Anda di halaman 1dari 18

Interaksi obat dengan sistem

kardiovaskular

KELOMPOK 2 :

ALISAH
INDRI FITRI LISTI
M.TAUFIQ ADRIAN
SELVIRA ROSA NUR SANTI
RINI ANGRAENI
WARDAN
Obat Kardiovaskuler merupakan obat yg mempengaruhi &
memperbaiki sistem kardiovaskuler <jantung dan pembuluh darah> secara
langsung ataupun tidak langsung. Jantung dan pembuluh darah merupakan
organ tubuh yang mengatur peredaran darah sehingga kebutuhan makanan
dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik. Jantung
sebagai organ pemompa darah sedangkan darah sebagai penyalur darah ke
jaringan.

Pembuluh darah juga dipengaruhi sistem saraf otonom melalui saraf


simpatis dan parasimpatis. Setiap gangguan dalam sistem tersebut akan
mengakibatkan kelainan pada sistem kardiovaskuler. Obat kardiovaskuler
adalah obat yang digunakan untuk kelainan jantung dan pembuluh darah
adalah obat antiangina, obat antiaritmia, obat glikosida, obat antihipertensi.
Penyakit Jantung
Koroner

Penyakit Penyakit
Jantung Rematik Serebrovas
Penyakit Kular
Kardiovaskuler

Penyakit Jantung Penyakit


Bawaan Vaskular Perifer
GEJALA PENYAKIT KARDIOVASKULER

GEJALA URAIAN
SESAK Apabila ada penyakit jantung kadang- kadang ada cairan yang masuk
NAFAS ke dalam rongga paru- paru maka sangat menggangu udara ketika
masuk ke paru paru hingga akhir nya mengalami sesak nafas

PUSING Akibat dari sistem kerja otot jantung yang mulai melemah sehingga
HINGGA darah yang di pompa tidak bekerja secara normal dan pasokan darah
PINGSAN ke seluruh bagian tubuh menjadi kacau.

NYERI Biasanya di sebabkan supplay pasokan darah mengalami kekurangan


di beberapa bagian tubuh.
JANTUNG Gejala ini terjadi tanpa alasan dan biasanya di barengi dengan
BERDEBAR penyakit lain
GAMPANG Biasanya ada pasokan darah ke dalam tubuh tidak bekerja secara
LELAH normal.
GANGGUAN Agar kinerja jantung tidak melemah alangkah baiknya periksa secara
PENCERNA rutin dan beolahraga yang ringan.
AN
Faktor – faktor resiko:
1. Kurang aktivitas fisik
2. Obesitas
3. Merokok
4. Konsumsi alkohol
5. Tekanan darah tinggi
Penggolongan Obat Kardiovaskuler
1. AT II Atagonis ( ARB )
2. ACE Inhibitor
3. B- blocker
4. CCB
5. Diuretik
6. Gol. Nitrat
Penggolongan Obat Cardiovaskuler
1. Ace Inhibitor Obat ini bekerja dengan cara menghambat aktivitas
enzim ACE, sehingga mengurangi produksi zat kimia angiotensin
yang dapat menyempitkan pembuluh darah.
contoh obat catopril, lisininopril, benazepril .
Efek samping yg mungkin timbul batuk kering, pusing, sakit
kepala, lemas

Obat Waktu Paruh Dosis Awal Dosis


(jam ( mg/hari Pemeliharaan
(mg/hari
Captopril 2,2 50-75 75-150

Lisinopril 12 10 10-80

Benazepril 0,6 3-10 20-40


2. AT II Atagonis ( ARB ) Obat ini berfungsi untuk melebarkan
pembuluh darah dengan cara menghambat angiotensin agar tidak
menempel pada otot pembuluh darah .
contoh obat losartan, Eprosartan, Olmesartan.
Efek samping yang mungkin timbul tidak menyebabkan batuk

3. B - blocker Memblok reseptor B yang dapat menyebabkan penurunan


tekanan darah melalui penurunan curah jantung. B blocker juga
cenderung meningkatkan trigliserida dan menurunkan kadar HDL.
contoh obat non selektif : propanolol
selektif b1 : atenolol dan metoprolol.
efek samping yang mungkin timbul asma dan gagal jantung
4. Calcium Chanel Blocker ( CCB ) kelompok obat yang berguna untuk
menurunkan tekanan darah, bekerja dengan cara menghambat kalsium
untuk masuk kedalam sel jantung dan dinding pembuluh darah, cara
kerja ini memudahkan jantung untuk memompa darah melebarkan
pembuluh darah yang akibbatnya terjadi penurunan tekanan darah.
Contoh obat Amlodipin
Efek samping yang mungkin timbul pusing, hipotensi, muka
memerah

Jika pemasukkan
Maka jantung dan Tekanan darah
kalsium ke otot
pembuluh darah menurun
jantung dan pembuluh
akan sedikit rileks
darah
5. Gol. Nitrat Bekerja pada otot polos vaskuler yang mencangkup
peningkatan nitrat oksida dan peningkatan cGMP intraselukuer .
Menyebabkan vasodilatasi perifer. Penurunan disteni dinding
jantung menurunkan kebutuhan oksigen dan nyeri cepat
menghilang.
Efek Samping mual muntah, pusing, sakit kepala

Obat Dosis (mg Lama Kerja

Nitroglvserin 0,15 – 1,2 10 – 30 menit

Isosorbid Dinitrat 2,5 - 5 10 – 60 menit


6. Diuretik Adalah zat yang memperbanyak pengeluaran kemih/kencing
melalui kera langsung terhadap ginjal. Bekerja dengan meningkatkan
ekskresi natrium, air, dan klorida sehingga menurunkan volume darah
dan cairan ekstraseluler. Akibatnya, terjadi penurunan curah jantung
dan tekanan darah.
Golongan Obat:
 Diuretik loop (lengkung)
Obatnya : Furosemid
Obat golongan diuretik yang bermanfaat untuk mengeluarkan
kelebihan cairan dari dalam tubuh melalui urin. Mengatasi adema
(penumpukan cairan didalam tubuh} atau hipertensi.
 Diuretik Hemat Kalium
Obatnya : Spironolactone
Bekerja dengan menghambat penyerapan garam berlebih kedalam
tubuh dan menjaga kadar kalium dalam darah agar tidak terlalu
rendah, sehingga tekanan darah dapat diturunkan .
Contoh interaksi obat
 Aspirin dengan irbersartan
Penggunaan NSAIDs dapat melemahkan efek dari antihipertensi
( ibersartan) dalam reseptor antagonis angiotensin II. NSAIDs
menghambat induksi sintesis prostaglandin di renal. NSAIDs dapat
menyebabkan retensi cairan yang berefek pada tekanan darah.
Manajemen yang perlu di lakukan memonitoring tekanan darah
selama pengobatan.
 Aspirin dengan amlodipine
CCB ( amlodipine) dapat menghambat sikloogenase. Ketika NSAIDs
di kombinasikan dengan amlodipine, peningkatan tekanan darah dapat
terjadi. Manajemen yang dapat di lakukan adalah memonitoring
tekanan darah selama pengobatan.

 
STUDI KASUS
INTERAKSI OBAT PADA KASUS HIPERTENSI

Pasien Ibu A berumur 36 tahun yang berasal dari Samarinda datang


kepuskesmas minggu lalu diberikan obat antasida sirup dengan aturan pakai 3
kali sehari 1 sendok teh sebelum makan, Ialu mendapatkan paracetamol 500
mg dengan aturan pakai 3 kali sehari 1 tablet, kemudian mendapatkan
amlodipine 5 mg dengan aturan pakai 1 kali sehari 1 tablet pada malam hari,
kemudian pasien juga mendapatkan vitamin B kompleks dengan aturan pakai
2 kali sehari 1 tablet.
Pada kasus ini yang menjadikan masalahnya adalah interaksi antara
amlodipine dengan kandungan magnesium pada antasida yang dapat
meningkatkan efek samping dari magnesium dan juga dapat meningkatkan
efek hipotensi dari pemakaian amlodipin jika dipakai bersamaan.
PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN

Pada permasalahan diatas dapat diselesaikan dengan pemberian jeda antara


pemberian amlodipine dengan antasida, pemberian amlodipin dapat diberikan
sesudah atau sebelum makan jadi lebih baik diberikan sesudah makan saja agar
tidak bersamaan dengan pemberian antasida karena antasida lebih baik jika
diberikan sebelum makan, jika diberikan sesaat setelah makan maka absorbsinya
dapat terganggu dan efeknya akan lambat sehingga dengan begitu lebih baik
diberikan sebelum makan atau saat perut kosong dengan begitu tidak terjadi
interaksi obat antara amlodipin dengan antasida.

Selain mengkonsumsi obat hipertensi pasien juga harus memperbaiki pola


hidupnya, yaitu dengan cara membatasi asupan garam tidak lebih dari 1/4 - 1/2
sendok teh (6 gram/hari), menurunkan berat badan, menghindari minuman
berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Olah raga juga dianjurkan bagi
penderita hipertensi, dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25
menit dengan frekuensi 3-5 x perminggu. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8
jam) dan mengendalikan stress. Untuk pemilihan serta penggunaan obat-obatan
antihipertensi disarankan untuk terus berkonsulatasi dengan dokter.
Pertanyaan
1. Obat amlodipin menyebabkan kencing-kencing jika di konsumsi, kapan waktu yg tepat untuk
mengonsumsi obat tersebut ? (yohanes)
Jawaban ( rini Anggraini) : pemberian amlodipine lebih baik pada pagi hari karena pengukuran
tekanan darah pada pagi hari lebih tinggi di bandingkan malam hari. Walaupun beberapa penelitian
yang menunjukkan bahwa pemberian obat antihipertensi sebelum tidur menunjukkan penurunan
resiko terjadi komplikasi akibat hipertensi dengan catatan tidur tidak terganggu. Semua ini kembali
lagi pada kondisi dan kepatuhan seseorang dalam mengkonsumsi obat antihipertensi. ( sumber
sehatQ )

2. Obat - obatan lambung golongan lain seperti ranitidin, omeprazole, sukralfat apa interksinya sama
jika bersama obat hipertensi ? (lince)
Jawaban (rini Anggraini) : secara umum ranitidin dan amlodipin tidak saling berinteraksi. Sebaiknya
di minum sesuai dengan dosis dan aturan pakai yg diberikan sesuai kondisi pasien. ( sumber
alodokter )

3. Bagaimana pemberian obat gol.antasida dengan amlodipin, apakah harus di minum secara
bersamaan ? (Lince)
Jawab : (Indri) Pada permasalahan diatas dapat diselesaikan dengan pemberian jeda antara
pemberian amlodipine dengan antasida, pemberian amlodipin dapat diberikan sesudah atau sebelum
makan jadi lebih baik diberikan sesudah makan saja agar tidak bersamaan dengan pemberian
antasida karena antasida lebih baik jika diberikan sebelum makan, jika diberikan sesaat setelah
makan maka absorbsinya dapat terganggu dan efeknya akan lambat sehingga dengan begitu lebih
baik diberikan sebelum makan atau saat perut kosong dengan begitu tidak terjadi interaksi obat
antara amlodipin dengan antasida (sumber jurnal)
4. Bagaimana mekanisme aspirin dengan amlodiflin dapat menghambat
siklooksiginase sehingga terjadi peningkatan tekanan darah terjadi. (siti rahayu)
Jawab: (Alisah)
 Karena, Aspirin bekerja melalui inhibisi enzim siklooksigenase 1 dan 2 (COX-1
dan COX-2) secara ireversibel, sehingga menurunkan produksi prostaglandin dan
derivatnya, yaitu thromboxan A2. Penghambatan pada COX-1 dan 2 akan
menghambat pembentukan prostaglandin yang berperan dalam proses inflamasi.
Selain daripada itu, akan menghambat pula produksi thromboxan A2 yang memiliki
kemampuan untuk menginduksi agregasi platelet. Efek samping utama penggunaan
aspirin adalah pendarahan. (Alofarma)
 Amlodipine yang bekerja dengan menghambat masuknya ion kalsium ke dalam
otot pembuluh darah dan jantung, sehingga vasodilatasi dan menurunkan tekanan
darah.
 Berdasarkan mekanisme NSAID yang dapat menghambat sintesis prostaglandin
yang tidak hanya menyebabkan efek antiinflamasi namun juga dapat menyebabkan
vasokontriksi pada afferent ginjal yang menyebabkan penurunan aliran darah
menuju ginjal sehingga menyebabkan teraktifasinya sistem renin angiotensin
(Fournier et al., 2012). Namun penelitian yang dilakukan oleh (White, 2009)
menyebutkan bahwa pemberian obat hipertensi golongan CCB bersamaan dengan
NSAID tidak menyebaban peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi
karena didasarkan pada mekanisme CCB yang tidak berhubungan dengan kadar
natrium sehingga dapat mengontrol tekanan darah pasien. (jurnal ani anggriani dkk.
2021. potensi interaksi obat amlodipine pada pasien hipertensi disalah satu puskesmas
kabupaten sumedang. Jurnal riset kesehatan farmasi Indonesia. Vol 03. No1. Universitas
Bhakiti Kencana).
Sumber
 http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/24-anti-
angina/241-nitrat
 https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/viewFile/
17727/17252
 Muller-Lissner SA "Adverse effects of laxatives: fact and fiction."
Pharmacology 47 (1993): 138-45
 https: //allodokter.com/vasodilator.
 https://youtu.be/-4cVTAOKyng
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai