Tabungan : Investasi :
1. Pendapatan yang 1. Tingkat suku bunga
diterima 2. Permintaan efektif (yg
2. MPS (marginal didukung daya beli)
propensity to saving) 3. MEC (marginal
3. Tingkat suku bunga efficiency of capital)
kemampuan modal
untuk menghasilakn
Dalam Analisa Keseimbangan Ekonomi 2 Sektor, maka
Pendapatan Nasional Akan dipengaruhi oleh 2 Faktor
Kecondongan Menabung
Ada dua macam, yaitu Kecondongan menabung marginal dan kecondongan
menabung rata-rata.
1. Kecondongan menabung marginal (MPS) dapat didefinisikan sebagi
perbandingan di antara pertambahn tabungan (∆S) dengan pertambahn
pendapatan disposebel (∆Y).
2. Kecondongan menabung rata-rata (APS) menujjukan perbandingan di
antara tabungan (S) denganpendapatan disposebel (Y).
C = C + c Y, C > 0, 0 < c <1
C
Consumption
c
spending by
disposable +
households C
marginal income =
C
propensity to
depends
consume (MPC)
Y
on
C
autonomous Y
consumption
C determines the intercept on the vertical axis.
The slope of the consumption function is
lower case c, the MPC.
Marginal Propencity To Consume (MPC)
MPC=∆C/∆Yd
Disposibel Pengeluaran
MPC APC
Income Konsumsi
Kasus MPC Tetap
200 300 0,75 1,5
400 450 0,75 1,125
600 600 0,75 1
800 750 0,9375
Kasus MPC makin kecil
200 300 0,80 1,5
400 460 0,75 1,15
600 610 0,70 1,016667
800 750 0,9375
Here are the combinations of first-period and second-period consumption
the consumer can choose. If he chooses a point between A and B, he
consumes less than his income in the first period and saves the rest for
the second period. If he chooses between A and C, he consumes more that
his income in the first period and borrows to make up the difference.
Vertical intercept is
(1+r)Y1 + Y2
A Borrowing
Y2
Horizontal intercept is
C Y1 + Y2/(1+r)
Y1
First-period consumption
consumption
Second-
period
Y Z
X IC2
W IC1
First-period consumption
Indifference curves represent the consumer’s preferences over first- period and
second-period consumption. An indifference curve gives the combinations of
consumption in the two periods that make the consumer equally happy. Higher
indifferences curves such as IC2 are preferred to lower ones such as IC1. The
consumer is equally happy at points W, X, and Y, but prefers point Z to all the
others. Point Z is on a higher indifference curve and is therefore not equally
preferred to W, X, and Y.
consumption
Second-
O
period IC3
IC2
IC1
First-period consumption
The consumer achieves his highest (or optimal) level of satisfaction
by choosing the point on the budget constraint that is on the highest
indifference curve. Here the slope of the indifference curve
equals the slope of the budget line. At the optimum, the indifference
curve is tangent to the budget constraint. The slope of the indifference
curve is the marginal rate of substitution MRS, and the slope of the
budget line is 1 + the real interest rate. At point O, MRS = 1 + r.
Marginal Propencity To Saving
Kasus MPS Tetap
200 -100 0,25 -0,5
400 -50 0,25 -0,13
600 0 0,25 0
800 50 0,0625
Kasus MPS makin Besar
200 -100 0,20 -0,5
400 -60 0,25 -0,15
600 -10 0,30 -0,0167
800 50 0,0625
MPC + MPS = 1 dan APC+APS =
1
Dengan menggunakan asumsi bahwa semua pendapatan habis digunakan
untuk memaksimalkan utiliti maka MPC + MPS = 1 dan APC + APS = 1
Disposibel
MPC MPS MPC+MPS = 1 APC APS APC + APS = 1
Income
Kasus MPC & MPS Tetap
200 0,75 0,25 1 1,5 -0,5 1
400 0,75 0,25 1 1,125 -0,13 1
600 0,75 0,25 1 1 0 1
800 0,9375 0,0625 1
Kasus MPC & MPS berubah
200 0,80 0,20 1 1,5 -0,5 1
400 0,75 0,25 1 1,15 -0,15 1
600 0,70 0,30 1 1,017 -0,017 1
800 0,9375 0,0625 1
Keseimbangan ekonomi 2 sektor
(Rumah Tangga – Perusahaan)
FUNGSI KOMSUMSI DAN FUNGSI TABUNGAN
C
400 B
Konsumsi
180
A
200
240
90
Autonomous
Consumption 45
0 NI
200 400 600 800 1000
Fungsi Tabungan
200
S
Tabungan
90 E
60
0 NI
200 400 600 800 1000
-90
240
-200
Persamaan Matematis:
Fungsi Konsumsi : Fungsi Tabungan :
C = a + bY S = -a + (1 – b) Y
Dimana
a = autonomous Consumtion; b = MPC dan Y = Disposible Income
• Y=C+I
• Y = 90 + 0,75Y + 120
• Y- 0,75 Y = 90 + 120
• Y = 210/0,25 840
Investasi yang lazim juga di sebut dengan istilah penanaman modal atau pembentukan
modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran
agregat. Investasi dapat di artikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran
penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang
modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Y1 Y2 Y3 Yn
M= + + + ... +
2 3
(1+R) (1+R) (1+R) (1+R)n
Dimana :
M = Nilai modal yang diinvestasikan
Y1, Y2, Y3, = keuntungan yang diperoleh perusahaan antara tahun 1 hingga tahun n
R = Tingkat pengembalian Modal
I A
45o
0 Ya Ye Yp Y (GDP)
S,I S
E I
0 Ya Ye Yp Y (GDP)
Matematis
Y=C+I I=S
Y =( C0 + bY )+ I I = - C0 + (1 – b)Y
Y = 1/(1-b) (C0 + I) I+I = - C0 + (1–b) (Y + Y)
Y+ Y = 1/(1-b) (C0 + I +I) I+I = - C0+(1–b)Y+(1–b)Y
Y = 1/(1-b) I Y = 1/(1-b) I
dimana: Y = perubahan
GDP, I = perubahan
investasi, dan 1/(1-b) = koef.
pengganda investasi.
PENDAPATAN NASIONAL DALAM KESEIMBANGAN
FUNGSI KONSUMSI
C = a + bY a = konstanta b = koefisien(MPC)
S = -a + (1 – b)Y
Setelah menunjukkan ciri-ciri dan komsumsi rumah tangga dan investasi perusahaan, sekarang
telah dapat di jelaskan (i) mengenai arti dari konsep tingkat kegiatan ekonomi negara atau
keseimbangan perekonomian negara, (ii) mengenai proses penentuan tingkat kegiatan
ekonomi dan pendapatan nasional, dalam suatu perekonomian yang terdiri dari 2 sektor.
Untuk menunjukkan proses penentuan tingkat keseimbangan dan perekonomian negara dapat di
gunakan 3 cara,yaitu :
1. Dengan menggunakan contoh angka yang membandingkan pendapatan nasional dan
pengeluaran agregat.
2. Dengan menggunakan grafik yang menunjukkan (a) kesamaaan pengeluaran agregat
dengan penawaran agregat, dan (b) kesamaan di antara investasi dan tabungan.
3. Dengan menggunakan cara penentuan secara aljabar.
GDP EKUILIBRIUM DAN
MEKANISME PENYESUAIAN
sumberdaya
Tidak ada perubahan dalam pasar uang
PENGGANDA INVESTASI
(investment multiplier)
1000 = 1 X 1000
+ +
666,67 = 2/3 X 1000
+ +
444,44 = (2/3) 2 X 1000
+ +
296,30 = (2/3) 3 X 1000
+ +
197,53 = (2/3) 4 X 1000
+ +
. .
. .
. .
3000 = 1/(1 – 2/3) X 1000
Lanjutan…
Contoh (2):
Diketahui fungsi konsumsi C = 100 + 0,8Y, dan
investasi otonom (I) sebesar 250. Berdasarkan
informasi tersebut, maka:
GDP ekuilibrium (Ye) = 1/(1 – 0,8) (100 + 250) =
1.750
Jika terjadi kenaikan investasi (I) sebesar 50,
maka GDP akan meningkat sebesar:
Y = 1/(1-0,8) 50 = 250 sehingga:
GDP ekuilibrium baru = 1.750 + 250 = 2.000