Anda di halaman 1dari 15

Rhinosinusitis Akut dan Kronik

Rhinosinusitis
● Inflamasi hidung dan sinus paranasal yang ditandai dengan adanya dua atau
lebih gejala, salah satunya termasuk hidung tersumbat/obstruksi/kongesti
atau pilek.
● Gejala:
○ nyeri wajah/rasa tertekan di wajah
○ penurunan/hilangnya penghidu
○ sekret mukopurulen dari meatus medius
○ edema/obstruksi mukosa di meatus medius
Etiopatogenesis
● Inflamasi: alergi, infeksi
● Kelainan anatomi: septum deviasi
● Benda asing
● Massa: tumor (jinak/ganas)

Edema mukosa  ostium tersumbat  tekanan


negatif dalam rongga sinus  transudasi 
pertumbuhan bakteri  perubahan kronik dari
mukosa seperti hipertrofi/polipoid.
Lamanya penyakit:
● Akut
< 12 minggu
resolusi komplit gejala
● Kronik
> 12 minggu
tanpa resolusi gejala komplit
Beratnya penyakit
Penyakit ini dapat dibagi menjadi ringan, sedang dan berat berdasarkan skor total
visual analogue scale (VAS) (0-10 cm):
● RINGAN = VAS 0-3
● SEDANG = VAS > 3-7
● BERAT = VAS > 7-10
Nilai VAS > 5 mempengaruhi kualitas hidup pasien
Rhinosinusitis Akut
● Diagnosis
Berdasarkan gejala
● Gejala kurang dari 12 minggu:
Onset tiba-tiba, hidung tersumbat/obstruksi/kongesti atau pilek, nyeri/rasa tertekan di
wajah, penurunan/hilangnya penghidu
● Common cold/rinosinusitis viral akut didefinisikan sebagai:
Lamanya gejala < 10 hari
● Rinosinusitis non-viral akut didefinisikan sebagai:
Perburukan gejala setelah 5 hari atau gejala menetap setelah 10 hari dengan lama
sakit <12 minggu
Rhinosinusitis Kronik
Diagnosis:
Gejala lebih dari 12 minggu
Terdapat dua atau lebih gejala, salah satunya harus berupa hidung tersumbat/
obstruksi/kongesti atau pilek (sekret hidung anterior/posterior), nyeri wajah/rasa
tertekan di wajah, penurunan/hilangnya penghidu
Penatalaksanaan harus berdasarkan keparahan gejala
• tentukan tingkat keparahan gejala menggunakan VAS
Pemeriksaan Penunjang
● Gold standard: CT Scan
● Foto polos posisi Waters, PA dan lateral

Tampak sekret pada daerah sinus


Tampak perselubungan pada sinus maksilaris dan etmoid dextra
maksilaris dextra
Skema Penatalaksanaan Rinosinusitis Akut

Keadaan yang harus segera dirujuk/ dirawat :


• edema periorbita
Onset tiba-tiba dari dua atau lebih gejala, salah satunya termasuk hidung • pendorongan letak bola mata
tersumbat/obstruksi/kongesti atau pilek (sekret hidung anterior/ posterior): • penglihatan ganda
± nyeri/rasa tertekan di wajah • oftalmoplegi
± penghidu terganggu/hilang • penurunan visus
pemeriksaan: rinoskopi anterior • nyeri frontal unilateral atau bilateral
• bengkak daerah frontal
• tanda meningitis atau tanda fokal neurologis

Gejala kurang dari 5 hari Gejala menetap atau


atau membaik setelahnya memburuk setelah 5 hari

● Common cold
● Pengobatan simptomatik Sedang Berat

Steroid topikal Antibiotik + steroid topikal


Skema Penatalaksanaan Rinosinusitis Kronik Dengan Atau Tanpa Polip Hidung

2 atau lebih gejala, salah satunya berupa hidung tersumbat/


obstruksi/kongesti atau pilek: sekret hidung anterior/ posterior
± nyeri/rasa tertekan di wajah
± penurunan atau hilangnya penghidu
pemeriksaan: Rinoskopi Anterior

Tersedia endoskopi Tidak tersedia endoskopi

Polip Tidak Ada Polip Rinoskopi Anterior

Rujuk Steroid Topikal


Cuci Hidung
Antihistamin
Lanjutkan
Perbaikan
Terapi
Reevaluasi setelah 4
minggu
Tidak Ada Perbaikan Rujuk
Tindakan Operatif
● Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF)
● CWL
Komplikasi
● Kelainan Orbita
Disebabkan oleh sinus paranasal yang berdekatan dengan orbita yaitu etmoid, frontal
dan maksila. Kelainan yang dapat timbul adalah edema palpebra, selulitis orbita, abses
orbita, trombosis sinus kavernosus.
● Kelainan Intrakranial
Dapat berupa meningitis, abses ekstradural atau subdural, abses otak.
● Osteomielitis dan abses subperiostal, kelainan paru (bronkitis kronik, bronkiektasis).
RINITIS MEDIKAMENTOSA
● Suatu kelainan hidung berupa gangguan respons normal vasomotor yang
diakibatkan oleh pemakaian vasokonstriktor topikal (tetes/semprot hidung)
dalam waktu lama dan berlebihan sehingga menyebabkan sumbatan hidung.
● Gejala: hidung tersumbat dan berair. Tampak edema/hipertrofi konka dengan
sekret yang berlebihan.
Patofisiologi:
● Obat topikal vasokonstriktor dari golongan simpatomimetik akan menyebabkan
siklus nasal terganggu dan akan berfungsi normal kembali apabila pemakaian
obat dihentikan.
● Kerusakan dapat terjadi pada mukosa hidung yaitu dilatasi dan kongesti jaringan
mukosa hidung akibat vasodilatasi berulang (rebound dilatation).
Penatalaksanaan:
● Hentikan pemakaian obat tetes/semprot hidung.
● Untuk mengatasi sumbatan berulang dapat diberikan kortikosteroid oral dosis
tinggi jangka pendek dan dosis diturunkan secara bertahap (tappering off)
dengan menurunkan dosis sebanyak 5 mg setiap hari. Dapat juga diberikan
kortikosteroid topikal selama minimal 2 minggu untuk mengembalikan proses
fisiologik mukosa hidung.
● Obat dekongestan oral.

Anda mungkin juga menyukai