Anda di halaman 1dari 14

Diabetes pada lansia

Nama : dias aziza nugraha


Definisi DM
Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolic yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan
pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya
Klasifikasi DM
Klasifikasi Penyebab
• Diabetes Tipe1 tergantung insulin • Karena autoimun sehingga pancreas
(5% - 10%) mengalami DM tipe 1 rusak > kurang/tidak memproduksi
insulin, <30 tahun.

• Diabetes Tipe2 tak tergantung insulin • Karena penurunan sensitivitas


(90% - 95) mengalami DM tipe 2 terhadap insulin/penurunan jumlah
insulin > resistensi insulin >30 tahun
Fakor resiko
• Faktor usia • Efek obat
• Gaya hidup tidak aktif • Hipertensi
• Keturunan DM di keluarga • PCOS (sindrom ovarium polikstik)
Gangguan hormonal yang
• Obesitas
menyebabkan pembesaran ovarium
• Kadar kolestrol dan trigeslida dengan kista kecil di tepi luar.
tidak normal
• Ibu dengan riwayat preeklampsia
Tanda dan gejala
• Sering buang air kecil (polyuria)
• Sering haus (polydipsia)
• Sering haus (polifagia)
• Keletihan
• Perubahan pandangan secara mendadak
• Sensasi kesemutan/kebas tangan atau kaki
• Pada DM tipe1 biasanya penurunan berat badan mendadak, mual/nyeri lambung
• Pada DM tipe2 intoleransi glukosa progresif berlangsung secara perlahan (bertahun – tahun)
mengakibatkan komplikasi yang panjang (penyakit mata, neuropati perifer, vaskuler perifer)
Diagnostik
• Kadar glukosa plasma puasa 126/dl atau lebih (tidak ada asupan kalori
selama min 8 jam)
• Glukosa darah sewaktu 2 jam pasca makan lebih 200mg/dl
• Pemeriksaan HbA1c untuk memeriksa kadar glukosa rata-rata dalam
darah selama 2 – 3 bulan terakhir
Penatalaksanaan
• Terapi primer diabetes tipe 1 adalah insulin
• Terapi primer diabetes tipe 2 adalah penurunan berat badan
• Olahraga untuk meningkatkan keefektifan insulin
• Penggunaan agens hipoglikemik oral apabila diet dan olahraga tidak
berhasil. Injeksi insulin dapat digunakan pada kondisi akut
• Pola hidup sehat
No Data Etiologi Dx
1 DS Defisiensi insulin Ketidakstabilan kadar glukosa
- Lelah dan lesu darah b.d disfungsi pancreas
- Mulut kering Kadar glukosa darah meningkat d.d Lelah lesu, mulut kering,
- Haus meningkat haus, urin meningkat, glukosa
DO Ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah tinggi
- Jumlah urine meningkat darah  
- Glukosa dalam darah tinggi
2 DS Defisiensi insulin Perfusi perifer tidak efektif b.d
- Nyeri ekstremitas(Klaudikasio hiperglikemia d.d nyeri
intermiten) Gula darah meningkat ekstremitas, kesemutan,
- Parastesia crt>3dtk, nadi perifer
- Crt >3 dtk Aterosklorosis menurun,pucat, edema, akral
- Nadi perifer menurun dingin
- Akral dingin Hipertensi peningkatan kadar
- Kulit pucat LDL
- Turgor kulit menurun
- Edema Supply darah menurun
- Penyembuhan luka lambat
- ABI < 0,90 Perfusi perifer tidak efektif
No Data Etiologi Dx
3 Faktor resiko Difisiensi insulin Resiko infeksi d.d diabetes
- Penyakit kronis (diabetes melitus)   melitus
Hiperglikemia
 
Gangguan fungsi imun
 
Infeksi, gangguan
penyembuhan luka
 
Resiko infeksi
No DX TUJUAN INTERVENSI

1 Ketidakstabilan kadar glukosa darah Setelah dilakukan Manajemen hiperglikemia


intervensi keperawatan OBSERVASI
selama 2x24 jam - Identifikasi
diharapkan kesetabilan kemungkinan penyebab
kadar glukosa darah hiperglikemia
meningkat dengan kriteria - Identifikasi situasi yang
hasil menyebabkan
- Lelah/lesu menurun kebutuhan insulin
- Keluhan lapar menurun meningkat
- Mulut kering menurun - Monitor kadar glukosa
- Rasa haus menurun darah, jika perlu
- Kadar glukosa dalam Monitor tanda dan
darah membaik gejala hiperglikemia
- Kadar glukosa dalam (mis, polyuria,
urine membaik polydipsia, polifagia)
TERAPETUTIK
- Konsultasi dengan
medis jika tanda dan
gejala hiperglikemia
tetap ada atau
memburuk
No DX TUJUAN INTERVENSI
- Anjurkan menghindari
olahraga saat kadar
glukosa darag lebih dari
250 mg/Dl
- Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara
mandiri
- Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan
olahraga
EDUKASI
- Ajarkan pengelolaan
diabetes (mis,
penggunaan insulin)
KOLABORASI
- Kolaborasi pemberian
insulin, jika perlu
No DX TUJUAN INTERVENSI
2 Perfusi perifer tidak efektif Setelah dilakukan Perawatan sirkulasi
intervensi keperawatan OBSERVASI
selama 2x24 jam - Periksa sirkulasi perifer
diharapkan secara menyeluruh (mis,
Perfusi perifer meningkat pulsasi perifer, pengisian
dengan kriteria hasil kapiler, abi)
- Denyut nadi perifer TERAPEUTIK
meningkat - Lakukan pencegahan
- Penyembuhan luka infeksi
meningkat - Lakukan perawatan kaki
- Sensasi meningkat dan kuku
- Warna kulit pucat - Motivasi melakukan
menurun rehabilitasi vaskuler,
- Edema perifer menurun jika perlu
- Nyeri ekstremitas EDUKASI
menurun - Anjurkan berhenti
- Parastesia menurun merokok
- Kelemahan otot - Anjurkan berolahraga
menurun rutin
- Pengisian kapiler
membaik
No DX TUJUAN INTERVENSI
- Akral membaik - Ajarkan diet untuk
- Turgor kulit membaik memperbaiki sirkulasi
- Tekanan darah sistolik (mis, rendah lemak
membaik jenuh dan asupan
- Tekanan darah diastolik minyak ikan omega 3)
- Indeks ankle-brachial - Ajarkan perawatan kulit
membaik
3 Resiko infeksi Setelah dilakukan intervensi Pencegahan infeksi
keperawatan selama 3x24 OBSERVASI
jam diharapkan tingkat - monitor tanda dan gejala
infeksi menurun dengan lokal dan sistemik
kriteria hasil TERAPEUTIK
- Demam menurun - berikan perawatan kulit
- Kemerahan menurun pada area edema
- Nyeri menurun - cuci tangan sebelum dan
- Bengkak menurun sesudah kontak dengan
- Cairan berbau busuk pasien dan lingkungan
menurun pasien
- Drainase purulen
menurun
No DX TUJUAN INTERVENSI
- Kadar sel darah putih EDUKASI
membaik - ajarkan tanda dan gejala
- kultur area luka infeksi
membaik - ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
- ajarkan cara
menghindari infeksi
- anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
- anjurkan meningkatkan
asupan cairan

Anda mungkin juga menyukai