Anda di halaman 1dari 17

Pancasila Di Era Pra

Kemerdekaan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Meet Our Team
Kelompok 11

Raynazza Anditra Khawarizmi (26040121130082)


Dhica Dhamara ( 26040121130063)
Fai’qotun Nisa Fadillah (27040121130096)
Nur Ikhsan Setiawan Jody (26040121140098)
Indah Aprilia Lestari ( 26040121140186)
Pendahuluan
Menurut Sunoto (1984), asal mula Pancasila secara budaya melalui kajian filsafat
Pancasila, menyatakan bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam Pancasila berasal
dari bangsa Indonesia sendiri dan rakyat Indonesia telah melaksanakannya dalam
kehidupan mereka, walaupun secara formal Pancasila baru menjadi dasar negara
Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945. Bukti sejarah tersebut dapat kita
temukan dalam berbagai adat istiadat, tulisan, bahasa, kesenian, kepercayaan,
agama, dan kebudayaan pada umumnya. Hal ini ditegaskan kembali oleh
Susilawati.(2021), bahwa, Pancasila sudah terwujud dalam nilai, kebiasaan, adat,
agama, watak, dan perangai di setiap jiwa Bangsa Indonesia. Oleh karena itu
Pancasila bukanlah hal baru, melainkan digali serta dirumuskan kembali.
Era Pra Kemerdekaan
terbagi menjadi :

Era Era
Kerajaan Penjajahan
Pancasila Di Era Kerajaan
Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila berupa ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta
keadilan dalam kenyataannya telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak jaman kerajaan. Menurut Brata dan Warta.
(2017), sejak jaman kerajaan dan masuknya agama-agama besar di nusantara, unsur-unsur Pancasila sebagai
kebudayaan Indonesia sudah ada dalam kehidupan masyarakat, terutama yang terkait dengan sistem kepercayaan.

Nilai nilai Pancasila yang ada pada jaman kerajaan seperti:


• Ketuhanan : Dimana masyarakat pada jaman ini sudah mengetahui dan mengakui adanya entitas tuhan atau
pencipta kehidupan melalui ajaran hindu, budha, islam dan kepercayaan animism dan dinamisme nenek
moyang
• Kemanusiaan : Dimana kehidupan bermasyarakat pada masa tersebut sangatlah damai dan berlangsung dengan
rukun
• Persatuan Rakyat : Di lihat dari pencobaan persatuan wilayah-wilayah nusantara yang coba ditaklukan
beberapa kerajaan besar seperti majapahit dan sriwijaya. Serta penerapan konsep wawasan nusantara
4. Keadilan : Adanya pengadilan kerajaan serta perlindungan dari seorang raja yang menjamin
keadilan dan kesejahterahaan rakyat.
Hal ini diperkuat oleh Brata dan Warta.(2017), adanya peraturan kerajaan yang terdapat pada karya
sastra yang terkenal berupa kitab Sutasoma terdapat istilah “Pancasila Krama”, artinya lima dasar
tingkah laku atau perintah kesusilaan. Pancasila Krama ini juga sering disebut “Ma Limo”, mencakup:
1) Dilarang mateni (membunuh); 2) Dilarang maling (mencuri); 3) Dilarang madon (berzina); 4)
Dilarang mabok (minum-minuman keras) dan; 5) Dilarang main (berjudi). Kelima ini menjadi pedoman
tingkah laku yang wajib ditaati.
Pancasila Di Era Penjajahan
Pancasila sendiri secara historis mulai dirumuskan pada sidang pertama BPUPKI.Saat
sidang yang pertama, yang berkegiatan merumuskan dasar negara, ada tiga tokoh yang
mengusulkan gagasannya, diantaranya ada Moh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan Ir.
Soekarno. Soekarno dengan tegas mengatakan rumusan dasar negara ini dinamakan
Pancasila (Apriliani dan Dewi, 2021).
29 Mei - 1 Juni 1945 SIDANG PERTAMA BPUPKI
BPUPKI
BPUPKI dibentuk oleh jepang pada tanggal 29
April 1945. Tugas dari BPUPKI adalah
mempelajari dan menyelidiki hal hal penting
terkait politik ekonomi dan tatanan pemerintahan
untuk menuju indonesia merdeka.

Saat sidang pertama BPUPKI pada tanggal 29


mei- 1 Juni 1945 membahas 3 rumusan masalah
dari 3 tokoh, yaitu Mr. Muhammad Yamin, Prof
Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.
Mr. Muhammad Prof Dr. Soepomo Ir. Soekarno
Yamin
• Peri Kebangsaan • Persatuaan negara, • Nasionalisme
• Peri Kemanusiaan negara serikat dan (Kebangsaan Indonesia)
• Peri Ketuhanan persekutuan negara • Internasionalisme (Peri
• • Hubungan antara negara kemanusiaan)
Peri Kerakyatan
dan agama • Mufakat (Demokrasi)
• Peri Kesejahteraan
• Republik atau • Kesejahteraan sosial
Rakyat • Ketuhanan yang maha
monarchie
esa (Berkebudayaan)

(Brata dan Wartha, 2017)


Untuk membahas lebih lanjut BPUPKI membuat panitia kecil beranggotakan 8 orang dengan
ketua Ir. Soekarno. Panitia ini sering disebut dengan panitia 9. Tugas panitia 9 ini adalah
mengerahkan usul dan pandangan BPUPKI yang akan di jadwalkan sidang kedua pada tanggal
10-17 Juli 1945. Selain itu panitia 9 juga di tunjuk untuk menulis naskah proklamasi (Dewi dan
Dewi., 2021).
Serta terbentuk panitia-panitia lain diantaranya panitia peracangan undang-undang dasar, panitia
pembela tanah air dan panitia kecil hasil bentukan dari dalam panitia perancangan UUD.
Piagam jakarta
Pada saat sidang kedua, tepatnya tanggal 14 Juli 1945, BPUPKI menerima Piagam Jakarta hasil
rumusan dari Panitia Sembilan, sebagai pembukaan rancangan UUD yang dirumuskan untuk
kemerdekaan Indonesia.

Namun, karena sila pertama pada Piagam Jakarta tersebut berisi “Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menyebabkan kontroversi (karena
Indonesia memiliki banyak sekali agama dan kepercayaan), sehingga digantilah sila pertama
tersebut dengan kalimat “Ketuhanan Yang Maha Esa” (Apriliani dan Dewi, 2021)
Muh Yamin menamakan rumusan tersebut piagam jakarta atau jakarta charter. Rumusan
rancangan dasar negara indonesia merdeka itu adalah sebagai berikut :
• Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam sebagai pemeluk-pemeluknya
• (Menurut ) Dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
• Kesatuan imdonesia
• (Dan) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan
perwakilan
• ( Serta dengan mewujudkan suatu ) Keadilan sosial bagi kerakyatan indonesia
PIAGAM JAKARTA 22 JUNI 1945
I
Kesimpulan

Pada dasarnya, Pancasila sudah ada dan melekat pada jiwa bangsa Indonesia sejak
sebelum negara ini merdeka. Hal ini dikarenakan Pancasila memang digali dari jiwa
bangsa Indonesia itu sendiri. Sebagai contoh sumber dari Pancasila itu sendiri yaitu
adat istiadat, kebiasaan, keanekaragaman, kebudayaan, dll. Jadi Bangsa Indonesia
dapat disebut sebagai kausa materialis karena telah memiliki nilai-nilai Pancasila
didalam kehidupannya sebelum terbentuknya Negara Indonesia itu sendiri.
Daftar Pustaka
Apriliani, S.L. dan D.A. Dewi. 2021. Menyingkap Perkembangan Pengimplementasian Pancasila
dari Masa ke Masa. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling., 3(1); 21-
30.
Brata, I. B dan I.B.N. Wartha. 2017. Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia.
Jurnal Santiaji Pendidikan., 7(1) :120-132.
Dewi, M.S dan D.A. Dewi. 2021. Penerapan Nilai Pancasila Dari Arus Sejarah Perjuangan dan
Dampak Globalisasi. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan., 9(2) : 1-13.
Sunoto. 1984. Filsafat Pancasila I. Hanindita, Yogyakarta. 124 hlm.
Susilawati. 2021. Napak Tilas Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Jurnal
Ilmiah Universitas Batanghari Jambi., 21(2) : 916-921
TErima Kasih

Anda mungkin juga menyukai