Benteng Durstede
Perang Saparua di Ambon
Perlawanan kaum
Padri dengan sasaran
utama Belanda meletus
tahun 1821.
Kaum Padri dipimpin
Tuanku Imam Bonjol (M
Syahab), Tuanku nan
Cerdik, Tuanku Tambusai,
dan Tuanku nan Alahan.
Perang Paderi di Sumatra Barat (1821-1838)
Bonjol adalah sebuah kecamatan di
kabupaten Pasaman, provinsi
Sumatra Barat, Indonesia. Bonjol
terkenal karena dilintasi oleh garis
khatulistiwa dan juga merupakan
tempat kelahiran pahlawan nasional
Tuanku Imam Bonjol.
Belanda memanfaatkan
perselisihan tersebut
dengan mendukung
kaum adat yang
posisinya sudah terjepit
Perang Paderi di Sumatra Barat (1821-1838)
Tuanku Imam
Bonjol ditangkap,
kemudian diasingkan
ke Priangan,
kemudian ke
Ambon, dan terakhir
di Manado hingga Makam Tuanku Imam Bonjol di
Manado
wafat tahun 1864.
Perang Diponegoro
(1825-1830)
Perlawanan Pangeran
Diponegoro tidak lepas dari
kegelisahan dan penderitaan
rakyat akibat penindasan
yang dilakukan pemerintah
Hindia Belanda.
Campur tangan pemerintah
Hindia Belanda dalam
urusan Keraton Yogyakarta
Perang Diponegoro
(1825-1830)
Saat pembangunan jalan baru Belanda bersama
dengan patih Danureja memasang patok-patok
di tanah pemakaman leluhur pangeran
Diponegoro.
Tanggal 20 Juli 1925 perang pun tidak bisa
dihindarkan.
Belanda menerapkan siasat benteng Stelsel
untuk mempersempit gerakan Pangeran
Diponegoro.
Perang Diponegoro
(1825-1830)
Perang Diponegoro
(1825-1830)
Pada bulan Maret 1830,
Diponegoro bersedia mengadakan
perundingan dengan Belanda di
Magelang, Jawa Tengah.
Perundingan tersebut hanya sebagai
jalan tipu muslihat karena ternyata
Diponegoro ditangkap dan
diasingkan ke Manado, kemudian
ke Makassar hingga wafat tahun
1855.
Perang Aceh