Anda di halaman 1dari 28

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ETIk dalam keperawatan


Proses pengambilan keputusan merupakan bagian
dasar dan integral dalam praktik suatu profesi dan
keberadaannnya sangat penting karena akan
menentukan tindakan selanjutnya.

Dalam bidang kesehatan, khususnya pelayanan


keperawatan, pengambilan keputusan harus
dilakukan melalui pemikiran yang mendalam,
karena objek yang akan dipengaruhi pada
keputusan itu adalah manusia.
Keputusan etis didasari oleh kode moral atau kerangka etik
yang memberi nilai “salah” dan “benar” terhadap keputusan
yang kita buat

Nilai benar dan salah ditentukan oleh etika atau nilai-nilai


dasar yang dimiliki si pengambil keputusan

Dalam pelayanan keperawatan, keputusan dinilai oleh perawat


itu sendiri, klien dan keluarga dan tenaga kesehatanlainnya
yang terlibat sehingga besar kemungkinan muncul berbagai
penilaian.
Becaump & Childrens (1989) menjelaskan 4 tingkatan
kerangka kerja pertimbangan moral dalam
pengambilan keputusan ketika menghadapi dilema
etik
Tingkatan 1 :
Keputusan dan tindakan
Tingkatan 2 :
Peraturan
Berupa kaidah kejujuran atau berkata benar, privasi,
kerahasiaan dan kesetiaan.
Tingkatan 3 :
Prinsip yaitu :
- Autonomy yang memperhatikan penguasaan diri, hak
kebebasan dan pilihan individu
- Benevience memperhatikan peningkatan kesejahteraan
klien
- Non malefience tidak melakukan tindakan yang
merugikan
- Justice memperhatikan keadilan, pemerataan beban dan
keuntungan.

Tingkatan 4 :
Teori etik yaitu :
- Utilitarian uyaitu menitikberatkan pada konsekuensi
tindakan dan memaksimalkan kewajiban
Pengkajian Isu Etik
1.Telaah situasi untuk menetapkan masalah kesehatan,
kebutuhan akan keputusan komponen etik dan individu yang
terkait
2.Kumpulkan informasi tambhan untuk menjelaskan situasi
3.Identifikasi isu etik pada situasi atau kasus tersebut
4.Tetapkan sikap moral persoanl maupun profesioanl
5.Identifikasi sikap moral individu atu orang penting yang
terlibat
6.dentifikasi konflik nilai personal
7.Tentukan siapa yang harus menetapkan keputusan
8. Identifikasi rangkaian tindakan dan keluaran yang
diantisipasi
9. Tetapkan tindkaan yang akan dilakukan dan laksanakan
10. Evaluasi atau telaah hasil dari keputusan atau tindakan
Bentuk Pengambilan Keputusan
a. Strategi pengambilan keputusan yang
dipengaruhi oleh kebijakan, rencana, fungsi,
langkah dan pemahaman.
b. Cara kerja pengambilan keputusan dipengaruhi
oleh pelayanan, komunitas, alternatif lain.
c. Pengambilan keputusan individu dan profesi
dipengaruhi oleh standar, tingkatan, tim kerja
Pendekatan Tradisional Dalam
Pengambilan Keputusan
1. Mengenal dan mengidentifikasi masalah
2. Mengaskan maslah dengan menunjukkan hubungan
antara masa lalu dan masa sekarang
3. Memperjelas hasil priorita yang ingin dicapai
4. Mempertimbangkan pilihan yang ada
5. Mengevaluasi pilihan tersebut
6. Memilih solusi dan menerapkan atau
melaksanakannya.
Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
a. Fisik
b. Emosional
c. Rasional
d. Praktik
e. Interpersonal
f. struktural
Dasar Pengambilan Keputusan
1. Ketidaksanggupan Membiarkan kejadian berlalu begitu saja
2. Keterpaksan karena suatu krisis yang menuntut sesuatu
untuk segera dilakukan
3.Situasi
a.Mengapa kita perlu mengerti situasi
- Untuk menerapkan norma-norma terhadap situasi
- Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna
- Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu
diperhatikan
b. Kesulitan-kesulitan dalam mengerti situasi:
- Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan
kita :
- Pengertian kita terhadap situasi sering dipengaruhi oleh
kepentingan,prasangka dan faktor-faktor subyektif lain.
c.Bagaiman kita memeprnbaiki pengertian kita tentang
situasi :
- Melakukan penyelidikan yang memadai
- Menggunakan sarana ilmiah dan ketenaga’an
para ahli
- Memperluas pandangan tentang situasi
- Kepekaan terhadap perkerjann
- Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain.
Pengaduan penanganan sengketa
etik di PPNI melalui MKEK
Pengaduan dapat berasal dari :
a. Langsung oleh pengadu: klien,teman sejawat,institusi
dll
b.Rujukan/banding dr MKEK (Majelis kehormatan Etik
Keperawatan)Provinsi untuk MKEK Pusat
c.Temuan Dewan Pengurus sesuai tingkatannya
d.Hasil verifikasi DPP.PPNI atau lembaga pembinaan etik
yg menemukan adanya dugaan pelanggaran etik sesuai
ketentuan yg berlaku
e.Hal-hal yg akan ditentukan kemudian oleh MKEK Pusat
sesuai dgn azas keadilan dan pencapaian tujuan
pembinaan etik profesi
Alat Bukti

Surat-surat, rekam medik, obat atau bagian obat,


alat kesehatan, benda-benda, dokumen,
kesaksian-kesaksian, kesaksian ahli atau petunjuk
yang terkait langsung dalam pengabdian profesi
atau hubungan perawat-klien yang masing-
masing menjadi teradu-pengadu atau para pihak

Pada waktu penelaahan atau persidangan,


MKEK dapat meminta diperlihatkan,
diperdengarkan, dikopi, difoto, digandakan atau
disimpakannya alat bukti asli sebagaimana
dimaksud di atas
3.Jika pengadu & atau teradu menolak melakukan
permintaan MKEK, maka hal tersebut dicatat sebagai
bahan pertimbangan MKEK dalammenjatuhkan putusan

4. MKEK tidak berwenang melakukan penyitaan atas alat


bukti asli yang diajukan oleh masing-masing pengadu &
teradu

5. Bila alat bukti merupakan dugaan pidana atau perbuatan


yang dilarang oleh ketentuan perundang-undangan yg
berlaku, MKEK berhak meneruskan ke yang berwenang

6. Petunjuk sebagaimana no 1. dapat berupa rekomendasi


atau temuan badan advokasi/pengkajian profesi/badan
lain sejenis di perangkat dan jajaran PPNI yang dapat
ditentukan lebih lanjut oleh keputusan Ketua
MKEKnPusat/DPP.PPNI
1.Perawat teradu berhak didampingi pembela sejak
penelaahan

2. Pembela : Bantuan Hukum,perangkat atau


jajarannya atau perorangan anggota PPNI yg
berpengalaman etik dan atau etik profesi yg secara
remi dan tertulis ditunjukoleh perwat teradu dan
diterima oleh pemeriksa

3. Kecuali dinyatakan lain, kuasa hukum atau


pengacara atau keluarga/kerabat perawat teradu tidak
dibenarkan mendampingi kliennya sebagaai salah
satu pihak selama penelahan atau persidangan
1. Putusan : ketentuan akhir berupa ketetapan bersalah atau
tidak bersalah perawat teradu  dinyatakan melanggar /
tidak melanggar KodeEtik Keperawatan

2. Putusan bersalah diikuti sanksi sekaligus cara, ciri dan


lama pembinaan perawat pelanggar dari Pemeriksa atau
MKEK

3. Putusan sidang Pemeriksa MKEK diambil atas dasar


musyawarah dan mufakat

4. Apabila musyawarah dan mufakat tidak tercapai,


keputusan diambil dari suara terbanyak

5. Kecuali dinyatakan lain,putusan MKEK bersifat rahasia


6. Putusan MKEK Provinsi dapat dilakukan banding ke MKEK
Pusat,paling lambat dua minggu setelah putusan ditetapkan

7. Putusan MKEK Pusat, ketetapan final,mengikat dan langsung


berlaku,kecuali diputuskan lain oleh Munas PPNI yang khusus
untuk itu

8. Kekeliruan pembuatan keputusan / penerapanturan Kode Etik


Keperawatan terhadap kasus yang disidangkan oleh
pemeriksa terhadap perawatteradu dapat dikaji ulang atu
diklarifikasi oleh Ketua MKEK setempat  sidang ulang

9. Ketentuan lebih lanjut dari kekeliruan, dikajiulang atau


klarifikasidiatur lebih lanjut oleh Keputusan Ketua MKEK
Penetapan kategori berat ringannya kesalahan berdasarkan
:
SANKSI

Sanksi diberikan secara


gradasi
Mulai dari menasihati
sampai dengan mencabut
keanggotaan
BANDING
Banding dapat diajukan oleh perawat teradu dalam kurun
waktu 14 hari kerja setelah keputusan

Ketua pemeriksa memanggil perawat teradu 


memberi kesempatan kemungkinan banding
Ketua secara terpisah memanggil pengadu, pembacaan
amar putusan terhadap teradu, penjelasan hak &
kewajiban pengadu, termasuk banding
Teradu maupun pengadu berhak mengajukan banding
melalui MKEK Provinsi unt diajukan ke MKEK Pusat
Tata cara telaah kasus, persidangan dan pengambilan
keputusan MKEK Pusat terbanding sama dgn MKEK
Provinsi atau ditetapkan MKEK Pusat/DPP.PPNI
PEMULIHAN HAK-HAK PROFESI

1. Pemulihan hak – hak profesi bila perawat teradu


dinyatakan tidak bersalah
2. Bagi teradu yg tidak bersalah  pemulihan hak
profesi oleh MKEK setempat serta permintaan maaf,
salinan ke instansi tempat kerja
3. Perawat pelanggar etik, telah melaksanakan
sanksinya  pemulihan hak profesi, disampaikan pd
yg bersangkutan & instansi kerja
4. SK pemulihan hakprofesi oleh MKEK setingkat
sesuai yurisdiksinya
5. SK disampaikan kepada Dewan Pengurus PPNI
setingkat
6. Hal-hal lain diatur melalui Keputusan Ketua MKEK
Pusat/DPP.PPNI
N.ADMINISTRASI

1.Setiap berkas pengaduan  dokumen rahasia


2.Nama ,alamat & identitas pengadu/keluarganya
jika dianggap perlu dirahasiakan
3.Untuk pengaduan tidak dipungut biaya apapun
4.Semu informasi dan barang bukti dalam sidang
MKEK dicatat dalam risalah sidang dan
didokumentasikan sbg milik PPNI
5.Hal-hal administratif yg belum diatur 
ditetapkan kemudian melalui Keputusan MKEK
Pusat /DPP.PPNI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai