Bab 9 Sistem Koordinasi Dan Indera
Bab 9 Sistem Koordinasi Dan Indera
INDERA
A. PENDAHULUAN
Keserasian organ-organ tubuh karena
adanya koordinasi sistem saraf.
Sistem koordinasi bekerja menerima
rangsangan, mengolah dan meneruskan
rangsangan.
Rangsangan bisa berupa cahaya, warna, dan
bau.
Rangsangan diterima oleh indera diteruskan
ke otak.
Di otak, rangsangan diolah untuk
menentukan respon.
Akhirnya, otak meneruskan respon
rangsangan ke organ-organ untuk
bekerja.
Keserasian kerja organ di dalam tubuh
dilakukan oleh sistem saraf dan sistem
hormon.
Sistem saraf bekerja untuk komunikasi
antar organ dengan aliran listrik.
Sistem hormon bekerja untuk komunikasi
antar organ secara kimiawi.
Tiga komponen utama yang diperlukan oleh
organisme untuk bereaksi terhadap perubahan
Lingkungan yaitu:
1. Reseptor
Merupakan suatu struktur yang mampu
mendeteksi rangsangan tertentu yang
berasal dari luar atau dari dalam tubuh
Organ indera adalah reseptor rangsangan
Pada indera terdapat ujung-ujung saraf
sensori yang peka terhadap rangsangan
2. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat
dan tepi
Berfungsi menerima, mengolah, dan
meneruskan rangsangan ke efektor
3. Efektor
Merupakan struktur yang melaksanakan
aksi sebagai jawaban terhadap implus yang
datang padanya
Contohnya otot dan kelenjar
SISTEM SARAF PADA MANUSIA
Gambar Sistem saraf manusia
Sistem saraf manusia dapat dibagi menjadi
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem
saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang
belakang.
Otak
Sistem saraf Pusat
Sumsum Tulang
Belakang
Sistem saraf Manusia
Saraf Kranial
Sistem saraf Tepi
Saraf Spinal
Indera adalah bagian tubuh
yang memiliki ujung saraf
sensori dan peka terhadap
rangsangan tertentu.
Saraf sensori akan
meneruskan rangsangan dari
indera ke saraf pusat.
Reaksi/tanggapan dari saraf
pusat akan disampaikan ke
efektor melalui saraf motor.
Efektor adalah organ atau
jaringan yang bereaksi
terhadap rangsangan,
misalnya otot dan kelenjar.
Reaksi/tanggapan oleh
efektor dapat berupa
gerakan, ucapan, dan sekresi
kelenjar.
Rangsangan adalah pengaruh yang diterima oleh
reseptor.
Berdasarkan asalnya, rangsangan dibedakan
menjadi dua, yaitu
1. Rangsangan dari luar tubuh, misalnya suara,
cahaya, dan tekanan.
2. Rangsangan dari dalam tubuh misalnya lapar,
haus, dan nyeri.
Berdasarkan jenisnya, rangsangan dibedakan
menjadi 3 yaitu
1. Rangsangan mekanis, misalnya sentuhan dan
tekanan.
2. Rangsangan kimiawi, misalnya rasa manis, pahit,
asam, dan bau.
3. Rangsangan fisik, misalnya suhu, listrik, gravitasi,
cahaya, dan suara.
1. Sel Saraf (Neuron)
• Bentuk dan ukuran sel saraf bermacam-macam tergantung
pada letak dan fungsinya di dalam tubuh.
Bagian-bagian sel saraf:
1. Badan sel, adalah pengendali kerja
sel saraf, mempunyai inti sel dan
banyak mengandung mitokondria.
2. Dendrit, adalah tonjolan
protoplasma pada badan sel dan
bercabang-cabang, berfungsi untuk
menerima dan menghantarkan
implus saraf dari luar ke sel saraf.
3. Neurit, atau akson (serabut saraf),
adalah juluran panjang dari badan
sel yang berfungsi untuk
menghantarkan rangsangan dari
badan sel ke sel saraf lainnya.
Neurit dibungkus oleh
selubung mielin dan
beberapa sel Schwann.
Selubung mielin
tersusun dari lemak dan
tidak membungkus
sepanjang neurit.
Bagian neurit yang tidak
terselubungi mielin
dinamakan nodus
Ranvier.
Ujung neurit sel saraf
satu akan bersambung
dengan ujung dendrit
sel saraf lain.
Persambungan tersebut
disebut sinapsis.
Gambar tali saraf
Macam-macam Sel Saraf
SISTEM SARAF
PUSAT
Gangguan Akomodasi
Mata normal disebut emmetrop karena dapat
melakukan daya akomodasi dengan baik.
Daya akomodasi mata yang tidak normal dapat
menyebabkan gangguan penglihatan, karena
bayangan benda tidak jatuh tepat di bintik kuning.
Beberapa gangguan penglihatan yang diakibatkan
oleh daya akomodasi yang tidak normal yaitu
1.Rabun jauh (miopi).
bayangan benda jatuh di depan retina karena
bola mata terlalu panjang (cembung),
dapat dibantu dengan lensa cekung.
2. Rabun dekat (hipermetropi).
bayangan benda jatuh di belakang retina karena bola
mata terlalu pendek (pipih),
dapat dibantu dengan lensa cembung.
3. Mata tua (presbiopi).
disebabkan otot penggerak lensa mata yang telah
mengendur, sehingga daya akomodasinya berkurang.
biasanya dialami oleh orang yang telah berusia
lanjut.
Agar penglihatannya normal kembali, penderita
presbiopi dibantu dengan kaca mata berlensa
rangkap, yaitu lensa cekung di bagian atas untuk
melihat benda yang letaknya jauh dan lensa
cembung di bagian bawah untuk melihat benda yang
letaknya dekat.
Gambar pemfokusan cahaya pada mata miopi
Gambar pemfokusan cahaya pada mata
hypermiopi
Kekurangan Vitamin A
a. Bagian-bagian
Telinga
Telinga terdiri atas
tiga bagian yaitu
telinga bagian luar,
tengah, dan dalam.
Gambar Bagian-bagian Telinga
Proses mendengar: