Anda di halaman 1dari 14

Laporan

Pendahuluan
Profesi KGD
Nama Mahasiswa :
DIAS AZIZA NUGRAHA

Kasus/Diagnosa Medis:
Jenis Kasus : AV BLOK
Ruangan : ICU
Kasus ke : 1

CATATAN KOREKSI PEMBIMBING

KOREKSI I KOREKSI II

(…………………………………………………………) (………………………..……...
………………………….)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

ARTERIOVENTRICULAR BLOCK

A. Definisi
Arterioventricular (AV) block adalah gangguan pada nodus AV dan/atau sistem
konduksi yang menyebabkan kegagalan transmisi gelombang P ke ventrikel.
Atrioventricular blok terjadi ketika depolarisasi atrium gagal mencapai ventrikel atau
ketika terjadi keterlambatan depolarisasi atrium.

B. Klasifikasi
Ada 3 derajat dari AV blok yang diketahui, yaitu:
1. Derajat 1 AV Blok

Pada AV block derajat pertama ini, konduksi AV diperpanjang tetapi semua


impuls akhirnya dikonduksi ke ventrikel. Gelombang P ada dan mendahului tiap-tiap
QRS dengan perbandingan 1:1, interval PR konstan tetapi durasi melebihi di atas
batas 0,2 detik. Terjadi pemanjangan interval PR pada EKG (> 200/ lebih dari 5 kotak
kecil msec pada dewasa dan > 160 pada anak-anak). Pada AV blok derajat 1 semua
impuls atrium mencapai ventrikel. Namun, kunduksinya mengalami keterlambatan
sampai ke AV node. Interval PR konstan.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

2. Derajat 2 AV Blok
a. AV block derajat 2 Mobitz I (Wenckenbach blok)

Tipe yang kedua, blok AV derajat dua, konduksi AV diperlambat secara


progresif pada masing-masing sinus sampai akhirnya impuls ke ventrikel diblok
secara komplit. Siklus kemudian berulang dengan sendirinya. Pada gambaran
EKG, gelombang P ada dan berhubungan dengan QRS di dalam sebuah pola
siklus. Interval PR secara progresif memanjang pada tiap-tiap denyut sampai
kompleks QRS tidak dikonduksi. Kompleks QRS mempunyai bentuk yang sama
seperti irama dasar. Interval antara kompleks QRS berturut-turut memendek
sampai terjadi penurunan denyut. Terdiri dari pemanjangan interval PR yang
progresif dengan diikuti single P nonkonduksi. Episode Mobitz I blok biasanya
terdiri dari 3-5 irama, dengan rasio non konduksi dengan irama konduksi 4:3, 3:2,
dan begitu seterusnya.

b. AV block derajat 2 Mobitz II


Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

AV block tipe II digambarkan sebagai blok intermiten pada konduksi AV


sebelum perpanjangan interval PR. Ini ditandai oleh interval PR fixed jika
konduksi AV ada dan gelombang P tidak dikondusikan saat blok terjadi. Blok ini
dapat terjadi kadang-kadang atau berulang dengan pola konduksi 2:1 (2 konduksi
dan 1 blok), 3:1 (3 konduksi dan 1 blok), atau bahkan 4:1 (2 konduksi dan 1 blok),
karena tidak ada gangguan pada nodus sinus, interval PP teratur. Sering kali ada
bundle branch block (BBB) atau blok cabang berkas yang menyertai sehingga QRS
akan melebar.

3. Derajat 3 AV Blok

Pada blok jantung komplit, nodus sinus terus memberi cetusan secara normal,
tetapi tidak ada impuls yang mencapai ventrikel. Ventrikel dirangsang dari sel-sel
pacu jantung yang keluar dan dipertemu (frekuensi 40-60 denyut/menit) atau pada
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

ventrikel (frekuensi 20-40 denyut/menit) tergantung pada tingkat AV blok. Pada


gambaran EKG gelombang P dan kompleks QRS ada tetapi tidak ada hubungan
antara keduanya. Interval PP dan RR akan teratur tetapi interval RR bervariasi.
Jika pacu jantung pertemuan memacu ventrikel, QRS akan mengecil. Pacu jantung
idioventrikular akan mengakibatkan kompleks QRS yang lebar. Tidak ada
hubungan yang terlihat antara irama gelombang P dan irama komplek QRS di AV
blok derajat tiga. Frekuensi dari gelombang P (atrial rate) adalah lebih tinggi
daripada frekuensi komplek QRS (ventrikular rate).

C. Etiologi
1. Derajat 1 AV Blok
Terjadi pada semua usia dan pada jantung normal atau penyakit jantung. PR yang
memanjang lebih dari 0,2 detik dapat disebabkan oleh obat-obatan seperti digitalis,
ß blocker, penghambatan saluran kalsium, serta penyakit arteri koroner, berbagai
penyakit infeksi, dan lesi congenital.

2. Derajat 2 AV Blok
a. Derajat 2 AV blok Mobitz I (Wenckebach)
Tipe ini biasanya dihubungkan dengan blok di atas berkas His. Demikian
juga beberapa obat atau proses penyakit yang mempengaruhi nodus AV seperti
digitalis atau infark dinding inferior dari miocard dapat menghasilkan AV blok
tipe ini.
b. Derajat 2 AV blok Mobitz II
Adanya pola Mobitz II menyatakan blok di bawah berkas His. Ini terlihat pada
infark dinding anterior miokard dan berbagai penyakit jaringan konduksi.

3. Derajat 3 AV blok (komplit)


Penyebab dari tipe ini sama dengan penyebab pada AV blok pada derajat yang
lebih kecil. Blok jantung lengkap atau derajat tiga bisa terlihat setelah IMA. Dalam
irama utama ini, tidak ada koordinasi antara kontraksi atrium dan ventrikel. Karena
kecepatan ventrikel sendiri sekitar 20 sampai 40 kali permenit, maka sering
penderita menyajikan tanda-tanda curah jantung yang buruk seperti hipotensi dan
perfusi serebrum yang buruk.

D. Patofisiologi
Blok jantung adalah perlambatan atau pemutusan hantaran impuls antara atrium
dan venrikel. Impuls jantung biasanya menyebar mulai dari nodus sinus, mengikuti
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

jalur internodal menuju nodus AV dan ventrikel dalam 0,20 detik (interval PR
normal); depolarisasi ventrikel terjadi dalam waktu 0,10 detik (lama QRS komplek).
Terdapat tiga bentuk blok jantung yang berturut-turut makin progresif. Pada blok
jantung derajatderajat satu semua impuls dihantarkan melalui sambungan AV, tetapi
waktu hantaran memanjang. Pada blok jantung derajat dua, sebagian impuls
dihantarkan ke ventrikel tetapi beberapa impuls lainnya dihambat. Terdapat dua jenis
blok jantung derajat dua, yaitu Wenckebach (mobitz I) ditandai dengan siklus
berulang waktu penghantaran AV ang memanjang progresif, yang mencapai
puncaknya bila denyut tidak dihantarkan. Jenis kedua (mobitz II) merupakan
panghantaran sebagian impuls dengan waktu hantaran AV yang tetap dan impuls
yanglain tidak dihantarkan.
Pada blok jantung derajat tiga, tidak ada impuls yang dihantarkan ke ventrikel,
terjadi henti jantung, kecuali bila escape pacemaker dari ventrikel ataupun sambungan
atrioventrikuler mulai berfungsi. Blok berkas cabang adalah terputusnya hantaran
berkas cabang yang memperpanjang waktu depolarisasi hingga lebih dari 0,10 detik.

E. Tanda dan Gejala


AV blok sering menyebabkan bradikardia, meskipun lebih jarang dibandingkan
dengan kelainan fungsi nodus SA. Seperti gejala bradikardia yaitu pusing, lemas,
sinkop, dan dapat menyebabkan kematian mendadak
1. Derajat 1 AV blok
a. Sulit dideteksi secara klinis
b. Bunyi jantung pertama bisa lemah
c. Gambaran EKG: PR yang memanjang lebih dari 0,2 detik
2. Derajat 2 AV blok
a. Denyut jantung < 40x/menit
b. Pada Mobitz I tampak adanya pemanjangan interval PR hingga kompleks QRS
menghilang.
c. Blok Mobitz tipe II merupakan aritmia yang lebih serius karena lebih sering
menyebabkan kompleks QRS menghilang. Penderita blok Mobitz tipe II
sering menderita gejala penurunan curah jantung dan akan memerlukan
atropine dalam dosis yang telah disebutkan sebelumnya.
3. Derajat 3 AV blok (komplit)
Atrium yang berdenyut terpisah dari ventrikel, kadang-kadang kontraksi saat katup
tricuspid sedang menutup. Darah tidak bisa keluar dari atrium dan malah terdorong
kembali ke vena leher, sehingga denyut tekanan vena jugularis (JVP) nampak jelas
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

seperti gelombang “meriam (cannon)”. Tampak tanda-tanda curah jantung yang


buruk seperti hipotensi dan perfusi serebrum yang buruk.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG
Pada EKG akan ditemukan adanya AV blok sesuai dengan derajatnya.
2. Foto thorax
Dapat ditunjukkan adanya pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan
disfungsi ventrikel dan katup.
3. Elektrolit
Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium, dan magnesium dapat
menyebabkan disritmia.

G. Penatalaksanaan
1. Derajat 1 AV blok
a. Tidak ada tindakan yang diindikasikan.
b. Interval PR harus dimonitor ketat terhadap kemungkinan blok lebih lanjut,
c. Kemungkinan dari efek obat juga harus diketahui
2. Derajat 2 AV blok Mobitz I
a. Tidak ada tindakan yang diindikasikan. Kecuali menghentikan obat jika ini
merupakan agen pengganggu.
b. Monitor klien terhadap berlanjutnya blok.
c. Tipe ini biasanya tidak diterapi kecuali sering kompleks QRS menghilang
dengan akibat gejala klinis hipotensi dan penurunan perfusi serebrum. Bila
ada gejala ini maka pada penderita bisa diberikan 0,5 sampai 1,0 mg atropine
IV sampai total 2,0 mg.
3. Derajat 2 AV blok Mobitz II
a. Observasi ketat terhadap perkembangan menjadi blok jantung derajat III.
b. Obat seperti atropine atau isopreterenol, atau pacu jantung mungkin
diperlukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala atau jika blok terjadi
dalam situasi IMA akut pada dinding anterior.
4. Derajat 3 AV blok (komplit)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

Atropin (0,5 sampai 1 mg) bisa diberikan dengan dorongan IV. Bila tidak ada
kenaikan denyut nadi dalam respon terhadap atropine maka bisa dimulai tetesan
isoproterenol 1 mg dalam 500 ml D5W dengan tetesan keciluntuk meningkatkan
kecepatan denyut ventrikel. Penderita yang menunjukkan blok jantung derajat
tiga memerlukan pemasangan alat pacu jantung untuk menjamin curah jantung
yang mencukupi.

5. Implantasi pacu jantung (pace maker)


Merupakan terapi terpilih untuk bradiatritmia simtomatik. Pacu jantung permanen
adalah suatu alat elektronik kecil yang menghasilkan impuls regular untuk
mendepolarisasi jantung melalui electrode yang dimasukkan ke sisi kanan
jantung melalui system vena. Suatu pacu jantung satu bilik memiliki electrode
pada ventrikel kanan atau atrium kanan. Pacu jantung dua bilik memberikan
impuls ke atrium dan ventrikel melalui dua electrode dan bisa menghasilkan
impuls yang sinkron pada ventrikel setelah tiap gelombang P yang terjadi di
atrium. Sehingga timbul impuls yang mendekati depolarisasi fisiologis pada
jantung, dan memungkinkan jantung berdenyut sesuai dengan nodus sinus.

H. Pengkajian
Pengkajian primer :
a. Airway
Penilaian akan kepatenan jalan nafas meliputi pemeriksaan mengenai adanya
obstruksi jalan nafas, karena benda asing. Pada klien yang dapat berbicara dapat
dianggap bahwa jalan nafas bersih. Dilakukan pula pengkajian adanya suara nafas
tambahan misalnya stridor
b. Breathing
Inspeksi frekuensi nafas, apakah ada penggunaan otot bantu nafas, adanya sesak
nafas, palpasi pengembangan paru, auskultasi adanya suara nafas tambahan seperti
ronchi, wheezing, kaji adanya trauma pada dada yang dapat menyebabkan takipnea
dan dispnea.
c. Circulation
Dilakukan pengkajian tentang volume darah dan kardiak output serta adanya
perdarahan. Monitor secara teratur status hemodinamik, warna kulit, nadi.
d. Disability
Nilai tingkat kesadaran serta ukuran dan reaksi pupil

Pengkajian sekunder :
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

KOMPAK

I. Diagnosa yang Mungkin Muncul


1. Penurunan curah jantung b.d disfungsi konduksi listrik
2. Perfusi perifer tidak efektif

J. Perencanaan Keperawatan
ANALISA DATA ETIOLOGI DIAGNOSA
KEPERAWATAN

DS Gangguan kelistrikan Penurunan curah


jantung jantung
- Palpitasi
- Lelah Ventrikel kurang
- Dipsnea kontraksi

DO
Aliran darah ke tubuh
- Bradikardia/takikardia terhambat
- Gambaran ekg aritmia atau
Penurunan curah jantung
gangguan konduksi
- edema
- distensi vena jugularis
- CVP meningkat/menurun
- Tekanan darah
meningkat/menurun
- nadi perife teraba lemah
- CRT > 3 detik
- Warna kulit pucat dan/atau
sianosis

DS Aliran darah ke tubuh Perfusi perifer tidak efektif


- kurang
DO
Sel kekurangan oksigen
- Pengisian kapiler > 3 detik Perfusi perifer tidak
- nadi perifr menurun atau efektif
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

tidak teraba
- akral teraba dingin
- warna kulit pucat
- turgor kulit menurun
- edema
- penyembuhan luka lambat
- indeks brachial < 0,90
- bruit femoral

LUARAN KEPERAWATAN INTERVENSI KEPERAWATAN


Setelah dilakukan intervensi Perawatan Jantung
keperawatan selama 1x24 jam OBSERVASI
diharapkan curah jantung - Identifikasi tanda atau gejala primer penuruan
meningkat dengan kriteria hasil
curah jantung (meliputi dipsnea, kelelahan,
- kekuatan nadi perifer
edema , ortopnea , paroximal nocturnal
meningkat
dyspnea, peningkatan CVP )
- ejection fraction
- Identifikasi tanda atau gejala sekunder
meningkat
penurunan curah jantung (meliputi
- cardiac indec
peningkatan berat badan hepatomegaly,
meningkat
distesi venaa jugularis, palpitasi, ronchi basah,
- stroke volume indec
oliguria, batuk, kulit pucat)
meningkat
- Monitor tekanan darah (termasuk tekanan
- palpitasi menurun
darah ortostatik, jika perlu)
- bradikarida menurun
- Monitor intake dan output cairan
- takikardia menurun
- Monitor saturasi oksigen
- gambaran ekg aritmia
- Monitor keluhan nyeri dada
menurun
- Monitor EKG 12 sadapan
- distensi vena jugularis
- Monitor aritmia
menurun
- Monitor nilai laboratorium jantung
- dipsnea menurun
- Periksa tekanan darah dan fungsi nadi
- edema menurun
sebelum dan sesudah aktivitas
- pucat/sianosis menurun
TERAPEUTIK
- tekanan darah membaik
- Posisikan pasien semi fowler atau fowler
- crt membaik
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

- CVP membaik dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman


- - Berikan diet jantung yang sesuai
- Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi
stress, jika perlu
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
- Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksogen >94 %
EDUKASI
- Anjurkan beraktifitas fisik sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
- Anjurkan berhenti merokok
KOLABORASI
- Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
- Rujuk ke program rehabilitasi jantung

Perawatan Sirkulasi
OBSERVASI
- Periksa sirkulasi perifer
- Identifikasi factor risiko gangguan sirkulasi
TERAPEUTIK
- Hindari pengukuran tekanan darah pada
ekstremitas dengan keterbatasan berfungsi
- Hindari penekanan dan pemasangan
tourniquet pada area yang cedera
- Lakukan hidrasi
EDUKASI
- Anjurkan berhenti merokok
- Anjurkan berolahraga rutin
- Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan
darah, antikoagulan, dan penurun kolestrol,
jika perlu
- Anjurkan minum obat pengontrol tekanan
darah secara teratur
- Anjurkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

DAFTAR PUSTAKA

ACC/AHA/HRS. 2008. Guidelines for Device Based Therapy of Cardiac Rhythm


Abnormalities. Circulation; 117: 2820-2840.

Boyle A. J., Jaffe A. S. 2009. Acute Myocardial Infarction In: Crawford MH ed. Current
Diagnosis & Treatment Cardiology 3rd Ed. New York: McGraw-Hill.

Bulecheck, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., Wagner, C. M. 2013. Nursing


Interventions Classification (NIC) 6th Edition. USA: Elsevier Mosby.

Herdman, T. H., Kamitsuru, S. 2015. NANDA International Nursing Diagnoses:


Definition & Classification 2015-2017. Oxford: Wiley Blakwell.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., Swanson, E. 2013. Nursing Outcomes
Classification (NOC) 5th Edition. SA: Elsevier Mosby.

Verdy. 2012. Inferior Myocardial Infarction dengan Complete Heart Block. CDK, 189: vol
39 no 1. http://www.emedicine.medscape.com/article/155919.htm
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2022-2023

Anda mungkin juga menyukai