Anda di halaman 1dari 19

BAB 14 Surveilans Kesehatan Masyarakat di negara Berpenghasilan Rendah dan

Menengah

Amalia Rizkita
002510132020
Kelas A11 (Konsentrasi Epidemiologi)

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


PASCASARJANA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
Outline Presentasi

1. Motivasi

2. Sosial Ekonomi

3. Kepemimpinan

4. Sistem Pengawasan

5. Sumber Daya Tenaga Kesehatan

6 . Alat atau Sarana


Surveilans Kesehatan Masyarakat di negara Berpenghasilan Rendah
dan Menengah 3
Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional secara
keseluruhan, berdasarkan tujuannya terutama lebih ditujukan pada upaya untuk dapat
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Surveilans Kesehatan Masyarakat di negara Berpenghasilan Rendah
dan Menengah 4

1. Motivasi
5
Motivasi merupakan faktor dalam kompetensi yang dapat berubah dengan memberikan dorongan, apresiasi terhadap
pekerjaan bawahan, memberikan pengakuan dan perhatian individual dari atasan dapat berpengaruh positif terhadap
motivasi seorang bawahan. Dengan penigkatan kinerja memotivasi seseorang mencapai kepuasan terdiri dari
hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya sedangkan faktor intrinsik yaitu achievement,
pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dan sebagainya

Tenaga kesehatan yang diberi dukungan yang tinggi dan terjadi komunikasi dua arah antara pimpinan dan tenaga
kesehatan dalam pemecahan masalah maka kinerja tenaga kesehatan akan lebih baik. Dukungan dari orang-orang
terdekat individu dapat mempengaruhi kinerja individu menjadi lebih baik lagi. Motivasi positif bagi individu akan
meningkat apabila memperoleh dukungan dari orang-orang terdekat.
Surveilans Kesehatan Masyarakat di negara Berpenghasilan Rendah
dan Menengah 6

2. Sosial Ekonomi
7
Lingkungan sosial ekonomi lingkungan dapat
mendukung keberhasilan implementasi kebijakan,
sejauh mana kelompok-kelompok kepentingan
memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan,
karakteristik para partisipan, yakni mendukung atau
menolak, bagaimana sifat opini publik yang ada di
lingkungan dan apakah elite publik mendukung
implementasi kebijakan.
Surveilans Kesehatan Masyarakat di negara Berpenghasilan Rendah
dan Menengah 8

3. Kepemimpinan
9
Dalam kepemimpinan terdapat Kepemimpinan berkaitan dengan
pelaksanaan dan pembimbingan, bagaimana seorang pemimpin
pengawasan dan evaluasi. Fungsi melaksanakan tugasnya sebagai
pelaksanaan lebih menekankan pemimpin. Dalam menjalankan
bagaimana pimpinan mengarahkan dan tugasnya, seorang pemimpin harus
menggerakkan semua sumber daya tetap memperhatikan bawahannya.
untuk mencapai tujuan yang telah Dalam hal ini berkaitan dengan situasi
disepakati. Dukungan organisasi yang dan kondisi yang terjadi pada pegawai.
positif menjadi hal yang penting untuk Seorang pemimpin tidak dapat
mendorong kinerja baik dari setiap memaksakan kehendaknya terutama
pegawai. berkaitan dengan situasi dan kondisi
demokratis.
10
Kepemimpinan yang baik akan menunjang semangat kerja yang tinggi dari
setiap bawahan. Karena terjadinya kepuasan kerja dari setiap karyawan.
Sedangkan keberhasilan kerja yang tidak tercapai berhubungan dengan
penerapan kepemimpinan yang kurang mendukung aktivitas kerja khususnya
bagi tenaga bidan dalam memberikan pelayanan di tempat bertugas.
Komunikasi kerja menurutSiagian (2011), sebagai bagian dari penerapan
pola kepemimpinan belum berlangsung dengan baik antara dinas kesehatan
dan kepala puskesmas.
Surveilans Kesehatan Masyarakat di negara Berpenghasilan Rendah
dan Menengah 11

4. Sistem Pengawasan
12

Melalui pengawasan, standar keberhasilan program yang


telah dibuat dalam bentuk target, prosedur kerja dan
sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil yang
telah dicapai atau yang mampu dikerjakan oleh staf. Antara
evaluasi dengan pengawasan memiliki kesamaan tujuan yaitu
untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
program dengan memperbaiki fungsi manajemen.
Surveilans Kesehatan Masyarakat di negara Berpenghasilan Rendah
dan Menengah 13

5. Sumber Daya Tenaga Kesehatan


14
Kegiatan penyediaan tenaga kerja merupakan tahap yang sangat menentukan dalam kehidupan organisasi,
terutama jika terdapat tenaga kerja yang mempunyai sifat kepribadian dan mempunyai kemampuan atau
keterampilan kerja yang kurang menunjang bagi pelaksanaan organisasi. Penelitian Yunardi (2008) dalam
Haryanti (2011) mengatakan bahwa terdapat hubungan antara ketersediaan tenaga kesehatan dengan
kunjungan balita di Posyandu Merpai III. Dalam penelitian Herdywati (2017) menyatakan bahwa jumlah
sumber daya pegawai yang melaksanakan tugas dapat mempengaruhi kinerja.
Sistem penilaian tidak hanya terkait hasil kinerja secara fisik namun juga terhadap keseluruhan pelaksanaan
pekerjaan yang menyangkut kemampuan kerja, disiplin, kerajinan, loyalitas, integritas terhadap profesi dan
lainya. Penilaian tersebut penting untuk dasar kebijakan oleh pejabat berwenang dalam memberikan reward
ataupun punishment.
Surveilans Kesehatan Masyarakat di negara Berpenghasilan Rendah
dan Menengah 15

Alat atau sarana yaitu sumber daya yang dapat dipergunakan untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan
sukses. Alat atau sarana merupakan faktor penunjang untuk pencapaian tujuan. Untuk mencapai hasil kerja
yang baik dibutuhkan sarana yang mendukung dan sesuai dengan tugas dan fungsi yang dilaksanakan.
Berdasarkan penelitian Handayani (2012) menyatakan bahwa ada hubungan signifikan antara fasilitas
6. Alat Atau Sarana dengan kinerja petugas, semakin baik fasilitas semakin baik pula kinerja petugas. Berdasarkan penelitian
Kusmiyati (2013) ada hubungan antara sarana prasarana kinerja petugas dalam pelayanan imunisasi campak di
Kota Bitung. Ketersediaan sarana prasarana baik fasilitas, alat, dan bahan dalam tugas pelayanan berpengaruh
terhadap kinerja individu, karena memiliki fungsi membangkitkan motivasi bekerja, mengaktifkan respon
pegawai, dan dapat menarik perhatian pegawai.
Surveilans Kesehatan Masyarakat di negara Berpenghasilan Rendah
dan Menengah 16
1) Menilai Kesehatan dan Memantau Status Kesehatan dan Risiko 2. Mengikuti Peristiwa dan Tren Penyakit Tertentu
Kesehatan Penyakit
Paling sering status kesehatan dan risiko diperkirakan dengan mengukur Pelacakan tren penyakit (terutama penyakit menular) telah menjadi alasan
penyebab utama penyakit dan kematian dalam suatu populasi. utama sistem surveilans telah dilembagakan . Untuk penyakit yang rentan
Indikatorindikator ini dapat membantu dalam mengikuti status kesehatan epidemi, satu kasus (misalnya, kolera, wabah, atau demam berdarah
atau mengidentifikasi tujuan prioritas untuk kesehatan penduduk virus) mungkin menjadi alasan untuk bertindak. Untuk penyakit endemik
(misalnya, Orang Sehat 2010) (2). Secara internasional, penggunaan atau kurang parah, sistem surveilans dapat mencakup pengaturan ambang
indikator kesehatan sangat umum dan pekerjaan tambahan dengan data batas untuk perhatian dan tindakan untuk penyakit tertentu. Misalnya,
dapat memungkinkan perhitungan kecacatan: tahun hidup yang kabupaten tertentu dapat memutuskan bahwa dua kali lipat jumlah kasus
disesuaikan (DALYs) atau tahun potensi hilangnya nyawa (YPLL) malaria yang diharapkan dalam sebulan dapat menjadi alasan untuk
(3,4.Selain itu, survei sistematis penodik dari faktor risiko perilaku yang memulai penyelidikan dan pengendalian. Analisis informasi dari sistem
melacak determinan kesehatan atau jenis perilaku yang memengaruhi surveilans kesehatan masyarakat secara berkelanjutan dapat memberikan
kesehatan dapat berguna dalam menargetkan dan mengevaluasi"program. petunjuk pertama untuk mengidentifikasi dan mengukur epidemi.
Misalnya, di negara berkembang di mana tingkat merokok telah Program pemberantasan polio (dan sebelumnya cacar) menggunakan
meningkat secara eksponensial, akan ada perubahan penting dalam risiko pengawasan secara ekstensif untuk memantau kemajuan dalam mencapai
terkena kanker paru-paru dan penyakit kardiovaskular; Program tujuan mereka . Program pemberantasan harus mengandalkan
HIV/AIDS sering mengandalkan survei faktor risiko perilaku untuk pengawasan, yang menjadi lebih penting (dan mahal) karena penyakit
menetapkan desain dan evaluasi program. sasaran mendekati pemberantasan
Surveilans Kesehatan Masyarakat di negara Berpenghasilan Rendah
dan Menengah 17
3. Perencanaan, Pelaksanaan, Pemantauan, dan Evaluasi 4. Informasi Manajemen dan Pemantauan
Program Kesehatan Keuangan

Sistem informasi untuk pengaturan berpenghasilan rendah


sering dirancang untuk memberikan informasi tentang
input, proses, dan hasil program kesehatan. Iriformasi input
mengacu pada hal-hal seperti keuangan dan sumber daya Semakin banyak metode untuk memperoleh informasi keuangan
manusia yang digunakan dalam program. Sistem informasi yang dicari untuk pengaturan berpenghasilan rendah dan
proses mengukur hal-hal tertentu seperti stok persediaan, menengah untuk membantu dalam penentuan prioritas dan
jumlah orang yang dirawat, waktu staf, dan biaya yang alokasi sumber daya. Jenis informasi ini mungkin berasal dari
berguna untuk mengukur proses pemberian layanan. sistem catatan pasien atau dari survei berbasis populasi yang
Informasi input dan proses berguna untuk melacak proses sistematis .
yang terlibat dalam program kesehatan dan mengukur
efisiensi.
Referensi
18
1. Amaliah, R., Maria, I. L., & Maidin, M. A. (2017, February). Kinerja Petugas Pelaksana Surveilans Kusta di Seluruh Puskesmas Kabupaten Jeneponto
Tahun 2016. In Jurnal Forum Kesehatan (Vol. 7, No. 1, pp. 49-55).
2. Rasmaniar, R., Mahawati, E., Laksmini, P., Trisnadewi, N. W., Unsunnidhal, L., Siregar, D., ... & Sari, M. (2020). Surveilans Kesehatan Masyarakat.
Yayasan Kita Menulis.
3. Setiyadi, N. A., Jumadi, J., Arozaq, M., Hakam, F., Murti, B., & Sulaeman, E. S. (2015). Analisis Sistem Pencatatan dan Pelaporan Online TB/HIV di
BBKPM Surakarta.
4. Rahajeng, E., & Wahidin, M. (2020). Evaluasi Surveilans Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) Berbasis Data Kegiatan “Posbindu
PTM”. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 30(3)
5. Rokhmayanti, R., Sofiana, L., Nuraisyah, F., & Asidik, A. Buku Petunjuk Pratikum Surveilans Kesehatan Masyarakat Semester Genap Tahun
2021/2022.
6. Steutch, M. S. dan CRE. Principle and Practive of Public Health Surveilance. Oxford Univ Press. 2000
7. Herdyawati, A. E., Cahyo, K., & Kusumawati, A. (2017). Identifikasi Faktor Penghambat Pencapaian Kinerja Petugas Surveilans Kesehatan (Gasurkes)
dalam Upaya Pengendalian Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Tembalang Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip),
5(3), 449-456.
8. Salsabila, N., & Raharjo, B. B. (2018). Kinerja Petugas Surveilans Kesehatan dalam Upaya Penanggulangan Demam Berdarah Dengue. HIGEIA
(Journal of Public Health Research and Development), 2(2), 260-271
9. Yunianto, I., Sriatmi, A., & Arso, S. P. (2019). MEKANISME PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TENAGA SURVEILANS KESEHATAN
(GASURKES) PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DI DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat
(Undip), 7(1), 64-74.
Thank You!
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai