Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR

BERFIKIR KRITIS
DALAM ASUHAN
KEBIDANAN

Nova Rati Lova.,S.Tr.Keb.,M.keb


Issue terkini tentang berfikir
kritis dalam Asuhan Kebidanan

Interpretasi atau interperensi


berfikir kritis dalam Asuhan
Kebidanan
TOPIK Kemampuan berfikir kritis
dalam Asuhan Kebidanan
Membaca secara kritis buku-
buku refferensi kesehatan dan
kebidanan
Tugas kelompok merangkum
tentang Konsep dasar berfikir kritis
dalam Asuhan Kebidanan dengan
berbagai metode ragam ilmiah
bahasa Indonesia
Issue terkini tentang berfikir kritis
dalam Asuhan Kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu


proses pemecahan masalah dalam kasus
kebidanan yang dilakukan secara sistematis.
Sebagai seorang profesi bidan harus
memanfaatkan kompetensinya, sumber daya
pikirnya untuk berpikir kritis agar menegakkan
suatu diagnosa kebidanan yang tepat sehingga
tercapai pengambilan keputusan dan
menghasilkan asuhan yang bermutu

20XX presentation title 3


Woman Center Care adalah asuhan yang berpusat pada wanita.
Dalam pelaksanaan asuhan ini wanita dipandang sebagai manusia
secara utuh ( holistik) yang mempunyai hak pilih untuk
memelihara kesehatan repsoduksinya. Upaya yang dilaukan woman
center care adalah adanya
kontinuitas ( kesinambungan)
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan wanita di indonesia dalam pemberian asuhan yang
antara lain sebagai berikut : meliputi asuhan yang
berkelanjutan  ( berfokus pada
1. Status wanita dalam masyarakat masih rendah
2. Kesehatan reproduksi, dimana sseorang wanita
ibu ) dan pemberian asuhan
mengalami hamil, melahirkan serta ifas yang beresiko yang berkelanjutan(konsep
menyebabkan kematian. pelayanan kebidana yang
3. Ketidak mampuan wanita untuk memelihara
kesehatannya sendiri akibat pendidikan yang rendah.
terorganisasi ).
4. Kurangnya modal ( ekonomi ) dalam upaya pemeliharaan
Kesehatan
5. Sosial budaya, ekonomi, pelayanan kesehatan tidak
terjangkau, pengetahuan yang rendah.

20XX presentation title 4


Berfikir kritis kadang-kadang dapat menjadi proses yang rumit dan membutuhkan
sumber ilmiah yang sistematik dan pemikiran kritis yang kadang membingungkan.
Namun, dalam pelayanan asuhan kebidanan, proses berfikir kritis merupakan dasar
dalam penerapan manajemen asuhan kebidanan, sehingga sangat penting dikuasai
sebagai landasan dalam pengambilan keputusan klinis.

Proses berfikir kritis bertujuan untuk:


1. Merumuskan masalah dengan jelas dan tepat.
2. Mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan.
3. Berpikir terbuka dalam sistem pemikiran.
4. Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dalam
mencari tahu solusi untuk masalah yang kompleks.
Adapun untuk mengembangkan proses berfikir kritis, diperlukan keterampilan dalam hal: analisis, reasoning, evaluating, desision
making, dan problem solving. Dalam penerapan asuhan kebidanan, penerapan berfikir kritis ditujukan agar mahasiswa dapat
melakukan pemecahan masalah (problem solving) yang mungkin dijumpai dalam kasus-kasus kebidanan yang dijumpai di
lapangan. Untuk dapat melakukan pemecahan masalah sesuai dengan prinsip berfikir kritis, maka perhatikan langkah-langkah
berikut:

1. Lakukan identifikasi masalah. Dalam asuhan kebidanan, identifikasi masalah merupakan diagnosis kasus. Diagnosis dapat
ditegakkan dengan baik apabila pengumpulan data subjektif dan objektif dilakukan secara benar dan menyeluruh.
2. Mengeksplorasi informasi dan membangun ide. Eksplorasi informasi berarti mengumpulkan dasar/bukti ilmiah yang
relevan sebagai bahan rujukan dalam penatalaksanaan kasus. Sedangkan membangun ide adalah mengambil kemungkinan-
kemungkinan keputusan klinik berdasarkan bukti ilmiah/ referensi terbaik dan berdasarkan standar prosedur yang berlaku.
3. Memilih ide terbaik. Dalam tahapan ini, kita dapat salah satu keputusan klinik yang telah kita bangun (berdasarkan kajian
ilmiah) guna mendukung asuhan yang evidence based.
4. Uji coba keputusan klinik. Pada tahapan ini, solusi yang ditawarkan sebelumnya, kita uji coba pada pasien berdasarkan
prinsip-prinsip etika yang berlaku.
5. Langkah terakhir adalah melakukan evaluasi hasil. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan metode yang
digunakan, sehingga dapat diaplikasikan pada banyak kasus.
Dalam mengimplementasikan berfikir kritis, perlu diperhatikan beberapa kunci
pokok sebagai berikut:

1. Setiap menjumpai masalah klinis, kita berhenti sejenak dari aktivitas untuk sejenak berfikir
tentang keilmiahan kasus tersebut.
2. Kemudian kita bangun asumsi-asumsi yang mungkin dari aksus tersebut, meliputi:
kemungkinan penyebab, kemungkinan diagnosis, kemungkinan asuhan yang dapat
diberikan, kemungkinan respon klien dan kemungkinan komplikasi yang dapat timbul.
3. Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi informasi-informasi yang telah kita dapatkan
sebagai dasar pemecahan masalah.
4. Langkah berikutnya adalah menyusun kesimpulan sebagai bekal pada langkah terakhir.
5. Terakhir, kita susun rencana tindakan berdasarkan kesimpulan yang telah kita buat.
Dalam menerapkan berfikir kritis, diperlukan pengetahuan yang cukup akan kasus
yang dihadapai, pengalaman di lapangan (clinical experience), dan lakukan
penilaian akhir dengan menggunakan akal sehat. Adapun langkah-langkah berfikir
kritis yang disarikan dalam Elmansy (2016) adalah sebagai berikut:

Knowledge. Langkah pertama adalah mengelola sumber informasi yang sesuai


sebagai dasar pengetahuan dalam pengambilan keputusan dalam berfikir kritis.
Langkah ini mengidentifikasi argumen atau masalah yang perlu diselesaikan.
Pertanyaan harus diajukan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang
masalah tersebut. Dalam beberapa kasus, tidak ada masalah aktual, sehingga tidak
perlu menggunakan langkah selanjutnya dalam langkah-langkah model berpikir
kritis. Pertanyaan-pertanyaan dalam tahap ini harus terbuka untuk memungkinkan
kesempatan untuk membahas dan mengeksplorasi alasan utama. Pada tahap ini, dua
pertanyaan utama yang perlu diajukan: Apa masalahnya? Dan mengapa kita harus
menyelesaikannya?
Comprehension. Pada langkah ini Aplication. Mengetahui penerapan yang akan
disampaikan alasan ilmiah yang terstruktur dilaksanakan secara komprehensif, dengan
sebagai dasar dalam pengambilan mempertimbangkan bukti-bukti ilmiah yang
keputusan, dengan memahami apa yang telah didapat sebagai dasar dalam pengambilan
dibaca, didengar atau dilihat secara keputusan. Langkah ini melanjutkan langkah
komprehensif. Setelah masalah sebelumnya untuk melengkapi pemahaman
teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah tentang berbagai fakta dan sumber daya yang
memahami situasi dan fakta-fakta yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah
sesuai. Data dikumpulkan berdasarkan dengan membangun hubungan antara informasi
permasalahannya menggunakan salah satu dan sumber daya. Peta pikiran dapat digunakan
metode penelitian yang dapat diadopsi untuk menganalisis situasi, membangun
tergantung pada masalah, jenis data yang hubungan antaranya dan masalah inti, dan
tersedia, dan batas waktu yang diperlukan menentukan cara terbaik untuk langkah
untuk menyelesaikannya. selanjutnya.
Analize. Menganalisis masalah dengan
membaginya menjadi sub-sub masalah
dan mempelajarinya per bagian. Hal ini Synthesis. Melakukan sintesis dengan
dilakukan dengan mengidentifikasi mengkombinasikan analisis-analisis
asumsi-asumsi yang mungkin muncul yang telah dibuat ke dalam bentuk teori
dari bukti-bukti ilmiah yang telah baru, dilakukan dengan mengevaluasi
didapat untuk dilakukan analisis kritis. pendapat-pendapat yang tersedia dalam
bukti-bukti ilmiah yang didapat. 
Take action. Menyimpulkan
beberapa pendapat-pendapat yang
telah dievaluasi (langkah 5) dengan
mempertimbangkan beberapa hal
prinsip yang berkaitan dengan
masalah yang tengah dibahas
dengan menggunakan kalimat
sendiri yang mudah dipahami
Metode berpikir kritis dapat diadopsi untuk menggantikan emosi dan bias
teliti ketika mencoba berpikir tentang suatu situasi atau masalah.

20XX presentation title 11


20XX presentation title 12
thank you
mirjam nilsson
mirjam@contoso.com
www.contoso.com

Anda mungkin juga menyukai