Anda di halaman 1dari 11

 Ana Ubaidilah

(2008105041)

 Novi Wulan S
(2008105048)
 Darmin
(2008105050)
Sifat-sifat Aljabar
Bilangan Real
(Aksioma
Lapangan)
KELOMPOK 1
Bilangan Real
Bilangan real atau disebut juga dengan bilangan riil dalam
matematika menyatakan suatu bilangan yang dapat dibentuk
menjadi desimal seperti 3,2512.
Bilangan rill meliputi bilangan rasional yang direpresentasikan dalam
bentuk desimal berakhir dan berulang dan bilangan irrasional yang
direpresentasikan dalam bentuk desimal tidak berakhir dan tidak
berulang. Sedangkan untuk bilangan riil sendiri direpresentasikan
sebagai salah satu titik pada garis bilangan.

Simbol diatas merupakan simbol yang digunakan untuk bilangan riil.


Himpunan bilangan riil merupakan semesta pembicaraan terbesar yang biasa kita lakukan.
Dalam himpunan bilangan riil, dapat dikelompokkan himpunan bilangan-himpunan bilangan
sebagai berikut.
1. Bilangan asli: 1, 2, 3, … berfungsi sebagai bilangan kardinal untuk menghitung
banyaknya objek suatu himpunan. Himpunan bilangan asli dinotasikan dengan huruf N
dan N ={ 1, 2, 3, …}. Bilangan “asli” atau “bilangan bulat positif” terdiri atas bilangan
satu,bilangan prima dan bilangan komposit
2. Bilangan cacah: 0, 1, 2, 3, … adalah bilangan asli beserta unsur nol, biasanya
digunakan dalam kegiatan sensus. Bilangan cacah biasanya juga disebut “bilangan
bulat nonnegatif”.
3. Bilangan bulat negatif(lawan bilangan asli): -1, -2, -3, ….
4. Bilangan bulat: …-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, … adalah bilangan bulat terdiri atas bilangan
genap dan bilangan ganjil.
5. Bilangan pecahan adalah bilangan berbentuk x = , yaitu m bilangan bulat dan n bilangan
asli dengan m tidak dapat dibagi n. Bilangan bulat antara 0 dan 1 disebut bilangan pecahan
sejati. Kadang-kadang orang menyatakan bilangan pecahan tidak secara tersendiri, tetapi
dijadikan satu pembicaraan dengan bilangan rasional.
6. Bilangan rasional adalah bilangan bulat beserta bilangan pecahan. Bilangan rasional
adalah bilangan berbentuk x = , yaitu p bilangan bulat dan q bilangan asli. Disini, x “bilangan
bulat” apabila p habis dibagi q dan x “pecahan” jikap tidak habis dibagi q. Bilangan rasional
bersifat selalu mempunyai bentuk desimal berakhir atau berulang, sebagaimana
diperlihatkan pada contoh berikut : 45 = 45, 0 (berakhir) , 11 2 3 = 11, 6666……. = 11, 6
(berulang)
7. Bilangan irasional adalah bilangan yang bukan rasional. Bilangan irasional ini bukan hasil
bagi bilangan bulat dan bilangan asli sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk dan
juga tidak mempunyai bentuk desimal berulang, sebagai contoh = 1,414213562 (tidak
berakhir dan tidak berulang) merupakan bilangan irasional.
8. Bilangan riil adalah gabungan bilangan rasional dan irasional. Bilangan riil dilambangkan
dengan huruf kapital R atau .
 Sistem bilangan riil adalah himpunan bilangan riil R disertai dengan operasi
penjumlahan dan perkalian sehingga memenuhi aksioma tertentu dan dinotasikan
dengan ( R ,+, . ) atau biasa dinotasikan secara singkat R.
 Sifat aljabar pada bilangan riil
Pada himpunan semua bilangan riil R, terdapat dua operasi biner yang dinotasikan dengan
“+” dan “.” yang disebut dengan penjumlahan (addition) dan perkalian (multiplication).
Operasi biner tersebut memenuhi sifat-sifat berikut.
1. a + b = b + a untuk semua a, b ∊ R (sifat komutatif penjumlahan). (A1)
2. (a + b) + c = a + (b + c) untuk semua a, b, c ∊ R (sifat asosiatif penjumlahan). (A2)
3. Terdapat 0 ∈ R sedemikian hingga 0 + a = a dan a + 0 = a untuk semua a ∊ R
(eksistensi elemen nol). (A3)
4. Untuk setiap a ∊ R terdapat –a ∊ R sedemikian hingga a + (–a) = 0 dan (–a) + a = 0
(eksistensi elemen negatif atau invers penjumlahan). (A4)
5. ab = b a untuk semua a, b ∊ R (sifat komutatif perkalian). (M1)
6. (ab) c = a (bc) untuk semua a, b, c ∊ R (sifat asosiatif perkalian). (M2)
7. Terdapat 1 ∊ R sedemikian hingga 1. a = a dan a . 1 = a untuk semua a ∊ R
(eksistensi elemen unit 1). (M3)
8. Untuk setiap a ∊ R, a ≠ 0, terdapat ∊ R sedemikian hingga a = 1 dan a = 1
(eksistensi invers perkalian). (M4)
9. a (b + c) = ab + ac dan (b + c ) a = ba + ca untuk semua a,b,c ∊ R (sifat distributif
perkalian atas penjumlahan). (D)

Sifat-sifat di atas telah umum diketahui. Sifat (A1) sampai dengan (A4) menjelaskan
sifat penjumlahan, sifat (M1) sampai dengan (M4) menjelaskan sifat perkalian, dan
sifat terakhir menggabungkan kedua operasi. Selanjutnya, diberikan beberapa teorema
tentang elemen 0 dan 1 yang telah diberikan pada sifat (A3) dan (M3) di atas. Juga,
akan ditunjukkan bahwa perkalian dengan 0 akan selalu menghasilkan 0
Teorema 1
Jika z, a ∊ R, dan z + a = a maka z = 0.
Jika u, b ∊ R, b ≠ 0, dengan u.b= b maka u = 1.
Jika a ∊ R maka a.0 = 0.

Bukti :

a. Menggunakan aksioma (A3), (A4), (A2), asumsi z + a = a, dan (A4), diperoleh


z = z + 0 = z + (a + (−a)) = (z + a ) + (−a) = a + (−a) = 0.

b. Menggunakan aksioma (M3), (M4), (M2), asumsi u.b= b dan (M4), diperoleh
u = u.1 = u. b = (u.b). = b. ) = 1.

c. Menggunakan (M3), hasil (a), dan (D), diperoleh


a 0+ a = a.0 + a.1 = a.(0 + 1) = a.1 = a.
Teorema 2
a. Jika a + b = 0 maka b = −a.
b. Jika a, b ∊ R, dengan a ≠ 0, sedemikian hingga a.b = 1 maka b = .
c. Jika a.b = 0 maka a = 0 atau b = 0.
Bukti
a. Karena a + b = 0, diperoleh (−a) + (a + b) = (−a) + 0 (kedua ruas ditambah dengan (−a)
dari sebelah kiri). Selanjutnya, dengan menggunakan sifat asosiatif pada penjumlahan
(A2), penjumlahan dengan bilangan 0 (A3), serta eksistensi elemen negatif atau invers
penjumlahan (A4), diperoleh ((−a) + a) + b = −a 0 + b = −a b = −a.
b. b. Karena a.b = 1, diperoleh (a.b) = .1 (kedua ruas dikalikan dengan 1 a dari sebelah kiri).
Selanjutnya, dengan menggunakan sifat asosiatif pada perkalian (M2), perkalian dengan
bilangan 1 (M3), serta eksistensi elemen unit 1 (M4), diperoleh b = .
c. Karena a.b = 0, diperoleh (a.b) = . 0 (kedua ruas dikalikan dengan dari sebelah kiri).
Selanjutnya, dengan menggunakan sifat asosiatif pada perkalian (M2), perkalian dengan
bilangan 0 (teorema 1c), serta eksistensi elemen unit 1 (M4), diperoleh a .b = 0 1. b = 0 b = 0.
Dengan cara yang sama dan dengan mengalikan kedua ruas dari kanan dengan , akan
diperoleh a = 0
Teorema 3
Jika a ∊ R maka
a. (−1) a = −a b. −(−a) = a c. (−1)(−1) = 1.
Bukti :
a. Menggunakan (M3), (M1), dan (D), diperoleh
(−1).a + a = (−1).a+ 1. a = ( (−1) + 1). a = .a a. 0 = 0.
Karena (−1).a + a = 0, berdasarkan teorema di atas, maka (−1) a = −a
b. Menggunakan (A4) dan Teorema 2 bagian (a), diperoleh a + (−a) = 0 a = −(−a) atau
dengan kata lain −(−a) = a.
c. Menggunakan hasil dari teorema ini bagian (a) dan jika dipilih a = −1, diperoleh (−1) a = −a
(−1) (−1)= −(−1). Selanjutnya, menggunakan hasil teorema ini bagian (b), diperoleh −(−1) = 1
sehingga terbukti (−1) (−1)= 1
Misalkan
a, b ∊ R. Pengurangan dari a dan b disebut “selisih” dari a dan b , ditulis a - b , dan
didefinisikan sebagai bilangan riil a + (-b ).
Pembagian dari a dan b disebut “hasil bagi” dari a dan b , ditulis dan didefinisikan
sebagai bilangan riil a.( ),b ≠ 0.

Untuk selanjutnya, perkalian a.b cukup dituliskan dengan ab dan penulisan untuk
aa, untuk ()a, dan secara umum didefinisikan = () a untuk n ∊ N. Lebih lanjut, = a
dan jika a ≠ 0 maka dapat ditulis = 1 dan = untuk a ∊ R serta jika n ∊ N dapat ditulis
untuk ()n .
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai