Anda di halaman 1dari 18

DELIRIUM

Kelompok 7
1. Arfani Nurpratiwi
2. Hilda Putrianti
3. Mahdalena
4. Novianti Angela.G
5. Siti Adawiyah
6. Ulfa Avita
7. Vitra Widianti
DEFINISI

Delirium adalah suatu sindrom dengan gejala pokok adanya gangguan


kesadaran yang biasanya tampak dalam bentuk hambatan pada
fungsikognitif.

Sindrom delirium mencerminkan disfungsi otak yang diakibatkan oleh


penyakit sistemik, penyakit serebral, putus zat atau intoksikasi obat
obatan atau at psikoaktif. Delirium yang disebabkan oleh obat-obatan
diperkirakan berkisar 12-39%dari seluruh kasus delirium.
Delirium adalah suatu sindroma yang terdiri dari gangguan
kesadaran dan kognitif dengan awitan aktif dan fluktuatif (gejala
membaik-memburuk silih berganti). Dimana terdapat gangguan
kemampuan memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan
konsentrasi serta perubahan kognisi (gangguan daya ingat,
disorientasi, gangguan berbahasa, judgment) dan persepsi
(halusinasi) yang terjadi dalam durasi singkat, beberapa jam-hari-
minggu.
GEJALA KLINIS
- Onset mendadak
- Bingung (confuse) / Delirium: kesadaran berkabut atau menyempit /menurun/
tidak jernih yang ditandai dengan ketidakmampuan konsentrasi, mengarahkan,
memusatkan, mempertahankan perhatian pada suatu ojek. Perhatian mudah
dialihkan, disorientasi.
- Gangguan persepsi: halusinasi (terutama optik lebih sering daripada auditorik)
dan ilusi.
- Gangguan psikomotor: hiper/hipoaktivitas, agitasi.
- Gangguan mood/suasana perasaan: cemas,takut,depresi iritabvilitas, marah
eforia, apati, labil, curiga.
- Gangguan pola tidur.
ETIOLOGI

1.Hipoperfusi
Hipoperfusi dapat menyebabkan delirium, misalnya pada keadaan :
-Gagal jantung kongestif
-Aritmia
-Anemia

2.Infeksi
Delirium dapat disebabkan oleh infeksi, misalnya pada :
-Infeksi sistem saraf pusat (meningitis, ensefalitis, meningoensefalitis, abses otak)
-Infeksi saluran kemih
-Pneumonia
-Septikemia
3.Kelainan Metabolik
Beberapa kelainan metabolik yang dapat menyebabkan delirium adalah :
-Hipoksia
-Hipoglikemia atau hiperglikemia
-Keadaan hipoosmolar atau hiperosmolar
-Dehidrasi
-Ketidakseimbangan elektrolit
-Gangguan asam-basa
-Defisiensi vitamin (terutama tiamin dan --sianokobalamin)
-Gagal hati
-Gagal ginjal
-Gangguan hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid, -paratiroid, pankreas, pituitari, dan adrenal

4.Kerusakan Struktur di Otak


Delirium dapat juga disebabkan oleh kerusakan struktur otak, misalnya pada :
-Perdarahan parenkim otak atau subaraknoid
-Stroke iskemik atau hemoragik
-Ensefalopati hipertensi
-Tumor otak
-Cedera kepala
5.Obat-obatan
Obat-obatan yang dapat menyebabkan delirium adalah :
-Antikolinergik
-Narkotika
-Sedatif (benzodiazepin)
-Penghambat histamin
-Kortikosteroid
-Antiparkinson (levodopa)
-Antihipertensi sentral (misalnya metildopa dan reserpin)

6.Penyebab Lainnya
Keadaan lain yang dapat menyebabkan delirium adalah :
-Alkohol
-Pascaoperasi
-Hipotensi
-Hipertermia atau hipotermia
-Keracunan gas (karbon monoksida, sianida, atau hidrogen sulfida)
-Luka bakar
-Kurang tidur
-Polifarmasi (>3 obat)
Faktor Risiko
Berikut adalah faktor risiko delirium:
-Usia >65 tahun
-Gangguan pada otak sebelumnya, misalnya demensia, stroke, dan parkinson
-Riwayat delirium sebelumnya
-Gangguan psikiatri sebelumnya, misalnya depresi
-Fraktur panggul
-Komorbiditas yang berat
-Penggunaan kateter urine
-Pengguna fiksasi fisik (pengikatan pasien sehingga tidak bisa bergerak leluasa)
Klasifikasi
Klasifikasi sindrok delirium berdasarkan aktifitas psikomotor
(tingkat/kondisi kesadaran, aktifitas perilaku) yakni:

1) Hiperaktif
Delirium hiperaktif merupakan delirium yang paling sering terjadi. Pada
pasien terjadi agitasi, psikosis, labilitas mood, penolakan untuk terapi
medis, dan tindakan dispruptif lainnya. Kadang diperlukan pengawas
karena pasien mungkin mencabut selang infus atau kathether, atau
mencoba pergi dari tempat tidur. Pasien delirium karena intoksikasi, obat
antikolinergik, dan alkohol withdrawal biasanya menunjukkan perilaku
tersebut.
2) Hipoaktif
Adalah bentuk delirium yang paling sering, tapi sedikit dikenali oleh
para klinisi. Pasien tampak bingung, lethargia, dan malas. Hal itu
mungkin sulit dibedakan dengan keadaan fatigue dan somnolen,
bedanya pasien akan dengan mudah dibangunkan dan dalam berada
dalam tingkat kesadaran yang normal. Rangsang yang kuat diperlukan
untuk membangunkan , biasanya bangun tidak komplet dan transient.
Penyakit yang mendasari adalah metabolit dan ensepalopati. Pasien
yang hiperaktif paling mudah dikenali di ruang rawat karena sangat
menyita perhatian. Pasien bisa berteriak-teriak, jalan mondar-mandir,
atau mengomel sepanjang hari. Dibandingkan dengan tipe lain, pasien
yang hiperaktif mempunyai prognosis lebih baik.
Cara mengobati Delirium

Terapi delirium disesuaikan denga penyebabnya. Umumnya, delirium dapat ditangani


dengan dua cara, yaitu dengan:

1. Medikasi, dokter dapat memberikan beberapa obat berupa:obat penenang, untuk


meringankan efek dari tidak mengonsumsi alkohol lagi.
antidepresan, untuk mengatasi depresi. 
antibiotik, jika delirium disebabkan oleh infeksi bakteri.
obat thiamine, mengatasi kebingungan yang dialami. 
peghalang dopamin, membantu keracunan obat-obatan tertentu.

2. Konseling, membantu untuk mengatur pemikiran-pemikiran yang dialami dan


membantu penderita untuk tidak mengonsumsi alkohol lagi jika penderita mengalami
delirium karena penyalahgunaan alkohol atau narkotika.
Kasus

● Tn. A, 55 th mengalami kecelakaan trauma pada kepala2 bulan yang


lalu. Kondisi Tn. A saat ini adalah keluarga pasien mengatakan
pasien sering berhalusinasi,keluarga pasien mengatakan pasien sulit
tidur,pasien terlihat sering gelisah,pasien mengatakan suka
mengalami masalah jika ingin mengambil keputusana.

● TTV : TD : 120/80 mmHg, N : 89x/mnt, S :36,5°C, RR : 20x/mntb.


Ukur : BB ; 46 kg, TB ; 149cm
No Data Subjektif Data Objektif

1. Keluarga pasien mengatakan 1. pasien sering terlihat gelisah-


pasien sering berhalusinasi 2. TTV :
2. Keluarga pasien mengatakan TD : 120/80mmHg
pasien sulit tidur N : 89x/mnt
3. pasien mengatakan suka S : 36,5°c
mengalami masalah jika ingin Rr : 20x/mny
mengambil keputusan
Diagnosa

konfusi akut D.0064 berhubungan dengan delirium ditandai dengan halusinasi, dan gelisah
INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari/tanggal Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi utama Intervensi pendukung


hasil
Minggu D. 0064 Tujuan : Konfusi akut • Dukungan tidur
19 September Setelah dilakukan
2021 tindakan keperawatanObservasi • Manajemen
1x24 jam masalah 1. Observasi halusinasi
konfusi akut teratasi
 Identifikasi fackor risiko
delirium (efek obat, gangguan • Manajemen stress
Kriteria hasil : tidur, stres)
• Tingkat kedasaran  identifikasi tipe delirium • Orientasi realita
kemampuan ( hipoaktif,
mengikuti hiperaktif,campuran)
pemerintah  Monitor status neurologis dan
meningkat (5) tingkat delirium
• Gelisah agitasi Terapeutik
meningkat (5)  Batasi pembuatan keputusan
• Orientasi waktu,  Hindari memvalidasi
orientasi tempat, mispersepsi atau interpetasi
orientasi orang realita yang tidak akurat
meningkat (5) (halusinasi)
 Berikan informasi baru secara
Lanjutannya…

Diagnogsa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi utama Intervensi pendukung

Edukasi
• Anjurkan kunjungan
keluarga
• Anjurkan penggunaan
akat bantu sensorik

Kalaborasi
• Kalaborasi pemberian
obat ansietas atau
agitasi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Jam Implementasi Jam Evaluasi

09.00 Observasi : S:
• mengidentifikasi fackor risiko delirium (efek 12.00 • Keluarga pasien mengatakan
obat, gangguan tidur, stres) pasien sering berhalusinasi
• mengidentifikasi tipe delirium ( hipoaktif, • Keluarga pasien mengakatan
hiperaktif,campuran) pasien sulit tidur
• Memonitor status neurologis dan tingkat • Pasien mengatakan suka
delirium mengalami masalah jika ingin
mengambil keputusan
Terapeutik :
10.00 • Membatasi pembuatan keputusan O:
• Menghindari memvalidasi mispersepsi • Pasien sering terlihat gelisah
atau interpetasi realita yang tidak akurat • TTV :
(halusinasi) TD : 120/80mmhg
• Memberikan informasi baru secara N : 89x/menit
perlahan sedikit demi sedikit S : 36,5°c
RR : 20x/menit
Lanjutannya :
Jam Implementasi Jam Evaluasi

10.30 Edukasi : A:
• Menganjurkan kunjungan keluarga Masalah teratasi
• Menganjurkan penggunaan akat
bantu sensorik P:
Intervensi dihentikan
11.00 Kalaborasi
• Berkalaborasi pemberian obat
ansietas atau agitasi

Anda mungkin juga menyukai