Anda di halaman 1dari 28

Anemia Ibu pada Hamil

KELOMPOK D1

HOLLERIK SAHAT EFESUS 102012304


MARTA SIMANJUTAK 102013266
CORNELIA TABITA SANTIKA 102014004
ANDRES VIDIANTO SALIM 102014048
GABRIELLA SELARA PANGAREPO 102014085
BERNADET YULYANTI 102014170
MOHAMAD YANUAR 102014191
SUHAIMA IZZATIEY 102014232
Skenario 2
• Seorang perempuan, usia 18 tahun, datang ke
Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya
yang pertama. Pasien merasa mudah lelah, sering
berdebar-debar dan pusing.
RUMUSAN MASALAH
• Seorang perempuan, usia 18 tahun, datang ke
Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya
yang pertama dengan keluhan merasa mudah
lelah, sering berdebar-debar dan pusing diduga
menderita anemia.
Anamnesis
• Identitas pasien
• Keluhan
KU : merasa mudahutamalelah, sering berdebar-
• Riwayat
debar,penyakit sekarang
dan pusing
•Riw.
Riwayat
Haid :penyakit
HPHT=dahulu 21 SEP 2016
• Riwayat
Tanggal keluarga = 31 MEI 2017
pemeriksaan
• Mens
Riwayat sosialsiklus
rutin, / alergi28 hari
• Riwayat  HPHT,
RPDsiklus,
: - lama, banyak
• Riwayat kehamilan
RPK : nenek menderita hipertiroid
• Riwayat KB
Hitung usia kehamilan

• HPHT = 21 Sep 2016


• Tgl pemeriksaan = 31 Mei 2017

• 21-09-2016 sampai 31-05-2017


• Sep-okt-nov-des-jan-feb-mar-apr-mei
9 (30-21)+31+30+31+31+28+31+30+31 =
252 / 7 = 36 minggu.
Pemeriksaan Fisik

• Keadaan umum pasien, kesadaran dan TTV.


• Mengukur TB dan BB pasien.
• Adakah sklera ikterik, dan konjungtiva pucat ?
o TTV : DBN , TB: 150 CM, BB: 50 KG
•oPemeriksaan fisik obstetri :
Kepala/leher : konjungtiva anemis, sklera tidak
- Inspeksi
ikterik
- Palpasi leopoldo Paru/jantung : dbn
- Auskultasi
- Pemeriksaan edema
Pemeriksaan Penunjang
• CBC, MCV, MCH, MCHC
• SHDT
• SI, TIBC, Ferritin
• Elektroforesis Hb
• Laju Endap Darah
• Pemeriksaan Sumsum Tulang
Anemia pada Kehamilan

• Anemia - berkurangnya kadar hemoglobin darah.

• Indikasi anemia pada kehamilan:


<11 g/dL trimester 1
<10,5 g/ dL trimester 2
Anemia Defisiensi Besi
Talasemia
Etiologi
• Acquired
• Anemia defisiensi zat besi
• Anemia akibat perdarahan akut
• Anemia karena keganasan atau inflamasi
• Anemia megaloblastik
• Anemia hemolitik yang “acquired”
• Anemia aplastik atau hipoplastik
• Herediter
• Thalassemia
• Sickle-cell hemoglobinopathies
• Hemoglobinopathie lain
• Anemia hemolitik herediter
Epidemiologi
• Terutama dinegara berkembang.
• WHO : ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar
35-75% serta semakin meningkat seiring dengan pertambah
usia kehamilan. Menurut
• WHO : 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan
dengan anemia pada kehamilan
Patofisiologi
• Anemia defisiensi besi : kurang Fe  Heme tidak terbentuk 
ggn pembentukan hemoglobin
• Anemia def. Folat : ggn pematangan eritrosit
• Thalassemia : hilangnya rantai polipeptida α atau β globin 
ggn pembentukan hemoglobin
Gejala Klinis
• Lemah letih
• Palpitasi
• Cepat lelah
• Lunglai
• Sering pusing
• Mata berkunang-kunang
• Lidah luka
• Nafsu makan turun (anoreksia)
• Konsentrasi hilang
• Nafas pendek (pada anemia parah)
• Mual muntah lebih hebat pada hamil muda
• Pucat pada mukosa bibir dan faring, telapak tangan dan dasar kuku,
konjungtiva mata.
Anemia Defisiensi Besi

• Penatalaksanaan :
• Pemberian preparat besi- fero sulfat, fumarat atau glukonas yang
dapat memberikan 200 mg elemen besi.
• Pengobatan dilanjutkan hingga 3 bulan setelah koreksi anemia
untuk mengembalikan cadangan besi.
• Peningkatan hemoglobin minimal 0,3 g/dl tiap minggu.
• Jika wanita tersebut tidak dapat mentoleransi preparat besi maka
terapi parenteral dapat diberikan
Anemia Defisiensi As.Folat
• Asam folat oral 1-5 mg/hari diberikan hingga beberapa
minggu setelah melahirkan. diharapkan kadar hematokrit
meningkat 1% setiap harinya dimulai sejak hari 5-6
pengobatan.
• Hitung retikulosit juga menigkat dan merupakan perubahan
morfologi yang paling awal terlihat.
Thalassemia
• Penatalaksanaan :
• Tranfusi packed red cell untuk mempertahankan kadar
hemoglobin > 9-10 g/dl.
• Selain itu juga diberikan terapi kelasi besi dan pemantauan
adanya overload dari besi yang dapat menimbulkan kerusakan
jantung, hati dan organ endokrin.
Komplikasi
• Bahaya Pada Trimester I
Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion,
kelainan congenital akibat gangguan vaskularisasi plasenta.
• Bahaya Pada Trimester II
partus premature, perdarahan ante partum, gangguan pertumbuhan janin
dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian, mudah terkena infeksi,
dan dekompensasi kordis hingga kematian ibu. 
• Bahaya Saat Persalinan
Pada saat persalinan anemia dapat menyebabkan gangguan his primer,
sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan
tinggi karena ibu cepat lelah dan gangguan perjalanan persalinan perlu
tindakan operatif,syok.
• Bahaya saat nifas
Subinvolusio uteri sehingga perdarahan post partum, infeksi puerpuralis, asi
berkurang, infeksi mammae, anemia pada bayi.
Pencegahan
• Pemeriksaan kadar Hb setiap 3 bulan untuk mengenal anemia
sedini mungkin atau dilakukan minimal dua kali selama
kehamilan yaitu pada trimester I dan III.
• Pemberian suplemen Fe dosis rendah 30 mg pada trimester
ketiga ibu hamil non anemik (Hb ± 11g/dl), sedangkan untuk ibu
hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen
Fe sulfat 325 mg  60-65 mg, 1-2 kali sehari.
• Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat
diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan
dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin B12
100-200 mcg/hari.
Pencegahan

• Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat


besi. Kandungan zat besi dapat diperoleh sumber besi
dapat diperoleh dari makanan seperti : hati, daging telur,
buah, sayuran yang mengandung klorofil.Makanan
tersebut hendaknya dimasak tidak terlalu lama, agar
kandungan besi di dalam makanan tidak berkurang.
• Menjaga kebersihan lingkungan dan pribadi
• Kontrol penyakit infeksi.
Pencegahan
• Asupan zat besi yang dikonsumsi dapat dijaga agar terserap
tubuh sebanyak mungkin dengan mengkombinasikan dengan
makan vitamin C.
• Mengatur jarak kehamilan atau kelahiran bayi. Makin sering
seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, akan
makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis.
Prognosis
• Prognosis anemia dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu
dan anak tergantung dari jenis anemia dan tingkat
keparahannya.
• Umumnya, anemia yang tidak terlalu parah dan dapat diatasi
penurunan Hb nya tidak akan mengganggu kehamilan dan
janin.
Kesimpulan
• Ibu yang sedang dalam masa kehamilan rentan sekali menderita
anemia.
• Hal ini disebabkan karena darah ibu digunakan untuk metabolisme
tubuh ibu sendiri dan juga untuk perkembangan janin.
• Kurangnya intake zat-zat pembentukan darah pada saat kehamilan
juga dapat menyebabkan anemia.
• Penyakit anemia herediter yang sudah ada sebelumnya juga akan
dapat memperparah anemia pada ibu hamil. Anemia dapat berakibat
buruk bagi proses kehamilan dan juga untuk perkembangan janin.
• Oleh karena itu, dibutuhkan penanganan yang tepat, sesuai dengan
jenis dan keparahan anemia yang diderita agar ibu dan bayi sehat.

Anda mungkin juga menyukai