PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN BALIKPAPAN TAHUN AJARAN 2022/2023 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam bahasan ini, kita akan mempelajari tentang Berfikir Kritis dalam Kebidanan. Setelah mempelajari materi ini, Anda diharapkan dapat melaksanakan praktik kebidanan berdasarkan prinsip Berfikir Kritis (critical thinking). Setelah mempelajari materi ini, secara umum Anda diharapkan dapat menerapkan berfikir kritis dalam pelaksanaan asuhan kebidanan. Penerapan Critical Thinking dalam Kebidanan yaitu memperkenalkan bidan dengan hal-hal yang baru terbukti sangat penting dalam upaya meningkatkan kapabilitas bidan, termasuk upaya berfikir kritis. Mengubah cara pandang bidan yang dituntut mengikuti perkembangan zaman membutuhkan upaya yang kuat dari para pemimpin di dalam organisasi profesi bidan, institusi Pendidikan, maupun pengguana (dalam hal ini adalah institusi Kesehatan dari tingkat dasar sampai rujukan serta pasien/ klien). Berfikir kritis kadang-kadang dapat menjadi proses yang rumit dan membutuhkan sumber ilmiah yang sistematik dan pemikiran kritis yang kadang membingungkan. Namun, dalam pelayanan asuhan kebidanan, proses berfikir kritis merupakan dasar dalam penerapan manajemen asuhan kebidanan, sehingga sangat penting dikuasai sebagai landasan dalam pengambilan keputusan klinis.
B. Tujuan Untuk mengetahui hambatan-hambatan penerapan critical thinking dalam kebidanan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hambatan-hambatan Penerapan Critical Thinking dalam
Kebidanan Dalam pelayanan atau intervensi yang diberikan kepada pasien saat ini menuntut adanya pendekatan berbasis bukti terbaik/ evidence best practice (EBP). Tuntutan tersebut memberi penekanan bagi semua klinisi yang berada pada tatanan system Kesehatan untuk membuat keputusan berbasis bukti ilmiah terbaik yang tersedia. Kurangnya hasil penelitian dalam skala besar, khususnya di bidang kebidanan, menyebabkan terbatasnya pertumbuhan dan perkembangan baru bagi profesi bidan. Hal ini tentunya mengurangi kualitas pelayanan sampai outcome atau dampak dari hasil layanan, sperti komplikasi maupun angka kesakitan dan kematian yang lebih tinggi (Lestari, 2021). Terdapat beberapa kelemahan dari bidan selaku pemberi asuhan kebidanan. Kelemahan tersebut terkait dengan kemampuan menggali data secara terfokus, termasuk kurangnya kemampuan bertanya atau berkomunikasi dengan pasien. Hal tersebut berkaitan juga dengan rendahnya kemampuan untuk memetakan data-data yang digunakan dalam penelitian, khususnya strategi mengkomunikasikan pertnyaan penelitian pada saat Menyusun atau mengembangkan protocol penelitian (Lestari, 2021). Terdapat empat komponen yang terjadi rujukan dalam rangka membantu bidan memberikan asuhan yang holistic, yaitu: 1. Identifikasi klien secara jelas/ kelompok atau kondisinya Dalam asuhan kebidanan, identifikasi masalah merupakan diagnosis kasus. Diagnosis dapat ditegakkan dengan baik apabila pengumpulan data subjektif dan objektif dilakukan secara benar dan menyeluruh. 2. Intervensi atau isu berupa uji diagnostic serta pilihan perawatan Memilah berbagai data-rencana Tindakan yang sesuai dengan kondisi atau prioritas masalah pasien yang mengalami komplikasi atau mengarah kepada kondisi kegawatdaruratan. 3. Garis dasar atau titik pembanding Data dan fakta tentang kondisi klien yang mana dapat mengarahkan pada satu kondisi tertentu, apakah kondisi normal atau tidak dan mengarah pada kondisi kegawatdaruratan atau tidak. 4. Luaran atau hasil asuhan. Melakukan evaluasi hasil. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan metode yang digunakan, sehingga dapat diaplikasikan pada banyak kasus (Lestari, 2021)
B. Langkah-langkah berfikir kritis yang disarankan
Dalam menerapkan berfikir kritis, diperlukan pengetahuan yang cukup akan kasus yang dihadapai, pengalaman di lapangan (clinical experience), dan lakukan penilaian akhir dengan menggunakan akal sehat. Adapun langkah-langkah berfikir kritis yang disarankan dalam Elmansy (2016) adalah sebagai berikut: 1. Knowledge. Langkah pertama adalah mengelola sumber informasi yang sesuai sebagai dasar pengetahuan dalam pengambilan keputusan dalam berfikir kritis. 2. Comprehension. Pada langkah ini disampaikan alasan ilmiah yang terstruktur sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, dengan memahami apa yang dibaca, didengar atau dilihat secara komprehensif. 3. Aplication. Mengetahui penerapan yang akan dilaksanakan secara komprehensif, dengan mempertimbangkan bukti-bukti ilmiah yang telah didapat sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. 4. Analize. Menganalisis masalah dengan membaginya menjadi sub-sub masalah dan mempelajarinya per bagian. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi asumsi-asumsi yang mungkin muncul dari bukti- bukti ilmiah yang telah didapat untuk dilakukan analisis kritis. 5. Synthesis. Melakukan sintesis dengan mengkombinasikan analisis- analisis yang telah dibuat ke dalam bentuk teori baru, dilakukan dengan mengevaluasi pendapat-pendapat yang tersedia dalam bukti- bukti ilmiah yang didapat. 6. Take action. Menyimpulkan beberapa pendapat-pendapat yang telah dievaluasi (langkah 5) dengan mempertimbangkan beberapa hal prinsip yang berkaitan dengan masalah yang tengah dibahas dengan menggunakan kalimat sendiri yang mudah dipahami. Pada langkah terakhir ini, membangun evaluasi tentang masalah yang dapat diterapkan. BAB III KESIMPULAN
Metode berpikir kritis dapat diadopsi untuk menggantikan emosi dan
bias teliti ketika mencoba berpikir tentang suatu situasi atau masalah. Waktu untuk mengadopsi pemikiran kritis bervariasi berdasarkan masalah, mungkin perlu beberapa menit hingga beberapa hari. Keuntungan menggunakan metode berfikir kritis adalah memberikan kontribusi untuk memperluas perspektif kita tentang situasi dan memperluas kemungkinan pemikiran kita. Namun, langkah-langkah ini harus diterjemahkan ke dalam rencana tindakan yang memastikan bahwa resolusi yang diputuskan dicapai dengan baik dan terintegrasi antara semua cabang ilmu yang terkait dan sistem yang terlibat (Kostania, 2020) DAFTAR PUSTAKA
Kostania, G. (2020, Juni 23). Oshigita's. Retrieved from Berfikir Kritis
(Critical Thinking) dalam Kebidanan: https://oshigita.id/berfikir- kritis-critical-thinking-dalam-kebidanan/ Lestari, G. A. (2021, Jul 14). id.scribd.com. Retrieved from Critical Thinking: https://id.scribd.com/document/515681215/critical- thinking
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti