Anda di halaman 1dari 10

ISSUE KESEHATAN LINGKUNGAN YANG

MEMPENGARUHI KESEHATAN REPRODUKSI


(PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DAN KEHAMILAN DI
LUAR PERNIKAHAN)

Disusun Oleh :
Vita agustina (2003407141004)
Fitriatul hasanah (2003407141008)
Nafilatul khoiroh (2003407141010)
Meylinda anisa putri (2003407141016)
Qiyyimatul Hasanah (2003407141018)
Ica Dewi Khodijah(2003407141022)
Anis safira putri (2003407141024)
Irwanti mutohiroh (2003407142028)
Kesehatan Lingkungan

Merupakan bagian dari pada kesehatan masyarakat pada umumnya yang mempunyai tujuan
membina dan meningkatkan derajat kesehatan dari kehidupan sehari-hari baik fisik, mental,
maupun sosial dengan cara pencegahan terhadap penyakit dan gangguan kesehatan.
Kesehatan Reproduksi
Adalah keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik,mental dan kehidupan sosial
yang berkaitan dengan alat, fungsi, serta proses reproduksi. Dengan demikian kesehatan
reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari penyakit, melainkan bagaimana seseorang
dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum menikah dan
sesudah menikah.
ISSUE KESEHATAN LINGKUNGAN
YANG MEMPENGARUHI
REPRODUKSI
A. Penyakit Menular Seksual
Dari sudut bakteriologi (mikroorganisme) yang paling
sering menyebabkan penyakit menular seksual dan menjurus
ke arah penyakit radang panggul adalah Niesserid
gonorrhoeoe, Clomydia trochomotis, Nycoplosmo hominis,
dan bakteri lainnya.
Tanda dan Gejala PMS
1. Tanda-tanda PMS pada laki-laki antara lain:
○  berupa bintil-bintil berisi cairan,
○  lecet atau borok pada penis/alat kelamin,
○  luka tidak sakit;
○  keras dan berwarna merah pada alat kelamin,
○  adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam,
○  rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin,
○  rasa sakit yang hebat pada saat kencing,
2. Tanda dan Gejala PMS pada Wanita
○ rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual,
○ rasa nyeri pada perut bagian bawah,
○ pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin,
○ keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan
pada alat kelamin atau sekitarnya,
○ keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal,
○ timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual,
○ bintil-bintil berisi cairan,
○ lecet atau borok pada alat kelamin.
B. Kehamilan Yang Tidak di
Inginkan
Dari berbagai penelitian masalah remaja yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi antara lain
:
1. Remaja aktif secara seksual, belum memiliki kematangan dari segi mental dan sosial
2. Kehamilan yang tidak di inginkan percobaan pengguguran kehamilan atau percobaan bunuh diri
3. Kondisi remaja yang tidak sehat selama hamil(anemi,kurag gizi)
4. Infeksi penyakit menular seksual
5. Berganti pasangan
6. Risiko komplikasi kehamilan dan persalinan, menurut WHO risiko kematian akibat kehamilan 2
kali lebih tinggi pada remaja 15-19 tahun dibandingkan wanita usia 20-24 tahun. Risiko kematian 5
kali lebih tinggi pada remaja usia L0-14 tahun dibandingkan wanita usia 20 tahun.
7. Resiko melahirkan bayi prematur.
8. Resiko melakukan abortus.
KESIMPULAN
Perilaku berisiko dan permasalahan terkait kesehatan reproduksi pada remaja
di Indonesia nampak cukup serius dan membutuhkan perhatian khusus.
Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi masih rendah, misal
pengetahuan tentang PMS. Mereka juga melakukan aktivitas yang cukup
berisiko dalam menjalin hubungan dengan pasangan sehingga menjurus
kepada perilaku seks bebas, kehamilan yang tidak diinginkan, terjangkit PMS
hingga aborsi. Semua hal itu menjadikan persepsi, sikap dan perilaku remaja
menjadi rendah yang pada akhirnya meningkatkan risiko remaja melakukan
hal-hal yang dapat merugikan kesehatan.
AKASI
H...

Anda mungkin juga menyukai