Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 6 KEWIRAUSAHAAN

Angga Aidhil Adha (2620105)


Kanaya Yose Putri (2620126)

Dosen Pengampu:
Susi Ratna Sari, M.Pd
A. PENGERTIAN ETIKA BERWIRAUSAHA

Menurut Agus Arijanto (dalam Mita, 2015:3) mengemukakan bahwa etika bisnis
adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan bisnis yang dilakukan
oleh para pelaku-pelaku bisnis. Masalah etika dan ketaatan pada hukum yang berlaku
merupakan dasar yang kokoh yang harus dimiliki oleh pelaku bisnis dan akan
menentukan tindakan apa dan perilaku bagaimana yang akan dilakukan dalam
bisnisnya.

Menurut etika bisnis Islam, setiap pelaku bisnis (wirausaha) dalam berdagang
hendaknya tidak semata-mata bertujuan mencari keuntungan sebesar besarnya, akan
tetapi yang paling penting adalah mencari keridhaan dan mencapai keberkahan atas
rezeki yang diberikan oleh Allah SWT.
B. HAK DAN KEWAJIBAN KONSUMEN
1. Hak konsumen  Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar
 Hak atas kenyamanan, keamanan, dan dan jujur serta tidak diskriminatif.
keselamatan dalam mengkonsumsi barang  Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi

dan/atau jasa. dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa


 Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau
mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut tidak sebagaimana mestinya.
 Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan
sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta
jaminan yang dijanjikan. perundang-undangan lainnya.
 Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur 2. Kewajiban konsumen
 Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan
mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa. prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang
 Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya
dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan.
 Beritikad baik dalam melakukan transaksi
atas barang dan/atau jasa yang digunakan.
 Hak untuk mendapatkan advokasi,
pembelian barang dan/atau jasa.
 Membayar sesuai dengan nilai tukar yang
perlindungan, dan upaya penyelesaian
disepakati.
sengketa perlindungan konsumen secara patut
 Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa
 Hak untuk mendapat pembinaan dan
perlindungan konsumen secara patut
pendidikan konsumen.
C. PERBUATAN YANG DILARANG BAGI PRODUSEN

1. Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau  Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal,
memperdagangkan barang dan/atau jasa yang: sebagaimana pernyataan “halal” yang dicantumkan dalam
 Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang label.
dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-  Tidak memasang label atau membuat penjelasan barang
undangan. yang memuat nama barang, ukuran, berat/ isi bersih atau
 Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan netto, komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan, akibat
jumlah dalam hitungan sebagaimana yang dinyatakan sampingan, nama dan alamat pelaku usaha, serta keterangan
dalam label atau etiket barang tersebut. lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan yang
 Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan, dan harus dipasang/dibuat.
jumlah dalam hitungan menurut ukuran yang sebenarnya.  Tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk
 Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan, atau
penggunaan barang dalam bahasa Indonesia yang sesuai
kemanjuran sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut
2. Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang yang
 Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses
rusak, cacat atau bekas, dan tercemar tanpa memberikan
pengolahan, gaya, mode, atau penggunaan tertentu informasi secara lengkap dan benar atas barang yang
sebagaimana dinyatakan dalam label atau keterangan dimaksud.
barang dan/atau jasa tersebut.
 Tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label,
3. Pelaku usaha dilarang memperdagangkan sediaan farmasi
dan pangan yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar dengan
etiket, keterangan, iklan, atau promosi penjualan barang
atau tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar.
dan/atau jasa tersebut.
 Tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa atau jangka 4. Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat 1 dan
waktu penggunaan/pemanfaatan yang paling baik atas ayat 2 dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa
barang tertentu. tersebut serta wajib menariknya dari peredaran.
D. HAK PATEN, HAK CIPTA DAN MEREK

1. Hak Paten
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Paten adalah Hak eksklusif yang diberikan
oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya dibidang teknologi, yang untuk selama waktu
tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak
lain untuk melaksanakannya.

2. Hak Cipta
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, Hak cipta adalah hak eksklusif bagi
Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaanya atau
memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

3. Hak Merek
Pengertian dari merek secara yuridis tercantum dalam pasal 1 ayat (1) UU No. 15 tahun 2001
yang berbunyi :
“Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna,
atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang dan jasa”.
E. KEUNTUNGAN MENJAGA ETIKA DALAM BERWIRAUSAHA

1. Menjadi daya tarik.


Jika jujur dalam berbisnis, maka bisnisnya akan maju. Karna dengan kejujuran, konsumen
secara tidak langsung telah diuntungkan, dan akan menjadi daya tarik tersendiri pula bagi
konsumen.
2. Timbulnya kepercayaan.
Bisnis adalah sebuah kepercayaan. Jika sudah tidak ada kepercayaan dalam berbisnis maka
produk akan ditinggalkan oleh para konsumen.
3. Kemajuan Terjaga.
Jika perilaku etis berupa kesadaran etis, pertimbangan etis, tindakan etis dan kepemimpinan
etis terjaga, maka kemajuan disegala bidang akan terwujud, begitu pula kemajuan dari bisnis itu
sendiri.
4. Perolehan Laba akan meningkat.
Jika bisnis mengalami kemajuan, otomatis perolehan laba juga akan meningkat dan pada
akhirnya pendapatan Negara dari pajak juga ikut meningkat.
5. Terjadi Kesinambungan.
Bisnis akan terjaga eksistensi dan kesinambungannya.
 

Anda mungkin juga menyukai