Anda di halaman 1dari 15

HALUSINASI INDERA PENCIUMAN

Oleh :
✓Elti Paseno
✓Grace Raki
✓Iga Fiolanita
✓Bernesi
✓Riska Kamessa
✓Ktiztina Tira
Pengertian Halusinasi

Halusinasi merupakan keadaan seseorang mengalami perubahan


dalam pola dan jumlah stimulasi yang diprakarsai secara internal
atau eksternal di sekitar dengan pengurangan, berlebihan, distorsi,
atau kelainan berespon terhadap setiap stimulus (Pardede, Keliat &
Yulia, 2015). Halusinasi merupakan persepsi yang salah mengenai
suatu objek, gambaran dan pikiran yang terjadi tanpa adanya
rangsang dari luar pada semua sistem pengindraan yang dapat
dirasakan oleh klien namun tidak dapat dibuktikan secara nyata
(Putri, 2021).
Faktor Terjadinya Halusinasi

Psikopatologi dari halusinasi yang pasti belum diketahui. Banyak


teori yang diajukan yang menekankan pentingnya faktor-faktor
psikologik, fisiologik dan lain-lain. Ada yang mengatakan bahwa
dalam keadaan terjaga yang normal otak dibombardir oleh aliran
stimulus yang datang dari dalam tubuh ataupun dari luar tubuh.Input ini akan menginhibisi
persepsi yang lebih dari munculnya ke
alam sadar. Bila input ini dilemahkan atau tidak ada sama sekali
seperti yang kita jumpai pada keadaan normal atau patologis, maka
materi-materi yang ada dalam unconsicisus atau preconscius bisa
dilepaskan dalam bentuk halusinasi.
Menurut Pardede, et al (2021) Gangguan sensori persepsi:
halusinasi terdiri dari dua faktor penyebab yaitu faktor predisposisi
dan faktor presipitasi.

1. Faktor Predisposisi

a. Faktor genetis
Secara genetis, skizofrenia diturunkan melalui kromosom-kromosom tertentu. Namun
demikian, kromosom ke berapa yang menjadi faktor penentu gangguan ini sampai sekarang
masih dalam tahap penelitian. Anak kembar identik memiliki kemungkinan mengalami
skizofrenia sebesar 50% jika salah satunya mengalami skizofrenia, sementara jika dizigote,
peluangnya sebesar 15%. Seorang anak yang salah satu orang tuanya mengalami skizofrenia
berpeluang 15%
mengalami skizofrenia, sementara bila kedua orang tuanya
skizofrenia maka peluangnya menjadi 35%.
b. Faktor neurobiologis
Klien skizofrenia mengalami penurunan volume dan fungsi
otak yang abnormal. Neurotransmitter juga ditemukan tidak
normal, khususnya dopamin, serotonin, dan glutamat.

1) Studi neurotransmitter
Skizofrenia diduga juga disebabkan oleh adanya
ketidakseimbangan neurotransmitter. Dopamin berlebihan,
tidak seimbang dengan kadar serotonin.

2) Teori virus
Paparan virus influenza pada trimester ketiga kehamilan dapat menjadi faktor predisposisi skizofrenia.

3) Psikologis
Beberapa kondisi psikologis yang menjadi faktor
predisposisi skizofrenia antara lain anak yang diperlakukan
oleh ibu yang pencemas, terlalu melindungi, dingin, dan tak
berperasaan, sementara ayah yang mengambil jarak dengan
anaknya.
2. Faktor Presipitasi

1) Berlebihannya proses informasi pada sistem saraf yang


menerima dan memproses informasi di thalamus dan frontal otak.
2) Mekanisme penghantaran listrik di syaraf terganggu.
3) Kondisi kesehatan, meliputi : nutrisi kurang, kurang tidur,
ketidakseimbangan irama sirkadian, kelelahan, infeksi, obat-obat
sistem syaraf pusat, kurangnya latihan, hambatan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan.
4) Lingkungan, meliputi : lingkungan yang memusuhi, krisis
masalah di rumah tangga, kehilangan kebebasan hidup,
perubahan kebiasaan hidup, pola aktivitas sehari-hari,
kesukaran dalam hubungan dengan orang lain
Pengertian Halusinasi Penciuman

Phantosmia adalah kondisi halusinasi penciuman, ditandai dengan


indera penciuman merasakan bau sesuatu yang sebenarnya tidak
bisa dicium oleh siapa pun karena tidak adanya sumber bau itu
berasal.Jenis baunya oleh indera penciuman beragam variasi, dari
bau yang hampir membuat sakit hingga aroma yang sangat
menyenangkan.
Jenis Halusinasi Penciuman

Membau-bauan seperti bau darah,


urine, feses, parfum, atau
bau lainnya. Ini terjadi pada seseorang
pasca stroke, kejang
atau demensia.
ASUHAN KEPERAWATAN

Hari : Kamis, 24 Aprial 2020


Sp/DX : 1/Gangguan persepsi Sensori: Halusinasi Penciuman
Nama Klien : Nn. W

A.Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjek
°Klien mengatakan mencium laki-laki
°Klien itu mengatakan bau itu selalu datang
Data Objektif
°Klien tampak mulai gelisah
°Klien tampak mengarahkan wajahnya ke satu tempat

2. Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori: Halusinasi Penciuman

3. Tujuan Tindakan Keperawatan


Pasien mampu:
a.membina hubungan saling percaya
b.Mengenal Halusinasi dan mengontrol Halusinasi dengan menghardik
c.Mengontrol halusinasi dengan enam benar Minum obat
d.Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
e.Mengontrol halusinasi dengan aktivitas sehari-hari
4. Tindakan Keperawatan
a. membina hubungan saling percaya
b. Membantu pasien menyadari gangguan Sensori persepsi Halusinasi
c.Melatih pasien mengontrol halusinasi

Stategi Pelaksanaan :Enam benar minum obat


Hari : Jumat, 25 April 2020
Sp/DX : 2/Gangguan persepsi Sensori: Halusinasi Penciuman
Nama Klien : Nn. W

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Data Subjektif :
- Klien tampak mengarahkan wajahnya ke suatu tempat
- Klien tampak gelisah dan berbicara sendiri
2. Diagnosa keperawatan
gangguan persepsi sensori : Halusinasi penciuman

3. Tujuan Tindakan Keperawatan


a. Pasien mampu mengontrol halusinasi penciuman dengan enam benar
minum obat

4. Tindakan Keperawatan
b. Evaluasi jadwal harian pasien
c. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa
d. Jelaskan akibat bila obat tidak disesuaikan dengan program
e. Jelaskan jika putus obat
f. Jelaskan cara mendapatkan obat
g. Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip enam benar (benar
obat, benar pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis dan
kontiunitas)
STRATEGI PELAKSANAAN : BERCAKAP-CAKAP

Hari : Sabtu, 26 April 2020


Sp/Dx : 3/ Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penciuman
Nama klien : Nn. W

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif
• Klien mengatakan bau laki-laki yang mengejeknya
• Klien mengatakan bau itu timbul Ketika sendiri

Data Objektif
• Klien tampak mengarahkan wajah ke suatu tempat
• Klien tampak gelisah sendiri

2, Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Penciuman

3. Tujuan Tindakan Keperawatan


Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan bercakap-cakap dengan orang lain

4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi ke jadwal harian
b. Melatih proses mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
c. Menganjurkan kepada klien agar memasukkan kegiatan ke jadwal kegiatan klien
STRATEGI PELAKSANAAN ; MELAKUKAN AKTIVITAS SEHARI-HARI

Hari : Minggu, 27 April 2020


Sp/Dx :4/gangguan persepsi sensori : Halusinasi penciuman
Nama klien : Nn. W

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
• Klien mengatakan masih mencium bau laki-laki yang mengejeknya
• Klien mengatakan menciumnya Ketika sendiri
Data objektif
• Klien masih tampak berbicara sendiri
• Klien masih tampak mengarahkan wajah ke suatu tempat

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Penciuman

3. Tujuan Tindakan Keperawatan


a. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan

4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian.
b. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan yang mampu klien lakukan
c. Menganjurkan klien memasukan kegiatan ke jadwal kegiatan sehari-hari klien
THANK YOU :

Anda mungkin juga menyukai