1.Azan Fariscy
2.Hafidh Trianda Khan
3.Hayatun Nufus
4.Laura Nurul Alfiola
5.Nita Indirani Parna
6.Novita Sari
7.Ria Finola Ifani
8.Sonia Mutiara Fadilah
Skenario Triger 1
Sesak Nafas Ketika Bekerja
Laki-laki 60 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sesak nafas
sejak 1 bulan terakhir. Sesak timbul ketika bekerja atau olahraga saja.
Selain itu pasien juga sering tidak nyaman bernafas ketika tidur jika
bantal tidak ditinggikan. Pasien adalah penderita hipertensi sejak 20
tahun yang lalu dan tidak rutin minum obat. Pasien juga perokok aktif
sejak 30 tahun yang lalu. Pemeriksaan tanda vital ditemukan : Tekanan
darah 160/90 mmHg, Nadi 100x/menit, Nafas 24x/menit, T = 36,5 C.
Pemeriksaan fisik ditemukan JVP meningkat, suara paru ditemukan
ronki basah halus. Dokter memberikan obat furosemide dan merujuk ke
Sp.JP. Dua hari kemudian pasien ke Sp.JP dokter melakukan pemeriksan
rontgen, EKG, dan Echocardiography.
Step 1
• Perbedaan EKG dan Echocardiography
• Keyword:
– Sesak nafas
– Hipertensi
– Merokok
– JVP
– Ictus cordis
– Ronki basah halus
– Furosemide
– EKG dan Echocardiography
Step 2
• Apakah diagnosis kasus?
• Apakah situasi kondisi timbulnya sesak nafas ada maknanya?
• Apakah ada hubungannya perokok aktif dengan keluhan?
• Apakah ada hubungan hipertensi dengan keluhan?
• Kenapa pasien tidak nyaman saat bantal tidak ditinggikan?
• Apakah ictus cordis SIC V linea axillaris anterior normal?
• Kenapa dokter memberi obat furosemide ?
• Apakah penyebab utama kasus?
• Apakah pemeriksaan rontgen, EKG, Echocardiography boleh
dialkukan salah satu atau semuanya?
Step 4
Step 5
Learning Objektif
• Definisi Gagal Jantung
• Etiologi gagal jantung
• Klasifikasi gagal jantung
• Patogenesis gagal jantung
• Manifestasi gagal jantung
• Diagnosis gagal jantung
• Penatalaksanaan gagal jantung
• Prognosis dan komplikasi gagal jantung
Definisi Gagal Jantung
• Gagal jantung adalah ketidakmampuan curah
jantung mengimbangi kebutuhan tubuh.
• Gagal jantung merupakan gejala kompleks
dimana pasien memiliki tampilan:
– Gejala gagal jantung
– Tanda retensi cairan
– Bukti objektif dari gangguan struktur atau fungsi
jantung
http://www.cigna.com/static/docs/starplus/icd10-congestive-heartfailure.pdf Access on 6
November 2018
Klasifikasi Gagal Jantung
• Gagal jantung dapat diklasifikasikan
berdasarkan :
– Waktu
– Lokasi
– Fraksi Ejeksi
– Kapasitas fungsional (NYHA)
– Kelainan struktural (AHA)
– ICD 10
Klasifikasi Gagal Jantung
• Berdasarkan waktu
– Gagal jantung akut
– Gagal jantung kronik
• Berdasarkan lokasi
– Gagal jantung kiri
– Gagal jantung kanan
– Gagal jantung kongestif
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. PAPDI. Jilid I. Edisi 6
Kamus Kedokteran. DORLAND. Edisi 28. Jakarta: EGC, 2014.
Panduan Praktik Klinis (PPK) dan Klinical Pathway (CP) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Klasifikasi Gagal Jantung
• Berdasarkan fraksi ejeksi
Klasifikasi EF Deskripsi
Gagal jantung dengan ≤40% Dapat juga disebut gagal jantung sistolik
penurunan EF (reduced EF
(HfrEF)
Gagal jantung dengan EF baik ≥50% Dapat juga disebut gagal jantung diastolik
(preserved EF (HFpEF)
a. HFpEF borderline 41-49 Karakteristik, tatalaksana dan tujuan
terapi serupa dengan HfpEF
b. HfpEF perbaikan >40 Pasien gagal jantung dengan EF yang
masih baik (HfpEF) yang sebelumnya
memiliki EF yang menurun HFrEF
II Terdapat batasa aktifitas ringan. Tidak terdapat keluhan saat istirahat, namun
aktifitas fisik sehari-hari menimbulkan kelelahan, palpitasi, atau sesak
III Terdapat batasan aktifitas bermakna. Tidak terdapat keluhan saat istirahat, tetapi
aktifitas fisik ringan menyebabkan kelelahan, palpitasi atau sesak.
IV Tidak dapat melakukan aktifitas fisik tanpa keluhan. Terdapat gejala saat istirahat.
Keluhan meningnkat saat melakukan aktifitas
http://www.cigna.com/static/docs/starplus/icd10-congestive-heartfailure.pdf Access on 6
November 2018
Etiologi Gagal Jantung
• Berdasarkan fraksi ejeksi
Penurunan Fraksi Ejeksi (EF <40%) Fraksi Ejeksi Normal (EF > 40-50%)
Penyakit arteri koroner Hipertrofi patologis
-Infark miokard -Primer (Cardiomyopati hipertrofi)
-Iskemia miokard -Sekunder (Hipertensi
Kelebihan tekanan kronis Cardiomyopati restriktif
-Hipertensi -Infiltrative disorder (amyloidosis, sarcoidosis)
-Stenosis katup jantung -Storage disease (hemochromatosis)
Kelebihan volume kronis Myocardium fibrosis
-Regurgitasi katup jantung
-Shunting intrakardiak
-Shunting ekstrakardiak
Kardiomyopati dilatasi non iskemik Aging/ Penuaan
Gangguan frekuensi dan irama jantung
-Bradyaritmia kronis
-Tachyaritmia kronis
Penyakit Chagas
Panduan Praktik Klinis (PPK) dan Klinical Pathway (CP) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Diagnosis Gagal Jantung
• Pemeriksaan Fisik
– Takipnea (>24x/menit)
– Takikardi (>100/menit) dan nadi lemah
– JVP meningkat
– Ronki basah halus
– Gallop
– CRT >2s
– Pergeseran ictus cordis ke arah lateral
– Hepatomegali
– Edem tungkai mata kaki
– Asites
Panduan Praktik Klinis (PPK) dan Klinical Pathway (CP) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Diagnosis Gagal Jantung
• Pemeriksaan Penunjang
– Rontgen Thorax
– EKG
– Echocardiography
– Peptida natriuretik
http://radiopaedia.org/cases/cardiogenic-pulmonary-edema access on 5 November 2018
EKG
• Dilatasi atrium kanan
– Tinggi Gel. P >2,5 kotak
kecil di sadapan II, III,
aVF.
Elektrokardiografi Praktis. Perki Jaya. Edisi I. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Kadiovaskular
Indonesia, 2009.
EKG
• Dilatasi atrium kiri
– Lebar Gel. P >3 kotak
kecil di sadapan II, III,
aVL.
Elektrokardiografi Praktis. Perki Jaya. Edisi I. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Kadiovaskular
Indonesia, 2009.
EKG
• Hipertrofi ventrikel kiri
– Gelombang S yang dalam
di V1 atau V2 ditambah
dengan Gelombang R yang
tinggi V5 atau V6
jumlahnya >35 kotak kecil
– Gelombang R yang tinggi
>12kotak kecil di aVL
– Gambaran strain segmen
ST (depresi segment ST
diikuti gelombang T
terbalik)
Elektrokardiografi Praktis. Perki Jaya. Edisi I. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Kadiovaskular
Indonesia, 2009.
EKG
• Hipertrofi ventrikel
kanan
– Gelombang R yang
tinggi > 7 kotak kecil
di sadapan V1
– Gelombang S yang
dalam di sadapan
lateral (I, aVL, V5 dan
V6)
Elektrokardiografi Praktis. Perki Jaya. Edisi I. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Kadiovaskular
Indonesia, 2009.
EKG
• STEMI
– Zona nekrosis :
Gelombang Q patologis
(gelombang Q yang
dalam > 1/3 gelombang
R)
– Zona oklusi : elevasi
Segment ST
– Zona iskemik : inversi
gelombang T
(gelombang T terbalik)
Elektrokardiografi Praktis. Perki Jaya. Edisi I. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Kadiovaskular
Indonesia, 2009.
Diagnosis Gagal Jantung
• Echocardiografi
– Untuk evaluasi dan memonitor fungsi ventrikel,
membedakan disfungsi sistolik (reduced ejection
fraction) dengan fungsi sistolik normal (preserve
fraction ejection)
• Peptida Natriuretik
– Peningkatan kadar peptida natriuretik sebagai
respon peningkatan tekanan dinding ventrikel
Tekanan Dinding Ventrikel Normal Tekanan Dinding Ventrikel Meningkat
BNP < 100 pg/ml BNP > 400 pg/ml
NT proBNP <300 pg/ml NT proBNP >2000 pg/ml
Medscape
Penatalaksanaan Gagal Jantung
• Penatalaksanaan Non Farmakologi
• Penatalaksanaan Farmakologi
Penatalaksanaan Non Farmakologi
• Manajemen perawatan mandiri
• Ketaatan pasien berobat
• Pemantauan berat badan mandiri
• Kehilangan berat badan tanpa rencana
• Diet
• Asupan cairan
• Menghentikan kebiasaan merokok
• Aktifitas fisik pada gagal jantung kronis stabil
• Istirahat pada gagal jantung / tidak stabil
Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. PERKI
Farmakologi Dan Terapi. FK UI. Edisi 6
Penatalaksanaan Gagal Jantung Akut