Anda di halaman 1dari 18

Wawasan Kebangsaan

TIM IPE JDU FIKes


IV. WAWASAN KEBANGSAAN
A. Pengertian
 Wawas mempunyai arti pandang. Wawasan berarti cara
pandang, cara meninjau, cara melihat, cara tanggap indrawi.
 Wawasan adalah cara pandang yang bersumber pada falsafah
hidup suatu bangsa dan merupakan pantulan dari padanya yang
berisi dorongan dan rangsangan di dalam usaha mencapai
aspirasi serta tujuan nasional
 Wawasan adalah cara pandang yang lahir dari keseluruhan
kepribadian kita terhadap lingkungan sekitar kita sifatnya
adalah subyektif dan bisa kita pandang sebagai suatu
rangkuman dan penerapan praktis dan pemikiran filsafat yang
melatar belakangi filsafat tersebut
 Bangsa adalah sekelompok manusia yang :
1. Memiliki cita-cita bersama yang mengikat mereka menjadi
suatu kesatuan
2. Memiliki sejarah hidup bersama sehingga tercipta rasa
senasib sepenanggungan
3. Memiliki adat budaya kebiasaan yang sama sebagai hakekat
pengalaman hidup bersama
4. Memiliki karakter perangai yang sama yang menjadi pribadi
dan jati diri
5. Menempati suatu wilayah tertentu yang merupakan suatu
wilayah
6. Teroganisir dalam suatu pemerintahan berdaulat sehingga
mereka terikat dalam suatu masyarakat hukum
B. Konsepsi Wawasan Kebangsaan Indonesia
• Wawasan kebangsaan menurut Ki Hajar Dewantoro yaitu ingin
mengatasi segala perbedaan dan diskriminasi
• Wawasan kebangsaan itu tidak dilandasi oleh asal usul
kedaerahan, suku, keturunan, status sosial, agama dan keyakinan,
selanjutnya dikatakan pula jangan menyatukan apa yang tidak
perlu disatukan
• Wawasan kebangsaan secara sederhana dapat diartikan sebagai
pemahaman mengenai bangsa dan dalam hal ini adalah bangsa
Indonesia
• Hakikat dari kebangsaan adalah hasrat yang sangat kuat untuk
kebersamaan. Hasrat yang sangat kuat untuk kebersamaan itu
tidaklah timbul sendiri dan sekali timbul ia memerlukan
perawatan yang seksama
• Kebersamaan itu tidaklah timbul sendiri dan sekali timbul ia
memerlukan perawatan yang seksama. Kebersamaan merupakan
ciri khas kebangsaan
• Wawasan kebangsaan kita tumbuh secara berlahan, bermula
kesadaran kebangsaan pada tahu 1908 dengan lahirnya Boedi
Oetomo pimpinan Soetomo dan Cipto Mangunkusumo, yang
kemanusian berkembang menjadi kesadaran kebangsaan yang
lebih luas pada tahun 1928 dengan lahirnya sumpah pemuda dan
puncaknya pada Proklamasi 17 Agustus 1945
• Wawasan kebangsaan memiliki tiga dimensi yang harus dihayati
seluruhnya agar tumbuh kesadaran berbangsa yang bulat dan
utuh, ketiga dimensi itu adalah :
 Rasa kebangsaan
 Paham kebangsaan
 Semangat kebangsaan
1. Rasa kebangsaan adalah kesadaran kebangsaan yang mekar secara
alamiah dalam diri seseorang karena kebersamaan sosial yang
tumbuh dari kebudayaan sejarah dan aspirasi sejarah perjuangan.
Perasaan kebangsaan tumbuh karena :
 Persamaan nasib di masa lampau
 Persamaan kepentingan hari ini
 Persamaan aspirasi ke masa datang
2. Faham kebangsaan. Rasionalisasi rasa kebangsaan akan
melahirkan paham kebangsaan, yaitu pemikiran nasional tentang
hakekat dan cita-cita kehidupan dan perjuangan yang menjadi ciri
khas bangsa itu

Faham kebangsaan atau nasionalisme adalah suatu paham yang


menyatakan bahwa loyalitas terhadap masalah duniawi dari setiap
warga bangsa ditunjukan kepada negara dan bangsa
3. Semangat kebangsaan adalah rasa dan paham kebangsaan secara
bersama akan menumbuhkan semangat kebangsaan yang
merupakan tekad sejati seluruh masyarakat bangsa itu untuk
membela dan rela berkorban bagi kepentingan bangsa dan negara
C. Wawasan Kebangsaan Indonesia Dalam Perwujudan Persatuan
Dan Kesatuan Bangsa
 Wawasan kebangsaan kita tidak boleh menjadi kerdil, karena hidup
di tengah tengah masyarakat dunia, masyarakat bangsa. Namun
dilain pihak wawasan kebangsaan tidak boleh hanyut dalam
perubahan dunia, karena tanpa wawasan kebangsaan kita akan
kehilangan jati diri
 Wawasan kebangsaan yang kerdil maupun wawasan yang larut
dalam perubahan dunia, keduanya melawan kodrat. Oleh karena
itu wawsan kebangsaan kita harus terus disegarkan, dengan
demikian wawasan kebangsaan akan mampu menjawab tantangan
dan peluang yang terbuka dihadapan kita.
 Kesatuan republik lahir menurut cara yang ditempuhnya dengan
sendiri dan jalannya sendiri sehingga lahir dengan kepribadian
sendiri
 Bersamaan dengan lahirnya bangsa dan negara Indonesia
ditegaskan pula pandangan hidup bangsa yaitu Pancasila.
Pancasila itulah yang melandasi wawasan kebangsaan kita
1. Wawasan kebangsaan kita tidak menerima praktek-praktek yang
mengarah pada dominasi dan diskriminasi sosial, baik karena alasan
perbedaan suku, warna kulit maupun agama. Karena Sila Ketuhanan
Yang Maha Esa mengajarkan kepada kita faham kesatuan dan
persamaan umat manusia sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa
2. Wawasan kebangsaan kita menentang segala bentuk penindasan oleh
suatu bangsa terhadap bangsa lain, penindasan suatu golongan
terhadap golongan lain, penindasan oleh manusia terhadap manusia
lain. Karena Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengajarkan
kepada kita untuk menghormati harkat dan martabat manusia, untuk
menjamin hak-hak asasi manusia
3. Wawasan kebangsaan kita menentang segala bentuk sparatisme, baik
atas dasar agama maupun suku. Karena Sila Persatuan Indonesia
memberikan tempat kepada kemajemukan dan sama sekali tidak
akan menghilangkan perbedaan alamiah dan budaya bangsa kita
4. Wawasan kebangsaan menentang segala bentuk feodalisme dan
kediktatoran oleh mayoritas maupun minoritas. Karena Sila
Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Dalam Permusyawaratan
Perwakilan mendambakan perwujudan sebuah masyarakat yang
demokratis
5. Wawasan kebangsaan kita mencita-citakan perwujudan
masyarakat adil dan makmur karena dituntun oleh Sila Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
 Wawasan kebangsaan harus mampu menjawab tantangan dan
peluang yang terbuka dihadapan kita, untuk menjawab berbagai
tantangan yang timbul bangsa Indonesia menggunakan pendekatan
atau sudut pandang yang akhirnya berkembang menjadi Sudut
Pandang atau Pola Pikir Falsafah Pancasila. Sudut pandang tersebut
adalah :
 Monodualistik dan monopluralitik
 Keselarasan. Keserasian dan keseimbangan
 Integralistik, kebersamaan
 Kekeluargaan
 Menurut aliran pikiran integralistik Prof. MR. Soepomo :
1. Negara adalah tidak untuk menjamin kepentingan seseorang
atau golongan akan tetapi menjamin kepentingan masyarakat
seluruhnya sebagai kesatuan
2. Negara adalah suatu masyarakat yang integral. Segala golongan,
segala bagian, segala anggotanya berhubungan erat satu sama
lain dan merupakan suatu kesatuan masyarakat yang organik
3. Negara tidak memihak kepada sesuatu golongan yang paling kuat
atau yang paling besar, tidak menganggap kepentingan seseorang
sebagi pusat, akan tetapi negara menjamin keselamatan hidup
bangsa seluruhnya sebagai suatu persatuan yang tak dapat
dipisahkan
 Cara berpikir integralistik (berpikir inklusif)
1. Kebahagian yang dapat saya capai dengan memberikan
kemungkinan pada orang lain untuk mencapai kebahagiaan pula
2. Survival hanya mungkin juga diperjuangkan tidak untuk
kepentingan individu saja, melainkan semua orang. Dapat
bertahan hidup dengan jalan hidup bersamaan
3. Kesejahteraan yang tidak merata adalah kesejahtraan yang
terncam punah. Siapa yang menginginkan kesejahteraan bagi
dirinya harus berjuang untuk kesejahteraan semua orang
 Membangun wawasan kebangsaan pada setiap diri anak bangsa :
 Adanya ikatan yang kokoh dalam suatu kesatuan dan
kebersamaan sesama anggota masyarakat
 Saling membantu sesama komponen bangsa
 Tidak membangn primodalisme dan eksklusifisme
 Membangun kebersamaan
 Berfikir dan berprilaku positif dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
 Berpikir jauh kedepan menuju kemandirian
 Wawasan kebangsaan untuk menghadapi perang modern
 Isu global
 Proses demokratisasi
 Penerapan HAM
 Kelestarian lingkungan hidup
 Dalam kemasan isu global terkandung
 Sistem nilai
 Norma
 Kepentingan universal
 Kemasan tersebut merupakan kepentingan negara pemegang
supermasi global, yaitu pemenang perang dingin yang berbasis
liberalisme, imperialisme dan kolonialisme. Di Indonesia isu global
tidak dikaji mendalam
Perang Modern
 Perang modern adalah perang yang sulit diidentifikasi sebagai suatu
bentuk yang nyata
 Perang modern adalah masalah eksternal yang mempengaruhi
beberapa masalah internal negara sasaran
 Latar belakang perang
 Secara fisik penggerak perang adalah manusia
 Secara psikologis Tuhan menciptakan menusia bukan untuk
berperang, namun untuk saling bersilaturahmi
 Pada diri manusia terdapat sifat negatif seperti amarah,
permusuhan, serakah dan agresif
 Sifat agresif manusia merupakan bentuk pemaksaan kehendak,
manusia cenderung mengedepankan kecerdasan intelektual dan
kurang menggunakan kecerdasan spiritual sehingga manusia
makin jauh dengan sang pencipta
 Negara yang tergabung dalam koalisi global adalah sebagai
pemenang serangkaian perang
 Dalam perwujudan unipolar World dikemas dalam skenario
perang modern, yang dihasilkan dari kecerdasan intelektual
semata
 Perang modern melibatkan keseluruhan instrumen kekuatan
negara agresor bersama koalisinya untuk menghantam berbagai
sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di
negara sasaran
 Perkembangan lingkungan strategis yang berpengaruh terhadap
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia
1. Lingkungan global
 Isu global adalah fenomena yang sedang mendunia
 Isu utama globalisasi adalah demokrasi, HAM dan lingkungan
hidup
 Dunia akan disatukan dalam satu kutub (unipolar world) oleh
negara-negara yang tergabung dalam koalisi global
 Berarti ada pemaksaan sistem nilai, norma dan kepentingan
universal yang bertentangan dengan prinsip demokrasi
 Nilai-nilai universal (isu global) tidak selalu harmonis dengan
nilai-nilai nasional suatu bangsa dan ini menjadikan peluang
terjadinya konflik
 Globalisasi dirasakan sebagai bentuk baru penjajahan oleh
negara agresor terhadap negara sasaran yang dikemas dalam
skenario perang modern
 Karena mendapat perlawanan, maka negara-negara yang
tergabung dalam koalisi global menciptakan isu global baru yaitu
terorisme internasional dan senjata pemusnah masal
2. Lingkungan Regional
• Organisasi ASEAN tidak menjamin yang bersifat mengikat
• Sehingga tidak menjamin adanya semangat persahabatan di
kawasan ASEAN
• Indonesia harus mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa dan
hanya dapat dicapai apabila bangsa Indonesia dalam satu
perspektif wawasan kebangsaan
3. Lingkungan Nasional
 Bergulirnya reformasi nasional
 Mengatasi krisis multi dimensi
 Reformasi cenderung memposisikan kepentingan universal diatas
kepentingan nasional sehingga kemurnian reformasi terganggu
 Universalitas yang menimbulkan berbagai kerusuhan di Indonesia
 Sparatisme dianggap sebagai bagian dari praktek demokrasi
 Rivalitas politik yang semakin tajam
 Menguatnay primodialisme
 Menguatnya isu kedaerahan karena kesalahan pemahaman
otonomi daerah
 Komunikasi politik semakin sulit
 Demokrasi bukan tujuan tetapi hanya sebagai alat untuk
mencapai kepentingan nasional bukan sebaliknya
 Pemahaman Perang Modern
Perang modern yang komplek dan canggih yang dihasilkan dari
kecerasan intelektual semata
Perang modern melibatkan keseluruhan instrumen kekuatan negara
agresor bersama koalisinya untuk menghantam berbagai sendi
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara di negara
sasaran
Perang modern tidak lagi hanya mengandalkan kekuatan senjata,
tetapi secara simultan mengintegrasikan seluruh kekuatan
politik, diplomasi, ekonomi sosial budaya dan militer
Metode Perang modern dilakukan melalui 3 tahap yaitu:
1. Perang Modern Tahap I
 Adalah penjajahan paradigmatis. Yaitu untuk merubah
pandangan dan tata kehidupan negara sasaran sesuai dengan
nilai, norma dan kepentingan negara agresor. Pada tahap ini
adalah penaklukan tanpa kekerasan
 Pola hubungan dengan negara agresor dan negara sasaran
diupayakan tetap dalam kondisi harmonis
 Pembentukan opini, kontrol politik terhadap pemerintah
sasaran adalah infiltran agresor bersama agen-agennya
dinegara sasaran
 Pemberian bantuan untuk menarik simpati dan memperluas
pengaruh dengan norma dan sistem pembenaran kepentingan
negara agresor
 Kontrol hukum dimana hukum internasional dijadikan acuan
 Kontrol ekonomi maupun moneter dengan mereduksi
semaksimal mungkin fungsi dan peran kekuatan negara
sasaran yang dianggap mampu memberikan resistensi
 Akhir dari perang modern tahap I jika berhasil maka akan
memposisikan negara sasaran sebagai subordinasi negara
agresor dengan menarik negara sasaran sebagai anggota
koalisi global
2. Perang Modern Tahap II
 Perang ini dilakukan apabila perang modern tahap I tidak
berhasil, dimana negara agresor meningkatkan tekanannya
dengan cara menciptakan sel-sel perlawanan disegala bidang
 Sel bersenjata. Memberikan tekanan fisikterhadap negara
sasaran dalam bentuk operasional berupa pembrontakan
bersenjata (Aceh, Papua, RMS dan kerusuhan sosial)
 Sel Klandestin yang berperan melakukan provokasi,
propaganda, intimidasi, sabotase dan teror
 Sel politik. Munculnya berbagai tuntutan politik
 Sel hukum dan HAM. Munculnya tuntutan hukum dan
tuntutan HAM
 Sel pendukung (media masa dan LSM) melancarakan
tekanan secara sistematis dan terpadu
3. Perang Modern Tahap II
 Opini masyarakat internasional dibentuk untuk mengecilkan
negara sasaran
 Manuver diplomasi secara opensif dilakukan diforum
internasional maupun PBB
 Manuver diplomatik itu dilakukan untuk melegitimasi invasi
militer yang dilancarkan negara agresor dan memperoleh
status legal intervention dari resolusi dewan keamanan PBB
Setelah tahapan perang modern selesai dan bila negara agresor
tampil sebagai pemenang maka negara sasaran akan kehilangan
segala-galanya
Sikap bangsa Indonesia supaya tetap eksis dalam menghadapi
perang modern :
 Kita harus sadar bahwa globalisasi memiliki dampak negatif
apabila dalam rangka UNIPOLAR WORLD
 Globalisasi dirasakan sebagai bentuk baru penjajahan yang
dikemas dalam sekenario perang modern
 Waspada terhadap tekanan yang dibuat oleh negara agresor
dalam bentuk sel-sel perlawanan yaitu sel pendukung seperti
media masa dan LSM
 Bangsa Indonesia perlu segera mewujudkan bangsa yang
mampu menolong dirinya sendiri dengan cara Persatuan
dan Kesatuan Bangsa hanya akan tercapai bila bangsa
Indonesia berada dalam satu perspektif Wawasan
Kebangsaan
 Demokrasi hendaknya merupakaan ruang berinisiatif bagi
setiap warga negara dalam wujud kompetisi yang sehat
guna menciptakan keteraturan, bukan saling menghantam
untuk memenangkan kepentingan masing-masing diluar
koridor kepentingan nasional
 Pemaksaan sistem nilai, norma dan kepentingan universal
justru bertentangan dengan prisip demokrasi
 Perlu kita sadari bahwa demokrasi bukan tujuan utama
yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia tetapi hanya alat
untuk mencapai kepentingan nasional, bukan sebaliknya
kepentingan nasional dikorbankan untuk sekedar
mempraktekan demokrasi

Anda mungkin juga menyukai