Anda di halaman 1dari 46

Laporan Kasus

Benjolan pada Payudara Kiri


Fara Dilla Sheni J./ 30101700059
Intan Tsaqif Farah F./ 30101700077

Pembimbing :
dr. Noer Tommy P, Sp. B
Identitas Pasien
• Nama : Ny. S
• Umur : 69 Tahun
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• No rekam medis : 1405xxx
• Alamat : Plumpungan, Grobogan
• Ruang rawat : Melati
• Status care : Umum
“ Keluhan Utama

Benjolan di payudara
kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD dengan keluhan benjolan di payudara kiri. Benjolan muncul sejak
kurang lebih 4 tahun yang lalu sebesar kelereng. Benjolan makin bertambah ukurannya sejak
6 bulan terakhir sebesar telur ayam dan 1 bulan terakhir makin membesar seukuran bola
tennis. Benjolan payudara yang awalnya berukuran masih kecil diperiksakan ke dokter 2
tahun yang lalu, tetapi karena pasien saat itu merasa benjolan tidak membesar sehingga
pasien enggan untuk operasi. Benjolan terkadang disertai gatal, panas dan nyeri. Pasien
mengaku tidak merasakan adanya benjolan lain di area payudara. Selain itu, pasien mengeluh
batuk sudah lama sekitar 5 tahun terakhir dan sedikit sesak. Pasien juga mengatakan tidak
ada keluhan lain (demam, nyeri tulang, sakit kepala).
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien pertama kalinya menderita keluhan seperti ini.
Riwayat operasi hernia dextra.
Riwayat asma (+)
Riwayat hipertensi (-), Riwayat DM (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :


Keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan seperti pasien.
Riwayat DM (-), Riwayat hipertensi (-)

Riwayat Sosial Ekonomi :


Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga.
Pengobatan menggunakan biaya umum.
Riwayat Menstruasi & KB
1. Menarche : Umur 12 Tahun
2. Siklus Haid : Teratur
3. Lama Haid : 5-7 hari
4. Menopause : sudah menopause
5. KB : Riwayat penggunaan IUD selama 20 tahun. Saat
ini tidak menggunakan kontrasepsi
Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis ; GCS E4V5M6 (15)
Tekanan Darah : 154/94mmHg
Nadi : 82x / menit
Pernapasan : 18x / menit
Suhu : 36,6 o C
SpO2 : 97%
Status Generalis:
 Kepala : mesocephal
 Mata : mata cekung (-/-), konjungtiva anemis (-/-), pupil
isokor (ditengah), reflek cahaya (+/+), sclera ikterik (-/-)
 Hidung : deformitas(-), nafas cuping hidung (-), sekret (-),
epistaksis (-)
 Telinga : darah (-), serumen (+) minimal
 Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-), tonsil T1–T1
hiperemis (-), faring hiperemis (-)
 Leher : otot bantu pernafasan (-), pembesaran KGB (-/-)
Pemeriksaan Thorak
EXAMINATION ANTERIOR POSTERIOR
Inspeksi Jejas (-) RR : 18x/min, pernapasan Jejas (-), RR : 18x/min, pernapasan
thoracoabdominal, massa (+) pada thoracoabdominal,massa (-)
Statis mamae sinistra, hyperpigmentasi (-), ICS hyperpigmentasi (-), Hemithoraks D=S,
Normal, Diameter AP < LL ICS Normal, Diameter AP < LL

Dinamik Pergerakan hemitoraks D=S ,retriksi otot Pergerakan hemitoraks D=S ,retriksi
pernapasan (-), retraksi ICS (-) otot pernapasan (-), retraksi ICS (-)

Palpasi Nyeri tekan (-), massa (-), Sterm fremitus Nyeri tekan (-), massa (-), Sterm
D=S  fremitus D=S 
Perkusi Sonor (+) Sonor (+)

Auskultasi Vesicular (+), Whezzing (-), Ronchi (+) Vesicular (+), Whezzing (-), Ronchi (+)

Interpretasi Ronki (+/+)


Pemeriksaan Jantung
INSPEKSI
Ictus cordis tak tampak
PALPATION
Ictus cordis tidak teraba, thrill (-),  pulsus  epigastrium (-), pulsus parasternal (-), sternal lift (-)
PERCUTION
Dull sound
: ICS II linea sternalis sinistra
•Upper borderline          
: ICS III linea parasternalis sinistra 
•Waist                              
: ICS V linea sternalis dextra
•Lower right borderline 
: ICS V, linea midclavicularis sinistra
•Lower left borderline    
AUSCULTATION

• Aorta valve              : S1 < S2 standard, additional sound (-)


• Pulmonal valve                : S1 < S2 standard, additional sound (-)
• Trikuspidal valve             : S1 > S2 standard, additional sound (-)
• Mitral valve              : S1 > S2 standard, additional sound (-)

Interpretasi Dalam batas normal


Pemeriksaan Fisik Abdomen
INSPEKSI Tampak datar, simetris D=S, kemerahan (-), pelebaran vena
(-), hernia umbilicus (-), sikatrik (-), striae (-)
AUSKULTASI Bising peristaltik 18 x/menit (+), bising pembuluh darah (-)
PERKUSI Perkusi 4 regio : timpani
Hepar : pekak, besar lobus kanan 8 cm, lobus kiri 4 cm
Lien : traube space (-)
Ginjal : nyeri ketok CVA (-/-)
PALPASI Superfisial :
Nyeri tekan abdomen (-), massa (-), defence muscular (-),
test undulasi (-)
Dalam:
Nyeri tekan abdomen (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)
Pemeriksaan Fisik Ekstremitas
EKSTREMITAS SUPERIOR INFERIOR

Oedem -/- -/-

Akral dingin -/- -/-

Sianosis -/- -/-

CRT <2 detik <2 detik

Clubbing Finger -/- -/-

Interpretasi Dalam batas normal


Status Lokalis
• Regio Mammae Dextra
• Inspeksi : Tidak tampak benjolan
• Palpasi : Tidak teraba massa, tidak teraba massa pada area KGB aksilla,
supraclavicula maupun infraclavicula.

• Regio Mammae Sinistra


• Inspeksi :
Tampak benjolan single di payudara kiri, warna kulit sama dengan sekitarnya,
batas tegas, retraksi putting (-), ulkus (-), pus (-), peau d’orange (-),
perdarahan aktif (-)
• Palpasi :
Teraba massa berupa benjolan di payudara kiri, berbentuk bulat, batas tegas,
ukuran diameter benjolan >5cm, permukaan licin berbenjol – benjol,
konsistensi padat, suhu lebih hangat dibanding payudara kanan, dapat
digerakkan / mobile, nyeri tekan (-), tidak ada discharge yang keluar.

Regio aksilla dextra : pembesaran KGB (-)


Diagnosis Kerja

Tumor Payudara Kiri Suspect


Malignancy staging T3NoM1
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium 24/01/22
Tanggal Hasil Nilai normal
Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12.9 11.7 – 15.5 g/dL
Leukosit 9630 3600 – 11000 /uL
Trombosit 281000 150000 – 400000 /uL
Eritrosit 4.46 3.9 – 5.2 10^6/uL
Hitung Jenis Lekosit
Basofil 0 0–1%
N. Batang 0 (L) 3–5%
N. Segmen 73 (H) 50 – 70 %
Limfosit 21 (L) 25 – 40 %
Monosit 2 2–8%
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium 24/01/22
Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Eosinofil 4 2–4%
Golongan Darah B/RH+
HEMOSTASIS
Masa pembekuan (CT) 5’25’’ 2 – 6 menit
Basofil 1’04’’ 0 – 6 menit
KIMIA KLINIK
AST (SGOT) 26.6 13 – 35 U/L
ALT (SGPT) 13.1 0 – 35 U/L
Albumin 4.7 3.4 – 4.8 g/dL
Ureum 22.9 10 – 50 g/dL
Kreatinin 0.8 0.5 – 1.1 mg/dL
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium 24/01/22
Tanggal Hasil Nilai normal
Pemeriksaan
Kalium (K) 5.65 (H) 3.6 – 5.5 mmol/L
Natrium (Na) 143.3 131 – 145 mmol/L
Klorida (Cl) 101.8 92 – 108 mmol/L
GDS 123 70 – 140 mg/dL
IMUNOSEROLOGI
HBsAg Negatif Negatif
Anti HIV Non Reaktif Non Reaktif
Pemeriksaan Penunjang
X Foto
Thorax
X Foto Thorax AP
Cor : Bentuk dan letak normal
Pulmo :
- Corakan bronchoavskuler meningkat
- Tampak bercak kesuraman pada lapang pulmo dx sn
Diafragma dx dbn dan sn tenting
Sinus costophrenicus dx dan sn dbn

Kesan
Bentuk dan letak jantung normal
Suspek TB pulmo lama aktif
Diagnosis Klinis

Ca Mammae Sinistra T3N0M1


Tatalaksana IGD
1st Infus RL 20 tpm

2nd Ceftriaxon 2 x 1 g

3rd Ketorolac 3 x 30 mg

4th Ambroxol 2 x 1
Tinjauan
Pustaka
DEFINISI
Tumor atau neoplasma
secara umum di artikan
sebagai benjolan atau
pembengkakan yang
disebabkan pertumbuhan sel
abnormal dalam tubuh.
Pertumbuhan tumor dapat
bersifat ganas (malignan)
atau jinak (benign).
Anatomi Payudara
• Payudara terdiri atas 12 sampai dengan
20 lobulus kelenjar yang masing-masing
mempunyai saluran ke papilla
mammae, yang disebut duktus
laktiferus
• Diantara kelenjar susu dan fascia
pektoralis, juga di antara kulit dan
kelenjar tersebut terdapat jaringan
lemak
• Diantara lobulus tersebut terdapat
jaringan ikat yang disebut ligamentum
cooper yang memberikan rangka untuk
payudara
Payudara diperdarahi oleh cabang :
• a.mammaria interna yang mendarahi tepi medial
• a.thorakalis lateralis (mammaria eksterna) yang mendarahi bagian lateral
• a.thorako-akromialis yang mendarahi bagian dalam
• a.thorako-dorsalis yang mandarahi m. latissimus dorsi dan m. serratus
magnus

Aliran limfe dari payudara dibagi menjadi 3:


• dari kulit payudara yang mengalir ke supraclavicula, mammaria interna,
dan pektoralis
• dari papilla dan areola mengalir ke plexus subareola
• dari jaringan payudara yang mengalir ke plexus pektoralis.
Faktor Resiko
1. Umur > 45 tahun
2. Menarche usia dini
Unchangeable 3. Menopause usia lanjut
4. Riwayat keluarga
5. Riwayat penyakit payudara
jinak
Faktor
risiko a. Riwayat kehamilan
b. Obesitas & konsumsi lemak
tinggi
Changeable
c. Penggunaan hormone &
kontrasepsi oral
d. Konsumsi alkohol dan rokok
e. Riwayat keterpaparan radiasi

Manifestasi Klinis
1. Bejolan keras di payudara (tidak nyeri, kecil
→ besar, melekat pada kulit)
2. Puting berubah (masuk ke dalam / retraksi,
terasa sakit, mengeluarkan cairan / darah)
3. Perubahan pada kulit payudara: berkerut,
iritasi seperti kulit jeruk
4. Benjolan-benjolan kecil
5. Luka di payudara yang sulit sembuh
6. Payudara terasa panas, merah & bengkak
7. Gatal di daerah sekitar puting
8. Benjolan keras terfiksasi
9. Bila benjolan itu kanker, awalnya biasanya pada
1 payudara saja
Patofisiologi
Staging
Staging
Staging

Pengelompokkan Stadium
Pemeriksaan Penunjang
M a m m o g r a fi
• Memperlihatkan kelainan pada
payudara dalam bentuk terkecil
yaitu mikrokalsifi kasi.
• Akurasi sampai 90%.
Mammografi

Massa padat dengan


atautanpa gambaran seperti
bintang (stellate), penebalan
asimetris jaringan mammae
dan kumpulan
mikrokalsifikasi
USG

Kista mammae mempunyai gambaran


dengan batas yang tegas dengan batas
yang halus dan daerah bebas echo di
bagian tengahnya.
Massa payudara jinak biasanya
menunjukkan kontur yang halus,
berbentuk oval atau bulat, echo yang
lemah di bagian sentral dengan batas
yang tegas.
Karsinoma mammae disertai dengan
dinding yang tidak beraturan, tetapi
dapat juga berbatas tegas dengan
peningkatan akustik.
Dapat menentukan
penyebaran dari
karsinoma terutama
karsinoma lobuler atau
menentukan respon
terhadap kemoterapi
neoadjuvan.
PET Scan
• Menggambarkan anatomi dan
metabolism sel kanker.
• Digunakan sebagai pelengkap
data dari hasil CTscan, MRI.
Large-needle (core-needle) biopsy
mengambil bagian sentral atau inti jaringan
BIOPSI dengan jarum yang besar.
Mudah dilakukan diklinik dan cost-
effective

O p e n biopsy
dapat berupa biopsy insisional
Fine-needle aspiration atau biopsy eksisional. Pada
biopsy (FNAB) dilanjutkan biopsi insisional mengambil
dengan pemeriksaan Sebagian massa payudara ya ng
sitologi merupakan cara dicurigai, dilakukan bila tida k
praktis dan lebih murah te rse dia nya core- needle biopsy.
daripada biopsi eksisional Pada biopsi eksisional, seluruh
dengan resiko yang massa payudara diambil.
rendah.
Insidensi false-positive
dalam diagnosis adalah
sangat rendah, sekitar 1-
2% dan tingkat.
BIOMARKER

Nilai prognostik dan prediktif dari biomarker untuk karsinoma


mammae antara lain petanda proliferasi seperti proliferating cell nuclear
antigen (PNCA), BrUdr dan Ki-67; petanda apoptosis seperti bcl-2 dan
rasio bax:bcl-2; petanda angiogenesis seperti vascular endothelial
growth factor (VEGF) dan indeks angiogenesis; growth factors dan
growth factor receptors seperti human epidermal growth receptor
(HER)- 2/neu dan epidermal growth factor receptor (EGFr) dan p53.
SADARI
Skrinning kanker
payudara
• American Cancer Society merekomendasikan pemeriksaan Breast Self Examination
secara rutin setiap bulan mulai usia 20 tahun, clinical breast examination oleh seorang
tenaga kesehatan professional
• Setiap 3 tahun untuk wanita usia antara 20-39 tahun
• Setiap tahunnya setelah usia 40 tahun
• Mamografi dilakukan setiap tahunnya untuk usia 40 tahun ke atas
• Untuk wanita yang termasuk risiko tinggi, disarankan untuk melakukan mamografi saat
usia 35 atau 40 tahun, kemudian tiap 2-3 tahun sampai usia 50 tahun
• Untuk wanita usia 50-69 tahun, mamografi dan CBE dianjurkan setiap 1-2 tahun.
Setelah usia 70 tahun, keuntungan mamografi sedikit sekali dilaporkan
TERAPI
Modalitas terapi pada kanker payudara meliputi pembedahan, radioterapi, kemoterapi, terapi
biologis (terapi target molekul/terapi imunologi), dan terapi hormonal

1. Pembedahan
• Mastektomi
• Mastektomi Radikal Modifikasi
• Mastektomi Radikal Klasik
• Mastektomi dengan teknik onkoplasti
• Mastektomi Simpel
• Mastektomi subkutan
• Breast Conserving Therapy (BCT)

2. Radioterapi
• Radioterapi neoadjuvant (sebelum pembedahan)
• Radioterapi adjuvant (setelah pembedahan)
• Radioterapi palliative
4. Terapi biologis (terapi target molekul/terapi imunologi)
Ditujukan terutama jika ada indikasi yaitu adanya ekspresi protein tertentu
pada jaringan kanker, seperti
• Ekspresi Her2/Neu : Trastuzumab (diberikan minimal 1 tahun)
• protein Ekspresi VEGF/R : Bevacizumab

Pada umumnya, molecular targeting therapy diberikan bersama kemoterapi

5. Terapi hormonal
Beberapa obat-obat tertentu yang dipergunakan sebagai terapi hormonal
adalah:
• Tamoxifen
• Aromatase inhibitors (Letrozole, Anastrozole & Exemestan)
• GnRH (Gonadotropin Releasing Hormones)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai