Anda di halaman 1dari 31

Materi 3

Kebijakan dan
Keselamatan Peserta Didik
 POKOK BAHASAN
1. Mengenal Kebijakan Keselamatan Peserta Didik
2. Komponen-Komponen di Kebijakan Keselamatan Peserta didik
3. Kode Perilaku Keselamatan Peserta Didik

 WAKTU
 2 x 50 menit
KEBIJAKAN KESELAMATAN PESERTA DIDIK

Kebijakan keselamatan peserta didik disusun dan


diberlakukan bagi:
a. Pendidik;
b. Tenaga kependidikan; dan
c. Mitra satuan pendidikan

untuk menciptakan sikap dan perilaku yang pro perlindungan


anak dan menghindarkan anak dari risiko kekerasan yang
dapat terjadi di lingkungan satuan pendidikan.
Mengapa? (1)

a. Setiap riset tentang kekerasan pada anak menunjukkan bahwa


kekerasan anak pada anak dilakukan oleh orang yang dikenal anak dan
dilingkungan dimana anak berinteraksi.
b. Artinya anak-anak selalu rentan/beresiko mengalami kekerasan.
c. Orangtua dewasa rentan melakukan kekerasan pada anak, termasuk
staf dan orang-orang yang bekerja dengan anak di berbagai
Lembaga/sekolah rentan melakukan kekerasan.
d. Para pemangsa profesional berupaya bekerja di lembaga yang bekerja
dengan anak sehingga mereka selalu punya kesempatan untuk
mendekati anak dengan cara grooming dan melakukan kekerasan pada
anak.
e. Tidak banyak bukti dilaporkan di Indonesia, tetapi pernah terjadi
kekerasan di Lembaga dan sekolah dan juga tidak berarti tidak ada risiko
kekerasan oleh pendamping.
Mengapa? (2)
a. Belum ada sistem yang dapat memeriksa apakah
seseorang pernah melakukan kekerasan pada anak,
termasuk kejahatan seksual.
b. Oleh karena itu perlu mengikat staf dan orang yang
bekerja dan berhubungan dengan anak melalui
kebijakan keselamatan anak agar kekerasan pada anak
dapat dicegah.
c. Kebijakan tersebut mencakup Kode etik/perilaku.
d. Kegagalan menerapkan kebijakan ini menghancurkan
lembaga, program, juga karir para stafnya.
Tujuan Kebijakan Keselamatan Peserta Didik
 Memastikan bahwa pendidik, tenaga
kependidikan, dan mitra satuan pendidikan:
1. menyadari, mencegah, merespon, dan
melaporkan secara tepat isu kekerasan terhadap
peserta didik yang terjadi di lingkungan satuan
pendidikan;
2. berperilaku secara tepat terhadap peserta didik;
dan
3. melaksanakan kegiatan atau tindakan yang aman
bagi keselamatan peserta didik
Contoh Penerapan
Kebijakan Keselamatan
Peserta Didik

• Kebijakan Keselamatan Peserta Didik


diterapkan pada 17 SMP di Kab.
Cianjur dan 24 SMP di Kab. Bandung.
• Penerapan Kebijakan Keselamatan
Peserta Didik disertai pula dengan
penandatanganan Lembar
Komitmen Keselamatan Peserta
Didik di tingkat Guru, Siswa dan
Orang Tua untuk membangun
komitmen dalam melindungi anak
dari kekerasan
Komponen Kebijakan Keselamatan Anak
Penyadaran
 Memastikan pendidik, tenaga
kependidikan, dan mitra
memahami dan mampu
menerapkan kebijakan
keselamatan anak

 Contoh Praktik:
 Adanya kebijakan keselamatan
anak yang jelas, materi informasi
yang mudah diakses oleh publik,
melakukan sosialisasi,
menandatangani kode perilaku
keselamatan peserta didik
Pencegahan
 Memastikan pendidik, tenaga
kependidikan, dan mitra
meminimalisir risiko pelanggaran
kebijakan keselamatan didik.

 Contoh praktik:
 Prosedur perekrutan pendidik,
tenaga kependidikan, termasuk
mitra; melakukan pelatihan
perlindungan anak dan kebijakan
keselamatan anak
Pelaporan

Memastikan seluruh warga


sekolah maupun masyarakat
memahami langkah-langkah
pada terjadinya dugaan
pelanggaran kebijakan
keselamatan peserta didik.
Respon
 Memastikan tersedianya
petunjuk pelaksanaan
merespon kekerasan
yang terjadi di sekolah
dasar
Alur Penanganan Pelanggaran Etik (Contoh)

Menerima pengaduan Melakukan pemeriksaan Pemanggilan terlapor yang Pemberian sanksi


adanya pelanggaran laporan pengaduan melakukan pelanggaran etik bagi terlapor
etik 1. Verifikasi dan validasi 1. Membacakan laporan hasil Sanksi pelanggaran etik
dokumen pengaduan pemeriksaan pada umum terbagi atas
2. Meminta keterangan 2. Mendengarkan tanggapan ringan, sedang dan berat
Pelapor, Terlapor dan terlapor
Saksi 3. Pemberian sanksi kepada
3. Membuat laporan hasil terlapor apabila terbukti
pemeriksaan melakukan pelanggaran
4. Pemulihan nama baik
apabila terlapor terbukti
tidak melakukan
pelanggaran
Pemberian Sanksi (Contoh)

Pelanggaran Bentuk sanksi (contoh)

Ditentukan berdasarkan: • Pemberhentian


• jenis pelanggaran terhadap
kewajiban dan larangan;
Berat • Ditindaklanjuti melalui proses
hukum yang berlaku
• adanya unsur kesengajaan • SK Peringatan 2
atau direncanakan;
• akibat yang diderita oleh Sedang • Penundaan honor
(apabila tenaga kontrak)
korban;
• menjadi pelaku utama atau • SK Peringatan 1
turut serta; dan/atau Ringan • Teguran lisan
• merupakan pelanggaran
pertama atau pengulangan
KODE PERILAKU KESELAMATAN PESERTA
DIDIK
Pendidik/Tenaga Kependidikan/Mitra Satuan Pendidikan
Tidak Boleh:

(1)
Melakukan kekerasan fisik
terhadap peserta didik
Pendidik/Tenaga Kependidikan/Mitra Satuan Pendidikan
Tidak Boleh:

(2)
Memakai bahasa yang tidak
pantas, menghina, atau kasar
Pendidik/Tenaga Kependidikan/Mitra Satuan Pendidikan
Tidak Boleh:

(3)
Mempermalukan,
merendahkan, mencela, atau
menghina peserta didik
Pendidik/Tenaga Kependidikan/Mitra Satuan Pendidikan
Tidak Boleh:

(4)
Menunjukkan perlakuan
berbeda, tidak adil, atau
mengistimewakan peserta didik
tertentu dibanding peserta didik
lainnya
Pendidik/Tenaga Kependidikan/Mitra Satuan Pendidikan
Tidak Boleh:

(5)
Bertindak yang bisa menjurus
ke arah pelecehan atau
menempatkan peserta didik
pada keadaan yang rentan
terhadap terjadinya
pelecehan.
Pendidik/Tenaga Kependidikan/Mitra Satuan Pendidikan
Tidak Boleh:

(6)
Memisahkan diri dalam waktu
yang cukup lama dengan salah
seorang peserta didik
Pendidik/Tenaga Kependidikan/Mitra Satuan Pendidikan
Tidak Boleh:

(7)
Melakukan hal-hal yang bersifat
pribadi yang dapat dilakukan
sendiri peserta didik
Pendidik/Tenaga Kependidikan/Mitra Satuan Pendidikan
Tidak Boleh:

(8)
Menunjukkan peserta didik
gambar, film, dan website yang
tidak pantas termasuk
pornografi, ataupun kekerasan
eskstrim
Pendidik/Tenaga Kependidikan/Mitra Satuan Pendidikan
Tidak Boleh:

(9)
Menunjukkan perilaku yang
tidak pantas atau provokatif
secara seksual
Pendidik/Tenaga Kependidikan/Mitra Satuan Pendidikan
Tidak Boleh:

(10)
Terlibat dalam kegiatan seksual
atau berhubungan seksual
dengan peserta didik
Pendidik/Tenaga Kependidikan/Mitra Satuan Pendidikan
Tidak Boleh:

(11)
Mengajak peserta didik untuk
menginap di rumah kecuali
dalam situasi luar biasa dan
sudah mendapatkan ijin dari
Kepala Sekolah dan Orang
Tua
Pendidik/Tenaga Kependidikan/Mitra Satuan Pendidikan
Tidak Boleh:

(12)
Tidur di tempat tidur yang
sama dengan peserta didik
saat kegiatan di luar
Pendidik/Tenaga Kependidikan/Mitra Satuan Pendidikan
Tidak Boleh:

(13)
Mengeksploitasi peserta didik
yang mendatangkan keuntungan
seperti uang, dsb
Pendidik/Tenaga Kependidikan/Mitra Satuan Pendidikan
Tidak Boleh:

(14)
Membiarkan atau ikut serta
dalam perilaku peserta didik
yang sifatnya ilegal, tidak aman,
dan mengarah pada kekerasan

Proses perubahan memerlukan
waktu. Setidaknya, kini kita
sudah memulai langkah kecil
dimulai dari diri sendiri dan
satuan pendidikan kita untuk “
perubahan yang lebih baik demi
kepentingan terbaik bagi anak.

Anda mungkin juga menyukai