Anda di halaman 1dari 22

Pengarahan Tesis MKT

Program Studi Magister Kedokteran Tropis


Universitas Prima Indonesia
Proses Bimbingan Tesis
Mahasiswa yang telah mendapat SK Pembimbing Tesis dapat melakukan
proses pembimbingan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Penyusunan rancangan tesis dapat dimulai sejak semester tiga
2. Mahasiswa melakukan bimbingan minimal sebanyak delapan (8) kali
dengan rincian bimbingan proposal minimal sebanyak empat
(4) kali dan bimbingan hasil minimal sebanyak dua (2) kali dan
bimbingan ujian akhir sebanyak dua (2) kali.
3. Proses kemajuan bimbingan dimonitor melalui buku bimbingan
tesis.
4. Mahasiswa melakukan pengambilan data setelah mendapat persetujuan
dari pembimbing dan mendapatkan Surat Keterangan Lolos Uji Etik
atau ethical clearence dari Komisi Etik UNPRI.
Tugas Pembimbing
1. Menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan minimal
delapan kali selama proses penulisan tesis berlangsung.
2. Membimbing proses pemilihan topik penelitian.
3. Membimbing proses telaah kepustakaan.
4. Membimbing proses penelitian seperti metode penelitian dan
analisis data.
5. Membimbing teknis penulisan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
6. Melaporkan kepada kaprodi apabila terdapat mahasiswa
bimbingan yang tidak melakukan proses bimbingan minimal satu
bulan.
Tugas Pembimbing
7. Memberikan target penyelesaian penulisan tesis supaya
mahasiswa dapat menyelesaikan tepat waktu.
8. Selama proses pembimbingan, dosen pembimbing dan mahasiswa
tidak diperkenankan menerima dan atau memberikan sesuatu dalam
bentuk uang atau barang apapun dengan maksud tertentu.
9. Dosen pembimbing berhak menghentikan proses bimbingan
apabila mahasiswa tidak dapat menyelesaikan tesisnya selama 2
(dua) semester berturut-turut.
10. Dosen pembimbing berkewajiban menjaga etika profesi
selama proses pembimbingan tesis.
Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi No.
152/ET/2012 dan Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 Tentang
Standar Nasional Perguruan Tinggi

Kewajiban untuk mempublikasikan karya ilmiah:


1. S1 harus ada makalah yang terbit di jurnal ilmiah
2. S2 harus ada makalah yang diterbitkan di jurnal ilmiah nasional
terakreditasi DIKTI atau diterima di jurnal Internasional
3. S3 harus ada makalah yang sudah diterbitkan di jurnal
Internasional bereputasi

Keterangan:
Jurnal Internasional Bereputasi: Terindeks di Scopus, Thomson
Reuters Web of Science, dan Microsoft Academic Search dan memiliki
Imfact Factor dari ISI Web of Science atau Scimago Journal Rank
Publikasi Penelitian (wajib)
• Jurnal Nasional yang terakreditasi SINTA 1
• Jurnal Nasional yang terakreditasi SINTA 2
• Jurnal Internasional tidak bereputasi dan terdapat di dalam list
Scimago
• Jurnal Internasional bereputasi Q-3
• Jurnal Internasional bereputasi Q-4

Mahasiswa wajib mempublikasikan artikel penelitiannya pada


salah satu jurnal di atas.
Contoh kasus: Skenario di ICU rumah sakit
• Tim patient safety RS baru saja melaporkan tingkat decubitus di ICU,
yaitu sebesar 30% dari pasien ICU
• Perawat di ICU mempunyai tingkat stres yang lebih tinggi
dibanding perawat yang bekerja di unit lainnya
• Demikian pula tingkat stres yang dirasakan oleh keluarga pasien yang
dirawat di ICU Masalah decubitus ini juga terjadi di
RS lain
• Kualitatif: Bagaimana bentuk keterlibatan keluarga pasien dalam
pemberian pelayanan di ICU?
• Deskriptif: Bagaimana karakteristik pasien ICU yang mengalami
dekubitus?
• Korelasi-kausatif: Faktor apa yang menyebabkan tingginya
decubitus di ICU? Bagaimana korelasi antara..
• Intervensi: Apakah intervensi X dapat menurunkan kejadian
decubitus di ICU? Apakah intervensi X dapat menurunkan tingkat stres
perawat di ICU?
• Action research: Bagaimana kita dapat menurunkan decubitus tanpa
meningkatkan beban kerja perawat di setting dengan teknologi tinggi di
ICU?
• Studi kasus: Mengapa kejadian decubitus tinggi di unit yang
seharusnya sangat memperhatikan safety dan di rumah sakit yang telah
mempunyai program patient safety?
• Berbagai jenis penelitian dapat memenuhi kriteria sebagai
penelitian tesis, yaitu: penelitian eksperimen, studi analitik, evaluasi
program, studi kasus, analisa kebijakan, demonstrasi penguasaan
atau penciptaan metodologi, studi deskriptif yang bersifat
monumental (misalnya belum pernah dilakukan) dan karya atau
hasil proyek-khusus yang bisa diterima oleh Program Studi.
• Setiap jenis penelitian tersebut memerlukan pendekatan yang
sedikit berbeda dalam hal formulasi pertanyaan penelitian,
pengumpulan dan analisa data.
• Tanpa harus membedakan jenis penelitiannya, mahasiswa yang
sedang meneliti harus menerapkan cara berfikir kritis, analisis
sistematis, dan cara penyajian yang jelas.
Eksperimen
• Penelitian dengan alokasi intervensi secara randomisasi
(randomized controlled trials atau RCT), atau bentuk lainnya
yang menggunakan cara-cara pengendalian secara ketat terhadap
kelompok yang menerima atau tidak menerima intervensi untuk
menguji hipotesis.
• Eksperimen untuk menegakkan adanya hubungan kausalitas (sebab-
akibat) atau menguji keampuhan (efikasi) dan efektifitas suatu
pengobatan, atau intervensi kesehatan masyarakat lainnya (misalnya
efektifitas immunisasi atau skrining).
• Kelayakan melakukan penelitian ini umumnya terkendala oleh
biaya dan waktu yang tersedia bagi mahasiswa untuk selesai pada
waktunya.
Studi Analitik
• Di bidang kesehatan umumnya berupa penelitian dengan desain
kohort (cohort), kasus-kontrol (case-control); atau cara- cara lain
yang mirip dengan desain penelitian ini misalnya hasil survei yang
dianalisa seperti penelitian kasus-kontrol.
• Studi analitik umumnya menggunakan metode kuantitatif dan
dituntun oleh hipotesis yang diajukan oleh peneliti.
• Studi ini biasanya menggunakan metodologi yang telah baku
sehingga lebih jelas dibanding penelitian deskriptif.
• Publikasi hasil penelitian jenis observasional semacam ini telah
dibakukan (STROBE) dalam berbagai publikasi internasional dan
dapat diakses pada alamat web berikut: http://www.strobe-
statement.org/
Evaluasi Program
• Penelitian terstruktur untuk mengkaji apakah suatu program, intervensi,
atau teknik tertentu bersifat efikasius (ampuh) atau efektif dalam mencapai
tujuannya.
• Evaluasi program untuk diterima sebagai tesis harus mengikuti metode
ilmiah yang baku, sehingga harus ditujukan untuk menjawab pertanyaan
atau permasalahan ilmiah yang relevan dalam bidang kesehatan
masyarakat, menggunakan metode pengukuran, dan analisa data serta cara-
cara penulisan ilmiah secara baku.
• Jenis tesis ini bisa menggunakan berbagai sumber data, baik yang
dikumpulkan secara kuantitatif atau kualitatif.
• Analisa efektifitas biaya (cost-effectiveness) dan efektifitas manfaat (cost
benefit) program-program kesehatan masyarakat adalah tergolong dalam
jenis tesis ini.
Studi Kasus
• Studi kasus mengkaji fenomena kontemporer dalam konteks riil;
dimana batasan antara fenomena dan konteks tidak jelas; dan dimana
beberapa sumber bukti dapat digunakan (Yin2003).
• Studi kasus dapat menggunakan cara-cara kuantitatif, kualitatif atau
kombinasi kedua cara tersebut.
• Studi kasus memberikan kesempatan untuk menggali secara mendalam
tentang keberhasilan atau kegagalan program-program kesehatan
masyarakat, tetapi sangat tergantung pada kejelian peneliti dalam hal
menyusun hasil analisa permasalahannya dan nilai akademis dari
jawaban pertanyaan penelitian yang diajukan.
• Studi kasus umumnya memiliki keterbatasan dalam hal aplikasinya pada
populasi secara umum (limited generalizability).
Analisis Kebijakan
• Analisis kebijakan adalah sintesis dan pengumpulan data baru yang
diorganisasi dan distrukturisasi dengan kerangka pikir yang matang
untuk menjawab pertanyaan kebijakan atau menyajikan evaluasi
berupa kelemahan dan kekuatan opsi-opsi kebijakan bagi para
pengambil keputusan.
• Analisis kebijakan biasanya menggunakan berbagai sumber informasi
(misalnya literatur, dokumen, wawancara dan data sekunder) dan
seringkali perlu didukung dengan data kuantitatif sebagai
pendukungnya.
• Analisa kebijakan menempatkan peneliti untuk bertanggung jawab
sepenuhnya dalam mengidentifikasi data, memberikan penjelasan,
mengorganisasi dan menstruktur analisa data.
Penelitian Deskriptif
• Terutama bersifat kualitatif untuk mengukur pola, variabilitas dari
kebutuhan atau masalah, dan mengeksplorasi faktor-faktor yang
berhubungan dengan masalah penelitian yang diajukan. Penelitian
deskriptif tidak sama dengan analisa statistik deskriptif.
• Penelitian deskriptif juga bukan diartikan hanya meneliti suatu
fenomena (menguraikan saja) tanpa harus menggali faktor-faktor yang
menjadi penyebab atau terkait dengan hasil observasinya.
• Penelitian jenis ini biasanya lebih dipandu oleh pertanyaan penelitian
dibanding hipotesis penelitian; dan seringkali sebagai langkah awal untuk
meneliti lebih lanjut yang lebih terarah.
Penelitian Deskriptif
• Petunjuk cara pelaporan tentang penelitian kualitatif dengan
menggunakan wawancara dan diskusi terfokus (COREQ) dapat
diunduh dari alamat berikut:
ttp://intqhc.oxfordjournals.org/content/19/6/349.full.pdf.
• Petunjuk lain dapat dibaca pada artikel berjudul: Qualitative research:
standards, challenges, and guidelines. Review Article. Di majalah The
Lancet, Volume 358, Issue 9280, 11 August 2001, Pages 483-488 ditulis
oleh Kristi Maltreud.
• Jenis penelitian eksperimental meliputi disain eksperimental murni
(randomisasi) atau disain kuasi-eksperimental (tidak dilakukan
randomisasi).
• Jenis penelitian non-eksperimental dapat deskriptif (cross-sectional
survey) ataupun analitik (case-control atau cohort).
• Cresswell (2003) memasukkan studi kasus dibawah pendekatan
kualitatif, namun Yin (2003) menekankan bahwa studi kasus dapat
memadukan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif;
mengelompokkan lebih lanjut jenis studi kasus (explanatory, exploratory,
descriptive); dan menggarisbawahi beberapa disain studi kasus (single,
holistic, multiple-case studies).
• Peneliti yang menggunakan disain yang belum banyak digunakan
dalam konteks kesehatan masyarakat diharapkan menguraikan detail
dari disain yang digunakan dan mencantumkan referensi utama disain
tersebut.
• Kuantitatif: Eksperimental dan Non eksperimental
• Kualitatif: Narratives, Phenomenologies,
Ethnographies, Grounded theory, Studi kasus
• Mixed-Method: Sequential, Concurrent,
Transformative
Contoh Topik Penelitian
• Upaya Peningkatan Kunjungan Rawat Jalan Berdasarkan Analisis
Competitive Advantage Pada Dimensi 4 C (Customer Solution,
Cost To Customer, Convenience, Communication)
• Perencanaan Strategis Sumber Daya Manusia di RSUD X
• Implementasi Kebijakan Promosi Kesehatan Rumah Sakit
(PKRS) di Rumah Sakit X
• Pemetaan Biaya Pelayanan Medis Spesialis Dasar Pada Pasien
BPJS Kesehatan Rawat Inap di RSU X(Studi Kasus INA-CBGs
Kelas III Rawat Inap Di FKRTL Kelas B)
• Analisis Implementasi Clinical Pathway Kasus Stroke
Berdasarkan INA-CBGs
• Sistem Pendukung Keputusan Klinis Untuk Efisiensi Dalam
Pelaksanaan INA-CBGs
• Analisis Kualitas Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Pasien
Menggunakan Pendekatan Lean Servperf (Lean Service dan
Service Performance) (Studi Kasus Rumah Sakit X)
• Prospek Pengembangan Pelayanan Home Care Rumah Sakit
• Evaluasi Implementasi Sistem Electronic Health Record (EHR) di
RS Berdasarkan Metode Analisis Pieces
• Analisis Biaya Terapi Diabetes Mellitus di Rumah Sakit
• Upaya Manajemen Rumah Sakit Dalam Mendukung Kolaborasi
Antara Dokter Umum dan Spesialis di Instalasi Gawat Darurat
• Planning Matrix Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan
Rawat Inap di RS
• Pengukuran Kinerja RS Muhammadiyah Babat Dengan
Menggunakan Metode Performance Prism Dalam Upaya
Menyusun Strategi, Proses dan Kapabilitas RS.
• Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Di
Instalasi Rawat Jalan
• Analisis Efektivitas Biaya Pada Pasien Pasca Stroke
• Implementasi Program Rujuk Balik Pada Pasien DM Tipe 2
• Strategi Integrated Marketing Communication Dalam Rangka
Peningkatan Jumlah Kunjungan Rawat Jalan di RS
• Optimalisasi Pelaksanaan Discharge Planning Secara
Terintegrasi di Ruang Rawat Inap
• Evaluasi Pengukuran Efisiensi Energi di RS
• Kajian Implementasi Program Keselamatan Pasien
Berdasarkan Theory Of Constraints (TOC)
• Evaluasi Mutu Rekam Medis di RS X: Studi Kasus Pada Pasien
Sectio Caesaria
• Efisiensi Pelayanan Rumah Sakit dengan menggunakan indikator
Bed Occupancy Rate (BOR), Average. Length Of Stay (AvLOS),
Turn Over Interval (TOI), dan Bed Turn Over (BTO)
• Analisis Perawatan Aset Operasional Medis Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai