Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I

1. Latar Belakang

Posyandu adalah salah satu wujud Upaya Kesehatan Bersumber Daya

Masyarakat( UKBM) yang dikelola serta diselenggarakan dari, oleh, untuk serta

bersama warga dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna

memberdayakan warga serta membagikan kemudahan kepada warga dalam

mendapatkan pelayanan kesehatan dasar guna memacu penyusutan angka kematian

ibu serta balita. Menurut penelitian sebelumnya persentase frekuensi kunjungan ke

posyandu didapatkan 65,5% melakukan kunjungan teratur ke posyandu(Fitriyah,

Purbowati and Follona, 2019). Masih terdapat ibu balita yang tidak rutin berkunjung

posyandu. Hal tersebut membuat pertumbuhan dan perkembangan balita tidak

terpantu oleh posyandu. Salah satu kegiatan utama yang dilakukan di posyandu adalah

pemantauan gizi balita(Kemenkes RI, 2011).

Kecukupan gizi bagi balita merupakan hal yang sangat penting. Hal tersebut

berkaitan dengan terpenuhinya nutrisi yang dibutuhkan pada masa tumbuh kembang

bayi(Khulafa’ur Rosidah and Harsiwi, 2019). Dengan begitu, diperlukan pemantauan

secara berkala status gizi balita. Bersumber pada informasi Studi Status Gizi Balita di

Indonesia(SSGBI) 2019, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 27, 67%

(Kementrian Kesehatan, 2018).

Stunting bukan cuma permasalahan kendala pertumbuhan tubuh saja, tetapi

pula menyebabkan anak jadi gampang sakit, tidak hanya itu pula terjadi kendala

pertumbuhan otak serta kecerdasan, sehingga stunting ialah ancaman besar terhadap

mutu sumber daya manusia di Indonesia(Kementrian Kesehatan, 2018). Resiko

tumbuh kembang ini mendasar saya melakukan penelitian ini. Sungguh disayangkan
2

apabila permasalan tidak segera ditangani dan dicegah. Dengan pemantauan status

gizi balita di posyandu berkaitan terhadap tumbuh kembang balita supaya tidak terjadi

stunting. Sehingga diperlukan perhatian seksama terhadap masalah ini.

1. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan antara frekuensi kunjungan posyandu terhadap resiko

stunting pada balita di Desa Slawe ?

2. Tujuan Penelitian

2.1. Umum

Untuk mengetahui hubungan antara frekuensi kunjungan

posyandu terhadap resiko stunting pada balita di Desa Slawe.

2.2. Khusus

2.2.1. Untuk mengetahui rata-rata frekuensi kunjungan posyandu

balita di Desa Slawe

2.2.2. Untuk mengetahui jumlah balita stunting di Desa Slawe

3. Manfaat Penelitian

3.1. Manfaat praktis:

3.1.1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang hubungan

antara frekuensi kunjungan posyandu terhadap resiko stunting

pada balita di Desa Slawe.

3.1.2. Memberikan edukasi kepada pembaca tentang hubungan antara

frekuensi kunjungan posyandu terhadap resiko stunting pada

balita di Desa Slawe.

3.2. Manfaat teoritis


3

3.2.1. Dapat menggunakan penelitian ini sebagai sumber penelitian

selanjutnya.
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Posyandu

1.1.1. Pengertian Posyandu

Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Bersumber Daya

Masyarakat( UKBM). Posyandu dikelola oleh masyarakat dengan

bimbingan puskesmas, lintas sektor, dan lembaga lainnya. Posyandu

melayani pelayanan Kesehatan dasar mencakup Kesehatan Ibu dan

Anak(KIA), Keluarga Berencana(KB), gizi,imunisasi, dan

penaggulangan diare.Secara umum posyandu memiliki tujuan sebagai

penunjang dalam mempercepat penurunan Angka Kematian

Ibu(AKI), Angka Kematian Bayi(AKB), dan Angka Kematian Anak

Balita(AKABA)(Kemenkes RI, 2011). Posyandu menyasar pada

bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan pasangan

usia subur.

1.1.2. Frekuensi Kunjungan ke Posyandu

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi

kunjungan ke posyandu. Ada hubungan antara Pendidikan dan sikap

ibu dengan keteraturan menimbang bayi di posyandu(Sanjaya and

Dalina, 2020).

2.2. Tinjauan Umum Stunting


5

1.2.1. Pengertian stunting

Stunting adalah suatu keadaan dimana tumbuh kembang anak

terhambat akibat gangguan gizi kronis, seperti tinggi badan anak

yang tidak sesuai dengan usianya, yaitu kurang makan dalam jangka

waktu yang lama(Kementrian Kesehatan, 2018). Stunting atau

pendek adalah status gizi berdasarkan indeks ukuran usia (TB/U),

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

2 Tahun 2020 tentang kriteria antropometrik penilaian status gizi

anak. 2 zscore kurang dari SD (standar deviasi).

1.2.2. Faktor Resiko Stunting

Infeksi pada ibu, kehamilan muda, kendala mental pada ibu, jarak

kelahiran anak yang pendek, serta hipertensi. Tidak hanya itu,

rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk akses

sanitasi serta air bersih menjadi salah satu aspek yang sangat

mempengaruhi perkembangan anak. Tipe kelamin pria, anak yang

tinggal dalam sistem keluarga bersama, anak dengan bunda yang

tidak berpendidikan, anak dengan riwayat vaksinasi yang tidak

lengkap/ tidak diberikan serta diberi susu botol berisiko besar hadapi

stunting(Fatima et al., 2020).

1.2.3. Pencegahan Stunting

1.2.3.1. Memenuhi gizi sejak hamil


6

Tindakan yg bisa dilakukan buat mencegah stunting dalam

anak merupakan selalu memenuhi gizi semenjak masa

kehamilan. Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account

Indonesia menyarankan supaya ibu yang sedang mengandung

selalu mengonsumsi makanan sehat & bergizi juga suplemen

atas anjuran dokter. Selain itu, wanita yg sedang menjalani

proses kehamilan jua usahakan rutin memeriksakan

kesehatannya ke dokter atau bidan.

1.2.3.2. Beri ASI Eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan

Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu bisa

menambahkan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan

makanan yg dipilih dapat memenuhi gizi mikro & makro yg

sebelumnya selalu dari ASI supaya mencegah stunting. WHO pun

merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke

makanan. Tetapi usahakan seseorang ibu berhati-hati waktu akan

menentukan produk tambahan tersebut.

1.2.3.3. Terus memantau tumbuh kembang anak

Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak

mereka, terutama berdasarkan tinggi & berat badan anak. Bawa si

Kecil secara terpola ke Posyandu juga klinik spesifik anak.

Dengan begitu, akan lebih gampang bagi ibu untuk mengetahui

tanda-tanda awal gangguan & penanganannya.

1.2.3.4. Selalu jaga kebersihan lingkungan


7

Seperti yg diketahui, anak-anak sangat rentan akan agresi

penyakit, terutama jika lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor

ini jua yg secara tidak pribadi mempertinggi peluang stunting.

Studi yg dilakukan pada Harvard Chan School menjelaskan diare

merupakan faktor ketiga yg mengakibatkan gangguan kesehatan

tersebut. Sementara keliru satu pemicu diare tiba berdasarkan

gambaran kotoran yg masuk ke pada tubuh manusia.

2.3. Hubungan antara frekuensi kunjungan ke posyandu dan stunting

Hasil penelitian oleh Diagama, Amir and Hasneli, 2019 menjelaskan

bahwa ada hubungan antara ibu yang rutin berkunjung ke posyandu

dengan status gizi balita. 69% balita dari ibu yang rutin berkunjung ke

posyandu memiliki status gizi yang baik, sedangkan pada kelompok ibu

yang tidak rutin berkunjung ke posyandu hanya 43,5% balita yang

memiliki status gizi baik. Hasil penelitian Destiadi(2015) menyebutkan

bahwa tingkat kehadiran ke posyandu yang rendah mempunyai resiko

mengalami stunting 3,1 kali.

2.4. Kerangka Teori

Kerangka teori pada penelitian ini disajikan dalam grafik berikut

Pendidikan dan sikap ibu Asi eksklusif ,menjaga


kebersihan

Frekuensi kunjungan ke Stunting


posyandu
Tinggi
badan,berat
badan
8

Keterangan:

Terkadang saling terkait :

Selalu berhubungan :

2.5. Kerangka Konsep

Karena keterbatasan pengetahuan beberpa variable dihilangkan dari

kerangka teroi dan menjadi kerangka konsep yang akan diteliti

Frekuensi kunjungan ke Stunting


posyandu

Variabel bebas Variabel terikat

2.6. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya hubungan antara frekuensi

kunjungan ke posyandu terhadap resiko stunting pada balita di Desa

Slawe.
9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan

metode cohort restrospective. Observasional memiliki arti dimana

oeneliti tidak memberikan intervensi apapun kepada sampel. Pada

metode cohort retrospective (Sastroasmoro and Ismael, 1995).

3.2. Variabel dan Definisi Operasional

3.2.1. Variabel

3.2.1.1. Variabel Bebas

Variabel bebas dari penelitian ini adalah

frekuensi kunjungan ke posyandu

3.2.1.2. Variabel Terikat

Variabel terikat penelitian ini adalah jumlah

kejadian stunting pada balita

3.1.2. Definisi Operasional


10

3.3.Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

3.3.1.1 Populasi Target

Populasi target pada penelitian ini adalah balita

3.3.1.2. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah balita

yang terdaftar di seluruh posyandu Desa Slawe

3.3.2. Sampel

3.3.2.1. Sampel Penelitian

Sampel penelitian pada penelitian ini harus

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :

A. Kriteria Inklusi

a. Balita

b. Terdaftar di posyandu desa slawe

B. Kriteria Eksklusi

a. Balita dengan cacat kongenital

3.4.Sumber Data Penelitian


11

Sumber data pada penelitian ini didapatkan dari sumber

sekunder, yaitu laporan pemeriksaan posyandu desa slawe dari

puskesmas slawe.

3.5.Cara Penelitian

3.6.Tempat dan Waktu

3.7. Analisis Hasil


12

Sumber :

Diagama, W., Amir, Y. and Hasneli, Y. (2019) ‘Hubungan Jumlah Kunjungan

Posyandu Dengan Status Gizi Balita (1-5 Tahun)’, Jurnal Ners Indonesia, 9(2), p.

97. doi: 10.31258/jni.9.2.97-108.

Fitriyah, A., Purbowati, N. and Follona, W. (2019) ‘Faktor-Faktor yang

Berhubungan Dengan Kunjungan Ibu Dengan Balita ke Posyandu’, SEAJOM:

The Southeast Asia Journal of Midwifery, 5(2), pp. 79–83. doi:

10.36749/seajom.v5i2.73.

Kemenkes RI (2011) Pedoman Umum Pelaksanaan Posyandu.

Kementrian Kesehatan (2018) ‘Situasi Stunting di Indonesia’, Jendela data dan

informasi kesehatan, 208(5), pp. 1–34.

Khulafa’ur Rosidah, L. and Harsiwi, S. (2019) ‘HUBUNGAN STATUS GIZI

DENGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA 1-3 TAHUN (Di Posyandu Jaan

Desa Jaan Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk)’, Jurnal Kebidanan, 6(1),

pp. 24–37. doi: 10.35890/jkdh.v6i1.48.

Sanjaya, R. and Dalina (2020) ‘Wellness and healthy magazine’, 2(February), pp.

187–192.

Anda mungkin juga menyukai