PENDIDIKAN AGAMA
DOSEN PENGAMPU :
RAHMI WIZA, S.PD.I.,M.A
OLEH :
NAMA : WIKA FITRIA
NIM : 21053111
b. Argumen Kosmologi
Kata kosmos menurut makna asalnya adalah teratur, harmoni dan tersusun rapi.
Kemudian maknanya berkembang menjadi "alam raya" karena alam raya bila diamati
bergerak dengan serba teratur dan harmoni. Argumen kosmologi ini disebut juga dengan
argumen sebab akibat (sabab wal musabab). Ringkasnya argumen ini bahwa segala
sesuatu di alam ini terjadi melalui proses sebab dan akibat. Misalnya, adanya banjir
disebabkan adanya hujan, hujan turun disebabkan adanya awan tebal yang mengandung
air, awan disebabkan adanya penguapan air laut.
c. Argumen Moral
Argumen Moral ini dikemukakan pertama kali oleh Immanuel Kant (1724-1804 M). Inti
dalam argumen ini adalah : "wujud tuhan hannya dapat ditetapkan dengan tanda-tanda
dalam jiwa manusia. Tanda-tanda tersebut berbentuk "larangan moral"
Tauhid berasal dari kata wahhada artinya Meng esakan Tuhan. Tauhid menuntun agar
tercapai persamaan persepsi dan sebutan tentang Yang Maha Esa itu yakni Allah. Tauhid
berpangkal dari sebuah pengakuan bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah yang
dirumuskan dalam kalimat singkat dan jitu "la ilaha illallah".
c) Tauhid Mulkiyah
Tauhid mulkiyah adalah meyakini Allah sebagai satu-satunya Yang Maha Berkuasa.
Kekuasaan-kekuasaan yang lain harus tunduk kepada
kekuasaanya. Sebesar apapun kekuasaan yang dimiliki oleh manusia di satu saat pasti
akan sirna. Oleh karena itu, seseorang tidak boleh bertindak sewenang-wenang ketika
berkuasa karena kekuasaan yang dimiliki manusia pada hakikatnya adalah anugerah dan
amanah-Nya yang akan dipertanggungjawabkan kepada-Nya di suatu saat.
Menurut Ibnu Manzur, kata syirik berasal dari kalimat fi’il madhi yaitu 'syaraka' yang
bermakna bersekutu dua orang misalnya seseorang berkata "a asyraka billah", artinya
bahwa dia sederajat dengan Allah SWT.
Syirik adalah perbuatan, anggapan atau i’tikad yang menyekutukan Allah SWT dengan
yang lain, seakan-akan ada yang maha kuasa di samping Allah SWT. Pengertian syirik
dapat dipahami dari berbagai seginya. Dalam surah an-Nisa ayat 48, dijelaskan bahwa
pembagian syirik dibagikan kepada enam macam, yaitu:
a. Syirik al-Istiqlal, yaitu menetapkan pendirian bahwa Tuhan itu ada dua dan
keduanya bebas bertindak sendiri-sendiri. Seperti syiriknya orang majusi
(penyembah api). Menurut mereka Tuhan itu dua, pertama Ahuramazda, Tuhan
dari segala kebaikan dan Ahriman, Tuhan dari segala kejahatan.
b. Syirik at-Tab’id, yaitu menyusun Tuhan terdiri dari beberapa Tuhan, sebagai
syiriknya orang Nasrani.
c. Syirik at-Taqrib, yaitu beribadat, memuja kepada yang selain Allah SWT untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagaimana syiriknya orang Jahiliah zaman
dahulu.
d. Syirik at-Taqlid, yaitu memuja, beribadat kepada yang selain Allah SWT karena
taqlid (turut-turutan) kepada orang lain.
e. Syirik al-Asbab, yaitu menyandarkan pengaruh kepada sebab-sebab yang biasa,
sebagaimana syiriknya orang-orang ahli filsafat dan penganut paham naturalis.
Mereka berkata bahwa segala kejadian alam ini tidak ada sangkut-pautnya dengan
Tuhan, meskipun Tuhan itu ada. Melainkan adalah sebab-akibat daripada alam itu
sendiri.
f. Syirik al-Aghrad, yaitu beramal bukan karena Allah SWT.
contohnya pengakuan kemampuan ilmu daripada kemampuan dan kekuatan Allah SWT,
peribadatan selain kepada Allah SWT dengan menyembah patung, tempat-tempat
keramat dan kuburan, dan kepercayaan terhadap keampuhan peninggalan-peninggalan
nenek moyang, yang diyakini menentukan dan mempengaruhi jalan kehidupan.
Keaktifan