MENINGITIS
Oleh :
Indri Meliawati Radisu
Pembimbing :
Dr. dr. Ema Alasiry., Sp.A(K)
Meningitis
Penyebab Meningitis
Kejadian Meningitis
Referensi:
1. MB Uddin, M Rahman2, KI Jahan, S Yeasmin dan F Rahman. Clinical Profile of Meningitis in Children. 2015;1-5.
2. Giok Pemula, Roezwir Azhary, Ety Apriliana dan Paulus Dwi Mahdi. Penatalaksanaan yang Tepat pada Meningitis Tuberkulosis. 2016;1-6.
3. Anggraini Alam. Kejadian Meningitis Bakterial pada Anak usia 6-18 bulan yang Menderita Kejang Demam Pertama. 2015; 293-298.
Meningitis adalah infeksi cairan otak
disertai radang yang mengenai piameter
(lapisan dalam selaput otak) dan
Referensi:
Ni Luh Ratniasih. Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Meningitis Menggunakan Metode Naïve
Bayes Berbasis Web. 2018;132-139.
Epidemiologi
Referensi :
1. Douglas Swanson, MD. Meningitis. 2020; 514-526.
Etiologi
• Streptococcus pneumoniae
• Neisseria meningitidis
• Haemophilus influenzae
• Listeria monocytogenes
• Mycobacterium tuberculosis
Referensi:
1. Michel J Grifftiths, Fionas Mc Gill and Tom Solomon. Management of Acute Meningitis. 2018; 164-169.
Patogenesis
Patogen
Meningitis
Referensi :
1. Gogor Meisadona, Anne Dina Soebroto dan Riwanti Estiasari. Diagnosis dan Tatalaksana Meningitis Bakterialis. 2015;15-19.
Diagnosa
Neonatus dan Bayi
Anamnesis
• Rewel, tidak bisa dihibur, mengantuk, lemah, atau gelisah, kejang, Leher kaku.
• faktor risiko meningitis, riwayat lahir, trauma, kelainan kongenital, dan riwayat infeksi
menular seksual pada ibu (menyadari bahwa sering tidak ada riwayat yang menunjukkan
HSV genital ibu pada bayi dengan penyakit HSV).
Pemeriksaan Fisik
• Gambaran neurologis meningitis pada bayi termasuk iritabilitas yang tidak dapat dihibur,
kelesuan, tonus buruk, kejang dan ekakuan nukal
Referensi:
1. Gogor Meisadona, Anne Dina Soebroto dan Riwanti Estiasari. Diagnosis dan Tatalaksana Meningitis Bakterialis. 2015;15-1.
Diagnosa
Anak
Anamnesis
• Demam yang progresif, sakit kepala, lesu, mudah tersinggung, kebingungan, fotofobia,
mual, muntah, sakit punggung, dan leher kaku.
Pemeriksaan Fisik
Cushing triad (hipertensi, bradikardia, dan depresi pernapasan)
papill edema, diplopia, dan paralisis saraf kranial, tanda Kernig atau Brudzinski
Referensi:
1. Gogor Meisadona, Anne Dina Soebroto dan Riwanti Estiasari. Diagnosis dan Tatalaksana Meningitis Bakterialis. 2015;15-1.
Pemeriksaan Penunjang
Neuroimaging
Pre treatment
antimikroba
Pungsi Lumbal
Tes darah
Referensi:
1. Gogor Meisadona, Anne Dina Soebroto dan Riwanti Estiasari. Diagnosis dan Tatalaksana Meningitis Bakterialis. 2015;15-1.
PENATALAKSANAAN
Terapi Tambahan
Terapi Suportif
Terapi Antimikroba
Komplikasi :
empiema subdural post meningitik
Meningitis Bakteri Pascaneonatal
CSF budaya-negatif
Referensi:
1. Gogor Meisadona, Anne Dina Soebroto dan Riwanti Estiasari. Diagnosis dan Tatalaksana Meningitis Bakterialis. 2015;15-1.
Pencegahan dan Prognosis
Pencegahan :
Vaksinasi
Prognosis :
Kematian terjadi hampir secara eksklusif pada meningitis bakterial. Hingga 57% pada
sepsis meningokokus, 30% pneumokokus dan 7% meningitis meningokokus tanpa kasus
sepsis meninggal.
Referensi :
1. Douglas Swanson, MD. Meningitis. 2020; 514-526.
2. Michel J Grifftiths, Fionas Mc Gill and Tom Solomon. Management of Acute Meningitis. 2018; 164-169.
KESIMPULAN
Meningitis merupakan suatu kasus kegawatdaruratan neurologik
dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Oleh karena
itu, diagnosis dan terapi harus dilakukan secepatnya untuk
mencegah keluaran yang buruk. Diagnosis ditegakkan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti
pungsi lumbal. Penatalaksanaan memerlukan pemahaman tentang
karakter pasien agar pemilihan antibiotik dapat dilakukan dengan
tepat. Penegakan diagnosis dan penentuan terapi yang baik dapat
memberi harapan kualitas hidup yang baik bagi pasien. Saat ini
sudah terdapat imunisasi untuk beberapa bakteri etiologi, sehingga
angka kejadian dapat diturunkan.
THANK YOU
Insert the SubTitle of Your Presentation