Anda di halaman 1dari 23

Pentingnya berbicara bagi mahasiswa

Keterampilan berbicara sangat


perlu bagi mahasiswa terutama
mahasiswa fakultas keguruan dan
ilmu pendidikan tentunya ini
sangat penting untuk terjun ke
dunia kerja sebagai tenaga
pendidik keterampilan berbicara
menjadi modal utama bagi tenaga
pendidik karena melalui bicara
kita dapat menyampaikan materi
dengan baik.
Keterampilan
Berbahasa
Di Susun Oleh :
Ika Puspita
2110301036
1. Aspek Keterampilan Berbahasa
2. Hubungan Antar Aspek Berbahasa
Keterampilan berbahasa adalah
kemampuan dan kecekatan
menggunakan bahasa yang meliputi
membaca, berbicara, menulis, dan
menyimak.
1. Aspek keterampilan berbahasa

👉 Mendengarkan/ Menyimak
👉 Berbicara
👉 Membaca
👉 Menulis
A.
Mendengarkan /
menyimak
Mendengarkan adalah
keterampilan memahami
bahasa lisan yang
bersifat reseptif. Yang
dimaksud dengan
keterampilan
B. Berbicara
mendengarkan di sini Dalam keterampilan
bukan berarti hanya berbicara dikenal tiga
sekadar mendengarkan situasi berbicara, yaitu
bunyi-bunyi bahasa interaktif, semiinteraktif,
melalui alat
noninteraktif.
pendengarannya,
melainkan sekaligus
D. Menulis
Sama halnya dengan
C. Membaca membaca
Keterampilan keterampilan
membaca menulispun dapat
terbagi kedalam diklasifikasikan
dua klasifikasi menjadi dua macam
yaitu membaca yaitu menulis
permulaan dan permulaan dan
pembaca menulis lanjutan
lanjutan
2. Hubungan Antar Aspek Berbahasa
👉 Hubungan berbicara dengan menyimak
👉 Hubungan menyimak dengan membaca
👉 Hubungan membaca dengan menulis
👉 Hubungan menulis dengan berbicara
A. Hubungan berbicara dengan
menyimak
Berbicara dan menyimak merupakan
komunikasi dua arah yang bersifat
langsung atau interaktif.
B. Hubungan menyimak dengan
membaca
Mendengarkan dan membaca
sama-sama merupakan keterampilan
berbahasa yang bersifat reseptif.
C. Hubungan membaca dengan menulis
Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat
produktif.sedangkan membaca merupakan kegiatan
berbahasa yang bersifat reseptif. Seseorang menulis guna
menyampaikan gagasan, perasaan atau informasi dalam
bentuk tulisan.
Sebaliknya, seseorang membaca guna memahami
gagasan perasaan atau informasi yang disajikan dalam
bentuk tulisan tersebut.
D. Hubungan menulis dengan
berbicara
Berbicara merupakan kegiatan
berbahasa ragam lisan,
sedangkan menulis merupakan
kegiatan bahasa ragam tulis,
kegiatan menulis pada umumnya
merupakan bagian berbahasa tak
langsung sedangkan berbicara
umumnya bersifat langsung.
TERIMAKASIH
🤗🤗🤗🤗
Prinsip berbicara
efektif adalah suatu
asas yang perlu
dipahami agar dapat
berbicara dengan
menarik dan jelas
sehingga mencapai
suatu tujuan.
Prinsip berbicara efektif:
1. Memberi kesempatan
bicara pada lawan bicara
2. Menatap bergantian
secara sopan sebagai
pembicara yang baik kita
harus menatap lawan bicara
kita secara sopan
3. Berbicara secara jelas
4. Menghayati pokok-pokok
pembicaraan yang akan
disampaikan
Sikap Pendengar dan
Pembicara Yang Baik dan Tidak
Baik
Sikap pndengar yang baik

● Memberi kesempatan pada lawan bicara untuk


menyampaikan pendapatnya.
● Fokus pada pesan yang disampaikan oleh lawan
bicara
● Tidak mengubah topik percakapan secara tiba-
tiba
● Mendengarkan secara aktif
●  Bisa menerima perbedaan pendapat dengan
lawan bicara
Sikap pendengar yang tidak baik

● Tidak mengajukan pertanyaan


● Mengambil bagian paling banyak dalam berbicara
● Tidak memparafrasekan untuk menunjukkan
pemahaman Anda
● Multitasking saat mengobrol.
● Sering memotong atau menyela pembicaraan
(menginterupsi)
Faktor-factor yang menentukan
keefektifan berbicara

● Faktor kebahasaan
● faktor nonkebahasaan
A. Faktor kebahasaan
1. Ketepatan ucapan
Seseorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara
tepat.
2. Penempatan tekanan
Kesesuaian trkanan nada dan durasi merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara.
3. Pilihan kata
Memilih kata haruslah jelas, tepat dan berfariasi agar maksud yang ingin
disampaikan mudah dimengerti.
4. Ketepatan sasaran pembicaraan
Hal ini menyangkut pemakaian kalimat. Pembicara yang menggunakan kalimat
efektif akan memudahkan pendengar memahami isi pembicaraan.
B. Faktor nonkebahasaan

(1) Sikap yang wajar,


tenang dan tidak kaku, pembicara yang tidak tenang, lesu dan kaku tentulah
memberi kesan pertama yang kurang menarik, pada kesan pertama ini sangat
penting untuk menjamin adanya kesinambungan perhatian pihak pendengar.
(2) pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara sebab
pandangan mata seseorang itu dapat mempengaruhi perhatian lawan bicara. (3)
kesediaan menghargai pendapat orang lain, dalam menyampaikan isi
pembicaraan seseorang pembicara hendaknya mempunyai sikap yang
terbuka dalam arti dapat menerima pendapat pihak lain, bersedia menerima
kritik, dan bersedia mengubah pendapatnya jika keliru.
(4) gerak-gerik dan mimik yang tepat, gerak-gerik dan mimik yang tepat dapat
pula menunjang keefektifan bicara biasanya gerakan ini dibantu oleh gerakan
atau ayunan tangan serta mimik wajah.
(5) kenyaringan suara, tingkat kenyaringan suara
disesuaikan dengan situasi, tempat, jumlah pendengar. Kenyaringan suara
ketika berbicara harus diatur supaya dapat didengar oleh semua pendengar
dengan jelas, dan mengingat gangguan dari luar.
(6) kelancaran, seorang
pembicara yang lancar berbicara akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraan
(7) Relevansi dan penalaran, gagasan demi gagasan
haruslah berhubungan dengan logis. Proses berpikir untuk sampai pada
suatu simpulan haruslah berhubungan. Hal ini berarti bagian tiap bagian
dalam kalimat, hubungan kalimat dengan kalimat haruslah logis dan
berhubungan dengan pokok pembicaraan.
(8) Penguasaan akan topik,
pembicaraan formal selalu menuntut persiapan. Tujuannya tidak lain adalah supaya topik yang dipilih
betul-betul dikuasai. Penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan keberanian dan kelancaran yang
baik pula.

Anda mungkin juga menyukai