Anda di halaman 1dari 30

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Nur Sekhudin, S.Pd., M.Hum.


A.Pemakaian huruf
1. Huruf Abjad
Sistem aksara yang melambangkan bunyi bahasa yang dipakai untuk
menuliskan bahasa.

2. Huruf Vokal
Satuan fonologis yang diwujudkan dalam lafal tanpa pergeseran. Terdiri
atas huruf a,i,u,e,o

3. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa indonesia. Terdiri
atas huruf huruf yang selain huruf Vocal
4. Huruf Diftong
Diftong adalah bunyi vokal rangkap yang tergolong dalam suku kata,
yaitu : au, ai, oi, ei
Contoh :
Huruf Diawal Ditengah Diakhir
diftong
Au Aulia Maujud Surau

Ai Aib Syairi Mulai

Oi Oikumen Boikot Amboi

Ei Eidentik Meiosis Survei


5. Gabungan huruf konsonan
terdapat empat gabungan huruf konsonan yang melambangkan
kosonan itu, yaitu : kh, ng, sy, dan ny.
Contoh :
Gabungan Diawal Ditengah Diakhir
huruf
konsonan
Kh Khusus Akhirat Terakhir
Ng Ngilu Bangun Senang
Sy Syarat Isyarat Arasy

Ny Nyata Hanyut -
6. Pemenggalan kata
a. Pemenggalan kata pada kata dasar

1) Jika ditengah kata ada vokal yang berurutan pemenggalan itu dilakukan
di antara kedua huruf vokal.
Misal ; ma–in , sa–at , bu–ah

2) Jika ditengah kata ada huruf konsonan termasuk gabungan huruf


konsonan, di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum
huruf konsonan.
Misal : ba-pak, ba-ran, la-wan, de-ngan

3) Jika ditengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan
dilakukan di antara kedua huruf kosonan itu. Misal ; man-di, cap-lok,
lam-pu.
4) Jika ditengah kata ada tiga buah huruf konsonan atu lebih, pemenggalan
dilakukan di antara huruf konsonan yang pertma dan huruf konsonan
yang kedua.
Misal : ul-tra, ben-trok, bang-krut.

5) Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami


perubahan bentuk partikel yang biasa ditulis serangkai dengan kata
dasar , dapat dipenggal pada pergantian baris.
Misal ; makan-an, baca-kan, pergi-lah.

6) Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu
dapat bergabung dengan unur lainnya, pemenggalan dapat dilakukan
1. dianntara unsur-usur itu atau 2. pada unsur gabungan itu sesuai dengan
kaidah 1a, 1b, 1c, 1d.
Misal: bio-grafi, foto-grfi, ki-lo-gram.
7) Pemakaian huruf kapital
a. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
b. Huruf digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
c. Sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama
tuhan dan kitab suci.
d. Sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan
yang diikuti nama orang.
e. Sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang
f. Sebagai huruf pertama unsur unsur nama orang
g. Sebagai huruf pertama nama bangsa, suka bangsa , dan bahasa
h. Sebagai huruf pertama nama tahun,bulan,hari raya, dan peristiwa sejarah
i. Sebagai huruf pertama nama geografi yang diikuti dengan nama
j. Sebagai huruf pertama semua unsur nama negara ,lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan , serta nama dokumen resmi
k. Sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku,
majalah surat dan judul karangan
l. Sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,
dan sapaan
m. Sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
n. Sebagai huruf pertama kata ganti ganda
8) Pemakaian huruf miring
a. Untuk menuliskan nama buku, majalah, surat kabar yang
dikutip dalam tulisan
b. Untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata
c. Untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan
asing

9) Pemakaian huruf tebal


d. Untuk menegaskan bagian tuliskan yang sudah
dituliskan miring
e. Untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti
judul buku, bab, atau sub bab.
B. Penulisan kata

1. Kata dasar
penulisan kata dasar sering dihadapkan pada penulisan kata
baku dan tidak baku. Contoh:
 Ia merupakan instruktur senam erobik
Kata erobik merupakan kata yang tidak baku. Kata erobik
seharusnya diganti dengan kata aerobik
 Belilah obat di apotik
Kata apotik merupakan kata yang tidak baku. Kata apotik
seharusnya diganti dengan kata apotek
2. Kata turunan
a) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai
dengan kata dasarnya.
b) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau
akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikuti atau mendahuluinya
c) Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat
awalan dan akhiran sekaligus, unsur kata gabungan kata
itu ditulis serangkai
d) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya
adalah huruf kapital, diantara kedua unsur itu dituliskan
tanda hubung(-)
3. Kata ulang
reduplikasi disebut juga bentuk ulang atau kata ulang. Keraf
(1991:149) mendefinisikan bentuk ulang sebagai sebuah
bentuk gramatikal yang berwujud penggadaan sebagian atau
seluruh bentuk dasar sebuah kata.
Contoh :
• Anak-anak
• Lauk-pauk
• Biri-biri
• Berjalan-jalan
• Buku-buku
• Cumi-cumi
4. Pemenggalan kata
a. Jika ditengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di anatara kedua huruf vokal itu.
Contoh: bu-ah, ma-in, ni-at, sa-at
b. huruf diftong ai, au, ei ,dan oi tidak dipenggal. Contoh: pan-
dai, sau-da-ra, au-la
c. jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan di antara
dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf
konsonan itu. Contoh: ba-pak, de-ngan
d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang
berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf
konsonan itu. Contoh: ap-ril, man-di, som-bong , sang-gup
5. Singakatan dan akronim
 Singkatan nama orang, gelar , sapaan, jabatan, atau pangkat
diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu.
 Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan
resmi atau organisasi.
 Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan
diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik
 Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan
tanda titik
 Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam
surat- menyurat
 Lembaga kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan,
dan mata uang tidak diiukti tanda titik
Akronim
1. Nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik
2. Nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan
huruf awal kapital
3. Bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan
suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf
kecil
6. Partikel
a. Partikel –lah, -kah dan –tah ditulis serangkaian dengan
kata yang mendahuluinya
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang
mendahuluinya
c. Partikel per yang berarti demi,tiap atau mulai ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya
7. Angka dan Lambang Bilangan
a. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan
cara : ke-3
b. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata ditulis dengan kata, kecuali jika beberapa lambang
bilangan digunakan secara beruntun, seperti dalam perincian
dan pemaparan
c. Lambang bilangan pada awalnya kalimat ditulis dengan huruf.
Jika perlu,susunan kalimat diubah sehibgga bilangan yang tidak
dapat terdapat pada awal kalimat
d. Angka digunakan untuk menyatakan (1) ukuran panjang , berat,
luas dan isi (2) satuan waktu , (3) nilai uang, dan (4) kunatitas
e. Angka lazim digunakan untuk malambangkan nomor jalan,
rumah, apartemen atau kamar pada alamar
f. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab
suci
g. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai:
Bilangan pecahan
h. Penulisan lambang bilangan yang mendapatkan akhiran
–an
i. Angka yang menunjukan bilangan utuh yang besar dapat dieja
sebagian supaya lebih muda di baca
j. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka da huruf sekaligus dalam
teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan notaris
k. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf maka
penulisannya harus tepat
C. Tanda Baca
1. Tanda Titik
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
b. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam satu bagian,
ikhtisar, atau daftar.
c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu
d. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu
e. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul
tulisan yang tidak berakhir tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit
f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang menunjukan jumlah.
g. Tanda titik dipakai pada penulisan singkatan
2. Tanda koma
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
perincian atau pembilangan
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk
kalimatnya
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain dari dalam kalimat
d. Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar
akademik
e. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan yang
sifatnya tidak membatasi
f. Tanda koma dapat digunakn untuk menghindari salah baca di
belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat
3. Tanda titik koma
a. untuk memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk setara
b. Untuk mengakhiri pertanyaan perincian dalam kalimat berupa frasa atau
kelompok kata
c. Untuk memisahkan 2 kalimat setara atau lebih pada unsur-unsur setiap
bagian yang dipisahkan oleh tanda baca dan kata hubung

4. Tanda titik dua


a. Dipakai pada akhir pernyataan lengkap diikuti rangkaian atau pemerian
b. Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
c. Dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan
d. Dipakai jilid atau nomor dan halaman, bab dan ayat dalam kitab suci,
judul dan anak judul suatu karangan, serta nama kota dan penerbit buku
acuan dalam karangan
5. Tanda hubung
a. Menyambungkan suku-suku kata terpisah oleh pergantian baris
b. Menyambungkan awalan bagian kata yang mengikutinya atau
akhiran bagian kata yang mendahului pada pergantian baris
c. Menyambungkan unsur-unsur kata ulang
d. Menyambung huruf dari kata yang dieja satu per satu dan
bagian-bagian tanggal
e. Memperjelas hubungan bagian ungkapan, penghilang bagian
kelompok kata
f. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan huruf bahasa
indonesia dengan unsur bahasa asing
g. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan huruf bahasa
indonesia dengan unsur bahasa asing.
6. Tanda Pisah ( – )
a. Tanda pisah digunakan untuk membatasi penyisipan atau kalimat
yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat
Con: Keberhasilan itu – saya yakin – dapat dicapai kalau kita
mau berusaha
b. Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan
aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih jelas
Con: Rangkaian temuan ini – evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom – telah mengubah konsepsi kita tentang alam
semesta
c. Tanda pisah dipaki di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat
dengan arti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’
Con: Bus Mulyo Indah melayani rute Jakarta – Solo
Acara pernikahan berlangsung pukul 08.00 – 12.00
7. Tanda Tanya
a. Tanda tanya digunakan pada akhir kalimat tanya.
Con: Kapan pendaftaran mahasiswa baru dibuka?
Di mana kamu melanjutkan studi?

b. Tanda tanya digunakan di dalam tanda kurung untuk


menyatakan bagian kalimat yang disangsikan.
Con: Monumen Nasional dibangun pada tahun 1961(?)
8. Tanda Seru (!)
Tanda seru digunakan untuk mengakhiri ungkapan atau
kalimat yang bersifat seruan atau perintah yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, dan emosi
yang kuat

Contoh:
Alangkah kayanya keragaman bahasa daerah indonesia!
9. Tanda Petik (“….”)
a. Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan atau mengutip secara langsung seseorang
melalui karyanya
Contoh:
“Silahkan meninggalkan ruangan sekarang!” perintah dosennya
b. Tanda petik dugunakan untuk mengapit judul lagu, film, buku,
artikel, atau naskah
Contoh :
Film “Laskar Pelangi” merupakan film yang membangkitkan gairah
anak untuk terus berusaha walaupun keadaan sulit.
c. Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah
yang kurang dikenal atau kata yang memiliki arti
khusus
Contoh:
Silahkan “Unggah” karya anda di internet
10.Tanda Petik Tunggal (‘….’)
a. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan dalam
petikan
Contoh:
“Muridku baru saya berteriak ‘Bapak, Ayu sakit’, aku langsung berlari
menghampirinya” ujar Pak Irfan
b. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna terjemahn
atau penjelasan kata
Contoh:
RUDAL= ‘Peluru Kendali”
WISDOM= ‘Kebijaksanaan
11.Tanda Kurung ( (….) )
a. Digunakan Untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan
b. Digunakan Untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan
c. Digunakan Untuk mengapit Huruf dan Angka
12.Tanda Garis Miring (/)
a. Garis miring dihunakan sebaggai nomor surat dan nomor alamat
b. Garis Miring digunakan sebagai pengganti ke-dua

Anda mungkin juga menyukai