0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan15 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang sediaan semisolid khususnya krim. Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi air dan minyak yang digunakan untuk pengobatan topikal. Terdapat dua jenis krim yaitu tipe minyak dalam air dan tipe air dalam minyak, yang membedakan bahan pembawanya. Stabilitas fisik krim penting untuk menjamin mutu dan manfaatnya, diukur antara lain dari organoleptis,
Dokumen tersebut membahas tentang sediaan semisolid khususnya krim. Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi air dan minyak yang digunakan untuk pengobatan topikal. Terdapat dua jenis krim yaitu tipe minyak dalam air dan tipe air dalam minyak, yang membedakan bahan pembawanya. Stabilitas fisik krim penting untuk menjamin mutu dan manfaatnya, diukur antara lain dari organoleptis,
Dokumen tersebut membahas tentang sediaan semisolid khususnya krim. Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi air dan minyak yang digunakan untuk pengobatan topikal. Terdapat dua jenis krim yaitu tipe minyak dalam air dan tipe air dalam minyak, yang membedakan bahan pembawanya. Stabilitas fisik krim penting untuk menjamin mutu dan manfaatnya, diukur antara lain dari organoleptis,
pasta dan gel Krim • Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (mengandung air tidak kurang dari 60%) Cara pembuatan • Cara pembuatan krim prinsipnya sama seperti emulsi: Diatas tangas air, bagian lemak dilebur, dan bagian air ditambahkan zat pengemulasi, campurkan bagian air dan lemak dan diaduk sampai terbentuk krim Pembagian krim • Tipe minyak dalam air atau vanishing cream, digunakan sediaan kosmetik untuk membersihkan, melembabkan, dan sebagai alas bedak, • tipe air dalam minyak atau cold cream. digunakan untuk memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim pembersih, berwarna putih, dan bebas dari butiran. Kelebihan krim • Krim lebih mudah menyebar rata selain itu krim lebih mudah dibersihkan dibandingkan sediaan salep oleh karena itu lebih banyak digunakan oleh dokter dan pasien. Kekurangan • Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe minyak dalam air. • Stabilitas fisik krim dapat rusak terutama pada sistem campurannya yang disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak tersatukan Ketidakstabilan krim dibuktikan oleh pembentukan krim, agregasi bolak-balik (flokulasi), dan agregasi yang tidak dapat balik atau menggumpal. Tipe Krim • Tipe air dalam minyak (A/M), jika bahan pembawanya minyak. • Tipe minyak dalam air (M/A), jika bahan pembawanya air Jenis-Jenis Krim • Krim pendingin (cold cream) • Krim vitamin (vitamin cream) • Krim urut (massage cream) • Krim tangan atau badan (hand and body cream) • Krim mengandung zat makanan untuk kulit (nourishing cream or skin food cream) Cara Pembuatan Krim • Fase lemak dilelehkan diatas water bath, sedangkan fase air dicampurkan dengan air panas. Kedua fase tersebut digerus didalam lumpang panas sampai terbentuk massa krim. • Fase lemak dan fase air dipanaskan perlahan-lahan sampai terbentuk larutan sabun, kemudian digerus didalam lumpang panas sampai terbentuk krim. Cara ini dilakukan untuk krim dengan kadar lemak tinggi. • Zat-zat yang larut air ditambahkan 30% dan zat-zat fase lemak dilelehkan bersama-sama, kemudian ditambahkan air panas dengan jumlah yang sama, gerus homogen. Setelah itu ditambahkan sisa fase lemak lagi gerus homogen, dan terakhir tambahkan sisa air. Cara ini digunakan untuk krim dengan minyak tumbuhan. Stabilitas Fisik Krim – Organoleptis atau Penampilan Fisik , Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengamati adanya perubahan atau pemisahan emulsi, timbulnya bau atau tidak dan perubahan warna. – Sifat aliran atau viskositas, Peningkatan viskositas suatu cairan kadang-kadang diperlukan untuk memperbaiki kemampuan tuangnya. Emulsi kosmetika diharapkan sifat alirnya adalah viskoelastis pada viskosimeter multi point. – Konsistensi, Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui krim yang telah disimpan masih mempunyai konsistensi yang cukup agar krim dapat dengan mudah disebarkan pada kulit. – Ukuran Partikel, Perubahan ukuran partikel rata-rata atau distribusi ukuran globul merupakan tolok ukur penting untuk mengevaluasi emulsi, dimana pada emulsi keruh diameter globul berkisar antara 0,5- 10µm. Ukuran partikel merupakan indikator utama kecenderungan terjadinya creaming atau breaking. – pH, Krim sebaiknya memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-8,0 karena jika krim memiliki pH terlalu basa akan menyebabkan kulit yang bersisik, sedangkan jika pH terlalu asam maka yang terjadi adalah menimbulkan iritasi kulit. Jenis-jenis kerusakan krim 1. Flokulasi dan Creaming, Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, dimana masing-masing lapisan mengandung fase dispersi yang berbeda. Creaming bersifat reversibel artinya bila digojog perlahan-lahan akan homogen kembali. 2. Koalesen dan Cracking/Breaking, Cracking/breaking yaitu pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel sudah rusak dan butir-butir minyaknya akan berkoalesen. Cracking bersifat irreversibel yaitu penggojokan sederhana tidak dapat terbentuk kembali emulsi yang stabil. 3. Inversi , Inversi yaitu peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe emulsi M/A menjadi tipe A/M atau sebaliknya (Anief, 2007). Terimakasih