Penulis mampu melakukan
Asuhan Kebidanan pada masa Nifas melalui pendekatan manajemen
kebidanan menurut Varney.
5. Asuhan Kebidanan sudah dilaksanakan dan Penulis mampu melakukan
Asuhan Kebidanan Neonatus melalui pendekatan manajemen kebidanan
menurut Varney.
6. Asuhan Kebidanan sudah dilaksanakan dan Penulis mampu melakukan
Asuhan Kebidanan pada Pelayanan Kontrasepsi melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut Varney.
7. Pembahasan mengenai kesenjangan antara teori dan praktik dalam asuhan
kebidanan sudah dilaksanakan
B. Saran
1. Bagi Institusi
Sudah cukup baik dalam menerapkan tugas Asuhan kebidanan
Komprehensif yang berkelanjutan kepada mahasiswa kebidanan,
harapannya untuk kedepannya harus tetap diadakan dan tetap dilanjutkan
273
274
Kosim, MS.dkk. 2010. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir
untuk Dokter, Bidan dan Perawat di Rumah Sakit. Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Buku Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida A.C, Manuaba Ida B.G.F, Manuaba Ida B.G. 2010. Ilmu Kebidanan
Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rosa. 2012. Mirena IUD, Definisi, Cara Kerja, Kontra Indikasi, Efek Samping,
sumber: http://www.id.shvoong.com/medicine-and-health/gynecology/2296
924-mirena-iud-definisi-cara-kerja/#ixzz2KYRhRdws. Diakses tanggal 13
April 2017.
275
Sulistyawati, Ari. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Yogyakarta:
Andi Offset.
Varney, Helen, Jan M. Kriebs, Carolyn L. Gegor. 2007. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Vol.2 Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Disusun Oleh:
Cindy Elfira
NIM. P07224317010
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )
3. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan Ibu hamil dapat
memahami kebutuhan gizi yang harus dikonsumsi selama kehamilan.
4. Tujuan Khusus
Setelah mendapat penyuluhan selama 20 menit, diharapkan Ibu hamil :
d. Menjelaskan pengertian gizi ibu hamil
e. Menguraikan manfaat gizi pada ibu hamil
f. Menguraikan hubungan gizi dengan perubahan fisiologis pada ibu hamil
g. Menguraikan dampak yang akan terjadi akibat pemenuhan gizi yang kurang
pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya
h. Menjelaskan pola makanan yang baik bagi Ibu hamil
i. Menguraikan jenis makanan bagi ibu hamil
5. Materi
Terlampir
6. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi dan Tanya jawab
7. Media
Leaflet
8. Kegiatan
N
WAKTU KEGIATAN RESPON KLIEN
O
Pembukaan Pembukaan
9. EVALUASI
Evaluasi dilakukan secara lisan setelah belajar dan mengajar berlangsung,
meliputi beberapa pertanyaan, sebagai berikut:
b. Zat tenaga
c. Zat pembangun
d. Zat pengatur
1. Umur
Lebih muda umur seorang wanita yang hamil, lebih banyak energi yang
diperlukan.
2. Berat Badan
3. Suhu Lingkungan
Suhu tubuh dipertahahnkan pada 36,5-37C untuk metabolisme yang
optimum. Perbedaan suhu tubuh dan lingkungan mengakibatkan tubuh
memerlukan masukan energi.
4. Aktfitas
Setiap aktifitas memerlukan energi, makin banyak aktifitas yang dilakukan
makin banyak energi yang diperlukan.
5. Status Kesehatan
Ibu hamil dianjurakan mengkonsumsi tablet yang mengandung zat besi
atau makanan yang mengandung zat besi. Seperti hati, bayam dan
sebagainya.
6. Status Ekonomi
Baik status ekonomi maupun sosial sangat mempengaruhi seorang wanita
dalam memilih makanannya.
Contoh menu :
Pagi : Nasi
Tumis kangkung
Tahu bacem
Pepaya
Sore : Susu
Malam : Nasi
Empal daging
Tempe goreng
Pisang
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Disusun Oleh:
Cindy Elfira
NIM. P07224317010
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan Ibu hamil dapat
memahami tentang anemia pada kehamilan
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapat penyuluhan selama 20 menit, diharapkan Ibu hamil :
a. Menjelaskan pengertian anemia pada kehamilan
b. Menguraikan ciri- ciri ibu hamil dengan anemia
c. Menguraikan macam- macam anemia pada ibu hamil
d. Menguraikan dampak yang akan terjadi akibat anemia pada ibu hamil
e. Menjelaskan penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil
f. Menguraikan cara meminum tablet zat besi
3. Materi
Terlampir
4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi dan Tanya jawab
5. Media
Leaflet
6. Kegiatan
NO WAKTU KEGIATAN RESPON KLIEN
Pembukaan Pembukaan
7. EVALUASI
Evaluasi dilakukan secara lisan setelah belajar dan mengajar berlangsung,
meliputi beberapa pertanyaan, sebagai berikut:
A. Pengertian
Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin
dibawah nilai normal. Pada penderita anemia lebih sering disebut dengan
kurang darah, kadar sel darah merah dibawah nilai normal (Rukiyah, Ai Yeyeh,
dkk, 2010).
Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11gr%.
Bahaya anemia pada ibu hamil tidak saja berpengaruh terhadap keselamatan
dirinya, tetapi juga padajanin yang dikandungnya (Wibisono, Hermawan, dkk,
2009).
Jadi anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin yang menurun
dibawah batas normal, ini karena penurunan kadar darah dalam membawa
oksigen akibat produksi sel darah merah. Dan ibu hamil didiagnosis anemia
jika kadar hemoglobinya kurang dari 11%.
Anemia sel sabit adalah kondisi serius di mana sel-sel darah merah
menjadi berbentuk bulansabit, seperti huruf C. Sel darah merah normal
berbentuk donat tanpa lubang (lingkaran, pipih dibagian tengahnya),
sehingga memungkinkan mereka melewati pembuluh darah dengan
mudahdan memasok oksigen bagi seluruh bagian tubuh. Sulit bagi sel darah
merah berbentuk bulansabit untuk melewati pembuluh darah terutama di
bagian pembuluh darah yang menyempit,karena sel darah merah ini akan
tersangkut dan akan menimbulkan rasa sakit, infeksi serius, dankerusakan
organ tubuh.
1. Abortus
2. Persalinan preterm/sebelum waktunya
3. Proses persalinan lama
4. Perdarahan setelah persalinan
5. Syok
6. Infeksi pada saat dan sesudah persalinan
7. Payah jantung
8. Bayi lahir premature
9. Bayi cacat bawaan
10. Kekurangan cadangan besi
11. Kematian janin
12. Kematian ibu
PERSIAPAN PERSALINAN
Disusun Oleh:
CINDY ELFIRA
NIM P07224317010
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang persiapan persalinan selama
30 menit, ibu hamil mampu menjelaskan macam-macampersiapan persalinan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang persiapan persalinan,ibu
dapat:
1. Menjelaskan pengertian persalinan
2. Menjelaskan persiapan ibu menghadapi persalinan
3. Mempersiapkan ibu mengenali tanda-tanda persalinan
4. Mempersiapkan ibu apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan menjelang
persalinan
B. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluh Audience Media Waktu
1. Pembukaan Menyampaikan Menjawab salam, - 2 menit
dan salam salam mendengarkan
Menjelaskan
Brain storming
2. Penyampaian - Menjelaskan Mendengarkan Leaflet 25
materi pengertian dan menit
persalinan memperhatikan
- Menjelaskan
persiapan
menjelang
persalinan
- Menyebutkan
tanda-tanda
persalinan
- Menjelaskan
apa saja yang
dibawa saat
akan
persalinan
3 Penutup - Tanya jawab - Bertanya - 18
- Menyimpulkan - Menjawab menit
hasil - Mendengarkan
- Menutup dan - Menjawab
mengucapkan salam
salam
C. Materi
(Terlampir)
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan Tanya Jawab
E. Media
Leaflet
F. Evaluasi
Kriteria Evaluasi :
a. Evaluasi Terstruktur
- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan
- Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan pada SAP
- Kesiapan penyuluh termasuk kesiapan modul dan media yang akan
digunakan
- Kesiapan audience meliputi kesiapan menerima penyuluhan
b. Evaluasi Proses
- Audience antusias terhadap materi penyuluhan
- Audience tidak meninggalkan tempat penyuluhan saat penyuluhan
berlangsung
- Audience mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang
disampaikan penyuluh
- Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas dan
dengan suasana yang rileks
c. Evaluasi Akhir
- Audience mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyuluh
MATERI
PERSIAPAN PERSALINAN
A. Pengertian persalinan
Peristiwa lahirnya bayi dari dalam rahim ibu. Lahirnya anak tidak
akandatang begitu saja tetapi memerlukan usaha. Persalinan atau melahirkan
anakadalah peristiwa yang sangat besar artinya, sebab sangat mendalam
kesannya.Betapa tidak, karena melahirkan berarti mengadakan yang
sebelumnya belumada. Begitu pula dengan persalinan berarti melahiran anak
yang telah lama ditunggu kedatangannya.
Berdasarkan uraian diatas maka diperlukan bimbingan atau bantuan
terhadap ibuuntuk mencapai penerimaan diri dalam menghadapi persalinan.
Sedangkanpersiapan yang dimaksud adalah segala usaha yang ditujukan untuk
kesiapan ibudalam menghadapi persalinan.
Disusun Oleh:
Cindy Elfira
NIM. P07224317010
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, ibu dapat memahami tentang teknik
menyusui yang benar.
B. Materi
Terlampir
C. Metode
Ceramah dan tanya jawab
D. Media
Leaflet
E. Pelaksanaan
NO WAKTU KEGIATAN RESPON KLIEN
1 2 menit Pembukaan
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Kelengkapan media ; tersedia dan siap digunakan
b) Pelaksana siap melakukan penkes
2. Evaluasi Proses
a) Sasaran mengikuti penyuluhan sesuai waktu
b) Sasaran aktif dalam penkes
c) Sasaran mampu menjawab pertanyaan
d) Pelaksana menyajikan semua materi secara lengkap
3. Evaluasi Hasil
Setelah diberikan penyuluhan tentang Cara menyusui yang benari, klien
mampu :
a) Menjelaskan pengertian cara menyusui yang benar
b) Menjelaskan persiapan dalam memperlancar asi
c) Menyebutkan posisi dan perlekatan menyusui
d) Menyebutkan langkah-langkah menyusui yang benar
e) Menyebutkan cara pengamatan teknik menyusui yang benar
f) Teknik melepaskan hisapan bayi
g) Cara menyendawakan bayi setelah minum ASI
MATERI PENYULUHAN
1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang
lepas tidak menumpuk.
2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk
memudahkan isapan bayi.
3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau
dengan jalan operasi.
Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu
pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi kaki
diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola
bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar
(penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan
kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi
sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan
menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya
masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui
pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu
produksi ASI. Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka
sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan
kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar
produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan
payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu
menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak
terlalu ketat.
ASI EKSKLUSIF
Disusun Oleh:
CINDY ELFIRA
NIM P07224317010
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
1. Peserta Penyuluhan :
D. Materi
Terlampir
E. Metode
1.Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media
Leafleat
G. Kegiatan Belajar Mengajar
- Menyampaikan topik
dan tujuan yang akan
dicapai
- Menjelaskan - Mendengarkan
pengertian ASI
Eksklusif
- Menjelaskan - Memperhatikan
mengenai kerugian
tidak memberikan ASI
Eksklusif
- Memberi reward
positif pada peserta.
ASI EKSKLUSIF
ASI eksklusif adalah pemberian air susu Ibu (ASI saja) tanpa makanan atau
minuman tambahan Bayi.
a. Bagi Ibu
1. Menjarangkan kehamilan
b. Bagi Bayi
2. Sistem ekskresi bagi Bayi lahir sampai dengan 6 bulan belum sempurna,
sehingga bila diberi makanan dengan kosmolaritas yang tinggi (seperti susu
formula/buah buahan) akan memberatkan fungsi ginjal.
- Berikan ASI setiap kali bayi lapar, tidak perlu menjamkan pemberian ASI
Makin sering bayi menghisap makin banyak pula ASI yang dikeluarkan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DISUSUN OLEH :
CINDY ELFIRA
NIM P07224317010
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
C. Media
Media yang digunakan untuk penyuluhan adalah Leaflet
D. Metode
Metode yang digunakan untuk penyuluhan, yaitu:
1. Ceramah
2. Diskusi
E. Pelaksanaan
Kegiatan Media yang
No Acara Waktu
Penyuluhan Digunakan
- Salam
- Pembukaan -
1. Pembukaan 5 Menit
- Doa
- Ceramah
- Diskusi
2. Penyampaian Materi 15 Menit Leaflet
- Evaluasi
- Salam
-
3. Penutup 10 Menit - Doa
F. Materi
Terlampir
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Komitmen terhadap kontrak.
b. Waktu, tempat, dan peserta.
c. Kontrak waktu dan tempat 1 hari sebelumnya.
d. Ketersediaan fungsi, alat, bahan dan media promosi kesehatan sesuai
dengan yang dibutuhkan.
2. Evaluasi Proses
a. Tim promosi kesehatan mampu memberikan informasi dengan jelas
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
b. Pasien, keluarga dan masyarakat mendengarkan dan berpartisipasi
aktif sampai akhir kegiatan.
c. Tidak terdapatnya distraksi yang menganggu proses penerimaan
materi, pasien dan keluarga dapat mengikuti dan mempertahankan
materi.
3. Evaluasi Hasil Akhir
a. Mengetahui pengertian nutrisi ibu pascapartum.
b. Mengetahui tujuan mengonsumsi makanan nutrisi.
c. Mengetahui jenis makanan yang bernutrisi.
d. Mengetahui menu makanan setiap hari.
e. Mengaplikasikan mengonsumsi makanan bernutrisi.
MATERI
NUTRISI IBU POST PARTUM
1. Pengertian
Nutrisi atau disebut juga zat gizi adalah zat dalam makanan yang
dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
sesuai dengan fungsinya.
Masa Nifas atau postpartum adalah masa sesudah seorang ibu melalui
persalinan, masa perubahan, pemulihan, penyembuhan, dan pengembalian alat-
alat kandungan. Proses masa nifas berkisar antara 6 minggu atau 40 hari
(Jenny, 2006).
Jadi makanan ibu postpartum adalah makanan yang mengandung gizi
seimbang.
2. Tujuan
a. Untuk mempercepat kesembuhan ibu terutama kesembuhan alat
reproduksinya.
b. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ibu, agar dapat memenuhi
kebutuhan bayinya.
c. Untuk mencegah terjadinya penyakit anemia malnutrisi pada ibu
postpartum.
d. Untuk menunjang tumbuh kembang bayi.
e. Untuk memproduksi ASI yang banyak
KELUARGA BERENCANA
Disusun Oleh:
CINDY ELFIRA
(P07224317010)
2021
Satuan Acara Penyuluhan
(SAP)
C. Materi
Terlampir
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan Tanya Jawab
E. Media
Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
Efek samping KB
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Kelengkapan media ; tersedia dan siap digunakan
b) Pelaksana siap melakukan penkes
2. Evaluasi Proses
a) Sasaran mengikuti penyuluhan sesuai waktu
b) Sasaran aktif dalam penkes
c) Sasaran mampu menjawab pertanyaan
d) Pelaksana menyajikan semua materi secara lengkap
3. Evaluasi Hasil
Setelah diberikan penyuluhan tentang KB klien mampu :
a) Menjelaskan pengertian KB dengan bahasa sendiri
b) Menyebutkan jenis-jenis KB kembali dengan bahasanya sendiri
c) Menjelaskan kembali minimal 3 efek samping KB dari masing-masing
jenis KB
MATERI
A. PENGERTIAN KB
KB adalah suatu, usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan
memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan
kehamilan serta tidak melawan hukum dan norma Pancasila
B. JENIS-JENIS KB
1. Pil KB
Pengertian
Pil KB adalah kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dengan cara
menelan pil setiap hari secara teratur.
Efek samping
Efek samping yang paling umum terjadi adalah :
a) Mual (perut mual)
b) Bercak atau flek diantara masa haid
c) Sakit kepala ringan
d) Payudara nyeri
e) Berat badan sedikit naik atau turun
2. Suntik
Pengertian
Kontrasepsi Suntikan Kombinasi
Yaitu jenis suntikan kombinasi yang diberikan 1 bulan sekali dan 3
bulan sekali
Efek samping
a) Sangat Umum
1) Perubahan haid bulanan
2) Mual-mual
3) Flek atau bercak diantara masa haid
4) Sakit kepala Ringan
5) Nyeri payudara
b) Umum
Berat badan naik
c) Tidak Umum
1) Sakit kepala ringan
2) Nyeri Payudara
3) Suasana hati berubah
4) Mual-mual
5) Rambut rontok
6) Gairah seksual menurun
7) Jerawat
4. Implan (Susuk)
Pengertian : Alat kontrasepsi yang diletakkan dibawah kulit lengan atas
Efek Samping
a) Sangat Umum : Bercak atau haid ringan
b) Umum
1) Haid tidak teratur
2) Tidak mendapat haid
c) Jarang
1) Sakit kepala
2) Ovarium membesar
3) Nyeri payudara
4) Gelisah
5) Mual-mual
5. Kondom
Pengertian
Kondom merupakan selubung atau sarung yang terbuat dari bahan
bisa lateks/karet atau plastik/vinil atau bahan alami (produksi hewani)
yang dipakai pada penis saat hubungan seksual.
Keterbatasan
a) Efektifitas tidak terlalu tinggi
b) Cara pengunaan sangat menpengaruhi keberhasilan kontrasepsi
c) Agak menganggu hubungan seksual
d) Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk
mempertahankan ereksi
e) Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
f) Beberapa klien malu membeli kondom di tempat umum
g) Pembuangan kndom bekas mungkin menimbulkan masalah limbah
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Disusun Oleh :
CINDY ELFIRA
NIM P07224317010
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
C. Analisa Situasi
3. Peserta Penyuluhan :
a. Peserta siap mengikuti penyuluhan kesehatan dari mahasiswa.
b. Peserta terlihat antusias dalam mengikuti penyuluhan
c. Penyuluhan dikatakan berhasil apabila saat dievaluasi peserta mampu
mengulang kembali penjelasan yang diberikan oleh mahasiswa yang
menyuluh.
4. Penyuluh yaitu mahasiswa Poltekkes Samarinda
a. Mahasiswa menguasai materi yang akan disampaikan.
b. Mahasiswa mampu membuat suasana menarik saat penyuluhan
berlangsung.
D. Materi
Terlampir
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media
Leafleat
G. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 2 menit Pembukaan Menjawab salam,
a. Mengucapkan salam dan mendengarkan dengan
terima kasih atas kedatangan seksama
para peserta.
b. Memperkenalkan diri
2 5 menit Pelaksanaan Kegiatan Mendengarkan dan
Penyuluhan memperhatikan
a.Menyampaikan materi tentang
tanda bahaya pada bayi
b. Menjelaskan tujuan mengetahui
tanda bahaya pada bayi
c. Menjelaskan apa saja tanda
bahaya pada bayi
d. Memberitahu tindakan yang
dilakukan jika terdapat salah
satu tanda bahaya pada bayi
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta berada di tempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Klinik Aminah Amin
Rianta 1
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil
Setelah diberikan penyuluhan, peserta mampu :
a. Peserta dapat memahami pengertian tanda bahaya pada bayi
b. Peserta dapat memahami tujuan mengetahui tanda bahaya pada bayi
c. Peserta dapat memahami apa saja tanda bahaya pada bayi
d. Peserta dapat mengetahui tindakan yang dilakukan jika terdapat salah
satu tanda bahaya pada bayi
e. Peserta dapat memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tanda
bahaya pada bayi
MATERI
TANDA BAHAYA PADA BAYI
IMUNISASI
DISUSUN OLEH :
CINDY ELFIRA
NIM P07224317010
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )
Topik : Imunisasi
C. Analisa Situasi
1. Peserta penyuluhan adalah ibu postpartum
a. Peserta siap mengikuti penyuluhan kesehatan dari mahasiswa
b. Peserta sangat antusias dalam mengikuti penyuluhan terbukti dengan
adanya beberapa pertanyaan yang disampaikan.
c. Penyuluhan dikatakan berhasil karena saat dievaluasi peserta mampu
mengulang kembali penjelasan yang diberikan oleh mahasiswa yang
menyuluh.
2. Penyuluh Mahasiswa Politeknik Kesehatan Samarinda Jurusan Kebidanan
a. Mahasiswa menguasai materi yang disampaikan.
b. Mahasiswa mampu membuat suasana menarik saat penyuluhan
berlangsung.
D. Materi
Terlampir
E. Metode
1. Ceramah dan Diskusi
F. Media
1. Leaflet
IMUNISASI
A. Pengertian
Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan suatu terhadap
suatu penyakit dengan cara memasukan kuman / virus yang telah dilemahkan/
dimatikan ke dalam tubuh.
B. Manfaat Imunisasi
- BCG
Akan timbul bengkak pada tempat penyuntikan, berwarna merah,
kemudan timbul nanah dan menjadi luka lalu kering yang kemudian
menyebabkan bekas parut ( bekas ini sebagai tanda anak telah mendapat
vaksin.
- DPT
Dapat timbul demam, nyeri, bengkak pada tempat penyuntikan
- Polio
Jarang / hampir tidak ada keluhan, terkadang hanya diare ringan dan
sangat jarang terjadi
- Campak
Demam, diare, kulit kemerahan, mata merah
- Hepatitis
Nyeri di tempat penyuntikan, demam ringan, lesu, perasaan tidak enak
diperut.
KUNJUNGAN ANC
DOKUMENTASI
PERSALINAN
DOKUMENTASI