Kelompok 7
1. Arfani Nurpratiwi
2. Hilda Putrianti
3. Mahdalena
4. Novianti Angela.G
5. Siti Adawiyah
6. Ulfa Avita
7. Vitra Widianti
DEFINISI
1.Hipoperfusi
Hipoperfusi dapat menyebabkan delirium, misalnya pada keadaan :
-Gagal jantung kongestif
-Aritmia
-Anemia
2.Infeksi
Delirium dapat disebabkan oleh infeksi, misalnya pada :
-Infeksi sistem saraf pusat (meningitis, ensefalitis, meningoensefalitis, abses otak)
-Infeksi saluran kemih
-Pneumonia
-Septikemia
3.Kelainan Metabolik
Beberapa kelainan metabolik yang dapat menyebabkan delirium adalah :
-Hipoksia
-Hipoglikemia atau hiperglikemia
-Keadaan hipoosmolar atau hiperosmolar
-Dehidrasi
-Ketidakseimbangan elektrolit
-Gangguan asam-basa
-Defisiensi vitamin (terutama tiamin dan --sianokobalamin)
-Gagal hati
-Gagal ginjal
-Gangguan hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid, -paratiroid, pankreas, pituitari, dan adrenal
6.Penyebab Lainnya
Keadaan lain yang dapat menyebabkan delirium adalah :
-Alkohol
-Pascaoperasi
-Hipotensi
-Hipertermia atau hipotermia
-Keracunan gas (karbon monoksida, sianida, atau hidrogen sulfida)
-Luka bakar
-Kurang tidur
-Polifarmasi (>3 obat)
Faktor Risiko
Berikut adalah faktor risiko delirium:
-Usia >65 tahun
-Gangguan pada otak sebelumnya, misalnya demensia, stroke, dan parkinson
-Riwayat delirium sebelumnya
-Gangguan psikiatri sebelumnya, misalnya depresi
-Fraktur panggul
-Komorbiditas yang berat
-Penggunaan kateter urine
-Pengguna fiksasi fisik (pengikatan pasien sehingga tidak bisa bergerak leluasa)
Klasifikasi
Klasifikasi sindrok delirium berdasarkan aktifitas psikomotor
(tingkat/kondisi kesadaran, aktifitas perilaku) yakni:
1) Hiperaktif
Delirium hiperaktif merupakan delirium yang paling sering terjadi. Pada
pasien terjadi agitasi, psikosis, labilitas mood, penolakan untuk terapi
medis, dan tindakan dispruptif lainnya. Kadang diperlukan pengawas
karena pasien mungkin mencabut selang infus atau kathether, atau
mencoba pergi dari tempat tidur. Pasien delirium karena intoksikasi, obat
antikolinergik, dan alkohol withdrawal biasanya menunjukkan perilaku
tersebut.
2) Hipoaktif
Adalah bentuk delirium yang paling sering, tapi sedikit dikenali oleh
para klinisi. Pasien tampak bingung, lethargia, dan malas. Hal itu
mungkin sulit dibedakan dengan keadaan fatigue dan somnolen,
bedanya pasien akan dengan mudah dibangunkan dan dalam berada
dalam tingkat kesadaran yang normal. Rangsang yang kuat diperlukan
untuk membangunkan , biasanya bangun tidak komplet dan transient.
Penyakit yang mendasari adalah metabolit dan ensepalopati. Pasien
yang hiperaktif paling mudah dikenali di ruang rawat karena sangat
menyita perhatian. Pasien bisa berteriak-teriak, jalan mondar-mandir,
atau mengomel sepanjang hari. Dibandingkan dengan tipe lain, pasien
yang hiperaktif mempunyai prognosis lebih baik.
Cara mengobati Delirium
konfusi akut D.0064 berhubungan dengan delirium ditandai dengan halusinasi, dan gelisah
INTERVENSI KEPERAWATAN
Edukasi
• Anjurkan kunjungan
keluarga
• Anjurkan penggunaan
akat bantu sensorik
Kalaborasi
• Kalaborasi pemberian
obat ansietas atau
agitasi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
09.00 Observasi : S:
• mengidentifikasi fackor risiko delirium (efek 12.00 • Keluarga pasien mengatakan
obat, gangguan tidur, stres) pasien sering berhalusinasi
• mengidentifikasi tipe delirium ( hipoaktif, • Keluarga pasien mengakatan
hiperaktif,campuran) pasien sulit tidur
• Memonitor status neurologis dan tingkat • Pasien mengatakan suka
delirium mengalami masalah jika ingin
mengambil keputusan
Terapeutik :
10.00 • Membatasi pembuatan keputusan O:
• Menghindari memvalidasi mispersepsi • Pasien sering terlihat gelisah
atau interpetasi realita yang tidak akurat • TTV :
(halusinasi) TD : 120/80mmhg
• Memberikan informasi baru secara N : 89x/menit
perlahan sedikit demi sedikit S : 36,5°c
RR : 20x/menit
Lanjutannya :
Jam Implementasi Jam Evaluasi
10.30 Edukasi : A:
• Menganjurkan kunjungan keluarga Masalah teratasi
• Menganjurkan penggunaan akat
bantu sensorik P:
Intervensi dihentikan
11.00 Kalaborasi
• Berkalaborasi pemberian obat
ansietas atau agitasi